Motor Servo Solenoid Valve PLC Programmable L

commit to user Tabel 2.1 Simbol-simbol dan nama komponen silinder gerak ganda Full Pneumatic, 2007

2.5 Motor Servo

Motor adalah merupakan bagian yang menjadi sumber tenaga untuk mengerakkan konveyor. Pemilihan jenis motor serta daya yang dihasilkan harus sesuai perhitungan yang benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari operasi konveyor tersebut. Jenis – jenis motor bervariasi, kemampuannya dissuaikan dengan kebutuhan yang diperlikan. Jenis motor penggerak konveyor yang dipakai pada rangkaian system Sorting Station adalah motor Servo yang dilengkapi rotary encoder sehingga sistem dapat mengetahui kecepatan putar dari motor tersebut. Kecepatan putar motor dihitung berdasarkan jumlah putaran kipas – kipas encoder yang terjadi dalam satu menit atau RPM Rotation Per Minute. Silinder gerak ganda Silinder gerak ganda dengan batang piston sisi ganda Silinder gerak ganda dengan bantalan udara tetap dalam satu arah Silinder gerak ganda dengan bantalan udara tunggal, dapat diatur pada satu Silinder gerak ganda dengan bantalan udara ganda, dapat diatur pada kedua sisi Silinder gerak ganda dengan bantalan udara ganda, dapat diatur pada kedua sisi dan piston bermagnet commit to user Gambar 2.8

2.6 Solenoid Valve

Solenoid valve m menggunakan solenoid se mengaktifkan magnet yang peralatan yang digunakan listrik menjadi gerak linear yang dapat menghasilkan g digunakan sebagai pengge dialirkan ke silinder pneum berdasarkan sumber arusny menggunakan sumber a menggunakan arus searah.

2.7 PLC Programmable L

PLC Programmabl komputer yang khusus dir Proses yang dikontrol ini pada sistem-sistem servo, saja, tetapi dilakukan secar pengeboran, sistem konveyo 2.8 Motor Servo yang dilengkapi encoder yang terpasang pada Sorting Station merupakan katup pneumatik elektrik yang sebagai penggerak katupnya. Solenoid dipaka ng berada didalam rangkaian katup. Solenoid me n untuk mengkonversikan dari sinyal elektrik a ar mekanik. Solenoid dibuat dari kumparan dan gaya magnet apabila dialiri arus listrik. Gaya ma ggeser katup keluaran untuk mengatur udara ya umatik. Untuk katup solenoid ini dibagi atas du nya yaitu katup solenoid AC dan DC. Untuk sole arus bolak-balik sedangkan untuk solenoi le Logic Controller able Logic Controller pada dasarnya adalah dirancang untuk mengontrol suatu proses atau ni dapat berupa regulasi variabel secara kontinu vo, atau hanya melibatkan kontrol dua keadaan cara berulang-ulang seperti umum dijumpai pada eyor, dan lain sebagainya. g bekerja pakai untuk merupakan k atau arus an inti besi magnet ini yang akan s dua jenis solenoid AC noid DC ah sebuah tau mesin. inu seperti an onoff pada mesin commit to user Definisi PLC menurut Capiel 1982 adalah “Sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul IO digital maupun analog.” Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng- OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

2.7.1 PLC Siemens S7-300

Siemens S7-300 merupakan produk yang didesain oleh perusahaan Siemens dan produk ini merupakan salah satu tipe dari berbagai jenis programmeble controller yang diproduksi oleh Siemens. Siemens S7-300 ini dibuat dengan tujuan untuk mendukung konsep produksi dan proses teknik commit to user terutama otomasi produksi yang terintegrasi. Setiap jenis PLC memiliki CPU yang berbeda sesuai dengan kebutuhan akan tingkat pemrosesan data yang diinginkan. Setiap CPU memiliki berbagai karakteristik yang berbeda-beda. Dalam pemilihan CPU pada PLC harus disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi kerja yang harus dilakukan. Masing-masing CPU memiliki keistimewaan tersendiri mulai dari jumlah memori hingga jenis data yang dapat diolah.

2.7.2 CPU 314 IFM

CPU 314 IFM merupakan salah satu komponen dari PLC Siemens S7-300. CPU ini memiliki keunggulan pada integrated function-nya. CPU ini memiliki modul permanen yang terdiri analog input, digital input dan juga digital output. CPU 314 IFM ini merupakan modul onboard yang telah dilengkapi dengan berbagai modul input-output yang terintegrasi sehingga tidak diperlukan tambahan modul untuk menjalankan perintah-perintah yang sederhana. CPU 314 IFM ini memiliki kelebihan pada fungsi terintegrasinya yang terdiri dari : § Frequency Meter integrated function § Counter Integrated Function 1 up and 1 down counter § Counter AB integrated function 2 up and 2 down counters, A and B § Integrated Positioning Function open-loop positioning Pada CPU 314 IFM ini memiliki konfigurasi sebagai berikut : 1. Power Supply PS 307 2A 2. CPU 314 IFM dengan modul terintegrasi - DI 4x DC 24V : digital input - AI 4 AO 1x 12 bit : analog input dan analog output - DI 16 DO16x DC 24V : digital input 3. CP 342-5 Profibus DP : komunikasi PLC commit to user Gambar 2.9 Unit PLC CPU 314 IFM 2.8 Tinjauan Pemrograman PLC PLC tidak dapat bekerja sendiri tanpa adanya program yang mengatur langkah kerja didalamnya. Program yang dibuat ditujukan untuk mengatur kerja antara sensor dan aktuator. Program dirancang untuk memberikan perintah ke aktuator berdasarkan keadaan sensor ataupun juga berdasarkan perhitungan aritmatika. Langkah-langkah pemrograman yang benar sangat diperlukan supaya kerja dari aktuator tidak saling bentrok. Oleh karena itu diperlukan metode yang tepat untuk membuat maupun menyusun program untuk PLC. 2.8.1 Bahasa Pemrograman PLC Berikut adalah standard PLC Programming berdasarkan International Electrotechnical Commission’s IEC -61131-3, yaitu : 1. Ladder Diagram LD Penggambaran ladder diagram sesungguhnya berdasar digram rangkaian. Tiga element penting yang biasa disajikan : kontak normaly open, kontak normaly closed, dan hasil keluaran. commit to user Gambar 2.10 Ladde 2. Function Block Diag Function Block D Didalamnya ditunjukka kesatuan blok grafik elektrik. Gambar 2.11 Functi 3. Structure Text ST Untuk operator yang Pascal, atau “C”, pemrograman paling untuk pemrograman komplek, algoritma Gambar 2.12 Structure adder Diagram IEC, “IEC 61131-3, 2nd Ed, 200 iagram FBD Diagram biasa digunakan dalam proses unjukkan letak fungsi, blok fungsi, dan program afik yang saling berkaitan, seperti dalam diagram ction Block Diagram IEC, “IEC 61131-3, 2nd E ST ang terbiasa dalam bahasa pemrograman comput ”, akan menganggap structured text adalah ling mudah dalam control logika. Structured te an yang membutuhkan perhitungan matemati a atau pembuatan keputusan decision-making. ructure Text IEC, “IEC 61131-3, 2nd Ed, 2003 d, 2003 s industri. m sebagai gram sirkuit Ed, 2003 puter Ada, ah bahasa d text ideal atika yang . commit to user 4. Instruction List IL The instruction list AND, OR, dan lain Gambar 2.13 Intru 5. Sequenctial Function C Metode grafis untuk langkah-langkah r kendaraaan, dan seba Gambar 2.14 Seque 2003 IL st sesuai untuk menterjemahkan rangkaian logika, s in – lain. ntruction List IEC, “IEC 61131-3, 2nd Ed, 2003 tion Chart SFC untuk pemrograman terstruktur yang banyak me rumit, seperti pada bidang robotika, p n sebagainya. equenctial Function Chart IEC, “IEC 61131-3, 2nd 2003 2.8.2 Simatic Manager Step 7 Basis V5.3 ka, seperti melibatkan perakitan 3, 2nd Ed, commit to user Simatic manager merupakan program standar untuk pemrograman PLC Siemens. Melalui program ini kita dapat melakukan berbagai macam hal antara lain : 1. Menyeting dan menyusun proyek atau pekerjaan. 2. Konfigurasi dan menandai parameter ke hardware dan komunikasi. 3. Menyusun simbol. 4. Menyusun program untuk PLC. 5. Mendownload program ke PLC. 6. Mengetes sistem otomasi. 7. Mendeteksi kesalahan pada perangkat otomasi. Bahasa pemrograman yang digunakan pada simatic manager ini terdiri dari 3 bahasa pemrograman PLC sesuai standar IEC-61131-3. Bahasa pemrograman yang digunakan antara lain : 1. Ladder Diagram LD 2. Statement List STL 3. Function Block Diagram FBD 2.9 Metode Data Flow Oriented Metodologi data flow oriented secara umum didasarkan pada pemecahan sistem ke dalam modul-modul berdasarkan tipe elemen data dan tingkah laku logika modul tersebut dalam sistem. Dengan metodologi ini, sistem secara logika digambarkan dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul sistem. Untuk memperjelas penggunaan metode data flow oriented ini maka digunakan alat teknik yaitu Data Flow Diagram DFD. DFD merupakan alat pengembangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi yang dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. commit to user Komponen DFD menurut Yourdan dan DeMarco adalah sebagai berikut : Terminator Proses Data Store Alur data Gambar 2.32 Komponen Data Flow Diagram Roger S. Pressman, 1997 1. Terminator Entitas Luar External Entity Batas Sistem Boundary Terminator adalah entitas di luar sistem yang berkomunikasi atau berhubungan langsung dengan sistem. Entitas luar ini dapat berupa sistem yang berada di lingkungan luar sistem yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. 2. Proses Komponen proses menggambarkan kegiatan atau kerja yang dilakukan dari suatu arus data yang masuk ke dalam proses input untuk menghasilkan arus data yang keluar dari proses output. 3. Data Store Simpanan Data Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data. Simpanan data dapat berupa file atau database yang tersimpan dalam disket, harddisk atau bersifat manual seperti arsip catatan manual, agenda buku, kotak tepat data file folder. Komponen simpanan data diberi nama dengan kata benda. 4. Alur Data Data Flow Alur data digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau paket data yang terjadi di antara proses, simpanan data dan terminator. Alur data dapat berupa kata, pesan, formulir atau dokumen, laporan, informasi, surat atau memo, dan sebagainya. Terdapat 2 bentuk DFD, yaitu DFD fisik physical data flow diagram = PDFD dan DFD logika logical data flow diagram = LDFD. DFD fisik lebih menekankan pada bagaimana proses sistem diterapkan sedangkan DFD logika lebih menekankan pada proses-proses apa yang terdapat pada sistem. commit to user 1. DFD Fisik physical data flow diagram = PDFD DFD fisik lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang sudah ada sistem lama. Pendekatan DFD fisik adalah bagaimana proses-proses sistem diterapkan dengan cara apa, oleh siapa, dan di mana, termasuk proses-proses manual. Dengan DFD fisik, bagaimana proses sistem berjalan dapat lebih digambarkan dan dikomunikasikan kepada pemakai sistem sehingga analis sistem dapat memperoleh gambaran yang jelas bagaimana sistem tersebut bekerja. 2. DFD Logika logical data flow diagram = LDFD DFD logika lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang akan diusulkan sistem baru. DFD logika menekankan hanya pada logika dari kebutuhan-kebutuhan sistem, yaitu proses-proses apa secara logika yang dibutuhkan oleh sistem. Karena sistem yang diusulkan belum tentu diterima dan biasanya terdiri dari beberapa alternatif, maka penggambaran secara logika terlebih dahulu tanpa melihat penerapannya secara fisik akan lebih mengena dan menghemat waktu. Untuk sistem komputerisasi, penggambaran DFD logika hanya akan menunjukkan kebutuhan proses sistem, dan umumnya yang digambarkan hanya proses-proses secara komputer saja. Langkah untuk membuat pemrograman dengan cara metode aliran data Data Flow Diagram yaitu melalui beberapa proses. Kita ingat bahwa suatu peristiwa atau item kendali diterapkan sebagai nilai Boolean misalkan : true atau False, on atau off, 1 atau 0 atau suatu daftar kondisi terpisah untuk menentukan suatu kejadian tertentu. Langkah–langkah yang harus dilakukan untuk itu diantaranya ialah : - Mendata semua sensor yang dibaca oleh perangkat lunak - Mendata semua kondisi- kondisi interupsi - Mendata semua tombol yang digerakkan oleh suatu operator - Memanggil kembali kerja suatu benda untuk dipastikan bahwa telah diberlakukan bagi pemrosesan naratif, tinjau ulang semua item kendali yang mungkin sebagai masukan commit to user - Menguraika mengidenti menggamba - Memusatka umum dida jalancara S.Pressman; Gambar 2.33 Dat ikan perilaku sistem dengan mengidentifikasi ntifikasi bagaimana status masing-masing dica mbarkan transisi antar status tkan pada kemungkinan penghilangan suatu ke didalam menetapkan kendali misalkan adaka a untuk mendapatkan status tersebut an;1997 Data Flow Diagram Roger S. Pressman, 1997 kasi status, dicapai dan u kesalahan dakah lain but Roger commit to user

2.10 Analisis Dinamik