BENTUK PERLINDUNGAN BAGI PESERTA TAKAFUL DANA SISWA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DANA PREMI TAKAFUL PADA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BENTUK PERLINDUNGAN BAGI PESERTA TAKAFUL DANA SISWA
DAN MEKANISME PENGELOLAAN DANA PREMI TAKAFUL PADA
PERUSAHAAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SURAKARTA
Penulisan Hukum (Skripsi)
Disusun dan diajukan untuk
Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh
RAHASTY AMALIA
NIM : E. 0005039
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
(2)
commit to user
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum ( Skripsi )
BENTUK PERLINDUNGAN BAGI PESERTA TAKAFUL DANA SISWA
DAN MEKANISME PENGELOLAAN DANA PREMI TAKAFUL PADA
PERUSAHAAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SURAKARTA
Disusun oleh:
RAHASTY AMALIA
NIM : E. 0005039
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembimbing I Pembimbing II
AGUS RIANTO, S.H., M.Hum. ZENI LUTFIAH, S.Ag., M.Ag. NIP. 19610813 198903 1 002 NIP. 19721011 200501 2 001
(3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Penulisan Hukum ( Skripsi )
BENTUK PERLINDUNGAN BAGI PESERTA TAKAFUL DANA SISWA
DAN MEKANISME PENGELOLAAN DANA PREMI TAKAFUL PADA
PERUSAHAAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SURAKARTA
Disusun oleh:
RAHASTY AMALIA
NIM : E. 0005039
Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada :
Hari :Jumat Tanggal :29 April 2011
TIM PENGUJI 1.Burhanudin Harahap, S.H., M.H., M.Si., Ph.D
NIP. 19600716 198504 1 004 (………...)
2. Agus Rianto, S.H., M. Hum.
NIP. 19610813 198903 1 002 (………...)
3. Zeni Luthfiyah, S.Ag., M.Ag.
NIP. 19721011 200501 2 001 (………)
MENGETAHUI Dekan,
Mohammad Yamin, S.H. M.Hum NIP. 19610930 198601 1 001
(4)
commit to user PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : RAHASTY AMALIA
NIM : E0005039
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (Skripsi) berjudul:
BENTUK PERLINDUNGAN BAGI PESERTA TAKAFUL DANA SISWA
DAN MEKANISME PENGELOLAAN DANA PREMI TAKAFUL PADA
PERUSAHAAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA
SURAKARTA adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya
dalam penulisan hukum ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.
Surakarta, April 2011
Rahasty Amalia
(5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Rahasty Amalia, 2011. BENTUK PERLINDUNGAN BAGI PESERTA TAKAFUL DANA SISWA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DANA
PREMI TAKAFUL PADA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA BERSAMA
BUMIPUTERA SURAKARTA. Fakultas Hukum UNS.
Penelitian ini mengkaji dan menjawab mengenai bentuk perlindungan yang diterima oleh peserta takaful dana siswa pada perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera di Surakarta. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji mengenai bagaimana skema pengelolaan dana premi takaful yang tentunya berbeda dengan pengelolaan dana premi konvensional di perusahaan tersebut.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian hukum empiris yang bersifat deskritif dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara. Dan untuk pengumpulan data sekunder, digunakan teknik mencatat dokumen dan pengumpulan fatwa dan peraturan lainnya. Adapun teknik analisis yang dilakukan bersifat kualitatif dengan model interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian yang dituangkan dalam pembahasan ditarik kesimpulan bahwa sebagai landasan operasional, divisi syariah Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera menggunakan dasar fatwa Dewan Syariah Majelis Ulama Indonesia Nomor 21/DSNMUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah dan dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep-268/KM-6/2002. Fatwa dan keputusan Menteri Keuangan tersebut yang kemudian menjadi pedoman pelaksanaan oleh perusahaan dan menjadi dasar perlindungan bagi peserta takaful dari unsur maisir, gharar dan riba. Adapun pengelolaan dana premi takaful dilakukan dengan berdasar sistem yang mengandung unsur tabungan yang memisahkan rekening tabungan dan rekening tabarru berdasar skema mudharabah (bagi hasil).
(6)
commit to user ABSTRACT
Rahasty Amalia, 2011. FORMS OF PROTECTION FOR SCHOLARSHIP
TAKAFUL CLIENTS AND TAKAFUL PREMIUMS FUND
MANAGEMENT MECHANISM OF ASURANSI JIWA BERSAMA
BUMIPUTERA SURAKARTA. Faculty of Law, UNS.
This study examines and answers about the form of protection received by the takaful scholarship takaful clients of Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera in Surakarta. In addition, this study also examines how takaful’s fund management scheme that different with conventional premiums in the company.
This research is descriptive-empiric legal research with qualitative approaches. The research data includes primary data and secondary data. The primary data collected by interview technique. And for secondary data, collected by using and record documents, fatwa and other regulations. The analysis method is a qualitative method with interactive model.
Based on the research as outlined in the discussion concluded that as an operational basis, sharia division of Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera is based on Sharia Board Fatwa of Majelis Ulama Indonesia Number 21/DSNMUI/X/2001 of the General Insurance Code of Sharia and with Minister of Finance of the Republic of Indonesia regulation Number Kep -268/KM-6/2002. Those regulations are the takaful clients legal based for their protection from elements of gambling, and usury gharar. The fund management is done by takaful premiums based systems that contain elements that separate savings account and savings account scheme, based tabarru mudaraba (profit sharing).
(7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : BENTUK PERLINDUNGAN BAGI
PESERTA TAKAFUL DANA SISWA DAN MEKANISME
PENGELOLAAN DANA PREMI TAKAFUL PADA PERUSAHAAN
ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SURAKARTA.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak. Mohammad Jamin, S.H.,M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan surat keputusan ijin skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
2. Bapak Muhammad Adnan, S.H.M.Hum selaku Ketua Bagian Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Ibu Subekti S.H.,M.H selaku Pembimbing Akademik Penulis selama menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Agus Rianto,S.H.,M.Hum selaku Pembimbing I yang senantiasa
membimbing, mengarahkan dan memberikan berbagai petunjuk dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Zeni Lutfiah ,S.Ag.,M.Ag selaku Pembimbing II yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan memberikan berbagai petunjuk dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu kapada penulis selama menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
(8)
commit to user
7. Bapak Musnidal Khairi Sjukur (dahulu Kepala Cabang Divisi Syariah AJB Bumiputera Surakarta) , yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di AJB Bumiputera Syariah Surakarta.
8. Semua karyawan dan Staff di AJB Bumiputera Syariah Surakarta.
9. Ibu dan Bapak tercinta untuk kesabaran dan motivasinya yang tiada banding dalam menyalakan api semangat penulis.
10.Adik-adikku yang dengan senang hati mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan ucapan yang semanis madu. 11.Teman-temanku Rina, Juju, Aida dan semua yang sudah menemaniku dalam
susah senang menimba ilmu di belantara Fakultas Hukum UNS tercinta ini. 12.Mbak Noe, Idha dan teman-teman sebangsa dan sepergaulanku, yang setia
menemaniku berjuang, bersama-sama kita resah dalam menulis skripsi dan kuharap kita dapat mencecap manisnya gelar sarjana dalam mengarungi samudra kehidupan.
13.E.g mania yang tanpa sungkan dan segan melontarkan berbagai "petuah” demi memberikan semangat yang diperlukan penulis dalam menulis skripsi dengan caranya sendiri.
14.Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi pembaca.
(9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii
PERNYATAAN... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Metode Penelitian ... 6
F. Sistematika Skripsi ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Kerangka Teori ... 13
1. Tinjauan Umum tentang Perlindungan Hukum bagi Nasabah Asuransi ... 13
a. Pengertian Asuransi ...14
b. Perlindungan Hukum bagi Nasabah Asuransi ... 14
c. Perlindungan Hukum bagi Peserta Takaful ... 16
2. Tinjauan Umum tentang Takaful ... 23
a. Pengertian Takaful ... 23
b. Prinsip Dasar Asuransi Syariah ... 26
c. Filosofi Takaful ... 29
d. Akad-Akad dalam Takaful ... 30
B. Kerangka Pemikiran ... 46
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
(10)
commit to user
1. Bentuk Perlindungan Hukum bagi Peserta Takaful Dana
Siswa di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Syariah... 47
2. Mekanisme Pengelolaan Dana Premi Takaful di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Syariah ... 54
B. PEMBAHASAN... 59
1. Analisis Bentuk Perlindungan Hukum bagi Peserta Takaful Dana Siswa di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Syariah... 59
2. Mekanisme Pengelolaan Dana Takaful Menurut Syariah... 68
BAB IV PENUTUP ... 65
A. Simpulan ... 65
B. Saran ... 65
(11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Model Analisis Interaktif 11
Gambar 2. Kerangka Pemikiran 46
Gambar 3. Mekanisme pengelolaan dana Bumiputera Syariah 58 Gambar 4. Pengelolaan dana dengan unsur tabungan 70 Gambar 5. Pengelolaan dana tanpa unsur tabungan 70
(12)
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanggal 31 Maret 2010 Mahkamah Konstitusi membatalkan berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan. Hal ini menarik perhatian masyarakat karena pemberlakuan Undang-Undang tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan persaingan usaha diantara perguruan-perguruan tinggi yang menyebabkan semakin mahalnya biaya untuk menempuh pendidikan tinggi di universitas-universitas unggulan. Karena walaupun telah dibatalkan, masih terbersit kecemasan akan lahirnya regulasi baru yang tidak berpihak pada keberlangsungan pendidikan masyarakat. Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesuf, “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” (http:/smkn1yogyakarta.org/news/pentingnya pendidikan.html)
Data statistik tahun 2004 mengungkapkan sebagian penduduk Indonesia usia 15 sampai 64 tahun keatas hanya berpendidikan sampai tamat SD (http://datastatistik-indonesia.com/content/view/721/721/1/3/). Bisa dikatakan hal ini menyebabkan tingginya angka kemiskinan di Indonesia karena sumber daya manusia dibentuk melalui pendidikan sebagaimana diungkapkan oleh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Slamet S. Sarwono (http://jogjainfo.net/rendahnya-tingkat-pendidikan-picu-kemiskinan.html).
Sebaliknya, rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia disebabkan oleh biaya pendidikan yang tinggi sementara penghasilan perkapita masyarakat Indonesia masih rendah.
Peranan pemerintah dalam usahanya untuk memajukan pendidikan di Indonesia oleh sebagian masyarakat dirasa masih belum cukup. Meningkatnya biaya pendidikan dan tingginya laju inflasi memaksa masyarakat untuk memikirkan kelanjutan pendidikan anak sejak dini. Apalagi sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah Tuhan semesta alam, manusia harus percaya kepada takdir.
(13)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Ketetapan Allah mengenai jalan hidup manusia jauh sebelum manusia dilahirkan. Manusia tidak dapat melihat masa depan ataupun menolak takdir. Karena itu sangat penting untuk mempersiapkan langkah-langkah proteksi untuk melindungi dirinya seandainya terjadi takdir buruk atau musibah datang menimpanya.
Salah satu bentuk proteksi yang bisa diambil adalah asuransi. Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan resiko (risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain (penanggung). Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune, melainkan pihak penanggung menyediakan pengamanan finansial (financial security) serta ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan premi dalam jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin dideritanya.
Menilik dari manfaat yang bisa diperoleh, asuransi merupakan sarana yang baik untuk menjamin keberlangsungan pendidikan seandainya terjadi peristiwa yang tidak diinginkan akan tetapi sebagian umat Islam mengharamkan asuransi karena dianggap bertentangan dengan aturan syariah. “For several hundred years, Muslims around the world were taught the common idea that insurance programs (especially Life insurance) are prohibited because they violate Islamic principles” (Omar Fisher and Dawood Y.Taylor, 2000:5) yang artinya selama ratusan tahun umat Islam di seluruh dunia diajarkan pandangan umum bahwa program asuransi terutama asuransi jiwa dilarang karena bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Pandangan tersebut diperoleh karena beberapa umat Islam beranggapan asuransi tak ubahnya dengan perjudian dan mengundi nasib.
Sebenarnya asuransi boleh dilakukan selama tidak bertentangan dengan aturan syariah. Apalagi tren lembaga keuangan Islam semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dengan konsepnya yang berlandaskan keadilan dan keinginan untuk tolong menolong, lembaga ekonomi Islam semakin populer dikalangan masyarakat dan menarik minat berbagai lembaga ekonomi bahkan di negara yang
(14)
commit to user
menganut sistem perekonomian liberal. Asean Development Bank (ADB) memperkirakan aset-aset lembaga keuangan Islami secara global mencapai 1 triliun dolar dengan angka pertumbuhan pertahun mencapai 10 sampai 15 persen. Peningkatan tersebut didukung pendapat para analis keuangan yang mengakui bahwa industri keuangan islami menerapkan sistem yang berbeda yang membuat resikonya relatif kecil (Ibnu Awarudin.NUANSA PERSADA 53. Vol. X. Desember 2008:30). Lagipula selain sisi ekonomi, menjalankan sistem syariah juga merupakan bentuk ibadah bagi pemeluk Islam, “ Islamic banking and products are attractive for Muslims precisely because of their combination of financial effifacy, religious correctness and spiritual rewards” (Omar Fisher and Dawood Y.Taylor, 2000:1)
HSBC, yang mendirikan divisi syariah sejak tahun 1999 memastikan bahwa pada tahun 2010 pasar takaful global mencapai 14,4 miliar dollar Amerika (Jason Benham, http://www.halaljournal.com/). Benham juga menambahkan bahwa pertumbuhan takaful akan meningkat hingga 30-40 persen seiring dengan berpindahnya konsumen asuransi konvensional ke asuransi yang berbasis syariah. Dengan demikian, Indonesia yang memiliki 250 juta penduduk dan 80 persen diantaranya pemeluk Islam merupakan pasar strategis untuk memasarkan produk takaful.
Menyikapi peluang yang ada dan memenuhi tuntutan masyarakat, maka semenjak tahun 2002 Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 membuka divisi khusus yang bergerak di bidang asuransi syariah. Sebagai divisi yang mengelola asuransi syariah, pengelolaan dana di AJB Bumiputera Syariah seratus persen terpisah dari perusahaan induk yang menggunakan sistem konvensional. Dan walaupun menggunakan tata kelola yang terpisah, namun divisi syariah AJB Bumiputera tetap merupakan bagian dari perusahaan induk yang merupakan perusahaan mutual. Sebagai perusahaan asuransi mutual satu-satunya di Indonesia, AJB Bumiputera 1912 memberikan kesempatan seluas-luasnya pada peserta yang sekaligus sebagai pemilik untuk turut serta mengawasi dan menentukan arah kebijakan.
(15)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Semakin tingginya tuntutan atas pendidikan yang berkualitas dan semakin mahalnya biaya pendidikan menyebabkan suatu investasi yang aman untuk menjamin terpenuhinya biaya pendidikan. Oleh karena itu, AJB Bumiputera Syariah mengeluarkan pula produk takaful Dana Siswa yang tentu saja berbeda dengan asuransi Dana Siswa Konvensional (non syariah) yang telah dikenal saat ini.
Dengan demikian timbul pertanyaan mengenai bagaimana bentuk perlindungan bagi para peserta takaful Dana Siswa tersebut tersebut mengingat ketentuan mengenai perasuransian syariah belum diatur secara khusus dalam perundang-undangan Indonesia. Selain itu muncul pertanyaan mengenai cara pengelolaan dana yang dihimpun oleh perusahaan agar terhindar dari unsur riba karena walaupun masih berupa divisi pengelolaan divisi syariah murni berbeda dengan induk perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang tertuang dalam bentuk penulisan hukum dengan
judul :“BENTUK PERLINDUNGAN BAGI PESERTA TAKAFUL DANA
SISWA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DANA PREMI TAKAFUL
PADA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA
(16)
commit to user
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis, maka penulis mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah bentuk perlindungan hukum mengenai kesesuaian dengan syariah yang diberikan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Surakarta kepada peserta Takaful Dana Siswa?
2. Bagaimana bentuk mekanisme pengelolaan dana premi takaful di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Dalam suatu kegiatan penelitian pasti terdapat suatu tujuan yang jelas yang hendak dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi arah dalam melangkah sesuai dengan maksud penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum mengenai kesesuaian dengan syariah yang diberikan kepada peserta Takaful Dana Siswa
b. Untuk mengetahui bentuk mekanisme pengelolaan dana premi takaful
2. Tujuan Subjektif
a. Untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama dalam menyusun karya ilmiah untuk memenuhi persyaratan yang diwajibkan dalam meraih gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Untuk menambah, memperluas, mengembangkan pengetahuan dan pengalaman penulis serta pemahaman aspek hukum di dalam teori dan praktek lapangan hukum mengenai takaful yang sangat berarti bagi penulis.
(17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian tentunya sangat diharapkan adanya manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dalam penelitian tersebut. Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Merupakan salah satu sarana bagi penulis untuk mengumpulkan data sebagai bahan penyusunan skripsi guna melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan di bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Untuk memberi sumbangan pikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya.
c. Untuk mendalami teori-teori yang telah penulis peroleh selama menjalani kuliah strata satu di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta serta memberikan landasan untuk penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Dengan penulisan skripsi ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang hukum sebagai bekal untuk terjun ke dalam masyarakat nantinya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak asuransi Jiwa Bersama Bumiputera dalam pengembangan produk asuransi syariah dan masyarakat dalam mengenal dunia perasuransian syariah.
E. Metode Penelitian
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. (Sumadi Suryabrata, 2003:11). Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan
(18)
commit to user
ilmiah berdasarkan pada metode, sistematis dan pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisa. (Soerjono Soekanto, 1986:43).
Metode penelitian adalah “suatu tulisan atau karangan mengenai penelitian disebut ilmiah dan dipercaya kebenarannya apabila pokok-pokok pikiran yang dikemukakan disimpulkan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian yang meyakinkan, oleh karena itu dilakukan dengan cara yang obyektif dan telah melalui berbagai tes dan pengujian”.(Winarno Surachmad, 1990:26). Metode adalah pedoman cara seorang ilmuwan mempelajari dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapi (Soerjono Soekanto, 1986:6). Maka dalam penulisan skripsi ini bisa disebut sebagai suatu penelitian ilmiah dan dapat dipercaya kebenarannya dengan menggunakan metode yang tepat.
Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian secara umum dapat digolongkan dalam beberapa jenis, dan pemilihan jenis penelitian tersebut tergantung pada perumusan masalah yang ditentukan dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian hukum empiris yang menurut Soemitro dalam buku Soejono dan H. Abdurrahman merupakan penelitian hukum yang memperoleh data dari sumber data primer (Soejono dan H. Abudurrahman, 2005:56). Dalam hal ini penulis memperoleh data primer di Kantor Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Syariah Surakarta yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi Solo
2. Sifat Penelitian
Sifat Penelitian dalam penulisan hukum ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu
(19)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
individu, keadaan, gejala, atau kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat (Soerjono Soekanto, 1986:10). Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menggambarkan bagaimana perlindungan hukum yang diberikan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Surakarta kepada peserta Takaful Dana Siswa dan bentuk mekanisme pengelolaan dana premi takaful di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Surakarta.
3. Pendekatan Penelitian
Penulis melakukan penelitian empiris dengan pendekatan kualitatif dengan mendasarkan data-data yang digunakan responden secara lisan atau tulisan, dan juga perilakunya yang nyata diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh
(Soerjono Soekanto, 2006: 250). Dalam penelitian ini penulis mendasarkan
data-data yang diperoleh secara lisan maupun tulisan melalui wawancara dengan bapak Musnidal Khairi Sjukur, selaku Kepala Cabang Divisi Syariah AJB Bumiputera dan K.H. Muhammad Amir, ulama sekaligus pengurus Majelis Ulama Indonesia cabang Surakarta.
4. Lokasi Penelitian
Dalam tulisan ini, penulis melakukan penelitian di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Syariah Surakarta yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi Solo. Lokasi Penelitian ini dipilih agar penelitian yang dilakukan penulis bisa lebih terarah sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Karena selain merupakan salah satu perusahaan asuransi terbesar dan tertua di Indonesia, Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera sebagai perusahaan yang memiliki divisi asuransi konvensional dan divisi syariah dalam satu tubuh, penulis anggap dapat menjawab bagaimana perlindungan hukum mengenai kesesuaian dengan syariah bagi peserta takaful dana siswa dan bagaimana pengelolaan dana takaful agar tidak bertentangan dengan syariah.
(20)
commit to user
5. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian sosial mengenai hukum (socio-legal research) digunakan data primer dan data sekunder. Dalam penulisan hukum ini, sumber data yang digunakan adalah:
a. Sumber data primer yang berupa data-data keterangan dari pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan permasalahan yang diteliti, yang diperoleh melalui wawancara penulis dengan:
1) Musnidal Khairi Sjukur, selaku Kepala Cabang Divisi Syariah AJB Bumiputera.
2) K.H. Muhammad Amir, ulama sekaligus pengurus Majelis Ulama Indonesia cabang Surakarta.
b. Sumber data sekunder berupa berbagai peraturan dalam Al Quran. Alhadis, perundang-undangan, Fatwa Majelis Ulama Indonesia, jurnal hukum dan buku teks.
6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan hukum ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data wawancara. Selain itu juga didukung dengan studi kepustakaan terhadap literatur dan perundang-undangan yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil penelitian menjadi suatu laporan. Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Lexy J. Moleong, 2002:103).
(21)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah analisis kualitatif dengan model interaktif, yang mana dalam penelitian dengan model ini komponen reduksi data dan penyajian data dilakukan bersama dengan pengumpulan data. Setelah data terkumpul, ketiga komponen tersebut berinteraksi dan bila kesimpulan yang dihasilkan dirasakan kurang maka perlu ada verifikasi dan penelitian kembali mengumpulkan data lapangan (H.B. Sutopo, 2002: 95). Adapun ketiga komponen tersebut adalah:
a. Reduksi Data
Merupakan proses seleksi, penyederhanaan dan abstraksi dari data lapangan.
b. Penyajian Data
Suatu realita organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan.
c. Kesimpulan atau Verifikasi
Pemahaman arti dari data-data yang telah ditemui dengan melakukan pencatatan-pencatatan, peraturan-peraturan, pola-pola, pertanyaan-pertanyaan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan berbagai preposisi kesimpulan yang diverifikasi.
(22)
commit to user
Gambar 1. Model Analisis Interaktif
Pada model Analisis Interaktif, saat melakukan pengumpulan data penelitian penulis menyusun reduksi data dan sajian data. Berdasarkan data yang telah direduksi dan ditampilkan dalam sajian data, dapat ditarik kesimpulan dari data yang didapat di lapangan. Apabila dalam proses penarikan kesimpulan data yang diperoleh masih kurang, dapat dilakukan kembali pengumpulan data dan atau melakukan proses reduksi dan sajian data ulang.
Dalam penelitian ini, penulis menyusun reduksi data dan sajian data saat melakukan wawancara dengan bapak Musnidal Khairi Sjukur di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Syariah Surakarta dan K.H Muhammad Amir di kantor MUI Surakarta. Ketika kesimpulan yang diperoleh dari sajian data yang telah direduksi masih kurang, penulis kembali melakukan wawancara dengan narasumber sehingga dapat mencapai kesimpulan yang dituangkan dalam penulisan ini.
F. Sistematika Skripsi
Sistematika dalam penulisan hukum ini merupakan suatu uraian mengenai susunan dari penulisan itu sendiri yang secara teratur dan terperinci disusun dalam
Pengumpulan Data
Sajian Data
Penarikan Kesimpulan Reduksi Data
(23)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pembaban, sehingga dapat memberikan suatu gambaran yang jelas tentang apa yang ditulis. Tiap-tiap bab mempunyai hubungan satu sama lain yang tidak dapat terpisahkan.
Dalam kerangka ini, penulis akan memberikan uraian tentang hal-hal pokok yang ada dalam penulisan hukum ini. Adapun sistematika penulisan hukum ini terdiri dari empat bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan mengenai latar belakang masalah yang merupakan hal-hal yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian, perumusan masalah merupakan inti permasalahan yang akan diteliti, tujuan penelitian berisi tujuan dari penulis dalam mengadakan penelitian, manfaat penelitian merupakan hal-hal yang diambil dari hasil penelitian, metode penelitian berupa jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis data, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data selanjutnya adalah sistematika penulisan hukum yang merupakan kerangka atau susunan isi penelitian.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori kepustakaan yang melandasi penelitian serta mendukung di dalam memecahkan masalah yang diangkat dalam penulisan hukum ini yaitu : mengenai tinjauan umum perlindungan hukum bagi nasabah asuransi, tinjauan umum tentang takaful, dan tinjauan umum pengelolaan dana secara syariah.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada peserta Takaful Dana Siswa. Perlindungan hukum
(24)
commit to user
bagi peserta takaful dana siswa yang dalam AJB Bumiputera Syariah dikenal sebagai “Mitra Iqra” didasarkan pada fatwa Dewan Syariah Majelis Ulama Indonesia Nomor 21/DSNMUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep-268/KM-6/2002 dan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18 /PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. selain itu juga akan dibahas mengenai mekanisme pengelolaan dana takaful di AJB Bumiputera Syariah yang menggunakan sistem yang mengandung unsur tabungan.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini dikemukakan tentang simpulan dari hasil penelitian dan juga saran yang relevan dari peneliti.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(25)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan umum tentang perlindungan hukum bagi nasabah asuransi
a. Pengertian asuransi
Menurut pasal 246 KUHD, asuransi adalah adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. Emmy Pangaribuan mengatakan bahwa asuransi adalah suatu perjanjian, dimana pihak penanggung dengan menikmati suatu premi mengingat dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskan diri dari kerugian karena kehilangan atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan (Laosdesyamri. Konsep & Pengertian Asuransi. http://id.shvoong.com/tags/pengertian-asuransi) sedangkan pengertian asuransi dari segi hukum adalah tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan (Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian).
b. Perlindungan hukum bagi nasabah asuransi
Asuransi merupakan salah satu jenis usaha di bidang ekonomi yang melibatkan pengumpulan dana dari masyarakat untuk diinvestasikan ke berbagai sektor, termasuk dalam sektor pembangunan. Selain itu, asuransi
(26)
commit to user
merupakan salah satu jalan bagi pemerintah untuk memberikan jaminan sosial kepada masyarakat (Man Suparman Sastrawidjaja dan Endang, 1997:2).
Praktik perasuransian di Indonesia didasarkan pada suatu perjanjian antara pemegang polis dengan perusahaan asuransi. Menurut Mohd. Ma’sum Billah, an insurance policy is a binding contract, and therefore the performance of consideration from both parties, (the participant and operator) through the payment of contribution (by the participant) and the indemnification (by the operator) are obligations which must be fulfilled yang berarti polis asuransi adalah perjanjian yang mengikat sehingga memerlukan kepahaman masing-masing pihak untuk memenuhi kewajibannya (International Journal of Islamic Financial Services Vol. 3. No. 1). Perjanjian asuransi lebih didasarkan pada sifat saling percaya antara penanggung dan tertanggung asuransi dalam melaksanakan isi perjanjian.
Ada enam prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan perjanjian asuransi (Asuransi. http://id.wikipedia.org). Prinsip tersebut adalah:
1) Insurable interest
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
2) Utmost good faith
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang materialmengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya
(27)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
3) Proximate cause
Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
4) Indemnity
Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
5) Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.
6) Contribution
Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama-sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.
c. Perlindungan hukum bagi peserta takaful
Menurut Zulfajri asas-asas perlindungan bagi nasabah asuransi syariah adalah asas saling bertanggung jawab, asas saling membantu dan bekerja sama, asas saling melindungi berbagai kesusahan, asas menghindari unsur maisir, gharar dan riba (Zulfajri, 2006: ii). Adapun dasar hukumnya adalah:
(28)
commit to user
1) Asas saling bertanggung jawab
Dalam bukunya, Wirdyaningsih dkk mendasarkan asas ini pada Hadits Nabi Muhammad SAW dalam HR Bukhari dan Muslim (Wirdyaningsih, et.al. 2005:227):
a) “Kedudukan hubungan persaudaraan dan perasaan orang-orang beriman anatara satu dengan yang lainnya seperti satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuh lainnya ikut merasakan.”
b) “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya ibarat sebuah bangunan yang tiap-tiap bagiannya saling menguatkan bagian yang lain.”
c) “Setiap orang dari kamu adalah pemikul tanggung jawab dan setiap kamu bertanggung jawab atas orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.”
d) “Seseorang belum dikatakan beriman sebelum ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.”
e) “Barang siapa yang tidak mempunyai perasaan belas kasihan, maka ia tidak akan mendapatkan belas kasihan (dari Allah)”
Dengan dasar itulah, bila salah satu peserta takaful mengalami musibah, maka akan menjadi tanggungan sesama peserta. Sedangkan realisasi dari pertanggungjawaban tersebut diberikan oleh perusahaan sebagai pengelola dana.
2) Asas saling membantu dan bekerja sama
Hal ini sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT dalam Alquran dan dalam Hadits Rasulullah SAW:
(29)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
a) Alquran
(1) QS. Al Maidah: 2
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
(30)
commit to user
keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
(2) QS Al Baqarah: 177
(31)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
b) Hadits Nabi Muhammad SAW
(1) “Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya” (diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim dan Abu Dawud).
(32)
commit to user
(2) “Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong sesamanya” (diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud).
(3) “Tolonglah saudaramu baik yang zalim maupun yang dizalimi, mereka bertanya: Hai Rasulullah, dapat saja menolong yang dizalimi tetapi bagaimana menolong saudara yang zalim? Jawab Rasulullah, cabut kekuasaannya” (diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim) 3) Asas saling melindungi dari berbagai kesusahan
Dasar hukumnya adalah:
a) Alquran
(1) QS. Quraisy: 4
“Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.”
(2) QS. Al Baqarah: 126
(33)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”
b) Hadits Nabi Muhammad SAW
(1) “Sesungguhnya seseorang yang beriman itu ialah barang siapa yang memberi keselamatan dan perlindungan terhadap harta dan jiwa raga manusia” (diriwayatkan oleh Ibnu Majah)
(2) “Demi diriku yang dalam kekuasaan Allah bahwasanya tiada seorangpun yang masuk surga sebelum mereka memberi perlindungan kepada tetangganya yang berada dalam kesempitan” (diriwayatkan oleh Ahmad)
(3) “Tidaklah beriman seseorang itu selama ia dapat tidur nyenyak dengan perut kenyang sedangkan tetangganya meratap karena kelaparan” (diriwayatkan oleh Al Bazaar)
(34)
commit to user
Dalam menjalankan perlindungan, cara pelaksanaan takaful harus sesuai dengan syariat. Hal-hal yang mengandung unsur gharar (ketidakpastian), maysir (untung-untungan) dan riba dilarang dalam syariat sebagaimana disebutkan dalam Alquran:
a) QS. Al-Maidah: 90
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
b) QS Al-Baqarah: 278 dan 279
(35)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Al-Baqarah: 278)
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS Al-Baqarah: 279)
2. Tinjauan umum tentang takaful
a. Pengertian takaful
Secara bahasa, takaful berasal dari akar kata ( ) yang berarti menolong, mengasuh, memelihara, memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang. Takaful dimaksud yang akar katanya berasal dari kafala-yakfulu-kafaalatan, mempunyai pengertian menanggung. Kemudian dari mujarrad dipindah bahkan ke tsulasi mazid dengan menambah ta’, sebelum fa’ fi’il dan alif, sehingga menjadi takaafala-yataa kaaful-takaafulan, yang memiliki pengertian yang satu menanggung yang lain dengan berbagai cara, antara lain dengan membantunya, apabila ia amat membutuhkan bantuan, terutama bila yang bersangkutan memerlukan bantuan (Zainuddin Ali, 2008:4).
Dalam pengertian fikih muamalah, takaful berarti saling memikul risiko diantara sesama muslim sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya. Saling pikul risiko dimaksud, dilakukan atas dasar saling menolong dalam
(36)
commit to user
kebaikan dengan cara, setiap orang mengeluarkan dana kebajikan (tabarru) yang ditujukan untuk menanggung risiko tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Maidah ayat 2:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang had-ya, dan binatang-binatang, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan
(37)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dn bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al Maidah : 2)
Dalam sistem hukum Indonesia, belum ada aturan khusus yang mengatur mengenai takaful atau asuransi syariah. Oleh karena itu aturan perundang-undangan yang telah ada masih berlaku sepanjang peraturan mengenai asuransi syariah belum dibuat.
Di Indonesia ketentuan mengenai perasuransian diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Pasal 1 angka 1 undang-undang tersebut menyebutkan
Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Menurut Gemala Dewi, Asuransi syariah (ta’min, takaful atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Muhammad Syakir Sula mengartikan takaful dalam pengertian muamalah adalah “saling memikul risiko diantara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya” (Wirdyaningsih, 2005: 223). Seperti
diriwayatkan dalam HR. Bukhari dan Muslim, “Perumpamaan
orang-orang mukmin dalam konteks solidaritas ialah bagaikan satu tubuh manusia, jika salah satu anggota tubuhnya merasakan kesakitan, maka
(38)
commit to user
seluruh anggota tubuhnya yang lain turut merasa kesakitan dan terjaga” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, asuransi syariah (ta’min, takaful atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong antara sejumlsh orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah (Pasal 1 Fatwa DSN MUI Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah).
b. Prinsip Dasar Asuransi Syariah
Pada dasarnya asuransi syariah atau takaful adalah perwujudan tolong-menolong diantara sesama manusia yang sebagai makhluk Tuhan manusia tidak dapat mengetahui kejadian-kejadian atau musibah yang mungkin menimpa atas kehendak Allah swt. Yang bisa dilakukan manusia hanyalah sebatas memprediksikan dan merencanakan sesuatu yang belum terjadi dan memproteksi segala sesuatu yang dirasa akan memberikan kerugian di masa mendatang (Hasan Ali, 2004: 102). Takaful merupakan salah satu bentuk rencana atau upaya proteksi atas peristiwa yang tidak diharapkan yang mungkin terjadi. Namun berbeda dengan sistem asuransi konvensional, takaful dibangun dengan landasan syariah. Sebagai fondasinya, Hasan Ali memberikan sepuluh prinsip dasar asuransi syariah, yaitu:
1) Tauhid
Tauhid merupakan landasan syariah Islam dan hukum harus mencerminkan nilai-nilai ketuhanan. Dalam berasuransi harus diperhatikan bagaimana menciptakan situasi dan kondisi bermuamalah yang tertuntun oleh nilai-nilai ketuhanan.
(39)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2) Keadilan
Dalam menjalankan hak dan kewajiban antara peserta dan perusahaan asuransi harus memenuhi unsur keadilan. Peserta berkewajiban membayar iuran premi dan berhak mendapat santunan bila terjadi risiko. Sedangkan perusahaan harus membagi keuntungan dari hasil investasi dana peserta sesuai dengan akad.
3) Tolong-menolong (ta’awun)
Semangat tolong-menolong antara peserta takaful merupakan niat awal yang mendasari kegiatan takaful. Tanpa adanya semangat tolong-menolong, perusahaan akan menjadi pengejar keuntungan belaka dan kehilangan karakter utamanya.
4) Kerja sama
Prinsip kerja sama merupakan prinsip universal dalam perekonomian Islam. Sebagai makhluk Tuhan manusia diciptakan berbangsa-bangsa karena tidak bisa hidup tanpa orang lain. Dalam takaful kerja sama dapat berwujud dalam akad antara peserta dan perusahaan baik menggunakan prinsip mudharabah maupun prinsip musyarakah.
5) Amanah
Prinsip amanah dapat dilihat dalam pertanggungjawaban perusahaan dalam mengelola dana yang tercantum dalam laporan bulanan. Amanah dalam diri peserta juga terwujud dalam pemberian informasi yang benar mengenai data diri peserta.
(40)
commit to user
Kerelaan diterapkan dalam setiap diri peserta untuk merelakan sebagian hartanya untuk membantu peserta lain yang mengalami musibah.
7) Kebenaran
Kebenaran adalah menyampaikan dengan apa adanya, tanpa ditambah atau dikurangi. Peserta takaful harus memberikan keterangan yang sebenar-benarnya kepada perusahaan mengenai data pribadi nasabah sebagai syarat peserta takaful.
8) Larangan Riba
Riba secara bahasa bermakna tambahan atau memiliki pengertian mengambil tambahan dari modal atau data pokok secara batil. Muslehuddin dengan mengutip pendapat Schacht mendefinisikan riba sebagai “keuntungan moneter tanpa nilai imbangan yang telah ditentukan untuk salah satu pihak yang mengadakan kontrak dalam pertukaran dua nilai moneter” (Hasan Ali, 2004:132). Dan Islam melarang memperkaya diri dengan cara yang tidak dibenarkan.
9) Larangan maisir (judi)
Dalam QS Al Maidah: 90 disebutkan larangan judi
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
(41)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS Al Maidah:90).
Menurut Husain Hamid Hasan dalam tulisan Hasan Ali, judi adalah akar gharar karena masing-masing pihak yang berjudi dan bertaruh menentukan pada waktu akad jumlah uang yang diambil atau jumlah yang ia berikan itu bisa ditentukan nanti, sehingga akadnya menggantungkan pada suatu peristiwa yang tidak pasti. Syafi’i Antonio mengatakan bahwa unsur maisir judi artinya salah satu pihak yang untung namun di pihak lain justru mengalami kerugian (Hasan Ali, 2004: 134).
10)Larangan gharar (ketidakpastian)
Secara bahasa gharar berarti al khida (penipuan), yaitu suatu tindakan yang didalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan. Menurut Anwar Ibrahim, para ahli fiqih hampir sepakat mengenai definisi gharar, yaitu untung-untungan yang sama kuat antara ada dan tiada, atau sesuatu yang mungkin terwujud dan tidak mungkin terwujud. Seperti jual beli burung yang masih terbang bebas di udara (Hasan Ali, 2004: 135)
Syafii Antonio menjelaskan bahwa gharar dalam asuransi ada dua bentuk (Hasan Ali, 2004: 134):
a) Bentuk akad syariah yang melandasi penutupan polis
b) Sumber dana pembayaran klaim dan keabsahan syar’i penerimaan
klaim itu sendiri.
Dalam akad syariah harus jelas berapa yang harus dibayarkan dan berapa yang akan diterima peserta. Dalam akad konvensional, gharar terjadi saat nasabah (pemegang polis) tahu berapa yang akan
(42)
commit to user
diterima (uang pertanggungan) namun tidak mengetahui berapa yang akan dibayarkan karena hanya Allah yang tahu kapan ajal menjemput.
c. Filosofi Takaful
Filosofi dari konsep takaful adalah perpaduan rasa tanggung jawab dengan persaudaraan diantara sesama peserta asuransi (Zainuddin Ali, 2008: 34). Oleh karena itu sebelumnya telah ada niat dari para peserta dalam bentuk persetujuan untuk memberikan sumbangan sebagai derma (tabarru’) bila ada peserta yang mengalami musibah. Filosofi tersebut antara lain:
1) Saling bertanggung jawab
2) Sesama peserta asuransi syariah takaful menanggung musibah yang dialami peserta lain.
3) Bekerja sama untuk saling membantu
4) Saling melindungi dari segala kesusahan
d. Akad-Akad dalam Takaful
Akad atau perjanjian merupakan dasar hukum diselenggarakannya takaful. Secara bahasa akad berarti ar ribthu (ikatan), yaitu ikatan yang menggabungkan antara dua pihak. Menurut pandangan ulama fikih, akad adalah ikatan antara ijab (penyerahan) dan kabul (penerimaan) dalam bentuk yang sesuai dengan syariah yang membawa pengaruh pada tempatnya (Hasan Ali, 2004: 136). Yan Pramdya Puspa sebagaimana dikutip Chairuman Pasaribu dan Suhrawadi K. Lubis memberikan pengertian perjanjian sebagai suatu perbuatan dimana seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap seseorang lain atau lebih (Chairuman dan Suhrawadi, 1996: 1).
(43)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad ituDihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya” (QS Al Maidah: 1).
Menurut Sayyid Sabiq yang menjadi syarat sahnya suatu akad (Sayyid Sabiq dalam Chairuman dan Suhrawadi, 1992:2) adalah:
1) Tidak menyalahi hukum syariah yang disepakati adanya
Berarti perjanjian yang dilakukan tidak bertentangan dengan hukum syariah, karena bila tidak perjanjian tersebut batal demi hukum.
2) Harus sama ridha dan ada pilihan
Akad tersebut didasarkan pada kesepakatan/keridhoan kedua pihak. Dalam penyusunan akad tersebut tidak boleh ada paksaan dari satu pihak kepada pihak yang lain.
3) Harus jelas dan gamblang
Para pihak harus sudah memahami sepenuhnya isi akad. Sehingga tidak akan terjadi kesalahan dalam penafsiran akad di lain hari
(44)
commit to user
Akad dalam takaful ditentukan oleh tujuan kedua belah pihak dalam melakukan investasi, sehingga akad yang digunakan adalah akad mudharabah, musyarakah, wadhi,ah dan semacamnya sesuai hukum Islam. Bila tujuan investasi itu murni untuk tamin atau asuransi syariah maka akad yang paling tepat adalah akad wakalah karena terdapat penyerahan urusan kepada perusahaan untuk mengelola dana. Sedangkan akad antara peserta takaful adalah akad hibah dimana peserta menghibahkan sebagian hartanya kepada peserta lain yang tertimpa musibah (Zainuddin Ali, 2008: 39).
Akad-akad investasi bagi hasil yang dapat diaplikasikan pada produk-produk takaful antara lain (Zainuddin Ali, 2008: 40):
a) Mudharabah
Mudharabah merupakan akad kerja sama usaha antara pemilik modal (shahibul mal) dengan pelaksana proyek (mudharib), dengan keuntungan akan dibagi antara kedua belah pihak sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat kedua belah pihak atau lebih.
Mudharabah terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
(1) Mudharabah muthlaqah, yaitu perjanjian kerja sama antara mudharib dan shahibul mal tidak memiliki batasan dalam spesifikasi usahanya, tempat maupun waktunya selama tidak bertentangan dengan syariah.
(2) Mudharabah muqayyadah, yaitu perjanjian antara mudharib dan shahibul mal dibatasi sesuai kehendak shahibul mal selama tidak bertentangan dengan syariah.
(45)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b) Musyarakah
Musyarakah adalah akad antara dua pihak atau lebih dalam menjalankan usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi sesuai dengan kesepakatan. Mahzab Hanafi membagi musyarakah kedalam dua bagian, yaitu:
(1) Syarikah muawwadah, pemilik modal secara bersama-sama berkontribusi dalam modal dan manajemen.
(2) Syarikah al-inan, tidak semua pemilik modal harus melibatkan diri dalam manajemen den boleh menyerahkan urusan pengelolaan kepada orang lain yang dianggap mampu.
Muhammad Taqi Usmani memberikan pengertian Musharakah is a specific form of shirkah, which means ‘sharing’ of various kinds, including shirkat al-milk (“joint ownership of two or more persons in a particular property”), shirkat al-[aqd (“a partnership in business effected by a mutual contract”). Musharakah “has been introduced recently by those who have written on the subject of Islamic modes of financing and it is normally restricted to a particular type of shirkah, that is, the shirkat al-amwal, where two or more persons invest some of their capital in a joint commercial venture (Sebagaimana dikutip Mohammad Omar Farouq. Review of Islamic Economics, Vol. 11, Special Issue, pg. 69), yang artinya musyarakah adalah bentuk khusus dari syirkah, yang berarti berbagi dalam berbagai bentuk termasuk syirkah kepemilikan bersama dua orang atau lebih dalam kepemilikan harta, kerja sama berdasarkan perjanjian dan syirkah yang memberikan kesempatan dua orang atau lebih menanamkan modalnya dalam usaha bersama.
(46)
commit to user
Dasar hukum akad musyarakah terdapat dalam QS An-Nisa ayat 12 dan QS Shad ayat 24,
“dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sudah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu
(47)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun”. (QS. An Nisaa:12)
“Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada
(48)
commit to user
sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.” (QS. As Shad:24)
Selain itu dalam HR Abu Dawud dan Al Hakim disebutkan dari Abi Hurairah, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman “Aku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak mengkhianati yang lainnya.” (HR. Abu Dawud dan Al Hakim)
c) Wadhi’ah (Deposit)
Secara etimologi wadhiah berarti “meninggalkan”. Menurut Sayyid Sabiq wadhiah memiliki pengertian suatu yang ditinggalkan seseorang kepada orang lain untuk dijaga (Sayyid Sabiq dalam Chairuman dan Suhrawadi, 1996: 69).
Bila dilihat dari aspek tehnikal, wadhi’ah berarti harta atau uang yang dititipkan oleh seseorang kepada orang lain untuk tujuan disimpan, sehingga dana yang disimpan tersebut tidak boleh digunakan pada dasarnya. Tetapi bila pemilik mengizinkan dananya digunakan, maka penyimpan diperbolehkan untuk menggunakannya (Zainuddin, 2008: 43).
Dasar hukumnya adalah QS An-Nisa ayat 58 dan QS Al Baqarah ayat 283
(49)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat” (QS. An Nisa: 58)
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Baqarah: 283)
(50)
commit to user
d) Muzara’ah
Merupakan akad antara pemilik lahan dan penggarap di bidang pertanian dimana seluruh modal berasal dari pemilik modal dan petani cukup menggarap lahan dengan pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Dasar hukumnya adalah Hadis yang diriwayatkan oleh Al Jamaah dari Ibnu Umar serta dari Ibnu Abbas dan Jarir.
e) Akad-akad jual beli
Akad-akad jual beli yang dapat diaplikasikan dalam institusi keuangan syariah antara lain sebagai berikut:
(1) Bai al Murabahah (Defereed Payment Sale)
Merupakan jual beli sesuai harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati kedua pihak. Sebagaimana diterangkan dalam QS Al Baqarah ayat 275,
(1)
commit to user
69
BAB IV PENUTUP A. Simpulan
Dalam penelitian ini penulis mengkaji mengenai dua masalah. Yaitu (1) tentang perlindungan hukum mengenai kesesuaian dengan syariah bagi peserta takaful dana siswa di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Surakarta, dan (2) tentang pengelolaan dana premi takaful di perusahaan tersebut.
Berdasar hasil penelitian dan pembahasan terhadap dua masalah pokok diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perlindungan hukum mengenai kesesuaian dengan syariah bagi peserta takaful dana siswa di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Surakarta
Sampai saat ini belum ada undang-undang khusus yang mengatur mengenai kegiatan usaha perasuransian syariah. Sehingga dalam operasional perusahaan dan sebagai dasar hukum perlindungan peserta takaful dana siswa di divisi syariah Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera didasarkan pada fatwa Dewan Syariah Majelis Ulama Indonesia Nomor 21/DSNMUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep-268/KM-6/2002.
Bentuk perlindungan yang diberikan perusahaan bagi peserta takaful dana siswa di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Surakarta adalah perlindungan dari unsur-unsur maisir, gharar dan riba yang membedakannya dari asuransi konvensional. Hal tersebut dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan dalam polis yang menjabarkan mekanisme pengelolaan premi takaful yang bebas dari unsur-unsur yang bertentangan dengan syariah tersebut. Sehingga peserta dapat terhindar dari penipuan yang mungkin menyertai perjanjian karena isi klausul yang tidak jelas dan terperinci dan justru bertentangan dengan syariah.
Keberadaan Badan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi berjalannya operasional perusahaan agar tetap berada di jalur yang sesuai dengan ketentuan syariah merupakan bentuk perlindungan bagi peserta yang
(2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diatur dalam fatwa Dewan Syariah Majelis Ulama Indonesia dan Peraturan Menteri Keuangan. Dengan demikian, kemurnian produk takaful dari unsur-unsur maisir, gharar dan riba lebih terjaga. Selain itu, bentuk perlindungan bagi peserta apabila terjadi konflik dengan perusahaan dalam hal klaim terlihat dalam kesediaan perusahaan unruk mengikatkan diri pada ketetentuan Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) sebagai wadah penyelesaian sengketa yang timbul antara perusahaan dengan peserta.
2. Mekanisme pengelolaan dana premi takaful di Asuransi Jiwa Bumiputera Syariah
Pengelolaan dana premi takaful di divisi syariah Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera dilakukan secara terpisah dari pengelolaan dana premi konvensional. Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera Syariah menggunakan mekanisme sistem yang mengandung unsur tabungan. Mekanisme tersebut memisahkan dana yang diperoleh dari peserta menjadi dua bagian, yaitu rekening tabungan dan rekening tabarru.
Rekening tabungan adalah dana yang diinvestasikan peserta untuk dikelola oleh perusahaan dengan sistem mudharabah (bagi hasil). Keuntungan yang diperoleh, nantinya akan dibagi antara perusahaan sebagai pengelola (mudharib) dengan peserta sebagai pemilik modal (sahibul mal). Sedangkan rekening tabarru adalah kumpulan dana dari peserta yang diniatkan untuk saling menolong apabila selama masa perjanjian terjadi musibah.
(3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user B. Saran 1. Untuk pemerintah:
a. Perlunya disusun undang-undang yang khusus mengatur mengenai kegiatan asuransi syariah mengingat tingginya angka pertumbuhan kegiatan perasuransian yang berlandaskan pada syariah. Sehingga terdapat instrumen hukum yang dapat memberikan kepastian hukum bagi peserta takaful.
b. Adanya pengembangan dalam istrumen investasi syariah sangat diperlukan sejalan dengan angka investasi syariah yang semakin meningkat setiap tahunnya.
c. Pembangunan data base yang memadai dan mudah diakses akan dapat memberikan kemudahan bagi perusahaan yang bergerak di bidang syariah untuk dapat menjangkau berbagai instrumen investasi yang sesuai dengan ketentuan syariah.
2. Untuk perusahaan (AJB Bumiputera Syariah):
a. Untuk diadakan pelatihan khusus bagi sumber daya manusia yang bergerak di bidang syariah agar bisa menjalankan kegiatan usaha yang benar-benar sesuai dengan ketentuan syariah.
b. Memberikan sosialisasi pada masyarakat mengenai sistem syariah dalam asuransi untuk menghilangkan keragu-raguan masyarakat terhadap kehalalan takaful.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Agen Asuransiku. Pengelolaan Dana Asuransi Syariah I.
http://agenasuransiku.wordpress.com/2009/07/06/pengelolaan-dana-asuransi-syariah/
Ahmad Ali Khan. 2005. “Difference Between Islamic and Conventional
Insurance”. (e book)
AM. Hasan Ali. 2004. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis, Historis, Analisis dan Praktis. Jakarta: Kencana
Chairuman Pasaribu dan Suhrawadi K. Lubis. 1996. Hukum Perjanjian dalam Islam. Jakarta: Sinar Grafika
Data Statistik Indonesia. Tingkat Pendidikan di Indonesia. http://datastatistik-indonesia.com
Faisal Saleh. Implementasi Sistem Asuransi Syariah. http://faisalsaleh.wordpress.com/
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah
Gemala Dewi, et.al. 2006. Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana H.B. Sutopo.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif “Dasar Teori dan
Penerapannya dalam Penelitian”. Surakarta: Sebelas Maret University Press
Ibnu Anwaruddin. 2008. “Investasi di Produk Ekonomi Syariah”. Nuansa Persada.
Volume X Nomor 50
Jason Benham. Islamic Insurance to Grow Up to 40 Percent. http://www.halaljournal.com/
Jogjainfo. Rendahnya Tingkat Pendidikan Picu Kemiskinan. (http://jogjainfo.net/rendahnya-tingkat-pendidikan-picu-kemiskinan.html) Keputusan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep.4499/LK/2000
(5)
commit to user
Laosdesyamri. Konsep & Pengertian Asuransi. http://id.shvoong.com/tags/pengertian-asuransi
Lexi J. Moleong. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Man Suparman Sastrawidjaja dan Endang. 1997. Hukum Asuransi: Perlindungan Tertanggung, Asuransi Deposito, Usaha Perasuransian. Bandung: Alumni
Media Asuransi Blog. Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI). http://mediaasuransi.wordpress.com/2010/01/14/badan-mediasi-asuransi-indonesia-bmai/
Mohammad Omar Farooq. 2007. “Partnership, Equity-Financing and Islamic
Finance: Whither Profit-Loss Sharing?”. Review of Islamic Economics, Vol. 11, Special Issue
Mohd. Ma’sum Billah. 2001. “Takaful (islamic Insurance) Premium: a Suggested
Regulatory Framework”. International Journal of Islamic Financial
Services Vol. 3. No. 1
Omar Fisher and Dawood Y. Taylor. 2000. “Prospect for Evolution of Takaful in the 21st Century”. Harvard University Mass
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18 /PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah
Rifyal Ka’bah. 2007. “Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syari’ah Sebagai Sebuah
Kewenangan Baru Peradilan Agama”. Al-Mawarid Edisi XVII
Sigit Andi. Peran badan mediasi asuransi indonesia (BMAI). http://sigitandi.blogspot.com/
Soejono dan Abdurrahman. 2005. Metode Penelitian; Suaut Pemikiran dan Penerapan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Soerjono Soekanto, 1986. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
(6)
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2006. Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Suhartono. 2008. “Paradigma Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah di
Indonesia”. (e book)
Suhrawadi K. Lubis. 2000. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika
Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama
Winarno Surachmad, 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito Wirdyaningsih, et.al. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta:
Kencana
Yeni Simanjuntak. Asuransi Syariah Proteksi Dunia Akherat. http://www.sinarharapan.co.id/index.html.
___________________. Mengenal Asuransi Syariah. http://www.sinarharapan.co.id/index.html
Yogi Ihwan. Analisa atas Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Memastikan Pemenuhan atas Kepatuhan pada Prinsip Syariah di Lembaga Keuangan.
http://herman_notary.blogspot.com/2009/06/analisaatasperandewanpengawa s.html
Zainuddin Ali. 2008. Hukum Asuransi Syariah. Jakarta: Sinar Grafika
Zulfajri. 2006. “Asas Perlindungan Hukum terhadap Nasabah dalam Asuransi Syariah (Studi pada Asuransi Takaful Keluarga Cabang Medan)”. Thesis