2.4.3. Test Product Metal TPM
TPM merupakan proses pengujian kadar atom yang terdapat didalam molten terutama kadar Fe-nya, apakah molten yang akan dicetak sesuai dengan kadar Fe yang
diinginkan. Analisa TPM ini dilakukan oleh seksi SQA Smelter Quality Ansurance sebelum proses pencetakan dilakukan. Pencetakan dilakukan apabila kadar Fe yang
dinginkan sudah sesuai yang diinginkan. Adapun yang menjadi perhatian utama dalam TPM adalah kandungan Fe-nya.
Hal ini disebabkan kerena kandungan Fe yang sering berubah untuk setiap analisa. Sehingga kadar Fe inilah yang menentukan grade dari suatu ingot produk. Kandungan
utama molten adalah Fe,Si dan Cu. E. Operasi Pencetakan Casting Operation
1. Operasi pencetakan Aluminium yang telah melalui proses analisa Fe TPM dari SQA harus
dipastikan sesuai dengan schedule yang dibuat, dan jika terjadi kenaikan Fe ≥ 0,10
maka harus dilakukan emergency. Sebelum dilakukan penuangan dan pencetakan maka harus dipastikan dulu temperatur actual
≥720 C supaya kemungkinan trouble
ingot lengket dapat diperkecil. Sebelum dilakukannya operasi pencetakan, Terlebih dahulu dilakukan persiapan dan pengecekan peralatan seperti pengecekan casting
conveyor, peralatan casting, safety serta peralatan pendukung lainnya. Sebelum peralatan digunakan harus dipanaskan dahulu dan dipastikan terbebas dari air, karena
jika air terperangkap dibawah molten maka air tersebut akan menjadi gas bertekanan tinggi dan menimbulkan ledakan.
Universitas Sumatera Utara
Setelah semua persiapan pencetakan selesai maka dapur mulai dimiringkan untuk menuangkan molten melalui tap hole dan disalurkan oleh lounder ke pouring
device. Dari pouring device, molten dituangkan perlahan kedalam mould oleh seorang operator yang juga bertugas membersihkan permukaan aluminium dari scum secara
manual. Scum ini terbentuk karena kontak lansung permukaan aluminium cair tersebut dengan udara bebas yang suhunya berbeda jauh sehingga terjadi reaksi oksidasi.
Selanjutnya aluminium tersebut mengalami pendinginan tak langsung oleh water jacket yang mengalir pada bagian bawah cetakan, disini suhu aluminium dibawah titik
lebur. Pada aluminium yang telah mengeras ini dilakukan pemberian nomor lot, dengan alat marking device yang bergerak secara otomatis. Lalu dilakukan
hammering, yakni pemukulan permukaan ingot agar ingot tersebut terlepas dari mould. Di ujung conveyor ini terdapat alat returnning roller yang berfungsi untuk
menahan ingot yang telah terlepas dari mould agar tidak jatuh bebas, pada bagian bawah ingot ditahan oleh ingot pusher, selanjutnya ingot tersebut diterima oleh
receiving arm dan diteruskan ke stacking conveyor. 2. Operasi pendinginan dan penyusunan ingot
Ingot yang telah diterima dari receiving arm, selanjutnya berjalan di atas chain conveyor yang selanjutnya dilakukan operasi pendinginan secara langsung oleh
cooling chamber, yaitu dengan penyemprotan air ke permukaan ingot secara otomatis. Suhu ingot setelah keluar dari cooling chamber ini ± 400C, selanjutnya ingot tersebut
melewati alat ingot detector yang berfungsi untuk mendeteksi ingot yang berukuran tidak standar seperti tebal atau tipisnya ingot, jika ingot yang telah terdeteksi tidak
sesuai standar maka akan dikeluarkan dari chain conveyor secara otomatis oleh ingot reject. Apabila ingot sudah memenuhi standar maka ingot akan dimasukkan ke-
Universitas Sumatera Utara
turning over oleh line up. Pada turning over, ingot akan dibalik sesuai dengan setting susunannya. Alat ini digerakkan oleh tekanan udara dan berjalan secara otomatis,
kemudian ingot akan bertumpuk pada stacking table dan kemudian dipindahkan dengan servo arm ke stock conveyor. Servo arm ini digerakan dengan sistem hidrolik
yang dibantu pengontrolannya oleh operator. Pada stock conveyor kapasitas tumpukan ingot adalah berjumlah 3 tumpukan.
F. Operasi Pengikatan Bundling Operations. Langkah kerja operasi pengikatan aluminium ingot meliputi pengangkutan
tumpukan ingot dari stock conveyor hingga ke storage yard. Sebelum dilakukannya operasi ini, dilakukan terlebih dahulu persiapan dan pengecekan peralatan seperti
pengecekan kendaraan pengangkut ingot atau forklift, pengecekan timbangan, alat pengikat CST, strapping band, seal, dan safety serta peralatan-peralatan penunjang
lainnya. Selanjutnya barulah dimulai dengan proses pengangkutan tumpukan ingot dari stock conveyor yang kemudian dibawa ke timbangan 2 Ton Scale, untuk
dilakukan proses penimbangan guna mengetahui berat tumpukan dan kemudian hasil timbangan diprint. Adapun berat pertumpukan ingot berkisar antara 970 kg sd 1060
kg. Setelah dilakukan penimbangan pada 2 ton Scale maka diberi penomoran atau punching yaitu pemberian nomor tumpukan, proses ini dilakukan oleh operator
pengangkut atau penimbang tadi dan dilakukan secara manual. Tumpukan ingot yang telah di-punching kemudian dibawa ke-cooling yard,
yaitu tempat pendinginan tumpukan ingot selama 16 jam sebelum dilakukan marking. Setelah 16 jam maka suhu ingot berkisar antara 350C sd 400C, selanjutnya dilakukan
proses marking dan painting sesuai dengan grade-nya. Proses marking disini yaitu penulisan nomor lot, nomor tumpukan, dan berat tumpukan. Tumpukan ingot yang
Universitas Sumatera Utara
telah di-marking pada cooling yard diangkut ke-bundling house yaitu tempat untuk mengikat tumpukan ingot dengan menggunakan alat CST Combination Strapping
Band. Tumpukan diletakan diatas ingot base, dan kemudian diikat menggunakan pita baja yang dikombinasikan dengan seal kemudian diikat kuat oleh CST. CST ini
terpasang pada jib crane berjalan. Satu tumpukan ingot diikat kuat dengan 3 ikatan, dengan panjang strapping band yang terpakai ± 3,5 m. Selanjutnya dilakukan
pengecekan secara visual di bundling house sebelum dibawa ke-storage yard, dan diserahkan ke bagian SMP.
Flux Treatment merupakan suatu proses perlakuan setelah charging yang dilakukan dengan penambahan Flux Type 827 HS untuk mengangkat zat – zat
pengotor dan menghilangkan gas – gas hydrogen yang terdapat pada aluminium cair didalam dapur. Pemberian Flux ini dilakukan dengan cara menaburkan flux keatas
permukaan aluminium cair denagan unit standard consumption 0,60 Kgton Al cair. Setelah penaburan flux, maka dilakukan pengadukan stiring agar lebih homogen.
Setelah itu dilakukan proses holding time selama 2,5 jam agar zat pengotor naik kepermukaan dengan maksimal. Kemudian zat pengotor tersebut dikeluarkan dari
dalam dapur. Proses pengeluaran zat pengotor tersebut disebut dengan skimming off dan zat pengotor tersebut disebut dengan dross. Anonim, 1982.
2.4.4. Penuangan