Urgensi Analisis Jabatan (Job Analysis) dalam Membangun Sumber Daya Manusia Aparatur yang Profesional di Lingkungan Pemerintahan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ambar TS, dkk. 2011. Memahami Good Governance dalam Perspektif Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gava Media

Bungian, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis Dan Metodologis Kearah Penguasaan Model Aplikasi.: PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Keban, Yeremias T, dkk. 2010. Reformasi Aparatur Negara ditinjau Kembali. Yogyakarta: Gava Media

Moekijat. 1998. Analisis Jabatan. Bandung: Mandar Maju

Nugroho, Riant. 2014. Public Policy. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Saksono, Slamet. 1993. Administrasi Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius

Sedarmayanti. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama

Sigarimbun. M. 2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Sofyandi, Herman.2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Syafri, Wirman. 2012. Studi Tentang Administrasi Publik. Jakarta: Penerbit Erlangga

T. Sulistiyani, Ambar dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Tangkilisan, Hesel Nogi S. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Birokrasi Publik. Yogyakarta: Lukman Offset

Thoha, Miftah. 2005. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Thoha, Miftah. 2011. Birokrasi Pemerintah Indonesia di Era Reformasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

USAID. 2013. Akuntabilitas Spirit Melayani Publik yang kian Cerewet. Surabaya: Jawa Pos Institute of Pro Otonomi (JPIP)


(2)

Sumber Internet:

www.menpan.go.id diakses pada 26/01/2016 pukul 14.00 wib

www.m.antaranews.com diakses pada tgl 27/01/2016 pukul 10.54 Wib) www.economy.okezone.com diakses pada 29/01/2016 pukul 02.27) www.samosirgreen.com, diakses pada tgl 31/03/2016

www.beritasatu.com, diakses pada tgl 19/06/2016 www.humbanghasundutankab.go.id

sumber Undang Undang

UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

Permendagri No. 35 tahun 2012 tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah daerah

PermenPAN-RB No. 35 tahun 2011 Pedoman Analisis Jabatan

PerkaBKN No 12 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis jabatan Sumber Jurnal

J. M. L.Umboh. Gambaran Analisis Jabatan, Rekrutmen, Seleksi, Penempatan dan Promosi Pegawai pada Jabatan Struktural Dinas Kesehatan Kota Gorontalo tahun 2014. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

Novitasari. K. D, Amanda. Proses Penyusunan Jabatan Eselon IV di BKD Kota Semarang (Pasca Implementasi UU No 5 tahun 2014 tentang ASN). Jurusan Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.

Preistia. Analisis Jabatan Pegawai Negeri Sipil di Bidang Mutasi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah. Jurusan Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.

Septiyanti, Murni. Analisis Jabatan Pegawai di Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang. Jurusan Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.

Sugiantoro, Billyawan. Persepsi Karyawan terhadap Penerapan Analisis Jabatan. Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI

Tanumihardjo, Shinta. Pengaruh Analisis Jabatan Terhadap Kinerja Pegawai. (Studi pada Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Malang. Jurusan Administrasi publik, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitianyang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dengan menguji hipotesis.Oleh karenanya dalam penelitian ini sendiri penulis mencari gejala, fakta-fakta kejadian dan yang berhubungan dengan analisis jabatan Aparatur Sipil Negara.

III.2 Lokasi Penelitian

Guna memperoleh data sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini sekaligus guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan, penelitian dilakukan di Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan di Bagian Hukum dan Organisasiyang berlokasi di Jl. Doloksanggul-Siborongborong Kompleks Perkantoran Tano Tubu Doloksanggul dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Humbang Hasundutan yang berlokasi di jalan Veteran Kompleks tanah lapang Doloksanggul.

III.3. Informan Penelitian

Sesuai dengan penjelasan diatas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.Dijelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk


(4)

membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian inilah yang akan menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Informan penelitian adalah orang-orang yang memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan peneliti meliputi berbagai macam yaitu:

1. Informan Kunci (Key Informan) yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan oleh penelitian. Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, Kasubbid Pengadaan dan Pensiun Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan , dan Kasubbid Pengangkatan dan Mutasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan

2. Informan Utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalahKasubbag Kelembagaan Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan di Bagian Hukum dan Organisasi dan sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan sebagaiTim Analisis Jabatan Kabupaten Humbang Hasundutan


(5)

III.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dilakukan melalui :

a) Wawancara mendalam (depth Interview), yaitu dengan cara wawancara mendalam untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari informan. Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian.

b) Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun yang telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam penelitian ini data-data sekunder yang diperlukan antara lain:

a) Studi Kepustakaan, yaitu literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel, makalah, peraturan-peraturan, struktur organisasi, jadwal, waktu, petunjuk, pelaksana, petunjuk teknis, dan


(6)

lain-b) Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau foto-foto dan rekaman yang ada dilokasi penelitian, serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

III.5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis.Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, dan menyusunnya dalam satuan-satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.

Menurut Burhan Bungin (2003;61) terdapat beberapa aktivitas dalam analisis data yaitu terdapat beberapa aktivitas dalam analisis data yaitu :

1. Reduksi Data

Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus sejalan pelaksanaan penelitian berlangsung. Tentu saja proses reduksi data ini tidak harus menunggu data terkumpul semuanya dahulu baru melaksanakan analisis namun dapat dilakukan sejak data masih sedikit sehingga selain meringankan kerja peneliti juga memudahkan peneliti dalam melakukan kategorisasi data yang telah ada. Jika hal tersebut telah dilakukan data akan secara


(7)

mudah dimasukkan dalam kelompok-kelompok yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam artian reduksi data adalah merangkum dan memfokuskan hal-hal yang penting dalam penelitian dengan mencari tema dan pola hingga memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk mencari data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Kegiatan reduksi data dan proses penyajian data adalah aktivitas-aktivitas yang terkait dengan proses analisis data model interaktif. Dengan demikian kedua proses ini berlangsung selama proses penelitian berlangsung dan belum berakhir sebelum laporan hasil akhir penelitian disusun. Penyajian data dilakukan untuk mempermudah peneliti memahami data yang diperoleh selama penelitian dibuat dalam bentuk uraian atau teks yang bersifat naratif, bagan, atau bentuk tabel

3. Kesimpulan

Kesimpulan adalah usaha penarikan arti data yang telah ditampilkan.Pemberian makna ini tentu saja sejauh pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuatnya.


(8)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1. Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan

IV.1.1. Sejarah Kabupaten Humbang Hasundutan

Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara.

Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan tepatnya tahun 1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu :

1. Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung. 2. Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul. 3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige. 4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang.

Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten Tapanuli Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964, karena pada saat itu Tapanuli Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi kabupaten berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964,dan selanjutnya


(9)

berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 terbentuknya Kabupaten Toba Samosir. Kenyataan menunjukan bahwa kedua daerah tersebut mengalami perkembangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan untuk semakin cepat pembangunan dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka harapan yang terkandung selama ini mengkristal menjadi usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan melalui terbentuknya Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.

Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten.

Berbekal keinginan untuk mendambakan peningkatan kesejahteraan masyarakat, peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di wilayah Humbang Hasundutan melalui Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Ternyata sejalan dengan tuntutan kemajuan jaman mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, melalui usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.

Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, serta dukungan DPRD Kabupaten


(10)

Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara.

Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, dalam menyikapi aspirasi tersebut di atas adalah :

1. Mengikuti perkembangan Deklarasi Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan tanggal 23 April yang dilaksanakan di Dolok Sanggul.

2. Tanggal 25 Mei 2002 menerima audensi Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan sekaligus menerima berkas pengusulan.

3. Tanggal 26 Mei 2002 Bupati Tapanuli Utara menerbitkan SK Tim Peneliti sekaligus memberi petunjuk dalam memfasilitasi aspirasi masyarakat. 4. Tanggal 27 Mei 2002 berkonsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli

Utara perihal aspirasi masyarakat tentang usulan pemekaran.

5. Tanggal 3 s/d 5 Juni 2002 menugaskan Tim Peneliti mendampingi DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, turun ke Kecamatan guna mendengar aspirasi dan meneliti usulan dimaksud.

6. Tanggal 5 Juni 2002 menerima berkas pengajuan/penyempurnaan usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. 7. Tanggal 5 Juni 2002 melapor ke Bapak Gubernur Sumatera Utara.

8. Tanggal 6 dan 7 Juni 2002 secara langsung turun ke Kecamatan- kecamatan untuk mendengar dan memfasilitasi usul pemekaran Kabupaten, sekaligus mengingatkan masyarakat agar usul pemekaran tidak menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat termasuk para perantau.


(11)

9. Tanggal 8 Juni 2002 menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dengan hasil penerbitan Surat Keputusan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 16 Tahun 2002 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara.

Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, untuk mempercepat proses pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu :

 Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli Utara guna memantapkan pemahaman dan melaporkan perkembangan terakhir usul pemekaran kepada Gubernur Sumatera Utara dan Bapak Ketua DPRD Sumatera Utara.

 Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli Utara guna memantapkan pemahaman dan dukungan bagi terwujudnya pemekaran.

 Meyampaikan laporan tertulis dan pendapat kepada Bapak Gubernur SumateraUtara, Bapak Menteri Dalam Negeri dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.

 Mengundang Komisi II DPR-RI untuk memantau, mengevaluasi dan berkunjung langsung ke wilayah yang mengusulkan pemekaran.

 Konsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dalam rangka dukungan APBD dan pengajuan usul dukungan DPRD Provinsi Sumatera Utara.

 Melakukan akurasi data pendukung Pembentukan Kabupaten sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 129 Tahun 2000.


(12)

 Melakukan Pengkajian dan uji kelayakan pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara yakni Kabupaten Humbang Hasundutan dengan memohon kesediaan Bapak Mendagri Cq. Dirjen Otonomi Daerah dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.

 Perencanaan persiapan sarana/prasarana dan Aparat guna mendukung pemekaran kabupaten.

 Menyurati para anak rantau di luar Kabupaten Tapanuli Utara untuk mendukung Usul Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara sesuai fungsi dan tugas masing-masing.

Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam waktu relatif singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPR-RI melakukan kunjungan dan pertemuan dengan masyarakat se-wilayah Humbang Hasundutan tanggal 5 September 2002 sebagai lanjutan kunjugan Komisi II DPR-RI tanggal 29 Juli 2002.

Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini mendapat pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya melahirkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara.

Pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten Humbang Hasundutan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati Drs. Manatap Simanungkalit di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan.


(13)

Mengawali tugas sebagai Bupati Humbang Hasundutan telah membuat pertemuan dengan para Tokoh Masyarakat, adat dan Tokoh Pendidikan serta Tokoh Agama di Daearah ini antara lain guna membicarakan pembuatan Logo Kabupaten Humbang Hasundutan yang disyahkan oleh DPRD.

IV.1.2. Luas Wilayah dan Kondisi Geografis

Luas Kabupaten Humbang Hasundutan adalah 251.765,93 Ha. Terdiri dari 10 (sepuluh) Kecamatan, 153 (seratus lima puluh tiga) Desa dan 1 (satu) Kelurahan, yaitu Kecamatan Pakkat, Kecamatan Onanganjang, Kecamatan Sijamapolang, Kecamatan Lintongnihuta, Kecamatan Paranginan, Kecamatan Doloksanggul, Kecamatan Pollung, Kecamatan Parlilitan, Kecamatan Tarabintang dan Kecamatan Baktiraja.

Gambar IV.1. Peta Kabupaten Humbang Hasundutan


(14)

Tabel IV.1. Luas Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Menurut Kecamatan

No. Nama Kecamatan Luas (Ha)

1 Pakkat 38.168,00

2 Onanganjang 22.256,27

3 Sijamapolang 14.018,07

4 Lintongnihuta 18.126,03

4 Paranginan 4.778,06

6 Doloksanggul 20.929,53

7 Pollung 32.736,46

8 Parlilitan 72.774,71

9 Tarabintang 24.251,98

10 Baktiraja + Luas Danau Toba 1.494,91

Humbang Hasundutan 251.765,93

Sumber : Surat Edaran Bupati Humbang Hasundutan Nomor 130/1647/Pem/XI?2007, 12 November 2007

Kabupaten Humbang Hasundutan terletak pada garis 2o1’-2o28’ Lintang Utara dan 98o10’-98o58’ Bujur Timur dan berada di bagian tengah wilayah Propinsi Sumatera Utara.Letak Geografis Kabupaten Humbang Hasundutan berbatasan dengan :

1. Sebelah Timur dengan Kabupaten Tapanuli Utara 2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah 3. Sebelah Barat dengan Kabupaten Pakpak Bharat


(15)

4. Sebelah Utara dengan Kabupaten Samosir

IV.1.3. Lambang Kabupaten Humbang Hasundutan

Gambar IV.2. Lambang Kabupaten Humbang Hasundutan

IV.1.4. Visi dan Misi Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016-2021

Visi Kabupaten Humbang Hasundutan adalah

“Mewujudkan Humbang Hasundutan yang Hebat dan Bermentalitas Unggul” Humbang Hasundutan yang “HEBAT”

H = Humbang Hasundutan Na Martuhan jala maduma (Peningkatan Keimanan Kesejahteraan dan Kualitas SDM dan Sumber Daya Alam)

E = Eme Na Godang Tano Na Bidang (Mewujudkan Ketahanan Pangan)

B = Bahen Murah Arga Ni Pupuk (Penyediaan Saprodi dan Alsintan)


(16)

T = Ture Dalan Tu Huta Sahat Tu Balian Asa Langku Na Ni Ula Dohot Tiga-Tiga (Peningkatan Kualitas Infrastruktur)

Misi Kabupten Humbang Hasundutan adalah

1. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam; 3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik;

4. Meningkatkan Kedaulatan Pangan dan Ekonomi kerakyatan;

5. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan pengembangan wilayah.

Motto Kabupaten Humbang Hasundutan adalah

1. Bekerja Keras 2. Bekerja Cerdas 3. Bekerja Serius

IV.2. Gambaran Umum Badan Kepegawaian Daerah Kabupaen Humbang Hasundutan

IV.2.1. Visi dan Misi Badan Kepegawaian Kabupaten Humbang Hasundutan

Visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan adalah “Terwujudnya Kualitas Pelayanan Kepegawaian Yang Efektif dan Efisien”. Efektif artinya :

 Mengerjakan pekerjaan yang benar atau tepat sehingga tercapai hasil yang sesuai dengan tujuan seperti telah ditetapkan.


(17)

 Pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.

 Sejauh mana dapat mencapai tujuan pada waktu yang tepat dalam pelaksanaan tugas pokok, kualitas produk yang dilaksanakan, produktivitas dan perkembangan.

 Ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) terlah tercapai dimana makin besar presentase target yang dicapai, maka makin tinggi efektifitasnya.

Efisien artinya :

 Mengerjakan pekerjaan dengan benar atau tepat dengan menggunakan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum.

 Penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum.

 Suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan menggunakan yang direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang sebenarnya.

Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan adalah :

 Meningkatkan Kualitas Pelayanan Administrasi Kepegawaian.  Meningkatkan Pembinaan Kepegawaian.


(18)

IV.2.2. Struktur Organisasi dan Data Staf Badan Kepegawaian Kabupaten Humbang Hasundutan

Bagan IV.1. Struktur Organisasi Badan kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang hasundutan

IV.3. Gambaran Umum Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.

IV.3.1. Visi dan Misi Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.

VisiBagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan adalah “Bagian Hukum Dan Organisasi Memberikan Pelayanan Secara Profesional”.

MisiBagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan adalah

 Meningkatkan profesionalisme dan produktivitas kerja aparatur.  Meningkatkan kualitas pelayanan tugas-tugas.

 Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan peran serta stakeholders dalam pelaksanaan perundang-undangan.

 Menyelesaikan permasalahan hukum baik di luar maupun di dalam pengadilan.


(19)

 Meningkatkan komunikasi hukum antar instansi pemerintah maupun dengan masyarakat.

 Melakukan penguatan kelembagaan, ketatalaksanaan dokumentasi, dan publikasi produk hukum daerah.

IV.3.2. Struktur Organisasi dan Data Staf Pegawai Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.

Bagan IV.2. Struktur Organisasi Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.


(20)

BAB V

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

V.1. Urgensi Analisis Jabatan dalam Membangun Sumber Daya Manusia Aparatur yang profesional

V.1.1. Analisis jabatan sebagai suatu metode dalam mengantisipasi permasalahan Sumber Daya Manusia Aparatur

Proses globalisasi yang tidak bisa dihentikan akan menimbulkan permasalahan diseputar Sumber Daya Manusia (SDM) dalam setiap organisasi. Dalam kondisi tersebut membutuhkan antisipasi yang strategis untuk menghadapi setiap perubahan. Untuk itu dibutuhkan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang mampu mengelola sumber daya manusianya untuk mampu menghadapi setiap perubahan yang ada. Kegiatan pertama dalam Manajemen Sumber Daya Manusia adalah untuk mendapatkan orang-orang yang tepat, baik mengenai kualitas maupun mengenai kuantitasnya (Jumlah).

Sumber Daya Manusia merupakan faktor sentral dalam organisasi. Setiap organisasi dibentuk berdasarkan berbagai visi atau tujuan untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dilaksanakan dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan organisasi yang membutuhkan pengelolaan yang baik melalui MSDM. Fungsi MSDM dalam hal personalia dalam organisasi meliputi analisis jabatan, rekrutmen dan seleksi pegawai, pelatihan, promosi, pemberian gaji/tunjangan, dan pengembangan SDM.


(21)

Perubahan-perubahan yang terjadi saat ini menuntut kualitas maupun kompetensi SDM yang juga berubah. Diperlukan adanya pengetahuan yang baru untuk dapat menghadapi perubahan yang ada.Banyak program pemerintah yang ditetapkan untuk dapat menghadapi setiap perubahan tersebut. Salah satu diantaranya adalah program analisis jabatan pegawai negeri sipil yang didalamnya mengandung deskripsi jabatan atau uraian jabatan dan persyaratan jabatan.Widhyharto (2011:122) menyatakan bahwa perdebatan paling ramai di Indonesia terkait dengan dua aspek penting MSDM adalah analisis jabatan dan rekrutmen, seleksi. Kedua hal ini sangat berhubungan langsung dengan adaptasi pekerjaan dan kapasitas sumber daya manusia yang dipakai. Rekrutmen dan seleksi yang baik diharapkan akan menjaring sumber daya manusia aparatur yang memiliki kemampuan yang sesuai kebutuhan organisasi, sedangkan analisis jabatan lebih mengutamakan penemuan SDM yang mampu beradaptasi dengan pekerjaan yang ada. Metode yang biasa digunakan untuk menentukan jenis atau kualitas SDM yang diperlukan adalah analisis jabatan.

Permasalahan yang sangat penting untuk dikaji adalah bagaimana menentukan orang yang tepat untuk mengisi suatu jabatan jika suatu jabatan itu tidak memiliki batasan yang jelas yang menyangkut ruang lingkup jabatan dan syarat yang harus dipenuhi untuk menduduki jabatan. Hal inilah yang mendasari pentingnya analisis jabatan sebagai dasar untuk melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan agar diperoleh sumber daya manusia yang tepat. Analisis jabatan merupakan sebagai alat untuk menghasilkan uraian jabatan dan spesifikasi jabatan yang sangat bermanfaat bagi proses pengembangan SDM secara keseluruhan.


(22)

Tujuan utama Undang-Undang No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah terwujudnya aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, melayani, dan sejahtera. Selanjutnya pada pasal 56 dinyatakan bahwa dalam penyusunan dan penetapan kebutuhan setiap instansi pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan ASN berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Berdasarkan Undang-Undang ini setiap daerah yang ada di seluruh Indonesia wajib menyusun kebutuhan pegawai berdasarkan analisis jabatan. Penyusunan kebutuhan pegawai berdasarkan analisis jabatan telah dilakukan di kabupaten Humbang Hasundutan sejak daerah ini dimekarkan dari kabupaten Tapanuli Utara menjadi suatu daerah yang otonom. Hal itu disampaikan oleh bapak Enrico Tobing selaku Kasubbid pengangkatan dan mutasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.

“Sejak ada berdiri humbang, analisis jabatan telah dilakukan. Walaupun ada UU ASN yang baru ini, tapi sebelumnya juga kita sudah melakukan analisis jabatan. Sudah 13 tahun Humbang Hasundutan pemekaran, ya sudah 13 tahun kita melakukan analisis jabatan. Karena memang perekrutan PNS harus berdasarkan analisis jabatan”. (wawancara pada tgl 4 Mei 2016)

Penataan pegawai berdasarkan analisis jabatan sudah dilakukan di Humbang Hasundutan sebelum terbitnya Undang-Undang No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Dari pernyataan tersebut bahwa analisis jabatan sudah menjadi keharusan dalam menyusun kebutuhan pegawai. Sejak pemekaran kabupaten Humbang Hasundutan yang sudah selama 13 tahun berlangsung, analisis jabatan sudah diterapakan untuk menyusun kebutuhan pegawai. Tetapi dalam pelaksanannya tahun-tahun sebelumnya belum tercapai dengan baik. Pelaksanaan analisis jabatan tersebut dilakukan dengan baik sejak tahun 2012. Hal ini berarti


(23)

bahwa pelaksanaan analisis jabatan di kabupaten ini masih berlangsung selama 4 tahun. Seperti yang disampaikan oleh bapak Riston Daniel Hutapea sebagai Kasubbag Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Setdakab Humbang Hasundutan dan merupakan salah satu Tim Analisis Jabatan Humbang Hasundutan.

“Idealnya tahun 2012, sebelum-sebelumnya masih berupa rincian tugas-tugas saja, sekarang tahun 2016. Berarti masih berlangsung selama 4 tahun. Tapi bupati-bupati sebelumnya juga sudah melakukan analisis jabatan”.(wawancara tgl 19 April 2016)

Sebelum seorang pegawai dapat direkrut untuk menduduki suatu jabatan tertentu, Badan Kepegawaian Daerah sebagai instansi yang memberikan pelayanan kepegawaian harus memiliki gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan dan persyaratan wajib yang harus dipenuhi untuk mengisi jabatan yang ditawarkan. Karena itu analisis jabatan merupakan langkah pertama dalam proses rekrutmen dan seleksi. Suatu jabatan yang dianalisis akan menjelaskan tentang uraian jabatan dan spesifikasi jabatan. Jika uraian jabatan telah telah tersusun dengan baik, maka akan dapat diputuskan syarat-syarat apakah yang diperlukan untuk melaksanakan jabatan dengan sebaik-baiknya.Menurut Dale Yonder (dalam Moekijat,1998:98) Uraian jabatan menguraikan pekerjaan yang dilakukan, tanggungjawab-tanggungjawab, kecakapan atau pelatihan yang diperlukan, kondisi-kondisi dimana jabatan itu lakukan, dan syarat-syarat khusus yang diperlukan. Uraian jabatan itu lebih banyak berhubungan dengan jabatan itu sendiri ketimbang dengan orang atau pegawai yang mengerjakannya. Titik berat uraian jabatan adalah menguraikan apa


(24)

yang dilakukan dan menguraikan apa kegiatan atau fungsi. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Riston Daniel Hutapea sebagai salah satu Tim analisis jabatan kabupaten Humbang Hasundutan:

Setiap jabatan apa memiliki standar kompetensi jabatan itu dan apa apa saja yang harus dipenuhi untuk menduduki jabatan tersebut. Itulah informasi jabatan. Inilah contohnya formulir informasi jabatan. Contohnya kepala bagian hukum dan organisasi. kode jabatan nanti kita berikan. Unit organisasinya Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten. Eselon II disana Asisten Pemerintahan, Eselon III tidak ada. Dan Eselon IV Kepala Sub Bagian Perundang-undangan, Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum, Kepala Sub Bagian Kelembagaan. inilah namanya informasi jabatan. Untuk menduduki jabatan Kepala Bagian Hukum dan Organisasi sudah ada disini apa-apa saja uraian tugasnya, seperti menetapkan program kerja dan rencana anggaran bagian hukum dan organisasi sekretariat daerah kabupaten humbang hasundutan, dan seterusnya. Apa saja bahan-bahan kerja yang diperlukan juga dijelaskan, alat kerja dan hasil kerja. Dalam informasi jabatan ini juga dijabarkan apa yang menjadi tanggung jawab dan wewenangnya. Dan apa saja korelasi jabatan tersebut. Seperti misalnya kepala Bagian Hukum dan Oganisasi berhubungan dengan sekretaris daerah dalam hal koordinasi pelaksanaan tugas, dan seterusnya. Kondisi lingkungan kerjanya seperti apa. Apa resiko dari jabtatan tersebut.” (wawancara pada tgl 19 April 2016)

Selain uraian jabatan yang harus jelas, dibutuhkan informasi mengenai apa saja syarat-syarat yang diperlukan untuk melaksanakan jabatan itu dengan baik. Persyaratan jabatan diperoleh dari uraian jabatan yang menitikberatkan pada syarat-syarat mengenai orangnya yang diperlukan oleh jabatan. Persyaratan jabatan atau spesifikasi jabatan menurut Moekijat (1998:39) menjelaskan tentang syarat-syarat pegawai seperti tingkat pendidikan, pengalaman yang ada hubungannya dengan jabatan, pengetahuan, keterampilan-keterampilan, atau kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk melakukan suatu jabatan tertentu. Berikut pernyataan Bapak Riston Daniel Hutapea sebagai salah satu Tim analisis jabatan kabupaten Humbang Hasundutan:


(25)

Selain informasi uraian jabatan, juga harus ada syarat jabatan yang harus dilengkapi. Pangkat, golongan, pendidikan dan seterusnya. Jadi persyaratan yang diperlukan untuk bisa menduduki kepala Hukor ia harus berpendidikan S.1 Ilmu Hukum. Trus kursus/diklat apa yang harus dipenuhi untuk menduduki kepala bagian hukum dan organisasi. dan persyaratan lainnya”. (wawancara tgl 19 April 2016)

Untuk mengetahui lebih jelas tentang analisis jabatan akan diberikan contoh Formulir Informasi Jabatan (FIJ) Kepala Bagian Hukum dan Organisasi. Formulir Informasi Jabatan ini terdiri atas identitas jabatan, uraian jabatan, dan persyaratan jabatan. Identitas jabatan terdiri dari nama jabatan, kode jabatan, unit organisasi, kedudukan dalam struktur organisasi dan ikhtisar jabatan. Uraian jabatan terdiri atas uraian tugas, bahan kerja, alat kerja, hasil kerja, Tanggung jawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja, dan keadaan/resiko bahaya. Sedangkan untuk syarat jabatan terdiri atas pangkat/golongan, ruang, pendidkan, kursus/pelatihan, pengalaman kerja, pengetahuan, keterampilan, bakat kerja, temperamen kerja, minat kerja, upaya fisik, kondisi fisik, dan fungsi pekerjaan. Berikut ini formulir informasi jabatan kepala bagian hukum dan organisasi.

FORMULIR INFORMASI JABATAN

1. Nama Jabatan : Kepala Bagian Hukum dan Organisasi

Nama jabatan adalah sebutan untuk memberi ciri atau gambaran atas isi jabatan, yang berupa sekelompok tugas yang melembaga atau menyatu dalam suatu wadah jabatan. Dengan kata lain nama jabatan dimaksudkan bisa memberikan pengertian pada pembaca atas jabatan tersebut dan dapat membedakan dengan jabatan lain. Nama jabatan tersebut harus ringkas, jelas dan dapat memberikan pengertian yang tepat bagi pembaca.


(26)

2. Kode Jabatan : HUKOR-1

Kode jabatan merupakan kode yang dibuat untuk memudahkan pengadministrasian jabatan dan dimaksudkan sebagai pembeda dengan jabatan lain. Pemberian kode jabatan untuk suatu instansi biasanya penyusunannya didasarkan atas letak jabatan tersebut dalam unit kerja. Pengkodean jabatan harus menggunakan format kode yang seragam. Misalnya Untuk Kepala Bagian Hukum dan Organisasi kode jabatannya HUKOR-1 dan untuk kepala Sub Bagian Perundang-undangan kode jabatannya HUKOR-1-1.

3. Unit Organisasi : Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten

Eselon II : Asisten Pemerintahan Eselon III :

Eselon I V : Kepala Sub Bagian Perundang-undangan, Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum, Kepala Sub Bagian Kelembagaan

Unit organisasi mencerminkan tempat atau letak keberadaan suatu jabatan. Bagian hukum dan organisasi sekretariat daerah kabupaten memiliki Unit organisasi Asisten Pemerintahan (Eselon II), Kepala Sub Bagian Perundang-undangan, Kepala Sub bagian Bantuan Hukum, Kepala sub Bagian Kelembagaan (Eselon IV), Unit Organisasi Eselon III tidak dituliskan karena jabatan yang dianalisis adalah jabatan untuk Eselon III yaitu kepala bagian hukum dan organisasi.


(27)

4. Kedudukan Dalam Struktur Organisasi :

Kedudukan dalam struktur organisasi menjelaskan posisi jabatan apakah jabatan struktural atau non struktural. Dari data terlampir, Kedudukan dalam struktur organisasi akan menggambarkan kedudukan:

Atasan langsung

Atasan dari atasan langsung

Jabatan yang dianalisis

Jabatan lain yang memiliki atasan langsung yang sama

Jabatan yang dianalisis adalah jabatan yang diberi tanda (diarsir).

5. Ikhtisar Jabatan (Uraian Jabatan) :

Merumuskan kebijakan pemerintah dibidang bantuan hukum,

rancangan produk hukum daerah,kelembagaan dan

ketatalaksanaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar tugas dan fungsi seluruh sistem perangkat daerah dapat berjalan dengan baik.

Sekretaris Daerah

Asisten Pemerintahan

Kepala Bagian Hukum dan Organisasi

Kepala Sub Bagian Perundang -

Undangan

Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum

Kepala Sub Bagian


(28)

Ikhtisar jabatan yang merupakan penjelasan uraian jabatan dalam bentuk ringkas. Ikhtisar jabatan memberikan gambaran umum tentang kompleksitas jabatan. Digambarkan dalam satu kalimat, yang menjelaskan apa yang dikerjakan (what), bagaimana cara mengerjakan (how), dan mengapa atau untuk apa dikerjakan (why). Ikhtisar jabatan Kepala bagian Hukum dan Organisasi adalah “merumuskan kebijakan pemerintah dibidang bantuan hukum, rancangan produk hukum daerah, kelembagaan dan ketatalaksanaan (what)”, “sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (how)”, “agar tugas dan fungsi seluruh sistem perangkat daerah dapat berjalan dengan baik (Why)”.

6. Uraian Tugas:

a. Menetapkan Program Kerja dan Rencana Anggaran Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tahapan :

1) Memerintahkan Kepala Sub Bagian untuk menyusun program kerja dan rencana anggaran sub bagian.

2) Mempelajari program kerja dan rencana anggaran yang diusulkan oleh Kepala Sub Bagian

3) Mendiskusikan program kerja dan rencana anggaran dengan bawahan.

4) Mengusulkan program kerja dan rencana anggaran Bagian Hukum dan Organisasi kepada Asisten Pemerintahan dan Sekretaris Daerah Kabupaten.

b. Merumuskan rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tahapan :

1) Memerintahkan Kepala Sub Bagian Perancangan Perundang-Undangan untuk menganalisis serta mengeksaminasi rancangan produk hukum daerah yang diusulkan oleh organisasi perangkat daerah.

2) Mempelajari rancangan produk hukum daerah yang telah dieksaminasi oleh Kepala Sub Bagian Perundang-undangan. 3) Mendiskusikan rancangan Peraturan Daerah dengan

Organisasi perangkat daerah terkait untuk selanjutnya dapat diusulkan ke DPRD Kabupaten Humbang Hasundutan.


(29)

4) Mengikuti pembahasan rancangan Peraturan Daerah dengan DPRD Kabupaten Humbang Hasundutan.

5) Melaksanakan konsultasi dan koordinasi ke kantor Gubernur Sumatera Utara untuk harmonisasi draft rancangan Peraturan Daerah

6) Menyampaikan rancangan produk hukum daerah kepada atasan untuk dapat ditetapkan menjadi Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati .

c. Merumuskan rancangan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati yang diusulkan organisasi perangkat daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tahapan :

1) Memerintahkan Kepala Sub Bagian Perancangan Perundang-Undangan untuk menganalisis serta mengeksaminasi rancangan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati yang diusulkan oleh SKPD ataupun Unit kerja.

2) Mempelajari rancangan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati yang telah dieksaminasi oleh Kepala Sub Bagian Perundang-undangan.

3) Mendiskusikan rancangan Peraturan Daerah dengan Organisasi perangkat daerah terkait.

4) Menyampaikan rancangan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati kepada atasan untuk dapat disetujui dan ditetapkan menjadi Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati Humbang Hasundutan.

d. Menyelenggarakan Sosialisasi Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan produk hukum lainnya.

Tahapan :

1) Memerintahkan Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum untuk menyusun jadwal sosialisasi Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan produk hukum lainnya.

2) Mempelajari rancangan jadwal pelaksanaan sosialisasi yang disusun oleh Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum.

3) Mendiskusikan pelaksanaan sosialisasi dengan bawahan. 4) Mengusulkan pelaksanaan sosialisasi Peraturan Daerah,

Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan produk hukum lainnya kepada atasan untuk mendapat persetujuan dari pimpinan.

5) Mengkordinir pelaksanaan sosialisasi Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan produk hukum lainnya agar dapat berlangsung sesuai yang direncanakan. e. Merumuskan petunjuk teknis dalam rangka penyelesaian

masalah hukum dan pelayanan bantuan hukum. Tahapan :

1) Menerima laporan permasalahan hukum dari Organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan.


(30)

2) Memerintahkan Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum untuk menyusun petunjuk teknis dalam rangka penyelesaian masalah hukum.

3) Mempelajari rancangan petunjuk teknis penyelesaian masalah hukum

4) Mendiskusikan serta memberikan petujuk tentang penyelesaian masalah hukum dengan bawahan serta Organisasi perangkat daerah terkait.

5) Mengusulkan pelaksanaan petunjuk teknis penyelesaian masalah hukum kepada atasan untuk mendapat persetujuan dari pimpinan.

f. Merumuskan petunjuk teknis dalam rangka penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar fungsi organisasi perangkat daerah dapat berjalan dengan baik.

Tahapan :

1) Menerima usulan perubahan kelembagaan dan

ketatalaksanaan dari organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan. 2) Memerintahkan Kepala Sub Bagian Kelembagaan untuk

mengevaluasi serta menyusun petunjuk teknis tentang usulan perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan sesuai dengan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja dengan mempedomani peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3) Mempelajari rancangan perubahan kelembagaan dan

ketatalaksanaan

4) Mendiskusikan serta memberikan petujuk tentang rancangan kelembagaan dan ketatalaksanaan dengan bawahan serta organisasi perangkat daerah terkait.

5) Mengusulkan rancangan perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan kepada pimpinan untuk dapat ditetapkan menjadi Peraturan Daerah, Peraturan Bupati ataupun Keputusan Bupati.

g. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan Organisasi Perangkat Daerah/Instansi Vertikal sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas di Bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten. Tahapan :

1) Memerintahkan Kepala Sub Bagian untuk mempersiapkan bahan-bahan untuk dikoordinakasikan atau dikonsultasikan. 2) Mengajukan Nota Dinas Kepala Bupati untuk pelaksanaan

koordinasi dan konsultasi ke Instansi Vertikal ataupun ke organisasi perangkat daerah di Kabupaten Humbang Hasundutan.

3) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi

4) Melaporkan hasil pelaksanaan konsultasi dan koordinasi kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Tahapan :


(31)

1) Menerima perintah lisan atau disposisi dari atasan. 2) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan. 3) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada pimpinan

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) uraian tugas adalah paparan atau bentangan atas semua tugas jabatan yang merupakan upaya pokok yang dilakukan pemegang jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerja dengan menggunakan perangkat kerja dan dalam kondisi pelaksanaan tertentu. Uraian tugas merupakan upaya pokok dalam memproses bahan kerja dengan menggunakan peralatan tertentu menjadi suatu hasil kerja. Sementara tahapan kerja (proses) merupakan langkah-langkah kegiatan yang dituliskan secara berurutan dari awal hingga akhir pelaksanaan tugas. Dalam setiap uraian tugas dijelaskan apa tahap-tahap yang harus dikerjakan agar tugas yang akan dikerjakan dapat tercapai. Uraian tugas yang baik harus sistematis, artinya bahwa uraian tugas tersebut harus memenuhi aturan, bentuk, syarat-syarat tertentu. Ringkas, artinya perlu menggunakan kata-kata dan kalimat yang singkat dan benar sehingga pembacanya tidak perlu waktu yang lama untuk memahaminya. Jelas, artinya harus dapat memberi isi dan maksud yang jelas dan dapat dipahami oleh pembacanya. Tepat, artinya harus menyajikan uraian yang sesuai dan cocok seperti apa yang dimaksudkan oleh isi jabatan. Dalam penyusunan uraian tugas harus memperhatikan syarat isi, dimaksudkan agar uraian tugas dapat mencerminkan secara tersurat dan atu tersirat akan obyek, cara dan tujuannya. Salah satu cara yang digunakan adalah diuji dengan kalimat : what (apa yang dikerjakan si pemegang jabatan), how (bagaimana cara tugas itu dilakukan) dan how (mengapa/untuk tujuan apa tugas itu dilakukan). . Salah satu uraian tugas Kepala Bagian Hukum dan Organisasi adalah “menetapakan program kerja dan


(32)

rencana anggaran bagian hukum dan organisasi sekretariat daerah kabupaten humbang hasundutan”. Dengan tahapan sebagai berikut:

1. Memerintahkan kepala sub bagian untuk menyusun program kerja dan rencana anggaran sub bagian.

2. Mempelajari program kerja dan rencana anggaran yang diusulkan oleh kepala sub bagian.

3. Mendiskusikan program kerja dan rencana anggaran dengan bawahan. 4. Mengusulkan program kerja dan rencana anggaran bagian hukum dan

organisasi kepada asisten pemerintahan dan sekretaris daerah kabupaten.

Setiap tugas yang akan dikerjakan oleh Kepala bagian hukum dan organisasi sudah dijelaskan apa saja tahapan yang akan dikerjakan dari awal hingga akhir pengerjaannya.

7. Bahan Kerja:

No Bahan Kerja Penggunaan Dalam Tugas

1. Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Gubernur, Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dll.

Pedoman pelaksanaan tugas

2. Renja Sekretariat Daerah Pedoman Penyusunan Rencana

Kegiatan Bagian Hukum dan Organisasi

3. SOP Mengatur Pelaksanaan Tugas

4. Disposisi Pimpinan Pelaksanaan Tugas yang diberikan oeh

atasan

Bahan kerja adalah masukan yang diproses dengan tindak kerja (tugas) menjadi hasil kerja. Bahan kerja akan menyatu atau menjadi bagian dari hasil kerja. Bahan kerja dapat diolah menjadi hasilkerja jika ada perangkat kerja (alat


(33)

kerja). Bahan kerja dapat berupa benda berwujud dan tidak berwujud. Benda berwujud misalnya kayu, merupakan bahan kerja tukang kayu untuk menghasilkan mebel. Benda tidak berwujud misalnya data, merupakan bahan kerja pengolah data. Bahan kerja kepala bagian hukum dan organisasi adalah Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Gubernur, Peraturan daerah, Peraturan Bupati dan lain-lain yang penggunaan dalam tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas. Bahan kerja Renja Sekretariat Daerah sebagai pedoman penyusunan rencana kegiatan bagian hukum dan organisasi. Bahan keja SOP untuk mengatur pelaksanaan tugas. Disposisi pimpinan dalam pelaksanaan tugas yang diberikan oleh atasan.

8. Perangkat /Alat Kerja:

No Perangkat Kerja Digunakan Untuk Tugas

1. Laptop atau Komputer Mendukung pelaksanaan tugas

2. ATK Mendukung pelaksanaan tugas

3. Meja, Kursi Mendukung pelaksanaan tugas

Perangkat atau alat kerja juga penting untuk digunakan dalam mendukung pelaksanaan tugas. Alat kerja biasanya digunakan berulang-ulang dan tidak menjadi bagian hasil kerja. Alat kerja tidak terbatas pada sarana materil dapat juga berupa peraturan, pedoman, prosedur kerja atau acuan lain yang digunakan dalam pelaksanaan tugas. Alat kerja yang digunakan oleh Kepala bagian hukum dan organisasi setelah dianalisis adalah laptop atau komputer, alat tulis kantor, dan meja dan kursi untuk mendukung pelaksanaan tugas.


(34)

9. Hasil Kerja:

No HASIL KERJA SATUAN HASIL

1. Rancangan Peraturan Daerah Dokumen

2. Rancangan Peraturan Bupati Dokumen

3. Rancangan Keputusan Bupati Dokumen

4. Rancangan Tata Naskah Dinas Dokumen

5. Rancangan SOP, SOTK Dokumen

6.

Tersosialisasinya Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati

Kegiatan

7. Rancangan Formasi Kelembagaan dan

Jabatan Dokumen

8.

Rancangan Program Kerja dan

Rencana Anggaran Bagian Hukum dan Organisasi

Dokumen

9. Petunjuk Teknis penyelesaian masalah

hukum dan pelayanan bantuan hukum Dokumen

Hasil kerja adalah produk yang harus dicapai oleh jabatan yang dapat berupa benda, misalnya ketikan surat sabagai hasil kerja jabatan juru ketik. Jasa, misalnya layanan tamu sebagai hasil kerja jabatan pramu tamu. Informasi, misalnya kumpulan data sebagai hasil kerja pengumpul data. Hasil kerja dihasilkan dari bahan kerja. Hasil kerja merupakan suatu produk berupa barang, jasa (pelayanan) atau informasi yang dihasilkan dari suatu proses pelaksanaan tugas. Hasil kerja dapat diperoleh bila ada sesuatu yang diolah. Dari data diatas dapat diketahui bahwa hasil kerja Kepala Bagian Hukum dan Organisasi adalah Rancangan Peraturan Daerah yang berupa dokumen, Rancangan Peraturan Bupati yang berupa dokumen, Rancanagn Keputusan Bupati yang berupa dokumen, Rancangan Tata Naskah Dinas yang berupa dokumen, Rancangan SOP, SOTK yang berupa dokumen, tersosialisasinya Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan


(35)

Keputusan Bupati yang berupa suatu kegiatan, rancangan formasi kelembagaan dan jabatan berupa dokumen, Rancangan Program Kerja dan Rencana Anggaran bagian Hukum dan Organisasi berupa dokumen, dan petunjuk teknis penyelesaian masalah hukum dan pelayanan bantuan hukum.

10. Tanggung Jawab:

a. Kesesuain pelaksanaan tugas dengan peraturan.

b. Ketepatan dalam pelimpahan wewenang kepada bawahan. c. Kesesuain pelaksanaan tugas dengan SOP.

d. Pembinaan bawahan.

e. Ketepatan waktu Penyelesaian Tugas.

Tanggung jawab yang merupakan kewajiban yang melekat pada jabatan, yang terkait dengan benar atau salahnya pelaksanaan tugas. Tanggung jawab jabatan dapat meliputi tanggung jawab terhadap bahan kerja (kerahasiaan data), alat kerja (Kelengkapan Peralatan kerja), hasil kerja (Keakuratan laporan), dan proses kerja (kesesuaian pelaksanaan tugas terhadap peraturan/SOP).

11. Wewenang:

a. Menetapkan peraturan kerja.

b. Memberikan masukan dan kritikan kepada bawahan.

c. Meminta pendapat dari atasan dan panitia penyelenggara tentang kegiatan.

d. Menolak proses kerja yang tidak sesuai norma, standar dan prosedur.

e. Memberikan perintah kepada bawahan.

Wewenang adalah hak pemegang jabatan untuk memilih alternatif dalam mengambil keputusan atau tindakan yang diakui secara sah oleh semua pihak. Wewenang merupakan hak dan kekuasaan pemegang jabatan untuk mengambil sikap atau tindakan tertentu. Wewenang berfungsi untuk mendukung hasil pelaksanaan tugas. Wewenang dapat terkait dengan bahan kerja seperti mengembalikan bahan kerja yang tidak sesuai, alat kerja seperti melakukan pemeliharaan perangkat kerja yang digunakan, hasil kerja seperti


(36)

menyebarluaskan informasi yang dihasilkan kepada orang lain dan proses kerja seperti menetapkan prosedur kerja. Salahsatu wewenang kepala bagian hukum dan organisasi setelah dianalisis adalah menetapkan peraturan kerja.

12. Korelasi Jabatan:

No Jabatan Unit Kerja/ Instansi Dalam Hal

1. Sekretaris Daerah Setdakab Humbang

Hasundutan.

Koordinasi Pelaksanaan Tugas

2. Asisten

Pemerintahan

Setdakab Humbang

Hasundutan.

Koordinasi Pelaksanaan Tugas,

3. Pimpinan organisasi perangkat daerah

Organisasi Perangkat Daerah

Koordinasi Pelaksanaan Tugas

4. Pejabat Es. IV di Bagian Hukum dan Organisasi

Bagian Hukum dan Organisasi.

Pembagian Tugas

5. Kepala Biro Hukum dan Kepala Biro Organisasi Setdakab Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara. Koordinasi Pelaksanaan Tugas

6. Menteri Dalam Negeri

Kementerian Dalam Negeri.

Koordinasi Pelaksanaan Tugas

7. Menteri Hukum dan HAM

Kementerian Hukum dan HAM.

Koordinasi Pelaksanaan Tugas

8. Ketua Pengadilan Negeri Tarutung

Pengadilan Negeri Tarutung.

Koordinasi Pelaksanaan Tugas

9. Kepala Kejaksaan Negeri Doloksanggul

Kejaksaan Negeri Doloksanggul.

Koordinasi Pelaksanaan Tugas

Dalam melaksanakan tugas pemegang jabatan selalu berhubungan dengan jabatan lain, baik timbal balik maupun searah, vertikal, horizontal maupun diagonal. Korelasi jabatan merupakan hubungan kerja yang dilakukan antara jabatan terkait dengan jabatan lain dalam konteks pelaksanaan tugas. Hubungan jabatan dapat berupa hubungan Vertikal (atasan dengan Bawahan), hubungan horizontal (hubungan dengan jabatan yang setara) dan hubungan diagonal


(37)

(hubungan dengan jabatan yang lebih tinggi di organisasi yang berbeda). Korelasi jabatan kepala bagian hukum dan organisasi setelah dianalisis salah satunya adalah kepada sekretariat daerah dalam hal koordinasi pelaksanaan tugas. Korelasi jabatan ini termasuk dalam hubungan vertikal. Korelasi hubungan diagonal dapat dilihat pada menteri hukum dan HAM yang ada di Kementrian hukum dan HAM dalam hal koordinasi pelaksanaan tugas dengan Kepala Bagian Hukum dan Organisasi. Dan korelasi jabatan yang horizontal dengan pejabat Eselon IV di bagian Hukum dan Organisasi dalam hal pembagian tugas.

13. Kondisi Lingkungan Kerja:

No Aspek Faktor

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tempat kerja Suhu Udara Keadaan Ruangan Letak Penerangan Suara

Keadaan tempat kerja Getaran

Di dalam ruangan Sejuk Lembab Dinamis Strategis Cukup Tenang Dinamis -

Kondisi lingkungan kerja adalah kondisi didalam dan disekitar pemangku jabatan dalam melaksanakan tugas-tugas jabatan dalam mengolah bahan kerja dengan perangkat kerja menjadi hasil kerja. Kondisi lingkungan kerja adalah keadaan tempat bekerja yang merupakan konsekuensi keberadaan pemegang jabatan dalam melaksanakan tugas jabatan. Kondisi lingkungan kerja suatu jabatan meliputi tempat kerja, suhu, udara, keadaan ruangan, letak, keadaan tempat kerja, penerangan, suara dan getaran. Dari analisis yang telah dilakukan kondisi lingkungan kerja kepala bagian hukum dan organisasi berada dalam ruangan yang bersuhu sejuk, memiliki udara yang lembab, keadaan ruangan yang


(38)

dinamis, letak yang strategis, penerangan yang cukup, suara yang tenang, dan keadaan tempat kerja yang dinamis.

14. Resiko Bahaya:

No Fisik / Mental Penyebab

1. Tidak ada -

Dalam bekerja, pemegang jabatan mungkin menghadapi bahaya fisik, baik yang berupa kecelakaan maupun yang berupa penyakit. Kemungkinan resiko bahaya ditentukan dari keberadaan pegawai yang terkait dengan lingkungan pekerjaan, penanganan bahan, proses yang dilakukan, penggunaan perangkat kerja, hubungan jabatan, dan penanganan produk yang diberikan. Kemungkinan resiko bahaya bisa bersifat fisik atau mental. Dari informasi jabatan diatas dapat diketahui bahwa resiko bahaya kepala bagian hukum dan organisasi tidak ada, baik fisik maupun mental.

Syarat jabatan adalah kualifikasi yang harus dipenuhi pemegang jabatan untuk dapat melaksanakan pekerjaan atau memangku jabatan. Syarat utama bagi pemegang jabatan untuk dapat melaksanakan pekerjaannya secara wajar ialah kemampuan kerja. Kemampuan kerja dapat dimiliki jika ia menguasai pengetahuan kerja, sedangkan pengetahuan kerja dapat diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan formal kursus atau pelatihan. Seseorang dapat berhasil dalam pendidikan, kursus atau pelatihan dan dapat berhasil mendapatkan pengalaman kerja yang disyaratkan jika ia memiliki bakat kerja, temperamen kerja, dan syarat fisik. Berikut ini merupakan syarat jabatan yang harus dipenuhi untuk dapat menduduki jabatan Kepala Bagian Hukum dan Organisasi.


(39)

15. Syarat Jabatan:

a. Pangkat/Gol. Ruang :Penata TK. I/III.d

b. Pendidikan :S.1 Ilmu Hukum

c. Kursus/Diklat

1) Penjenjangan : Diklat PIM III

2) Teknis : Diklat Legal Drafting, Diklat Mediator

d. Pengalaman kerja : Pernah Kasubbag

Perundang-undangan, Kasubbag Bantuan

Hukum, Kasubbag Kelembagaan e. Pengetahuan kerja : Menguasai Peraturan

Perundang-undangan dan Kelembagaan.

f. Keterampilan kerja : Menganalisis rancangan peraturan perundang-undangan

Pangkat dan golongan ruang adalah Pangkat dan golongan ruang minimal yang dipersyaratkan untuk menduduki suatu jabatan. Untuk Kepala Bagian Hukum dan Organisasi minimal harus Penata Tk. I dengan golongan III.d. Pendidikan merupakan pendidikan formal minimal yang dipersyaratkan untuk menduduki suatu jabatan. pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh Kepala Bagian hukum dan Organisasi adalah Strata 1 Ilmu Hukum. Selain pendidikan formal, pelatihan juga dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan non manajerial, seperti kemampuan di bidang manajerial, teknis tertentu, dan pengetahuan lainnya sesuai dengan syarat pekerjaan dengan memperhatikan fungsi pekerjaannya. Pelatihan yang harus dipenuhi oleh Kepala Bagian Hukum dan organisasi untuk Diklat penjenjangan adalah Diklat PIM III dan untuk Teknis adalah diklat Legal drafting dan diklat Mediator. Pengalaman kerja juga sangat penting dalam kelancaran pelaksanaan tugas. Pengalaman kerja merupakan pengembangan pengetahuan keterampilan kerja, sikap mental, kebiasaan mental dan fisik yang tidak diperoleh dari pelatihan tetapi diperoleh dari masa kerja sebelumnya dalam kurun waktu tertentu. Pegalaman kerja yang dibutuhkan untuk dapat menduduki jabatan Kepala Bagian Hukum dan Organisasi adalah Pernah Kasubbag Perundang-Undangan, Kasubbag bantuan hukum, Kasubbag


(40)

kelembagaan. Selain pengalaman kerja, keterampilan juga tidak kalah penting. Keterampilan merupakan tingkat kemampuan dan penguasaan teknis operasional pegawai dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Keterampilan kerja yang dibutuhkan untuk Kepala Bagian Hukum dan Organisasi adalah mampu menganalisis rancangan peraturan perundang-undangan.

g. Bakat Kerja :

1) Ketelitian : Kemampuan menyerap perincian yang berkaitan dalam bahan verbal atau dalam tabel

2) Inteligensi : Kemampuan belajar secara umum

3) Bakat Verbal : Kemampuan untuk memahami arti kata – kata dan penggunaannya secara tepat dan efektif

Bakat kerja merupakan kapasitas khusus atau kemampuan potensial yang disyaratkan bagi seseorang untuk dapat mempelajari, memahami beberapa tugas atau pekerjaan. Berikut ini disajikan tabel bakat kerja dalam analisis jabatan. Persyaratan bakat merupakan salah satu kriteria dasar untuk menilai kesesuaian potensi seseorang dengan jabatan tertentu.

Tabel V.1. Bakat Kerja

Kode Arti

G : Inteligensi Kemampuan belajar secara umum.

V :

Bakat verbal

( Verbal Aptitude )

Kemampuan untuk memahami arti kata-kata dan penggunaannya secara tepat dan efektif.

N :

Numerik

( Numerical Aptitude )

Kemampuan untuk melakukan operasi arithmatik secara tepat dan akurat.

S :

Pandang Ruang

( Spatial Aptitude )

Kemampuan berpikir secara visual mengenai bentuk-bentuk geometris, untuk memahami gambar-gambar dari benda-benda tiga dimensi.


(41)

(Form Perception) yang berkaitan dalam objek atau dalam gambar atau dalam bahan grafik.

Q :

Ketelitian

(Clerical Perception)

Kemampuan menyerap perincian yang berkaitan dalam bahan verbal atau dalam tabel.

K :

Kondisi motor

(Motor Coordination)

Kemampuan untuk mengkoordinir mata dan tangan secara cepat dan cermat dalam membuat gerakan yang cepat.

F :

Kecekatan jari

(Finger Dexterity)

Kemampuan menggerakkan jari-jemari dengan mudah dan perlu keterampilan.

E :

Kondisi mata, tangan, kaki

(Eye – Hand – Foot Coordination)

Kemampuan menggerakkan tangan dan kaki secara koordinatif satu sama lain sesuai dengan rangsangan penglihatan.

C :

Membedakan warna

(Color Discrimination)

Kemampuan memadukan atau membedakan berbagai warna yang asli, yang gemerlapan.

M :

Kecepatan tangan

(Manual Dexterity)

Kemampuan menggerakkan tangan dengan mudah dan penuh keterampilan.

Dari Formulir Informasi Jabatan yang telah disajikan dapat diketahui bahwa bakat kerja yang harus dimiliki oleh Kepala Bagian Hukum dan Organisasi adalah Ketelitian, Inteligensi, dan bakat verbal.

h. Temperamen Kerja:

1) R ( Repettitive, Continously ) : Kemampuan menyesuaikan diri dalam kegiatan – kegiatan yang berulang atau secara terus – menerus melakukan kegiatan yang sama, sesuai dengan perangkat prosedur, urutan atau kecepatan yang tertentu.

Temperamen kerja merupakan syarat kemampuan penyesuaian diri yang harus dipenuhi sesuai dengan sifat pekerjaan. Temperamen kerja yang disyaratkan


(42)

bagi suatu jabatan dipertimbangkan dari hasil, bahan, peralatan, kegiatan kerja, tempat kerja, resiko bahaya dan lain-lain. Terdapat 10 jenis temperamen kerja yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel V.2. Temperamen Kerja

Kode Arti

D

DCP (Direktion, Control, Planning)

Kemampuan menyesuaikan diri menerima tanggung jawab untuk kegiatan memimpin, mengendalikan atau merencanakan.

F

FIF (Feeling, Idea, Fact)

Kemampuan menyesuaikan diri dengan kegiatan yang mengandung penafsiran perasaan, gagasan atau fakta dari sudut pandangan pribadi.

I

I (Influ/Influencing) Kemampuan menyesuaikan diri untuk pekerjaan - pekerjaan mempengaruhi orang lain dalam pendapat, sikap atau pertimbangan mengenai gagasan.

J

SJC (Sensory & Judgemental Criteria)

Kemampuan menyesuaikan diri pada kegiatan perbuatan kesimpulan penilaian atau pembuatan peraturan/Keputusan berdasarkan kriteria rangsangan indera atau atas dasar pertimbangan pribadi.

M

MVC (Measurable And Veri Fiable Criteria)

Kemampuan menyesuaikan diri dengan kegiatan pengambilan kesimpulan, pembuatan pertimbangan, atau pembuatan peraturan/Keputusan berdasarkan kriteria yang diukur atau yang dapat diuji.


(43)

P

DEPLl (Dealing With People) Kemampuan menyesuaikan diri dalam berhubungan dengan orang lain lebih dari hanya penerimaan dan pembuatan instruksi. R

REPCON (Repettive, Continously)

Kemampuan menyesuaikan diri dalam kegiatan-kegiatan yang berulang, atau secara terus menerus melakukan kegiatan yang sama, sesuai dengan perangkat prosedur, urutan atau kecepatan yang tertentu.

S

PUS (Performing Under Stress) Kemampuan menyesuaikan diri untuk bekerja dengan ketegangan jiwa jika berhadapan dengan keadaan darurat, kritis, tidak biasa atau bahaya, atau bekerja dengan kecepatan kerja dan perhatian terus menerus merupakan keseluruhan atau sebagian aspek pekerjaan.

T

STS (Set 0f Limits) Kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi yang menghendaki pencapaian dengan tepat menurut perangkat batas, toleransi atau standar-standar tertentu. V

VARCH (Variety, Changing) Kemampuan menyesuaikan diri untuk melaksanakan berbagai tugas, sering berganti dari tugas yang satu ke tugas yang lainnya yang “berbeda” sifatnya, tanpa kehilangan efisiensi atau ketenangan diri.

Dari hasil analisis jabatan yang dilakukan temperamen kerja Kepala Bagian hukum dan Organisasi adalah R (Repetitive, Continously): Kemampuan


(44)

menyesuaikan diri dalam kegiatan-kegiatan yang berulang atau secara terus menerus melakukan kegiatan yang sama, sesuai dengan perangkat prosedur, urutan atau kecepatan yang tertentu.

i. Minat Kerja :

1) 1.a: Pilihan melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan benda dan obyek

2) 3.a : Pilihan melakukan kegiatan rutin, konkrit dan teratur 3) 4.a : Pilihan melakukan kegiatan yang dianggap baik bagi

orang lain

Minat ialah kecenderungan memiliki kemauan, keinginan, dan kemampuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan dengan baik berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Minat merupakan komponen yang penting dalam analisis jabatan. Berikut ini disajikan tabel Minat kerja dalam analisis jabatan yang menggunakan teori karier/kepribadian Holland.

Tabel V.3. Minat Kerja

Kode Gambaran Pekerjaan

R (Realistik) Pekerjaan-pekerjaan yang memiliki antara lain:

 Kegiatan yang membutuhkan keterampilan tangan

 Tugas Mekanial atau Teknikal

 Aktifitas Fisik

 Pekerjaan yang dilakukan di luar ruangan

 Menggunakan peralatan atau perlengkapan yang spesifik

 Memperbaiki mesin atau benda-benda

 Bekerja dengan obyek nyata

 Dapat dilakukan seorang diri

I (Investigatif) Pekerjaan-pekerjaan yang meliputi antara lain:

 Melakukan Penelitian

 Membutuhkan kemampuan matematis

 Membutuhkan analisis kritis


(45)

brainstorming(penciptaan ide/konsep)

 Penyelesaian masalah-masalah abstrak

 Pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya akademis

 Tugas-tugas ilmiah

 Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan ketepatan tinggi

A (Artistik) Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan antara lain:

 Membuat suatu karya tulis kreatif

 Mendesain sampul majalah/kemasan produk

 Melakukan pengembangan produk

 Melakukan pemikiran kreatif

 Merubah dan mengembangkan sesuatu (yang bersifat abstrak)

 Menampilkan ekspresi yang orisinil dan artistik

 Memiliki jadwal kerja yang bervariasi

 Berada dalam struktur kerja otonom

S (Sosial) Pekerjaan-pekerjaan yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti :

 Menjalin hubungan dengan orang lain

 Kegiatan-kegiatan yang sifatnya sukarela / sosial

 Memiliki tujuan yang sifatnya idealis

 Berhubungan dengan Klien/ Masyarakat

 Mengajar / Berkomunikasi secara intens

 Kegiatan-kegiatan yang berkelompok atau tim

 Aktifitas yang membutuhkan keterampilan bersosial

 Pekerjaan konsultasi/konseling atau pembinaan


(46)

E

(Kewirausahaan/Entrepreneuri al)

Pekerjaan-pekerjaan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan antara lain :

 Kegiatan yang menantang atau melibatkan pengambilan resiko

 Pengembangan bisnis

 Memiliki potensi untuk berkembang

 Memiliki orientasi financial

 Melibatkan pengambilan keputusan

 Aktifitas-aktifitas penjualan/marketing

 Negosiasi perjanjian dan kontrak

 Aktifitas Entrepreneurial

C (Konvensional) Pekerjaan-pekerjaan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan antara lain :

 Administratif / tugas dasar organisasi

 Mengelola arsip

 Menjalankan sistem atau rutinitas

 Menyusun pembukuan/akuntansi

 Mengikuti kebijakan atau prosedur

 Kegiatan yang berhubungan dengan angka

 Pelaporan yang rinci

 Jadwal kerja yang ketat dan terstruktur

Mengingat faktor minat dan bakat sangat berperan terhadap kinerja seseorang, maka dalam dalam proses rekrutmen dan dan seleksi tidak boleh melupakan faktor tersebut. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap kepuasan kerja sementara bakat berpengaruh terhadap kinerja sipemegang jabatan. Pegawai yang ditempatkan pada jabatan yang sesuai dengan minat dan bakat pribadinya akan lebih efektif bila dibandingkan dengan mereka yang ditempatkan pada jabatan yang kurang sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal ini disebabkan karena pegawai yang ditempatkan pada jabatan yang sesuai dengan minatnya akan mudah mencapai kepuasan kerja sehingga dapat memacu loyalitas terhadap organisasi. semntara mereka yang ditempatkan sesuai dengan bakatnya akan dapat bekerja secara maksimal sehingga produktivitas organisasi dan pegawai dapat


(47)

selalu ditingkatkan. Karena itu dalam proses penataan pengelolaan pegawai harus menggali minat dan bakat calon pegawai yang sesuai dengan persyaratan jabatan.

j. Upaya Fisik :

1) Duduk, Berdiri

2) Mendengar, Berbicara 3) Melihat

4) Berjalan

Upaya fisik merupakan penggunaan organ fisik meliputi seluruh bagian anggota tubuh dalam pelaksanaan tugas jabatan. jenis upaya fisik antara lain berdiri, berjalan, duduk, mengangkat, membawa, mendorong, menarik, memanjat, menyimpan imbangan/mengatur imbangan, menunduk, berlutut, membungkuk, merangkak, menjangkau, memegang, bekerja dengan jari, meraba, berbicara, mendengar, melihat, ketajaman jarak jauh, ketajaman jarak dekat, pengamatan secara mendalam, penyesuaian lensa mata, melihat berbagai warna, luas. Upaya fisik yang dibutuhkan Kepala bagian Hukum dan Organisasi adalah duduk, berdiri, mendengar, berbicara, melihat, dan berjalan.

k. Kondisi Fisik

1) Jenis Kelamin : Pria / Wanita

2) Umur : Relatif

3) Tinggi badan : Relatif 4) Berat badan : Relatif 5) Postur badan : Relatif 6) Penampilan : Relatif

Kondisi fisik adalah persyaratan spesifik dari pekerjaan yang terkait dengan kondisi fisik pegawai. Sedapat mungkin penentuan kondisi fisik didasarkan pada penelitian empirik, karena persyaratan fisik yang tidak relevan/sesuai dapat mengarah pada diskriminasi pegawai. Kondisi fisik meliputi jenis kelamin, umur tertentu yang disyaratkan, tinggi badan tertentu, berat badan tertentu, postur tubuh, penampilan.


(48)

l. Fungsi Pekerjaan : 2) D 3 : menyusun data 3) O 7 : melayani orang

Dalam bekerja, pemegang jabatan berhubungan dengan data, orang, dan benda. Fungsi pekerja adalah fungsi yang menunjukkan intensitas hubungan pemegang jabatan terhadap data, orang dan benda. Intensitas hubungan ini ditingkat-tingkatkan, setiap tingkat diberi kode penunjuk dengan angka, angka yang kecil menunjukkan tingkat yang tinggi dan angka yang besar menunjukkan tingkat yang rendah. Berikut ini disajikan tabel Fungsi Pekerja dalam Analisis Jabatan.

Tabel V.4. Fungsi Pekerja

A. Tingkat Hubungan PemegangJabatan Dengan Data D0 = Memadukan data Menyatukan atau memadukan hasil

analisis data untuk menemukan fakta menyusun karangan atau mengembangkan konsep, pengetahuan, interprestasi, menciptakan gagasan dengan menggunakan imajinasi.

D1 = Mengkoordinasikan data

Menentukan waktu, tempat atau urutan operasi yang akan dilaksanakan atau tindakan yang harus diambil berdasarkan hasil analisa data, melaksanakan ketentuan atau melaporkan kejadian dengan cara menghubung-hubungkan mencari kaitan serta membandingkan data setelah data tersebut dianalisa.

D2 = Menganalisis data Mempelajari, mengurai, merinci dan menilai data untuk mendapatkan kejelasan, atau menyajikan tindakan alternatif.

D3 = Menyusun data Mengerjakan, menghimpun atau mengelompokkan tentang data, orang atau benda.

D4 = Menghitung data Mengerjakan perhitungan aritmatik, (tambah, kurang, bagi) mencacah tidak


(49)

termasuk dalam. D5 = Membandingkan/

Mencocokkan data

Mengidentifikasikan persamaan atau perbedaan sifat - sifat data, orang atau benda yang dapat diamati secara langsung, serta secara fisik, dan sedikit sekali memerlukan upaya mental.

D6 = Menyalin data Menyalin, mencatat atau memindahkan data.


(50)

B. Tingkat Hubungan Pemegang Jabatan Dengan Orang O0 = Menasehati Memberi bimbingan, saran, konsultasi

atau nasehat kepada perorangan atau instansi dalam pemecahan masalah berdasarkan disiplin ilmu, spiritual, atau prinsip – prinsip keahlian lainnya.

O1 = Berunding Menyelesaikan masalah dengan tukar menukar dan beradu pendapat, argumen, gagasan, dengan pihak lain untuk membuat keputusan.

O2 = Mengajar Melatih orang lain dengan memberikan penjelasan, peragaan, bimbingan teknis, atau memberikan rekomendasi atas dasar disiplin yang bersifat teknis.

O3 = Menyelia Menentukan atau menafsirkan prosedur ker-ja, membagi tugas, menciptakan dan meme-lihara hubungan yang harmonis diantara bawahan dan meningkatkan efisiensi. O4 = Menghibur Menghibur orang lain, seperti

menggu-nakan media panggung, film, televisi dan radio.

O5 = Mempengaruhi Mempengaruhi orang lain untuk memperoleh keuntungan dalam benda, jasa atau pen-dapat.

O6 = Berbicara – memberi tanda

Berbicara atau memberi tanda kepada orang lain untuk meminta, memberi informasi atau untuk mendapatkan tanggapan atau reaksi yang sifatnya tidak konseptual.

O7 = Melayani orang Memenuhi kebutuhan atau permintaan orang lain, baik yang dinyatakan atau yang tidak langsung dinyatakan tetap harus dilaksanakan menurut ketentuan. Fungsi ini diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk melaksanakannya.

O8 = Menerima instruksi Membantu melaksanakan kerja berdasarkan perintah atasan yang


(51)

(52)

C. Tingkat Hubungan Pemegang Jabatan Dengan Benda B0 =Merakit/Melakukaninstalasi

mesin

Menyesuaikan mesin untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan mema-sang,

mengubahkomponen-komponennya atau memperbaiki mesin menurut standar.

B1 =Mengolah benda secaraPresisi/akurat

Menggunakan anggota badan atau perkakas untuk mengerjakan, memindahkan, menga-rahkan atau menempatkan obyek secara tepat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dengan toleransi yang kecil.

B2 = Mengontrol / melakukan pengaturan mesin

Menghidupkan, menyetel, mengatur kerja mesin.

B3 = Mengemudikan / menjalankan mesin

Menghidupkan, menghentikan, mengatur jalan mesinatau peralatan yang arahnya harus dikemudikan untuk memproses atau memindahkan benda atauorang. Dalam fungsi ini mesin sifatnya bergerakatau berjalan.

B4 = Mengolah benda dengan

tangan atau peralatan khusus

Menggunakan anggota badan,

seperangkat alat perkakas tangan atau alat-alat khusus untuk mengerjakan, menggerakkan, menga-rahkan atau menempatkan benda/ pekerjaan.

B5 = Melayani mesin Menghidupkan dan menghentikan mesin beserta peralatannya.

B6 = Memasukkan,

mengeluarkan barang ke/dari mesin

Menyisipkan, memasukan, mencelupkan atau menempatkan bahan ke dalam atau memindahkan dari mesin, atau dari peralatan otomatis, atau yang dilayani, atau yang dioperasikan pegawai lainnya. B7 = Memegang Menggunakan anggota badan, perkakas

tangan atau alat khusus lain dalam mengerjakan, memindahkan atau membawa benda.


(53)

Fungsi Pekerja yang dibutuhkan untuk dapat menduduki jabatan Kepala Bagian Hukum dan Organisasi adalah fungsi terhadap data yaitu D3 dalam hal menyusun data. Dan fungsi terhadap orang yaitu O7 dalam hal melayani orang.

16.Prestasi Kerja yang diharapkan

No Satuan Hasil1 Jumlah Hasil

(Dalam 1 Tahun)

Waktu Penyelesaian 2)

17. Butir Informasi Lain : -

Prestasi kerja yang diharapkan merupakan hasil kerja apa yang dihasilkan oleh pemegang jabatan. Disebutkan juga jumlah satuannya dan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan satuan hasil tersebut berapa lama. Dan yang terakhir adalah butir informasi lain, yang menuliskan informasi yang dapat disampaikan terkait dengan jabatan yang saat ini dipangku jika ada.

Uraian jabatan (Job description) dan spesifikasi jabatan inilah yang seharusnya dijadikan informasi dasar untuk memulai proses rekrutmen dan seleksi dan penempatan. Berdasarkan Formulir Informasi Jabatan diatas dapat dilihat bahwa untuk menduduki jabatan sebagai Kepala Bagian Hukum dan Organisasi Di Setda Kabupaten Humbang Hasundutan harus memahami dan mampu mengerjakan apa yang telah diuraikan dalam uraian jabatan. Dan orang yang diharapkan mampu menduduki jabatan tersebut dapat diketahui melalui persyaratan jabatan yang ditawarkan. Melalui pemaparan dari Informasi Jabatan tersebut diharapkan organisasi memperoleh sumber daya manusia yang tepat. Melalui informasi jabatan tersebut sebagai landasan bagi organisasi untuk mencari


(54)

pegawai yang tepat sesuai kriteria yang dibutuhkan sehingga permasalahan dalam perekrutan pegawai dapat dihindari

Analisis jabatan dapat dipakai sebagai landasan atau pedoman terutama bagi penerimaan atau penempatan pegawai. Analisis jabatan adalah suatu kegiatan untuk memberikan analisa pada setiap jabatan, dengan demikian akan memberikan gambaran tentang syarat-syarat diperlukan bagi setiap pegawai untuk jabatan tertentu. Tetapi dalam pelaksanaannya, tidak menutup kemungkinan bahwa pegawai yang menduduki jabatan tertentu tidak memenuhi syarat yang telah dibuat. Salah satu syarat penting dalam analisis jabatan adalah pendidikan pegawai. Sementara ada beberapa pegawai di kabupaten Humbang Hasundutan yang menempati suatu jabatan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Sementara pendidikan merupakan salah satu syarat yang penting dimana melalui pendidikan sumber daya manusia ditempah untuk memiliki kemampuan, pengetahuan, kompetensi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Hal tersebut dinyatakan oleh Bapak Enrico Tobing:

Ada, tidak banyak tapi. pasti ada itu. Semua daerah pasti ada. kita tidak bisa menghindari keuerangan SDM yang sesuai dengan pendidikannya. Kalau tidak ada yang memenuhi persyaratan, ya kita pilih yang terbaik walaupun tidak sesuai dengan disiplin ilmunya”. (wawancara pada tgl 4 Mei 2016)

Ketidaksesuaian golongan dengan jabatan juga terjadi pada pegawai dikabupaten Humbang Hasundutan. Karena jumlah PNS dilihat dari golongannya tidak sesuai dengan kebutuhan maka akan dilakukan pengangkatan atau


(1)

10.Buat Kelompok Kecil penulis “Le Gra Go Deo (LGGD)” terkhusus buat Pemimpin rohani penulis kak Lona, Kak Lenta dan juga Kak Evanalia. Terimakasih untuk perhatian, kepedulian, bahkan kesabaran untuk membimbing kami adik-adikmu. Terimakasih juga buat teman satu kelompok, ada Mery (yang selalu satu hati untuk tidak kelompok dan orang yang paling jago membully Oktri), Yeyen (Business women dan juga orang yang paling aktif di pelayanan. PKK satu-satunya di kelompok ini) dan Oktri (selalu menjadi korban bullyan dan bahan tertawaan di kelompok ini. Terimakasih Oktri kehadiranmu selal menghibur kami) . Kalian bukan hanya sekedar teman bagiku, tetapi saudara yang selalu menguatkan dan mendukung dalam doa di kala suka dan duka. Semoga kita menjadi anak Allah yang Taat dan takut akan Dia.

11.Buat Keluarga Besar UKM KMK UP PEMA FISIP. Terimakasih untuk pelayanan dan persekutuan kita untuk selama ini . Semoga Allah tetap memelihara pelayanan ini dan kita tetap semangat dan setia melayani Dia. 12.Buat Paguyuban Karya Salemba Empat USU yang telah memberikan

dukungan dana selama 2 tahun melalui beasiswa KSE. Semoga KSE tetap jaya dan semakin bersemangat untuk tetap mendukung mahasiswa yang membutuhkan finansial dalam menyelesaikan studi melalui beasiswa yang diberikan. KSE.. JAYA...

13.Buat Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Administrasi Negara (IMDIAN) Periode 2014-2015, terkhusus untuk Bidang Rohani Kristen, terimakasih untuk kepengurusan yang kita lalui selama satu tahun. Biarlah setiap program yang kita kerjakan tetap menyenangkan hatiNya dan untuk Kemuliaan namaNya. Terimakasih buat Aurel (Sang sekretaris yang tak pernah nampak), anggota yang KECE, ada Yeni Putri Sitorus, Yesika Sitorus, Alfonso Sitorus, Deminar Doloksaribu, Elisa Pandia dan juga Indra Simamora.

14.Buat teman-teman “Jombi (Jomblo Bahagia)”, kita adalah orang yang setia di kejombloan kita, Fhida (pengagum sang lelaki Abstrak yang katanya Anak Teknik), Mery (katanya Madame of the FISIP dan pencari


(2)

satu pun yang jelas), Afrylia (Gak hidup namanya kalo gak ada pacar. Peace Fryl), Anita (orang yang selalu senyum-senyum aja). Buat Randy dan Oloan juga yang kadang ada dan kadang tidak ada. Terimakasih untuk kebersamaan selama 4 tahun ini. Banyak hal yang sudah kita lalui bersama, nongkrong sama, naik gunung sama dan masih banyak lagi. Semoga kita tetap menjaga komunikasi kita walaupun kelak kita akan menjalani hidup masing-masing. Aku pasti akan merindukan kalian. 15.Buat teman-teman Administrasi Negara 2012 dan seluruh abang/kakak

senior dan adik-adik junior di departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU. Terimakasih ketika bolehsaling berbagi Ilmu dan pengetahuan di jurusan ini. Semangat administrator muda Indonesia.

16.Untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih untuk doa-doa dan kebaikan yang kalian berikan sehingga penulis tetap bersemangat dalam pengerjaan skripsi ini.

Penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, besar harapan penulis ada kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini kedepannya. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Juni 2016 Penulis,

Besriaty Simanullang 120903128


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Rumusan Masalah ... 10

I.3. Tujuan Penelitian ... 10

I.4. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KERANGKA TEORI ... 12

II.1. Reformasi Birokrasi ... 12

II.1.1. Pengertian Reformasi Birokrasi ... 12

II.2. Good Governance ... 13

II.2.1. Pengertian Good Governance ... 13

II.3. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) ... 15

II.3.1. Pengertian MSDM ... 15

II.3.2. Ruang Lingkup MSDM ... 19

II.4. Perencanaan Kepegawaian ... 21

II.5. Analisis Jabatan ... 23

II.5.1. Pengertian Analisis Jabatan ... 23

II.5.1.1. Uraian Jabatan (Job Description) ... 26

II.5.1.2. Data-Data dalam Uraian Jabatan ... 27

II.5.1.3. Kegunaan Uraian Jabatan ... 30

II.5.1.4. Persyaratan Jabatan (Job Specification) ... 31

II.5.1.5 Kegunaan Persyaratan Jabatan ... 33

II.5.2. Tujuan Analisis Jabatan ... 33

II.5.3. Manfaat Analisis Jabatan ... 34

II.5.4. Prinsip-Prinsip Analisis Jabatan ... 35

II.5.5. Pentingnya Analisis Jabatan ... 36

II.6. Sumber Daya Manusia Aparatur ... 42

II.6.1. Pengertian Sumber Daya Manusia Aparatur ... 42

II.6.2. Jenis, Status, dan Kedudukan Aparatur Sipil Negara ... 45

II.6.3. Fungsi, Tugas, dan Peran Aparatur Sipil Negara ... 45

II.6.4. Jabatan ASN ... 46

II.7. Defenisi Konsep ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

III.1. Bentuk Penelitian ... 50

III.2. Lokasi Penelitian ... 50

III.3. Informan Penelitian ... 50


(4)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 55

IV.1. Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan ... 55

IV.1.1. Sejarah Kabupaten Humbang Hasundutan ... 55

IV.1.2. Luas Wilayah dan Kondisi Geografis ... 60

IV.1.3. Lambang Kabupaten Humbang Hasundutan ... 62

IV.1.4. Visi dan Misi Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2216-2021 ... 62

IV.2. Gambaran Umum Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan ... 63

IV.2.1. Visi dan Misi BKD Humbang Hasundutan ... 63

IV.2.2. Struktur Organisasi BKD Humbang Hasundutan ... 65

IV.3. Gambaran Umum bagian Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan ... 66

IV.3.1. Visi dan Misi Bagian Hukum dan Organisasi Setda Kabupaten Humbang Hasundutan ... 66

IV.3.2. Struktur Organisasi bagian Hukum dan Organisasi Kabupaten Humbang Hasundutan ... 66

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 67

V.1. Urgensi Analisis jabatan dalam Membangun Sumber Daya Manusia Aparatur yang Profesional ... 67

V.1.1. Analisis Jabatan sebagai suatu metode dalam Mengantispasi permasalahan SDM aparatur ... 67

V.1.2. Pemanfaatan Analisis Jabatan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia ... 106

V.1.2.1 Analisis Jabatan landasan Penerimaan Pegawai ... 107

V.1.2.2 Analisis jabatan sebagai dasar untuk melakukan mutasi ... 108

V.1.2.3 Analisis jabatan sebagai landasan untuk promosi jabatan ... 109

V.1.2.4 Analisis jabatan sebagi landasan melaksanakan pelatihan ... 110

V.1.2.5 Analisi jabatan sebagai landasan menentukan remunerasi ... 112

V.2. Proses Penyusunan Analisis Jabatan ... 113

BAB VI PENUTUP ... 121

VI.1. Kesimpulan ... 121


(5)

DAFTAR TABEL/BAGAN

Tabel II.1. Kegiatan Utama dalam MSDM ... 20

Tabel IV.1. Luas Daerah Kabupaten Humbahas Menurut Kecamatan ... 58

Bagan IV.1. Struktur Organisasi BKD Humbang Hasundutan ... 62

Tabel IV.2. Data Pegawai BKD Humbang Hasundutan ... 63

Bagan IV.2. Struktur Organisasi Bagian Hukum dan Organisasi Setdakab Humbang Hasundutan ... 67

Tabel IV.3. Data Pegawai bagian Hukum dan Organisasi Setdakab Humbang Hasundutan ... 68

Tabel V.1. Bakat Kerja ... 87

Tabel V.2. Temperamen Kerja ... 89

Tabel V.3. Minat Kerja ... 91


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1. Peta Kabupaten Humbang Hasundutan ... 58 Gambar IV.2. Lambang Kabupaten Humbang Hasundutan ... 60