Pengaruh Laju Alir Gas N Stabilitas Busa

38

4.3 Pengaruh Laju Alir Gas N

2 Terhadap pH dalam Penentuan Kapasitas Busa Pada penelitian ini laju alir gas N 2 yang digunakan yaitu: 50 mlmenit; 60 mlmenit; dan 70 mlmenit dengan pH larutan SDS 4,5; 7; dan 9. Gambar 4.6Penentuan kapasitas busa pada 1 cmc 8,2 mmol terhadap pH dan Laju Alir gas N 2 Gambar 4.7Penentuan kapasitas busa pada 2 cmc 16,4 mmol terhadap pH dan Laju Alir gas N 2 2 4 6 8 10 4,5 7 9 T in gg i Bus a c m pH Kapasitas Busa 1x CMC 50 mlmin 60 mlmin 70 mlmin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4,5 7 9 T in ggi Bu sa c m pH Kapasitas Busa 2x CMC 50 mlmin 60 mlmin 70 mlmin Universitas Sumatera Utara 39 Gambar 4.8Penentuan kapasitas busa pada 3 cmc 24,6 mmol terhadap pH dan Laju Alir gas N 2 Gambar 4.6; 4.7; dan 4.7 merupakan grafik pengaruh laju alir gas N 2 dan pH pada konsetrasi SDS tertentu terhadap kapasitas busa. Data penentuan kapasitas busapada konsentrasi SDS cmc tertentu terhadap pH dan Laju Alir gas N 2 dapat dilihat pada tabel A1. lampiran A. Dapat dilihat, ketinggian busa mengalami peningkatan dengan adanya peningkatan konsentrasi SDS dan laju alir gas N 2 . Tetapi pada variasi pH, ketinggian busa maksimal didapat pada pH 7. Pada laju alir yang lebih rendah maupun lebih tinggi interaksi antaran busa dengan gas N 2 lebih baik dibandingkan dengan gas CO 2 , gas N 2 lebih stabil dalam berinteraksi dengan surfaktan dalam air [18]. Kehadiran gas N 2 pada busa merupakan penghasil gelembung [15]. Berdasarkan teori di atas hasil yang diperoleh telah sesuai teori dimana seiring meningkatnya laju alir gas akan meningkatkan jumlah busa gelembung. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4,5 7 9 T in ggi Bu sa c m pH Kapasitas Busa 3x CMC 50 mlmin 60 mlmin 70 mlmin Universitas Sumatera Utara 40

4.4 Stabilitas Busa

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran stabilitas busa untuk mengetahui waktu yang diperlukan busa kembali menjadi fasa cair. Stabilitas busa dilakukan dengan cara pengambilan busa yang dihasilkan dari foam generator pada saat ketinggian busa konstan. Pengambilan busa di sampling pada gelas ukur, dengan ketinggian busa pada gelas ukur yang variatif. Gambar 4.9Stabilitas busa 1 cmc 8,2 mmol Gambar 4.10Stabilitas busa 2 cmc 16,4 mmol. 4,8 5 5,2 5,4 5,6 5,8 6 6,2 10 15 20 30 T in ggi Bu sa c m Waktu menit Stabilitas Busa 1x CMC 50 mlmin 60 mlmin 70 mlmin 4,8 5 5,2 5,4 5,6 5,8 6 6,2 10 15 20 30 T in ggi Bu sa c m Waktu menit Stabilitas Busa 2x CMC 50 mlmin 60 mlmin 70 mlmin Universitas Sumatera Utara 41 Gambar 4.11Stabilitas busa 3 cmc 24,6 mmol. Gambar 4.9; 4.10; dan 4.11 merupakan grafik pengaruh laju alir gas N 2 terhadap stabilitas busa. Data Penentuan stabilitas busa pada konsentrasi SDS cmc tertentu terhadap laju alir gas N 2 dapat dilihat pada tabel A.2 lampiran A. Pada 1 cmc, dari data diperoleh tinggi awal busa untuk laju alir gas N 2 50, 60, dan 70 mlmenit sebesar: 6; 6; dan 6 cm. Ketinggian busa pada gelas ukur mengalami penurunan pada menit ke-10 hingga konstan pada menit ke-30 sebesar: 5,4; 5,3; dan 5,2 cm. Pada 2 cmc, dari data diperoleh tinggi awal busa untuk laju alir gas N 2 50, 60, dan 70 mlmenit sebesar: 6; 6; dan 6 cm. Ketinggian busa pada gelas ukur mengalami penurunan pada menit ke-10 hingga konstan pada menit ke-30 sebesar: 5,6; 5,4; dan 5,3 cm. Pada 3 cmc, dari data diperoleh tinggi awal busa untuk laju alir gas N 2 50, 60, dan 70 mlmenit sebesar: 6; 6; dan 6 cm. Ketinggian busa pada gelas ukur mengalami penurunan pada menit ke-10 hingga konstan pada menit ke-30 sebesar: 5,7; 5,6; dan 5,4 cm. Stabilitas busa lebih tinggi dengan adanya gas N 2 dibandingkan dengan CO 2 karena kelarutan dalam air yang dimiliki gas N 2 lebih rendah dibandingkan dengan gas CO 2 [18]. 5 5,2 5,4 5,6 5,8 6 6,2 10 15 20 30 T in ggi Bu sa c m Waktu menit Stabilitas Busa 3x CMC 50 mlmin 60 mlmin 70 mlmin Universitas Sumatera Utara 42 Gambar 4.12 Ketahanan Antarmuka Busa Surfaktan [19] Pada surfaktan, mekanisme stabilisasi antarmuka gelembung berkaitan dengan kemampuan misel untuk menahan tegangan permukaan gradien. Resistensi terhadap perubahan luas permukaan atau konsentrasi permukaan di deskripsikan oleh ketahanan antarmuka [19]. Menurut Eren 2004, Semakin tinggi laju alir gas, maka stabilitas busa yang dihasilkan akan semakin rendah [20]. Universitas Sumatera Utara 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN