blok anoda yang berguna untuk proses elektrolisa, dimana terjadi lelehan alumina menjadi aluminium.
2.2.4. Picth keras
Pitch keras biasanya diproduksi dengan menyuling batu baru. Pitch keras dipakai sebagai zat pengikat kokas kan minyak dalam peembuatan anoda.
2.2.5. Krolit
Krolit adalah suatu senyawa garam rangkap berupa 3NaF, AlF
3
atau Na
3
AlF
6
. Krolit ini digunakan sebagai elektrolit dan juga pelarut alumina dalam proses
elektrolisa alumina mejadi aluminium.
2.3. Proses Elektrolisa Aluminium
Sudah disebutkan bahwa bauksit Al
2
O
3
.2H
2
O adalah bijih terpenting dari aluminium, dimana logam aluminium terdapat diekstrasi dari itu sulit mendapatkan
kemurnian aluminium sehingga ini perlu menggunakan bauksit murni selama proses elektrolisis. Langkah pertama didalam proses ekstraksi dari aluminium, antara lain
pemurnian dari bauksit diikuti oleh proses elektrolisis dan pemurnian dari aluminium tidak murni.
2.3.1. Elektrolisa Reduksi dari Alumina
Reduksi langsung dari alumina dengan carbon. Al
2
O
3
+ 3C → 2Al
3+
+ 3CO Ini tidak praktis pada saat temperatur yang dibutuhkan untuk bereaksi menjadi
aluminium berhenti sebagai uap bersamaan dengan carbon monoksida uap tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
menjadi diembunkan oleh pendinginan, pada saat temperatur diturunkan reaksi dibalikkan dengan pembaharuan dari alumina.
Pada kenyataan metode yang dipergunakan, antara lain seperti elektrolisa reduksi dari alumina murni dileburkan dengan krolit. Pada reaksi ini karbon dibawa
keluar garis sel yang terperanggkap pada katoda. Sedangkan, banyaknya dari batangan karbon, digantungkan diatas, yang akan terperangkap pada anoda.
Menurut reaksi terjadi :
Al
2
O
3
→ 2Al
3+
+ 3O
2-
i Al
3+
+ 3e
-
→ Al pada katoda
ii 3O
2-
→ 3O + 2e pada anoda
iii Oksigen dibebaskan pada reaski iii digabungkan dengan karbon pada anoda,
membentuk karbon monoksida, yang akan dibakar sekali menjadi karbon dioksida. Beberapa karbon dioksida juga dibentuk secara langsung pada anoda.
Temperatur diawasi dari tungku elektrolisa yang merupakan suatu keharusan. Ini harus tidak melibihi batas 1000
o
pada temperatur yang tinggi, perbedaan densitas dari cairan aluminium dari elektrolit molten didapat sangat kecil, sehingga metal
diganti dari penurunan kebawah, sampai permukaan dan pembakaran dari bentuk alumina. Pada tungku berisi 20-30 Al
2
O
3
meletakkan krolit dengan perbandingan yang pantas dari kalsium fluoride untuk terperangkap sebagai flux untuk titik lebur
yang sangat rendah. Schonmetz,A.1985
2.4.Proses Pencetakan 2.4.1. Pengisian Molten charging dan Cold metal
Universitas Sumatera Utara
Proses ini terdiri dari pengisian aluminium cair molten dan cold metal kedalam Furnace. Sebelum molten dimasukkan kedalam Furnace, terlebih dahulu
dimasukkan cold metal seperti recovery metal, scrap, busa logam dan ingot sisa-sisa cetakan berupa output product dan ingot spec out. Adapun jumlah cold metal yang
dapat dimasukkan kedalam holding Furnace yaitu sebesar 3,33 dari jumlah molten yang akan dimasukkan sedangkan untuk melting furnace sebesar 5 dari molten yang
dimasukkan. Setelah pemasukkan cold metal ke dalam Furnace maka selanjutnya dimasukkan
molten yang telah ditapping dari SRO. Sebelum dimasukkan kedalam furnace, molten yang dibawa oleh MTC Molten Transport Car di timbang terlebih dahulu di
timbangan 40T timbangan dengan kapasitas 40 Ton di SCA Casting section untuk mengetahui berat dross.Beumer,B.J.M, 1994.
2.4.2. Proses Treatment