Proses Treatment Proses Elektrolisa Aluminium

Proses ini terdiri dari pengisian aluminium cair molten dan cold metal kedalam Furnace. Sebelum molten dimasukkan kedalam Furnace, terlebih dahulu dimasukkan cold metal seperti recovery metal, scrap, busa logam dan ingot sisa-sisa cetakan berupa output product dan ingot spec out. Adapun jumlah cold metal yang dapat dimasukkan kedalam holding Furnace yaitu sebesar 3,33 dari jumlah molten yang akan dimasukkan sedangkan untuk melting furnace sebesar 5 dari molten yang dimasukkan. Setelah pemasukkan cold metal ke dalam Furnace maka selanjutnya dimasukkan molten yang telah ditapping dari SRO. Sebelum dimasukkan kedalam furnace, molten yang dibawa oleh MTC Molten Transport Car di timbang terlebih dahulu di timbangan 40T timbangan dengan kapasitas 40 Ton di SCA Casting section untuk mengetahui berat dross.Beumer,B.J.M, 1994.

2.4.2. Proses Treatment

Setelah Furnace mencapai kapasitasnya, maka proses selanjutnya yang harus dilakukan yaitu proses treatment. Proses treatment ini meliputi: a. Pemberian flux Flux Treatment Setelah molten dimasukkan ke dalam furnace, kemudian dilanjutkan dengan pemberian flux De-Inclusion Flux. Proses penambahan flux fluxing dilakukan dengan cara menaburkan flux di atas permukaan dari molten melalui pintu samping furnace dengan menggunakan sekop Scratcer. Kemudian dilakukkan pengadukan Stirring secara merata, agar molten dan flux dapat tercampur dengan homogen. Perbandingan antara flux dengan molten adalah 0,64 kg flux untuk setiap Universitas Sumatera Utara ton molten. Pengadukan dilakukan secara manual selama lebih kurang 5 menit. Jenis flux yang digunakan adalah 827 HS dengan komposisi senyawa kimia didalamnya, yaitu: NaCl : 45 KCl : 30 Na 2 SiF 6 : 10 NaF : 15 Tujuan dari pemberian flux ke dalam furnace yang telah berisi molten adalah : 1 Untuk menarik gas-gas yang terlarut dalam molten. 2 Untuk mengikat zat-zat pengotor impurities yang terdapat di dalam Furnace yang dapat membuat kualitas ingot menjadi kotor dan kusam. Adapun fungsi dari masing-masing komponen flux adalah : 1 NaCl dan KCl berfungsi untuk menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam molten, khususnya H 2 Reaksi : NaCl → Na + + Cl - KCl → K + + Cl + Didalam furnace terdapat gas H 2 yang terionisasi. Ion-ion tersebut bereaksi : H + + Cl + → HCl Universitas Sumatera Utara 2 Na 2 SiF 6 berfungsi untuk melepaskan molten yang terjebak dalam gumulan atau gumpalan dross. Reaksi : Na 2 SiF 6 → 2 NaF + SiF 6 3SiF 6 → 4 AlF 3 + 3Si AlF 3 larut dalam cairan aluminium. 3 NaF berfungsi untuk mengikat inklusi Al 2 O 3 dalam molten membentuk dross. Reaksi : 2AlO 3 + 4NaF → 3NaAlO 2 + NaAlF 4 Al 2 O 3 + 6NaF → 2AlF 3 + 2AlF 3 + 3Na 2 b. Pengadukan Stirring Pengadukan stirring merupakan proses pengadukan molten di dalam furnace setelah dimasukkan flux dengan menggunakan alat pengaduk dross dross scratcher. Tujuan dari pengadukan sebagai berikut : 1 Menyempurnakan reaksi flux dengan molten 2 Menghomogenkan campuran yang ada di dalam furnace. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengadukan antara lain : 1 Pengadukan harus merata dan seluas mungkin. 2 Selama pengadukan jangan sampai dross scratcher menyentuh termowell. 3 Lamanya pengadukan lebih kurang 2 sd 5 menit c. Holding time Universitas Sumatera Utara Holding time molten dimulai dari sesudah flux treatment sampai saat pengeluaran dross skimming off dross dari furnace. Proses ini dilakukan selama lebih kurang 2,5 jam. Pada proses holding time ini, dross akan terpisah dari molten. dross yang terdapat di dalam furnace akan mengapung di atas permukaan molten. Selama holding time, temperatur dijaga setting temperature pada suhu berkisar ≥ 760 C dengan alat pengontrol control room. Pengaturan suhu ini bertujuan untuk mengoptimalkan reaksi antara flux dengan impurities yang terdapat di dalam furnace. d. Pengeluaran dross Skimming off dross Pengeluaran dross skimming off dross dilakukan secara manual dengan menggunakan forklift yang dilengkapi dengan scratcher sebelum proses pencetakan dilakukan. Proses ini dilakukan dengan menarik dross dari furnace dengan menggunakan forklift. Dross yang mengapung pada permukaan molten dikeluarkan melalui pintu bagian depan furnace dan ditampung dalam crucible. Dross yang telah ditampung tersebut diolah secara terpisah. Pengolahan dross lebih lanjut dilakukan karena dross masih terdapat kandungan aluminium yang cukup banyak yakni ± 47. Flux yang digunakan pada proses ini adalah flux jenis 711 HS. Komposisi flux jenis 711 HS : NaNO 3 : 60 NaCl : 30 Na 2 SiF 6 : 10 Universitas Sumatera Utara

2.4.3. Test Product Metal TPM