HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA MASSA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI SMAN 8 SURAKARTA

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

Rizza Norta Villeny Rosita Dewi R0106045

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

i MOTTO

Success is a journey, not a destination Ben Sweetland Sometimes the path you’re on is not as important as the direction you’re heading. ~ Kevin Smith Our talents are the gift that God gives to us… What we make of our talents is our gift back to God. ~ Leo Buscaglia To accomplish great things, we must not only act, but also dream; not only plan, but also believe. ~ Anatole France Optimis adalah sebuah energi positif diri ,sebuah sistem pendukung dalam pencapaian tujuan yang lebih baik lagi. Selalu optimism aka pikiran kita akan mencari jalan dari setiap permasalahan.


(3)

ii Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

1. Allah SWT, atas Rahmat dari Nya aku bisa berdiri tegak dan mandiri menjalani kehidupanku.

2. My parent, terimakasih atas doa dan dukungannya, 3. Adek2ku yang lucu, koko & ipah

4. dr. S. Bambang widjokongko dan Ibu mujahidatul musfiroh s.kep. ns yang telah meluangkan waktu membimbing hingga selesainya kti ini

5. Gank ”BeTe” : ShiNta, Whike, deny, arista, chuwy & darah

Sunyi hidup ini Tanpa kalian, bersama-sama kita melewati kesedihan & kebahagiaan. LOVE U guys....

6. Thanks to someone special in my life (my Dedy), without u the world not colorfull.

7. Teman-teman calon bidan yg brani tampil beda yg menamakan dirinya ” D iv kebidanan fk uns” angkatan 2006.


(4)

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA MASSA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

DI SMAN 8 SURAKARTA

Oleh:

Rizza Norta Villeny Rosita Dewi R0106045

Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Validasi KTI Mahasiswa D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS

Pada Hari , Tanggal Agustus 2010

Pembimbing Utama

S. Bambang Widjokongko, dr., M. Kes NIP : 19481231 197609 1 001

Pembimbing Pendamping

Mujahidatul Musfiroh, S. Kep., Ns NIP: 19820821 2005012 001 Penguji

Jarot Subandono, dr, M. Kes. NIP. 19680704199903 1 002

Ketua Tim KTI

(Mochammad Arief Tq, dr., MS, PHK) NIP : 19500913 198003 1 002

Mengesahkan,

Ketua Program Studi D IV Kebidanan FK UNS

H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K) NIP. 19510421 198011 1 002


(5)

iv

Rizza Norta Villeny Rosita Dewi. R0106045, 2010, HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA MASSA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN

KEEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA KELAS XI SMAN

SURAKARTA.

Masa remaja merupakan fase pertumbuhan perkembangan antara masa anak dan dewasa. Tahun 2007 jumlah remaja 65 juta jiwa atau 30% dari jumlah penduduk Indonesia. Orang tua merasa tabu membicarakan masalah seks sehingga remaja mencari alternatif sumber informasi. Remaja banyak menggunakan media massa sebagai sumber informasi.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja kelas XI di SMA Negeri 8 Surakarta.

Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Jumlah responden 179 siswa. Uji analisis menggunakan uji korelasi Spearmen Rank.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa responden dengan penggunaan media massa tinggi 13 orang (7,26%), sedang 143 orang (79,88%) dan rendah 23 orang (12,84%). Responden dengan tingkat pengetahuan tinggi 5 orang (2,79%), sedang 117 orang (65,4%) dan rendah 57 (31,8%). Hasil uji statistik adalah τ = 0,538 masuk dalam kategori sedang (0,40-0,599) dengan signifikansi 0,000 (P < 0,005).

Simpulan hasil adalah terdapat hubungan positif dan signifikan. Terdapat hubungan antara penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada siswa kelas XI SMAN Surakarta. Semakin tinggi penggunaan media massa maka tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi semakin tinggi pula. Kata Kunci: Remaja, Penggunaan media massa, Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi.


(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMAN 8 Surakarta”. Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Saint Terapan.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, baik berupa bimbingan, dorongan dan nasihat-nasihat, oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Syamsulhadi, dr. Sp.Kj, rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Prof. Dr. H. A. A. Subijanto, dr. M.S, dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. dr. Tri Budi Wiryanto, Sp.OG selaku Ketua Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. dr. S. Bambang Widjokongko, PHK, M. Pd Ked. selaku Sekretaris Program Studi D IV Kebidanan dan selaku dosen Pembimbing Utama, terima kasih untuk meluangkan waktu dan pikiran yang dengan kesabaran dan penuh tanggung jawab dalam memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan. 5. Moch. Arief Tq, dr, MS, PHK selaku ketua tim KTI.


(7)

vi

6. Mujahidatul Musfiroh,S.Kep,Ns selaku dosen Pembimbing Pendamping, yang bersedia mencurahkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan dorongan selama penulis menyusun karya tulis ilmiah ini. 7. Jarot Subandono, dr, M.Kes selaku penguji, yang telah banyak memberikan

masukan berharga sehingga mampu membukakan pintu pemahaman saya dalam penyusunan karya tulis ini.

8. Seluruh dosen dan staf D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

9. Drs. H. Sudadi Mulyono, M.Si, selaku Kepala SMA Negeri 8 Surakarta, beserta staf yang telah memberikan izin dan membantu proses penelitian. 10. Seluruh siswi SMA Negeri 8 Surakarta atas kerelaan dan partisipasinya

menjadi responden dalam penelitian karya tulis ilmiah ini.

11. Teman-teman Mahasiswa D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberi dukungan demi lancarnya penulisan studi kasus ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, Agustus 2010


(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN VALIDASI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 3

D.Manfaat ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka ... 5

1. Media Massa ... 5

a. Pengertian media massa ... 5

b. Jenis-jenis media massa ... 5

c. Macam-macam media massa ... 6


(9)

viii

a. Pengertian pengetahuan ... 10

b. Tingkatan pengetahuan ... 11

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 12

3. Remaja ... 14

a. Pengertian remaja ... 14

b. Batasan remaja ... 15

4. Kesehatan Reproduksi ... 15

a. Pengertian kesehatan reproduksi ... 15

b. Pengertian kesehatan reproduksi remaja ... 15

c. Komponen kesehatan reproduksi remaja ... 16

5. Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ... 19

B. Kerangka Konsep ... 21

C.Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

C.Populasi Penelitian ... 22

D.Sampel dan Teknik Sampling ... 22

E. Estimasi Besar Sampel ... 23


(10)

ix

G.Identifikasi Variabel Penelitian ... 24

H.Definisi Operasional Variabel ... 24

I. Instrumentasi ... 25

J. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Responden Penelitian ... 30

B. Data Variabel Penggunaan Media Massa ... 31

C.Data Variabel Tingkat Pengetahuan ... 32

D.Hasil Analisis Data ... 33

BAB V PEMBAHASAN ... 34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA


(11)

x


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Kategori skala penggunaan media massa ... 23 Tabel 3.2 Kategori skala tingkat pengetahuan ... 23 Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi . 26 Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden Kelas XI di SMAN 8

Surakarta Tahun 2010 ... 30 Tabel 4.2 Distribusi umur responden kelas XI di SMAN 8 Surakarta

Tahun 2010 ... 31 Tabel 4.3 Distribusi Penggunaan Media Massa Responden XI di SMAN

8 Surakarta Tahun 2010 ... 31 Tabel 4.4 Distribusi Jenis-jenis Media Massa yang digunakan Responden

XI di SMAN 8 Surakarta Tahun 2010 ... 33 Tabel 4.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi


(13)

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Konsultasi Pembimbing Utama Lampiran 2. Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping Lampiran 3. Surat Pernyataan Keaslian

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 6. Surat Keterangan Permohonan Menjadi Responden Lampiran 7. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 8. Kuesioner Penggunaan Media Massa

Lampiran 9. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Sebelum Uji Validitas

Lampiran 10. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Setelah Uji Validitas

Lampiran 11. Input Data Validitas dan Reliabilitas Lampiran 12. Hasil Pengolahan Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Input Data Penelitian

Lampiran 14. Hasil Uji Statistik Korelasi Spearmen Rank

Lampiran 15. Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p dan arah korelasi


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu fase pertumbuhan dan perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Tahun 2007 tercatat jumlah remaja sebanyak 65 juta jiwa atau 30% dari total jumlah penduduk Indonesia sebanyak 222 juta. Semakin banyak jumlah remaja, maka semakin banyak pula permasalahan yang dihadapi (Okanegara, 2007).

Remaja mempunyai rasa ingin tahu yang besar, namun remaja justru kurang mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang cukup berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Sebagai bentuk rasa keingintahuannya, maka remaja mencari informasi sebanyak-banyaknya (Wibowo, 2004).

Remaja seringkali merasa tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan masalah seksualitas dan kesehatan reproduksinya. Akan tetapi karena faktor keingintahuannya, mereka akan berusaha untuk mendapatkan informasi ini. Seringkali remaja merasa bahwa orang tuanya menolak membicarakan masalah seks sehingga mereka kemudian mencari alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa (Darwisyah, 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh FPA ( Forum Perlindungan Anak) tahun 1981 menjelaskan bahwa pada 3917 remaja di Hongkong mengungkapkan bahwa remaja mencari informasi dari surat kabar atau ceramah-ceramah


(16)

2

tentang seks sebanyak 89%, sisanya mereka bertanya pada orang tua (Wirawan, 2002).

Media memegang peran penting dalam penyebarluasan informasi tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Menurut Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 remaja Bengkulu mendapat informasi dari televisi untuk remaja perempuan 92,60% dan remaja laki-laki 72,90%. Sedang menurut hasil Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2007, media informasi tertinggi dari televisi 38,2 %, radio 24,4% dan koran 20,8% (Moeliono, 2003).

Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan remaja Bengkulu tahun 2007 tentang kesehatan reproduksi masih rendah diantaranya remaja yang tidak mengetahui tentang hari-hari masa subur sebesar 37,9%, remaja yang menyatakan tidak tahu tentang sekali hubungan seksual dapat hamil sebanyak 49,3%, sedangkan 43,4% tidak pernah mendengar tentang penyakit menular seksual. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi maka dapat menjerumuskan remaja menuju perilaku seks bebas yang dapat menyebabkan penularan penyakit menular seksual dan HIV/ AIDS (Moeliono, 2003).

Penelitian sejenis dari Winarni (2006) dengan judul Hubungan Sumber-Sumber Informasi dengan Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di SMUN 1 Jetis Bantul Yogyakarta didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan sumber-sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di SMUN 1 Jetis Bantul Yogyakarta. Penelitian serupa


(17)

dari Addisi Dyah Prasetyo Nastiti (2009) dengan judul Hubungan Antara Banyaknya Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada kelas X SMU Negeri 5 Madiun didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan banyaknya media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada kelas X SMU Negeri 5 Madiun. Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja SMAN 8 Surakarta karena di SMA tersebut belum memasukkan pendidikan kesehatan reproduksi dalam kurikulum sekolahnya sehingga siswa lebih cenderung mengakses informasi dari media massa. Terdapat perbedaan KTI ini dengan KTI yang pernah dilakukan sebelumnya, perbedaan tersebut mengenai waktu, responden, tempat dan variabel penelitian tersebut, sehingga diharapkan dengan penelitian ini didapatkan hasil yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

B. Perumusan Masalah

“Adakah hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.


(18)

4

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui media massa yang paling banyak digunakan oleh remaja di SMAN 8 Surakarta.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja di SMAN 8 Surakarta.

c. Untuk menganalisis hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja di SMAN 8 Surakarta.

D. Manfaat 1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja.

2. Aplikatif

a. Institusi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam pemberian pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja.

b. Profesi

Sebagai sumbangan aplikatif bagi profesi bidan dalam memberikan pelayanan dan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja. c. Remaja dan Masyarakat

Agar remaja dan masyararakat memperoleh informasi kesehatan reproduksi secara benar.


(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Media Massa

a. Pengertian Media Massa

Media massa menurut Cangara (2003) adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.

b. Jenis-jenis media massa menurut Sutisna (2009) adalah: 1) Media Cetak

Media cetak meliputi koran, majalah, buku, juga leaflet dan pemflet. Tujuan utama media cetak ini adalah sebagai komunikasi publik.

2) Media Elektronik

Media elektronik meliputi televisi, radio, Video Compact Disc (VCD) dan Digital Video Disc (DVD).

3) Media Online

Media online meliputi website internet dan merupakan media yang paling banyak dipakai remaja untuk memperoleh informasi.


(20)

6

c. Macam-macam media massa. 1) Koran

Koran dapat dikatakan sebagai media massa tertua sebelum ditemukan film, radio dan televisi. Koran memiliki keterbatasan karena hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mengerti huruf, serta lebih banyak disenangi oleh orang tua daripada kaum remaja dan anak-anak. Salah satu kelebihan koran ialah mampu memberi informasi yang lebih lengkap, bisa dibawa kemana-mana, terdokumentasi dan mudah diperoleh (Cangara, 2003).

Beberapa tahun lalu, keberadaan koran dianggap segera berakhir. Apabila bertahan setelah adanya televisi, koran dinilai tidak akan banyak berpengaruh lagi (Rivers, 2003).

2) Majalah

Majalah juga harus berusaha keras menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi baru. Sama halnya dengan koran, banyak majalah raksasa yang sangat tertekan. Tidak sedikit majalah mingguan atau bulanan yang sudah puluhan tahun dan berjangkauan luas terpaksa tutup (Rivers, 2003).

3) Radio

Radio semakin terdesak oleh televisi, namun masih memiliki banyak penggemar. Kecenderungannya adalah jangkauan siaran radio semakin menyempit sehingga yang paling mampu


(21)

bertahan adalah radio yang hanya melayani suatu wilayah kecil saja (Rivers, 2003).

Salah satu kelebihan radio dibanding dengan media lainnya, ialah cepat dan mudah dibawa kemana-mana. Radio bisa dinikmati sambil mengerjakan pekerjaan lain seperti memasak, menulis, menjahit dan semacamnya (Cangara, 2003).

4) Televisi

Televisi saat ini merupakan media dominan komunikasi massa di seluruh dunia, dan sampai sekarang masih terus berkembang (Rivers, 2003).

Televisi menyita banyak perhatian tanpa mengenal usia, pekerjaan dan pendidikan. Hal ini disebabkan karena televisi memiliki sejumlah kelebihan terutama kemampuannya dalam menyatukan antara fungsi audio dan visual ditambah dengan kemampuannya dalam memainkan warna. Penonton leluasa menentukan saluran mana yang mereka senangi. Selain itu, televisi juga mampu mengatasi jarak dan waktu, sehingga penonton yang tinggal di daerah-daerah terpencil dapat menikmati siaran televisi (Cangara, 2003).

5) Film

Film dan masyarakat memiliki sejarah yang panjang dalam kajian para ahli komunikasi. Film dengan lebih mudah dapat menjadi alat komunikasi yang sejati, karena ia tidak mengalami


(22)

8

unsur-unsur teknik, politik, ekonomi, sosial dan demografi (Sobur, 2003).

Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar melalui layar lebar, tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan televisi. Memang sejak televisi menyajikan film-film seperti yang diputar di gedung-gedung bioskop, terdapat kecenderungan penonton lebih senang menonton dirumah, karena selain lebih praktis juga tidak perlu membayar. (Rivers, 2003).

6) Buku-buku

Kontras dengan film, buku terus tubuh pesat, meskipun di masa sebelumnya bisnis buku tidak pernah populer (Rivers, 2003). 7) Pamflet/ leaflet

Pamflet adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa (Effendy, 2008).

Pamflet/ leaflet biasanya berisi informasi singkat organisasi atau lembaga kesehatan, ,mengenai layanan jasa kesehatan, tentang alat-alat kesehatan, gejala suatu penyakit, obat dan pengobatannya,


(23)

serta tentang pendidikan maupun pelatihan dalam bidang kesehatan (Liliweri, 2007).

8) DVD/ VCD

Pada DVD (Digital Video Disc) dapat juga dimuat beberapa video dengan mutu lebih rendah. DVD adalah sejenis cakram optik yang dapat digunakan untuk menyimpan data termasuk film dengan kualitas video dan audio yang lebih baik dari kualitas VCD. VCD berarti Video Compact Disk yang merupakan format gambar terkompresi (Fey, 2009).

Penggunaan DVD/ VCD dalam bidang kesehatan antara lain pesan atau informasi kesehatan, promosi kesehatan, kampanye kesehatan, hiburan yang mendorong perubahan sikap dalam bidang kesehatan maupun untuk tutorial dalam mengajar (Liliweri, 2007). 9) Internet

Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana didalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif (Purwanto, 2009). d. Pengaruh Media Massa Bungin (2001) adalah:

1) Kognitif


(24)

10

2) Afektif

Media massa dapat mengubah emosi dan perasaan sehingga dapat membentuk sikap masyarakat.

3) Perilaku

Efek perilaku yang dibentuk oleh media massa adalah hasil perluasan dari efek kognitif dan afektif.

e. Peran Media Massa menurut Liliweri (2007) adalah:

1) Sebagai institusi sosial yang merupakan seperangkat peran untuk menyebarluaskan informasi.

2) Sebagai agen sosial merupakan proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia sosial yang luas.

2. Pengetahuan

a. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what. Apabila pengetahuan mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara umum, maka terbentuklah disiplin ilmu (Notoatmojo, 2002).


(25)

b. Tingkatan pengetahuan 1) Tahu (Know)

Kemampuan mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima (Notoatmojo, 2003).

2) Memahami (Comprehention)

Kemampuan untuk memperjelas objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar (Notoatmojo, 2003).

3) Aplikasi

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya (Notoatmojo, 2003). 4) Analisis

Kemampuan manjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut (Notoatmojo, 2003).

5) Sintesis

Kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru untuk menyusun suatu formulasi-formulasi (Notoatmojo, 2003).

6) Evaluasi

Kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi berdasarkan pada suatu kriteria yang


(26)

12

ditentukan sendiri atau kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmojo, 2003).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Pro-health (2009).

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

2) Media Massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

3) Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk


(27)

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.


(28)

14

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

3. Remaja

a. Pengertian remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Menurut Piaget, secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada di tingkatan yang sama (Hurlock, 2004).

Pada tahun 1974 World Health Organization (WHO) memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual yaitu biologik, psikologik dan sosial ekonomi. Secara lengkap definisi tersebut adalah:

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksual.

2) Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Wirawan, 2002).


(29)

b. Batasan Remaja

Hurlock berpendapat bahwa remaja terbagi atas dua masa yaitu remaja awal adalah individu yang berusia 13 atau 14-17 tahun dan remaja akhir adalah individu yang berusia 17-21 tahun (Hurlock, 2004).

Yusuf menyebutkan bahwa batasan remaja dibagi menjadi tiga yaitu remaja awal, madya dan akhir. Remaja awal adalah individu yang berusia 12-15 tahun. Remaja madya adalah individu yang berusia 15-18 tahun. Remaja akhir adalah individu yang berusia 19-22 dan sesudahnya (Yusuf, 2002).

4. Kesehatan Reproduksi

a. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi (Rostina, 2008).

b. Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural (Rostina, 2008).


(30)

16

c. Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja 1) Organ Reproduksi

Organ reproduksi adalah bagian tubuh yang berfungsi untuk melanjutkan keturunan. Organ reproduksi pada wanita meliputi indung telur (ovarium), umbai-umbai (fimbrae), saluran telur (tuba falopi), rahim (uterus), leher rahim (serviks), liang kemaluan (vagina), bibir kelamin (labia). Organ reproduksi pada laki-laki meliputi batang zakar (penis), saluran kencing (uretra), kantong pelir (skrotum), epididimis, saluran sperma dan kelenjar prostat (Moeliono, 2003).

2) Menstruasi atau Haid

Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya cairan bercampur darah dari vagina perempuan. Cairan ini berasal dari dinding rahim perempuan yang luruh. Menstruasi kadang-kadang disertai rasa sakit/ mules, bau badan, emosi, dll. Pada waktu haid, pakailah pembalut, yang harus sering diganti (sekitar 4 jam sekali) & cuci vagina dengan bersih (Moeliono, 2003).

3) Mimpi basah

Testis yang terletak dalam buah pelir/ zakar laki-laki menghasilkan sperma. Sperma berenang melalui saluran sperma yang mengeluarkan cairan khusus semacam lendir. Campuran sperma dan lendir ini disebut air mani. Pada masa pubertas, produksi air mani bisa sangat cepat sehingga dalam 2 hari saja


(31)

sudah terkumpul air mani yang banyak. Air mani yang sudah banyak ini kadang-kadang keluar secara spontan (tanpa disadari) pada saat tidur. Keluarnya air mani disebut ejakulasi. Karena sering terjadi pada waktu tidur inilah, maka keluarnya air mani disebut sebagai mimpi basah (Moeliono, 2003).

4) Kehamilan pada remaja

Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan yang tak diharapkan dan atau penyakit. Kehamilan bisa terjadi karena organ reproduksi sudah matang, tetapi tidak berarti remaja siap secara fisik, mental dan sosial untuk mengandung, melahirkan, dan mengasuh bayi. Akan banyak persoalan muncul (Moeliono, 2003).

Kehamilan pada remaja atau kehamilan dini dapat menyebabkan beberapa resiko terutama pada bayi yang dilahirkan karena organ reproduksi remaja belum berkembang secara maksimal (Martadisobrata, 2005).

Masri (2009) berpendapat bahwa akibat kehamilan remaja adalah dikucilkan masyarakat, putus sekolah, menimbulkan aib bagi keluarga, aborsi, kelahiran anak yang tidak diinginkan, bayi lahir cacat, dan berat bayi lahir rendah.

5) Onani atau Masturbasi

Onani adalah aktivitas menyentuh atau meraba bagian tubuh dengan tujuan untuk merangsang secara seksual dirinya sendiri.


(32)

18

Aktivitas ini dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Menurut pertimbangan medis onani tidak membahayakan kesehatan selama tidak merusak bagian tubuh. Mitos yang mengatakan bahwa onani dapat menyebabkan kabutaan, kerusakan syaraf dan kemandulan adalah tidak benar. Secara psikologis onani banyak menimbulkan dampak antara lain ketagihan, pikiran terus mengarah pada masalah seks sehingga konsentrasi menurun, dapat mengganggu aktivitas belajar, membuat orang cepat lelah dan menurunkan produktivitas karena onani menghabiskan energi (Moeliono, 2003).

6) Penyakit Menular Seksual

Hubungan seks satu kali saja juga bisa menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang sudah tertular salah satu penyakit. Ada banyak sekali jenis penyakit menular seksual dari yang paling ringan sampai yang paling berbahaya sehingga perlu penanganan oleh dokter. Macam-macam penyakit menular seksual antara lain adalah syphillis (raja singa), gonorre, herpes genitalis, dan lain-lain (Burns, 2000).

Akibat penyakit menular seksual adalah infeksi saluran reproduksi, kemandulan, keguguran kandungan, kanker mulut rahim, dan cacat janin. Cara pencegahannya dengan tidak melakukan hubungan seks pada usia remaja dan tidak berganti-ganti pasangan seks (Masri, 2009).


(33)

7) HIV/ AIDS

Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual adalah HIV/AIDS (Human Immunodefficiency Virus/ Acquired Immune Defficiency Syndrome). HIV adalah virus yang merusak kekebalan tubuh. AIDS kumpulan gejala penyakit karena infeksi yang memperlemah sistem kekebalan tubuh. Karena sistem kekebalan tubuh rusak maka tubuh tidak dapat menolak berbagai penyakit yang datang dan akhirnya tubuh diserang berbagai penyakit yang biasanya bisa dilawan tubuh (diare, tbc, dll). HIV ditularkan hanya melalui cairan tubuh orang yang sudah terinfeksi: cairan dari vagina/ sperma dan cairan darah (transfusi, jarum suntik). HIV tidak ditularkan melalui cara lain (ciuman, wc bersama, alat makan yang sama, nyamuk, berpelukan, dll). Virus HIV hanya bisa diketahui melalui test darah . Penularannya cukup lama yaitu 5 - 10 tahun. Selama itu penderita tidak terlihat sakit, tapi setelah itu bisa sakit parah dan meninggal (Moeliono, 2003). 5. Hubungan penggunaan Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan

Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Memberikan berbagai informasi penting dan benar menyangkut kesehatan reproduksinya, anak akan lebih memahami perkembangan dan perubahan yang akan dialaminya dan karenanya siap menghadapinya remaja berhak memperoleh informasi yang benar, objektif, akurat, jujur mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas (Moeliono, 2003).


(34)

20

Teori Piaget menyebutkan bahwa remaja cenderung untuk membangun pengetahuannya dari informasi yang mereka dapat entah itu dari media massa, teman, maupun orangtua. Remaja menggabungkan pengalaman dan pengamatan mereka untuk membentuk pengetahuan mereka dan menyertakan pemikiran-pemikiran baru yang mereka dapatkan dari sumber informasi karena tambahan informasi akan mengembangkan pemahaman mereka tentang suatu pengetahuan (Santrock, 2003).

Bungin (2001) berpendapat bahwa pengaruh dari media massa yang merupakan bagian dari media informasi salah satunya adalah dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sehingga makin banyak informasi yang didapat dari media massa tingkat pengetahuan seseorang akan semakin tinggi. Teori yang disebutkan oleh Piaget maupun dari Bungin dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan yang diperoleh seseorang.


(35)

B. Kerangka Konsep

Keterangan:

C. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tinjauan pustaka dan

kerangka konsep maka dapat disusun hipotesis penelitian yaitu ”Terdapat

Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja”.

Variabel bebas

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

- Organ reproduksi - Menstruasi - Mimpi basah - Onani

- Kehamilan remaja - Penyakit Menular

Seksual - HIV/AIDS

Variabel terikat

= variabel yang tidak diteliti = variabel yang diteliti

Media Massa - Koran - Majalah - Radio - Televisi - Film - Buku-buku - Leaflet/pamflet - VCD/DVD - Internet Variabel perancu

Faktor-faktor yang mempengaruhi: - Pendidikan

- Pengalaman - Usia

- Lingkungan

- Sosial Budaya dan ekonomi Remaja


(36)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja. Rancangan cross sectional adalah suatu rancangan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan yang paling sering digunakan karena secara metodologik paling mudah dilakukan (Arief, 2008).

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini akan dilakukan di SMAN 8 Surakarta 2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010

C. Populasi Penelitian

1. Populasi Target : Seluruh siswa-siswi SMA kelas XI.

2. Populasi Aktual : Seluruh siswa- siswi kelas XI SMAN 8 Surakarta sejumlah 324 siswa.

D. Sampel dan Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini secara random dengan cara simple random sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara acak


(37)

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi (Hidayat, 2009). Ditindak lanjuti dengan accidental sampling. Sampel yang digunakan diambil acak dari populasi aktual yaitu siswa kelas XI SMAN 8 Surakarta.

E. Estimasi Besar Sampel

Prinsip umum yang berlaku dalam penelitian adalah digunakannya jumlah sampel sebanyak mungkin. Makin kecil jumlah populasi, persentasi sampel harus semakin besar. Dalam penelitian ini karena jumlah populasinya kurang dari 1000 maka penulis menggunakan rumus :

n

=

keterangan :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = tingkat signifikansi (p) (Nursalam, 2003)

Estimasi besar sampel pada penelitian ini dengan jumlah populasi sebanyak 324 siswa kelas XI SMAN 8 Surakarta, yaitu sebanyak 179 siswa yang terbagi dalam 5 kelas (XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, XI IPS 1, XI IPS 2).


(38)

24

F. Kriteria Restriksi

Kriteria restriksi terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. 1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

a. Remaja kelas XI SMAN 8 Surakarta. b. Remaja usia 15-18 tahun.

c. Bersedia menjadi responden. d. Hadir pada saat pengumpulan data. 2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

a. Bukan remaja kelas XI SMAN 8 Surakarta.

b. Remaja dengan umur kurang dari 15 tahun dan lebih dari 18 tahun. c. Tidak hadir saat pengumpulan data.

G. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Penggunaan media massa.

2. Variabel Terikat : Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja.

H. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas : Penggunaan media massa.

Definisi Operasional : adalah jumlah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada

masyarakat dengan menggunakan alat

komunikasi mekanis. Jenis media massa yang dimaksud adalah koran, majalah, buku, televisi,


(39)

radio, film, pamflet/ leaflet, VCD/ DVD dan internet.

Skala : Ordinal

Tabel 3.1 Kategori skala penggunaan media massa.

No Skala Nilai

1 Tinggi 9 jenis media massa

2 Sedang 5-8 jenis media massa

3 Rendah 1-4 jenis media massa

2. Variabel Terikat : Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja

Definisi Operasional : adalah hal-hal yang diketahui remaja meliputi organ reproduksi, mentruasi, mimpi basah, kehamilan pada remaja, onani /masturbasi, penyakit menular seksual dan HIV/AIDS.

Skala : Ordinal

Tabel 3.2 Kategori skala tingkat pengetahuan

No Skala % Nilai

1 Tinggi 76-100

2 Sedang 56-75

3 Rendah Kurang dari 55

I. Instrumentasi

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner I untuk mengukur jumlah media massa yang digunakan, kuesioner II untuk mengukur tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi.

a. Penggunaan media massa untuk mencari informasi tentang kesehatan reproduksi.


(40)

26

Penilaian penggunaan media massa untuk mencari informasi kesehatan reproduksi diukur dengan menghitung berapa banyak media massa yang mereka gunakan. Dikatakan Tinggi bila responden menjawab Ya 9 jenis media massa, sedang bila responden menjawab Ya 5- 8 jenis media massa dan sedikit bila responden menjawab Ya 1-4 jenis media massa.

b. Pengetahuan

Penilaian pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi diuji dengan pertanyaan berjumlah 30 item, berupa pertanyaan positif (favorable) dan pertanyaan negatif (unfavorable). Disusun dengan menggunakan bentuk pertanyaan tertutup dengan dua alternatif jawaban, kemudian responden diminta untuk memilih salah satu dari dua alternatif jawaban tersebut yaitu : B (Benar) dan S (Salah).

Skor yang diberikan untuk pertanyaan positif (fa vorable) yaitu 1 untuk jawaban (Benar) dan 0 untuk jawaban (Salah), sedangkan untuk pertanyaan negatif (unfa vorable) 0 untuk jawaban (Benar) dan 1 untuk jawaban (Salah).

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi

Variabel Indikator No Item Jumlah

Positif Negatif Tingkat

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

Organ Reproduksi 2,3,4,6,7 1,5,8 8

Menstruasi 9,10, 11,12 4

Mimpi basah 13 1

Onani/ masturbasi 15,17 14,16 4

Kehamilan remaja 19,20,21 18 4

Penyakit Menular Seksual 22,23,25,26 24 5

HIV/ AIDS 29,30 27,28 4


(41)

 

 

2 2

2

 

2

Y Y N X X N Y X XY N R           

Sebelum digunakan, kuesioner harus diuji coba terlebih dahulu. Uji coba angket dilakukan kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian. Uji coba kuesioner ini menggunakan 20 siswa kelas XI SMK 1 Cokroaminoto. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2005) yaitu agar diperoleh distribusi nilai hasil yang mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang.

1) Uji Validitas

Validitas diukur dengan menggunakan korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut:

Keterangan:

N : jumlah responden X : pertanyaan nomor ke-x Y : skor total

XY : skor pertanyaan nomor ke-x dikali skor total.

Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kritik. Selanjutnya, jika nilai koefisien korelasi product moment dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai tabel kritik, maka pertanyaan tersebut signifikan (Suhermin, 2008).


(42)

28

2) Uji Reliabilitas

Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabelitas, untuk dengan menggunakan rumus Spearman Brown , dengan rumus:

Keterangan :

r11 : koefisien reliabilitas internal seluruh item. rb : korelasi product moment antara belahan.

Apabila r11 lebih dari r tabel, maka reliable. Jika nilai r11 kurang dari r tabel, maka tidak reliabel ( Hidayat, 2009).

J. Teknik Analisis Data

Penulis akan menggunakan uji statistik korelasi ranking Spearman. Koefisien korelasi peringkat Spearman, rs, adalah ukuran erat-tidaknya kaitan antara dua variabel ordinal, artinya, rs , merupakan ukuran atas kadar atau derajat hubungan antara data yang telah disusun menurut peringkat (ranked data) (Supranto, 2001).

Besarnya koefisien korelasi rangking (rs) dapat dihitung dengan menggunakan formula:

r

s

= 1 -

Keterangan:

rs : koefisien korelasi rangking Spearman n : banyaknya pasangan data

2.rb r11 = 1+rb


(43)

Σ : notasi jumlah

d : perbedaan rangking antara pasangan data (Algifari, 2003).

Dalam penelitian ini taraf kemaknaan 5%, maka interval kepercayaan sebesar 95%. Untuk mempermudah hitungan maka digunakan program komputer SPSS versi 17.


(44)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian hubungan antara penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi ini dilakukan pada siswa kelas XI SMAN 8 Surakarta. Penggunaan media massa yang diteliti disini dititikberatkan pada pengaksesan tentang kesehatan reproduksi oleh remaja. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, XI IPS 1, XI IPS 2.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 dan 8 Juni 2010, selama 2 hari dengan kegiatan pada hari pertama penelitian pada siswa kelas XI dengan jumlah responden sebanyak 107 siswa dan penelitian pada hari kedua dilakukan pada siswa kelas XI dengan jumlah responden sebanyak 72 siswa. Responden mengisi kuesioner yang telah tersedia kemudian diolah dan didapat hasil sebagai berikut:

A. Deskripsi Responden Penelitian 1. Jenis kelamin responden

Karakteristik jenis kelamin dari hasil penelitian diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1. Distribusi Jenis Kelamin Responden Kelas XI di SMAN 8 Surakarta Tahun 2010

NO JENIS KELAMIN JUMLAH %

1. Laki-laki 85 47,49

2. Perempuan 94 52,51

Jumlah 179 100

Sumber: Data Primer, 2010

Dari jumlah responden sebanyak 179 orang siswa, diperoleh responden laki-laki sebanyak 85 orang dan perempuan sebanyak 94 orang.


(45)

2. Umur responden

Karakteristik umur responden dari hasil penelitian diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi umur responden kelas XI di SMAN 8 Surakarta Tahun 2010

NO UMUR JENIS KELAMIN JUMLAH %

L P

1. 16 tahun 60 74 134 74,86

2. 17 tahun 8 16 24 13,41

3. 18 tahun 10 11 21 11,73

JUMLAH 78 101 179 100

Sumber: Data Primer, 2010

Responden sebagian besar berumur 16 tahun sebanyak 134 orang (74,86%), dan sebagian kecil berada pada kelompok umur 18 tahun sebanyak 21 orang (11,73%). Hasil tersebut sesuai dengan kriteria inklusi penelitian yaitu usia remaja antara 15-18 tahun.

B. Data variabel penggunaan media massa

Hasil distribusi penggunaan media massa pada responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Penggunaan Media Massa Responden XI di SMAN 8 Surakarta Tahun 2010

Kategori Penggunaan Media Massa

Jenis Kelamin Jumlah %

L P

Tinggi 8 5 13 7,26

Sedang 79 64 143 79,89

Rendah 9 14 23 12,85

Jumlah 96 83 179 100

Sumber: Data Primer, 2010

Variabel penggunaan media massa menggunakan tiga kategori yaitu kategori rendah dengan skor 1-4, kategori sedang dengan skor 5-8, dan kategori tinggi dengan 9.


(46)

32

Data yang didapatkan menunjukkan bahwa sebagian besar remaja yang menggunakan media massa untuk materi kesehatan reproduksi masuk kategori sedang (79.89%).

Tabel 4.4 Distribusi Jenis-jenis Media Massa yang digunakan Responden XI di SMAN 8 Surakarta Tahun 2010

No Jenis Media Massa Jumlah Frekuensi (%)

1 Koran 111 62

2 Majalah 145 81

3 Buku-buku 148 82,68

4 Pamflet/leaflet 69 38,54

5 Televisi 155 86,59

6 Radio 108 60,33

7 Film 122 68,15

8 DVD/VCD 98 54,74

9 Internet 156 87,15

Sumber: Data primer,2010

Data yang didapatkan menunjukkan bahwa media massa yang banyak digunakan remaja untuk materi kesehatan reproduksi adalah internet, sebanyak 156 siswa (87,15%).

C. Data variabel tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja

Hasil distribusi tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Responden Kelas XI di SMAN 8 Surakarta Tahun 2010 Kategori

Tingkat Pengetahuan

Jenis Kelamin Jumlah %

L P

Tinggi 4 1 5 2,79

Sedang 57 60 117 65,36

Rendah 30 27 57 31,85

Jumlah 91 88 179 100


(47)

Variabel tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dibagi dalam tiga kategori yaitu kategori tinggi dengan skor 76-100%, kategori sedang dengan 56-75%, dan kategori rendah < 55%.

Data yang didapatkan menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi responden (65,36%) masuk dalam kategori sedang.

D. Hasil analisis data

Data tersebut diolah kemudian dilakukan pengujian data dengan menggunakan korelasi spearman. Hasil uji korelasi spearman dengan tingkat

kepercayaan 95% atau α = 0,05, setelah dilakukan pengolahan data

didapatkan nilai korelasi spearman sebesar 0,538 berdasarkan rentang korelasi maka korelasi yang didapat termasuk dalam berkorelasi sedang. Nilai signifikansi yang didapat adalah 0,000 yang lebih kecil daripada 0,05 maka hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja di SMAN 8 Surakarta.

Semakin tinggi penggunaan media massa maka tingkat pengetahuan kesehatan


(48)

34

BAB V PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 dan 8 Juni 2010 di SMAN 8 Surakarta dengan jumlah responden 179 orang. Responden dalam penelitian ini adalah remaja karena berdasarkan riset yang dilakukan oleh pengguna media massa adalah remaja usia 15-18 tahun.

Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada di tingkatan yang sama. Remaja madya adalah individu yang berusia 15-18 tahun (Hurlock, 2004)

Hasil penelitian didapat bahwa penggunaan media massa untuk mengakses materi kesehatan reproduksi masuk ke dalam kategori sedang yaitu sebesar 143 siswa (79,89%). Media massa adalah salah satu alat komunikasi yang memungkinkan penyampaian pesan maupun informasi dari sumber kepada masyarakat (Cangara, 2003). Penggunaan media massa masuk dalam kategori sedang yaitu responden menggunakan 4-8 jenis media massa.

Media massa yang paling banyak digunakan untuk mengakses materi tentang kesehatan reproduksi adalah internet yaitu sebanyak 156 siswa (87,15%). Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Sutisna (2009) bahwa sebagian besar remaja menggunakan internet atau media online untuk mendapatkan informasi. Jenis media massa yang dimaksud adalah koran, majalah, buku, televisi, radio, film, pamflet/ leaflet, VCD/ DVD dan internet.


(49)

Internet dapat digunakan untuk mengirim surat elektronik (email), bercakap-cakap (chatting), mendengarkan radio (streaming) ,video (streaming) dan mencari informasi (browsing) dengan siapapun, darimanapun dan kemanapun dengan biaya yang murah. Tidak seluruh isi di internet dapat bermanfaat (Iswahyudi, 2010).

Perkembangan internet mulai merambah dan menempatkan posisi kuat dideretan media massa yang lebih dahulu ada, selain itu sambutan masyarakat terhadap media ini amat antusias terutama oleh remaja (Bungin, 2008).

Hasil penelitian yang didapat untuk variabel tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi adalah sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi yang sedang sebesar 117 siswa (65,36%). Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi masuk dalam kategori sedang apabila memiliki nilai 56-75%. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pro-health (2009) menyatakan bahwa terdapat enam hal yang paling penting dalam pembentukan pengetahuan dalam masa remaja yaitu pendidikan, media massa, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia.

Perhitungan korelasi rangking spearman yang dilakukan pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa antara penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja memiliki nilai korelasi yang sedang (0,538). Kekuatan korelasi dikatakan sedang apabila nilainya berkisar antara 0,40-0,599 (Dahlan, 2008). Berdasarkan hasil analisis kedua variabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja.


(50)

36

Teori Piaget menyebutkan bahwa remaja cenderung untuk membangun pengetahuannya dari informasi yang mereka dapat yaitu dari media massa, teman, maupun orangtua. Remaja menggabungkan pengalaman dan pengamatan mereka untuk membentuk pengetahuan mereka dan menyertakan pemikiran-pemikiran baru yang mereka dapatkan dari sumber informasi karena tambahan informasi akan mengembangkan pemahaman mereka tentang suatu pengetahuan (Santrock, 2003).

Sutopo dalam Muktiyo (2009) berpendapat bahwa di dalam proses perubahan sosial, dapat dikatakan bahwa media massa memiliki peran yang strategis dalam menyebarluaskan pesan serta informasi. Komunikasi sebagai satu proses transfer informasi, pesan, pengetahuan dan teknologi memiliki peran yang sangat besar di dalam membawa perubahan pikiran, sikap maupun perilaku masyarakat.

Potter (2001) dalam Muktiyo (2009) berpendapat bahwa struktur pengetahuan di bangun dari keahlian yang dimiliki dan informasi yang diterima baik dari media maupun dari lingkungan (dunia) nyata.

Media massa walaupun memiliki kemampuan mengkonstruksi realitas media berdasarkan subyektivitas media, namun kehadiran media massa dalam kehidupan seseorang merupakan sumber pengetahuan tanpa batas (Bungin, 2008).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Winarni tahun 2006 Hubungan Sumber-Sumber Informasi dengan Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di SMUN 1 Jetis Bantul Yogyakarta didapatkan hasil bahwa Semakin


(51)

banyak informasi yang diperoleh remaja tentang kesehatan reproduksi maka semakin baik tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi.


(52)

38

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja maka diambil simpulan sebagai berikut:

Ada hubungan antara penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada responden ditunjukkan dengan nilai korelasi spearman sebesar 0,538 berdasarkan rentang korelasi maka korelasi yang didapat termasuk dalam berkorelasi sedang. Semakin tinggi penggunaan media massa maka tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi semakin tinggi pula.

B. Saran

1. Institusi sekolah

Diharapkan institusi sekolah dapat memasukkan materi pendidikan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum atau mengadakan penyuluhan tentang pendidikan kesehatan reproduksi secara berkala agar siswa tidak mendapatkan informasi yang salah.

2. Remaja

Diharapkan bagi remaja untuk mencari informasi yang benar tentang pengetahuan kesehatan reproduksi tidak hanya lewat media massa tetapi juga lewat sumber-sumber informasi yang lain agar remaja tidak


(53)

terjerumus kepada perilaku yang menyimpang dan diharapkan adanya komunikasi yang baik antara remaja dan orang tua.


(54)

D

DAAFFTTAARRPPUUSSTTAAKKAA

Algifari. 2003. Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Arief, Mochammad. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: UNS PRESS.

Bungin, Burhan. 2001. Erotica Media Massa. Surakarta: Muhammadiyah University Press

______________. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Burns, August. 2000. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica

Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Darwisyah, S. Rokhmawati. 2008. Seksualitas Remaja Indonesia. http://www.kesrepro.info/?q= node/366. 06 Februari 2010

Efendy, U. Onong. 2008. Selebaran atau Leaflet.

http://inoz3ro.blogspot.com/2008/09/selebaran-atau-leaflet-adalah-lembaran.html 09 februari 2010

Fey. 2009. Label Multimedia.

http://feyleo83.blogspot.com/search/label/Multimedia. 10 Februari 2010 Hidayat, A.Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, Elizabeth. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Iswahyudi, Catur. 2009. Remaja dan Internet.

http://catur.dosen.akprind.ac.id/2009/03/30/remaja-dan-internet. 20 Juni 2010

Liliweri, Alo. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Martaadisoebrata, Djamhoer. 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta: YBPSP


(55)

Masri. 2009. Remaja dan Seks Pra Nikah. www.depkes.go.id. 16 Februari 2010 McQuail, Denis. 2000. Mass Communication Theories. London: Sage Publication Moeliono, Laurike. 2003. Proses Belajar Aktif Kesehatan Reproduksi Remaja.

BKKBN

Muktiyo, Widodo. 2009. Anomi Media Massa. Solo: Katta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

___________________. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Okanegara. 2007. Kondisi Remaja Indonesia Saat ini.

http://duniaremajaindonesia.blogspot.com/2007/09/kondisi-remaja-indonesia-saat-ini.html. 08 februari 2010

Pro-health, 2009. Pengetahuan dan Faktor-faktor yang Menpengaruhi. http://for better health.wordpress.com/. 08 februari 2010

Purwanto, Effy.2009. Pengantar World Wide Web.

http://www.litbang.depkes.go.id/tik/media/Pengantar_WWW.doc. 06

februari 2010

Rivers, William L. 2003. Media Massa & Masyarakat Modern. Jakarta: Prenada Media

Rostina. 2008. Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja.

http://www.kesrepro.info/?q= node/380. 06 februari 2010

Santrock, John W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suhermin. 2008. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas. http://blog.its.ac.id/suhermin

statistikaitsacid/files/2008/09/validitas-reliabilitas.pdf. Tanggal diakses : 28 Februari 2010.


(56)

Sutisna, Senjaya. 2009. Pendidikan Media Massa. www.sutisna.com/pendidikan/media-massa-3. 12 februari 2010

Wibowo, Muladi. 2004. Remaja dan Pendidik Sebaya. Surakarta: UNIBA Press Wirawan, Sarlito. 2001 . Psikologi Remaja . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Winarni. 2006. Hubungan Sumber-Sumber Informasi dengan Pengetahuan

Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi di SMUN 1 Jetis Bantul Yogyakarta, Naskah Publikasi, DIV Kebidanan UGM, Yogyakarta.

Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.


(1)

37

banyak informasi yang diperoleh remaja tentang kesehatan reproduksi maka semakin baik tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi.


(2)

38

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja maka diambil simpulan sebagai berikut:

Ada hubungan antara penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada responden ditunjukkan dengan nilai korelasi spearman sebesar 0,538 berdasarkan rentang korelasi maka korelasi yang didapat termasuk dalam berkorelasi sedang. Semakin tinggi penggunaan media massa maka tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi semakin tinggi pula.

B. Saran

1. Institusi sekolah

Diharapkan institusi sekolah dapat memasukkan materi pendidikan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum atau mengadakan penyuluhan tentang pendidikan kesehatan reproduksi secara berkala agar siswa tidak mendapatkan informasi yang salah.

2. Remaja

Diharapkan bagi remaja untuk mencari informasi yang benar tentang pengetahuan kesehatan reproduksi tidak hanya lewat media massa tetapi juga lewat sumber-sumber informasi yang lain agar remaja tidak


(3)

39

terjerumus kepada perilaku yang menyimpang dan diharapkan adanya komunikasi yang baik antara remaja dan orang tua.


(4)

D

DAAFFTTAARRPPUUSSTTAAKKAA

Algifari. 2003. Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Arief, Mochammad. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: UNS PRESS.

Bungin, Burhan. 2001. Erotica Media Massa. Surakarta: Muhammadiyah University Press

______________. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Burns, August. 2000. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica

Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Darwisyah, S. Rokhmawati. 2008. Seksualitas Remaja Indonesia. http://www.kesrepro.info/?q= node/366. 06 Februari 2010

Efendy, U. Onong. 2008. Selebaran atau Leaflet.

http://inoz3ro.blogspot.com/2008/09/selebaran-atau-leaflet-adalah-lembaran.html 09 februari 2010

Fey. 2009. Label Multimedia.

http://feyleo83.blogspot.com/search/label/Multimedia. 10 Februari 2010 Hidayat, A.Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, Elizabeth. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Iswahyudi, Catur. 2009. Remaja dan Internet.

http://catur.dosen.akprind.ac.id/2009/03/30/remaja-dan-internet. 20 Juni 2010

Liliweri, Alo. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Martaadisoebrata, Djamhoer. 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta: YBPSP


(5)

Masri. 2009. Remaja dan Seks Pra Nikah. www.depkes.go.id. 16 Februari 2010 McQuail, Denis. 2000. Mass Communication Theories. London: Sage Publication Moeliono, Laurike. 2003. Proses Belajar Aktif Kesehatan Reproduksi Remaja.

BKKBN

Muktiyo, Widodo. 2009. Anomi Media Massa. Solo: Katta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

___________________. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Okanegara. 2007. Kondisi Remaja Indonesia Saat ini.

http://duniaremajaindonesia.blogspot.com/2007/09/kondisi-remaja-indonesia-saat-ini.html. 08 februari 2010

Pro-health, 2009. Pengetahuan dan Faktor-faktor yang Menpengaruhi. http://for better health.wordpress.com/. 08 februari 2010

Purwanto, Effy.2009. Pengantar World Wide Web.

http://www.litbang.depkes.go.id/tik/media/Pengantar_WWW.doc. 06

februari 2010

Rivers, William L. 2003. Media Massa & Masyarakat Modern. Jakarta: Prenada Media

Rostina. 2008. Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja. http://www.kesrepro.info/?q= node/380. 06 februari 2010

Santrock, John W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suhermin. 2008. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas. http://blog.its.ac.id/suhermin

statistikaitsacid/files/2008/09/validitas-reliabilitas.pdf. Tanggal diakses : 28 Februari 2010.


(6)

Sutisna, Senjaya. 2009. Pendidikan Media Massa. www.sutisna.com/pendidikan/media-massa-3. 12 februari 2010

Wibowo, Muladi. 2004. Remaja dan Pendidik Sebaya. Surakarta: UNIBA Press Wirawan, Sarlito. 2001 . Psikologi Remaja . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Winarni. 2006. Hubungan Sumber-Sumber Informasi dengan Pengetahuan

Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi di SMUN 1 Jetis Bantul Yogyakarta, Naskah Publikasi, DIV Kebidanan UGM, Yogyakarta.

Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Pada Anaknya di Lingkungan III Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015

1 40 57

HUBUNGAN BANYAKNYA MEDIA MASSA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 5 MADIUN

0 3 58

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PRIA DENGAN PERILAKU MENJAGA KESEHATAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Pria Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Reproduksi Di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali.

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PRIA DENGAN PERILAKU MENJAGA KESEHATAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Pria Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Reproduksi Di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali.

0 3 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP SISWA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMAN 1 MARGAHAYU.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA 6 SURAKARTA.

0 1 8

Hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual remaja siswa-siswi SMAN 1 Sukoharjo Keseluruan KTI

3 9 68

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di Kecamatan Gunungsitoli

0 1 13

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA MASSA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI SMP 3 MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pemanfaatan Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Re

0 0 10

i HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN SIKAP SEKS PRANIKAH PADA MAHASISWA SEMESTER 4 PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dengan

0 0 19