PROGRAM LISTRIK PRABAYAR MELALUI MEDIA MASSA CETAK ( Studi Deskriptif mengenai Proses Sosialisasi Program Listrik Prabayar oleh Humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten melalui Surat Kabar “Pikiran Rakyat” kepada Masyarakat)

(1)

MEDIA MASSA CETAK

( Studi Deskriptif mengenai Proses Sosialisasi Program Listrik Prabayar oleh Humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten melalui Surat Kabar

“Pikiran Rakyat” kepada Masyarakat)

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Strata 1 (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Hubungan Masyarakat

Oleh Wahyu Setyadhi

NIM 41807031

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

oleh Humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten melalui Surat Kabar “Pikiran Rakyat” kepada Masyarakat)

Oleh

WAHYU SETYADHI NIM.41807031

Skripsi ini dibawah bimbingan Drs. Alex Sobur, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses sosialisasi dalam penelitian yang berjudul “Sosialisasi Program Listrik Prabayar melalui Media Massa Cetak”. Untuk menjawab masalah penelitian, diangkat sub focus yang terdiri dari tahap persiapan, tahap meniru, dan tahap bertindak, untuk mengukur proses sosialisasi yang dilakukan oleh humas PT.PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Teknik Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi pustaka; ditunjang oleh internet searching serta dokumentasi, dengan jumlah informan enam orang, yang terdiri atas dua petugas Humas dan Protokol dan empat orang masyarakat pengguna listrik prabayar yang dianggap dapat mewakili dari masyarakat pengguna listrik prabayar lainnya.

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tahap persiapan dalam proses sosialisasi yang dilakukan humas PT.PLN DJBB meliputi pemilihan media, sasaran dari sosialisasi dan tujuan yang ingin diraih dari sosialisasi melalui media tersebut. Tahap meniru dalam proses sosialisasi yang dilakukan humas PT. PLN DJBB meliputi masalah keefektifan isi pesan dan hambatan dalam proses sosialisasi tersebut. Tahap siap bertindak dalam proses sosialisasi yang dilakukan humas PT. PLN DJBB meliputi bentuk sosialisasi dengan media lain dan forum yang disediakan untuk masyarakat dalam memperoleh informasi tentang listrik prabayar.

Dari penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh Humas PT.PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten mengenai Listrik Prabayar melalui surat kabar Pikiran Rakyat sudah efektif, karena penyebaran pesan yang luas dan isi pesan dapat dipahami oleh masyarakat. Peran serta dari petugas yang menjelaskan langsung ke masyarakat tidak dapat diabaikan dalam proses sosialisasi tersebut.

Saran peneliti untuk pihak perusahaan, agar lebih mendukung keefektifan media yang sudah digunakan, diperlukan pula intensitas dalam penyebaran


(3)

Public Relations PT. PLN Distribution West Java and Banten through Newspapers "Pikiran Rakyat" to the Community)

By

WAHYU SETYADHI NIM.41807031

This thesis under the guidance of Drs. Alex Sobur, M.Si.

This study aims to determine the Socialization Program Prepaid Electricity through Mass Media Print. This study discusses three pieces of research questions, among others, regarding the preparation phase, the mimic stage stage also ready to act.

This study used a qualitative approach with descriptive methods, data collection techniques used in this study were interviews, observation, book study, supported by internet searching and documenting the number of informants six people consisting of two persons and the Public Relations Society of Protocol and four users Prepaid electricity is considered to be representative of the people who use other Prepaid Electricity.

From the results of research through interviews presented to the six informants. Can be seen that the Public Relations and Protocol have the desire to introduce Prepaid Electricity and invite the community to use Prepaid Electricity. The use of mass media newspapers print the appropriate market segment due to the use of such media. Public Relations of PT PLN Distribution West Java and Banten provide a forum for the community in the form .

The conclusion that socialization is carried out by the Public Relations of PT PLN Distribution West Java and Banten on Prepaid Electricity through newspaper "Mind" is pretty good and effective, because the contents of the message delivered to the public is clear enough. Only the participation of officers who explain directly to the public can not be forgotten in the process of socialization.

Research advice to the company, in order to better support the effectiveness of the media that has been used, it is also necessary intensity in information dissemination, which can be done continuously. And also needed socialization directly to the public in the form of face to face.

Suggestions researchers for the company, in order to better support the effectiveness of the media that has been used, it is also necessary intensity in information dissemination, which can do continuosly. And also needed socialization directly to the public in the form of face to face.


(4)

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya yang telah memberikan kekuatan dan petunjuk serta ketabahan bagi penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

PROGRAM LISTRIK PRABAYAR MELALUI MEDIA MASSA CETAK

(Studi Deskriptif mengenai Proses Sosialisasi Program Listrik Prabayar oleh Humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten melalui Surat Kabar “Pikiran Rakyat” kepada Masyarakat)

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dialami peneliti, terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan wawasan menjadi hambatan terbesar dalam penyusunan skripsi ini. Tetapi berkat kerja keras, optimis dan dukungan dari semua pihak, akhirnya peneliti bisa menyelesaikannya dengan semaksimal mungkin. Saran dan kritik yang membangun peneliti harapkan agar dapat memberikan manfaat dan kemajuan bagi peningkatan peneliti dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan yang baik ini pula, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing dan semua pihak yang telah membantu, dan tidak lupa kepada orang tua yang telah memberi dukungan serta semangat untuk menyelesaikan laporan ini.


(5)

melakukan penelitian di PT.PLN (Persero) DJBB dan pengesahaan pada skripsi ini.

2. Yth.Drs. Manap Solihat, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu peneliti mengurus berbagai perizinan yang cukup membantu kelancaran melaksanakan penelitian. 3. Yth. Melly Maulin P., S.Sos ., M,Si., selaku dosen Wali yang telah

banyak memberikan motivasi kepada peniliti.

4. Yth.Drs. Alex Sobur, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan arahan, serta motivasi kepada peneliti.

5. Yth. Staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis dari awal sampai akhir perkuliahan.

6. Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi, selaku sekretariat Ilmu Komunikasi yang telah memperlancar kegiatan akademik di Prodi Ilmu Komunikasi.

7. Yth. Bapak Agus Yuswanta, selaku Informan yang telah memberikan banyak informasi kepada peneliti.

8. Yth. Ibu Yayoek W. Haryono, selaku Informan yang telah


(6)

Aprianggana, Aria Arastha, Intan Ariandini, yang selalu memberikan motivasi kepada peneliti.

11.Ismi Yoviana yang tercinta, terima kasih atas dukungan dan segala bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

12.Teman-teman di jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2007 (Fitri, Fachrial, Ita, Renzy dan teman-teman IK-H3) yang selalu membantu penulis, terima kasih atas bantuannya.

13.Serta semua pihak yang telah membantu dan member dukungan kepada penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, semoga kebaikannya dibalas oleh ALLAH S.W.T

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti berharap untuk menambah kualitas dan kebenaran penelitian ini, maka peneliti senantiasa menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak guna kelengkapan serta kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin…


(7)

1.1 Latar Belakang Masalah

Listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, dimana pada yang zaman modern ini sudah banyak alat pendukung kehidupan manusia yang membutuhkan tenaga listrik untuk mengoperasikannya, seperti lampu, mesin cuci, mesin pompa air, televisi, radio, komputer dan perangkat elektronik lainnya.

Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai aktifitas manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi kedepannya. Listrik menjadikan manusia ketergantungan akan keberadaannya, tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan tenaga yang dibutuhkan manusia dalam segala hal yang mendukung aktifitas manusia. Adapun akhirnya peran dari pemerintah dalam penyediaan listrik bagi masyarakat luas. Tidak heran jika pemerintah menguasai kepentingan listrik dalam bentuk badan usaha milik negara untuk dapat mengaturnya dengan baik untuk kepentingan bersama agar tidak terjadi monopoli dalam kepentingan ini.

Suatu perusahaan besar sebagai penyedia listrik untuk masyarakat adalah PT. PLN, dimana perusahaan listrik milik negara ini telah banyak memberikan kontribusi yang besar dalam memasok kebutuhan listrik untuk masyarakat. Selaku perusahaan milik negara yang menangani masalah kepentingan listrik di Indonesia, yang memberikan jumlah pasokan listrik kepada masyarakat dalam


(8)

jumlah yang sangat besar. Tentunya PT. PLN memberikan pelayanan sebagai upaya pasti dalam memberikan public service yang maksimal untuk kepentingan dan kemajuan bangsa. Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa “ketergantungan” akan kebutuhan listrik memang tidak memiliki banyak pilihan dalam pemenuhan kebutuhan listrik selain PT. PLN.

PT. PLN menyadari kebutuhan listrik masyarakat yang semakin ketergantungan akan adanya tenaga listrik, dengan terus melakukan berbagai kajian untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan menawarkan berbagai program layanan. Seiring berjalannya waktu dan untuk mengembangkan pelayanan suatu perusahaan, maka dibuatlah suatu inovasi demi mempertahankan eksistensi dan juga untuk kemajuan serta pengembangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Bentuk inovasi yang diciptakan oleh PT. PLN adalah dengan mengeluarkan program listrik prabayar. Program listrik pra bayar ini telah dikeluarkan sejak tahun 2008, salah satu alasan selain untuk meningkatkan pelayanan, dibuatnya program listrik prabayar ini diantaranya adalah, kejadian salah baca meter, tagihan yang tidak menentu, tunggakan rekening, dan salah pemutusan. Yang menderita juga bukan hanya masyarakat, tapi PLN pun ikut merugi. Sebagai pembelajaran dari hal itu maka diluncurkanlah Listrik Prabayar, maka dengan program ini masyarakat diajak agar lebih menghargai akan keberadaan tenaga listrik dan lebih bijak dalam penggunaan listrik. Penggunaan


(9)

masyarakat luas, sehingga penggunaan listrik terkadang memakan biaya yang tidak sedikit untuk konsumsi rumah ataupun usaha.

Dengan dibuatnya inovasi oleh PT. PLN maka diperlukan pula adanya penyebaran informasi mengenai inovasi tersebut, karena suatu inovasi tidak akan ada artinya tanpa adanya suatu sosialisasi, karena sosialisasi merupakan hal terpenting yang harus dilakukan guna menyampaikan pesan atau informasi kepada publik. Seperti definisi sosialisasi itu sendiri, Sosialiasasi (pemasyarakatan) juga mengandung arti penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat (Effendy, 2005 : 27).

Tujuan dari sosialisasi yang dilakukan oleh humas PT. PLN DJBB bertujuan untuk mengenalkan dan memberitahukan kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui program listrik prabayar. Dimana target dari sosialisasi adalah masyarakat luas yang notabene adalah pengguna listrik.

Syarat terpenting untuk berlangsungnya sosialisasi adalah interaksi sosial, dimana sosialisasi tersebut dapat berlangsung secara tatap muka, tapi biasa juga dilakukan dalam jarak tertentu melalui sarana media. Dalam sebuah perusahaan kegiatan sosialisasi tersebut biasa dilakukan oleh seorang humas perusahaan. Seperti yang kita ketahui humas adalah bagian dari suatu perusahaan yang mempunyai tugas untuk memberikan informasi kepada pihak dalam dan pihak luar perusahaan.


(10)

Sosialisasi bisa dilakukan dengan menggunakan media massa. Demikian pula yang dilakukan oleh humas PT. PLN DJBB, dengan bantuan media massa dalam menyosialisasikan inovasi yang dibuatnya. Hal ini dilakukan karena sosialisasi bersifat luas atau sasaran khalayak dalam jumlah yang cukup luas.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi mengandung makna memperkenalkan, memberitahukan, menjelaskan tentang suatu masalah (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:855).

Sosialisasi dengan menggunakan media massa, yang mempunyai peranan dan kekuatan yang begitu besar terhadap dan bagi dunia ini, terlebih dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia dengan segala aspek yang melingkupinya. Oleh karenanya, dalam komunikasi melalui media massa, media massa dan manusia mempunyai hubungan saling ketergantungan dan saling membutuhkan karena masing saling mempunyai kepentingan, masing-masing saling memerlukan. Media massa membutuhkan berita dan informasi untuk publikasinya baik untuk kepentingan media itu sendiri maupun untuk kepentingan orang atau institusi lainnya, dipihak lain masyarakat membutuhkan adanya pemberitaan, publikasi untuk kepentingan-kepentingan tertentu.

Pemanfaatan media massa dalam menyebarkan dan memberikan informasi kepada khalayak yang luas adalah satu cara yang cukup efektif dalam penyebaran informasi. Dengan pemanfaatan media massa dapat mencakup khalayak yang banyak, seperti pengertian media massa berikut ini:


(11)

komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari komunikasi melalui media massa (communicate with media).

Seperti halnya yang dilakukan oleh Humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten yang menyosialisasikan program Listrik Prabayar melalui berbagai media massa, salah satu media yang diteliti oleh peneliti pada penelitian ini adalah media massa cetak. program tersebut merupakan sistem pelayanan penjualan tenaga listrik dimana pengguna listrik membayar sebelum menggunakan atau transaksi dengan pembayaran dimuka. Sistem Listrik Prabayar ini merupakan cara untuk memberikan kesempatan pada pengguna listrik untuk lebih mudah mengendalikan pemakaian listriknya sesuai dengan daya beli.

Sistem kWh meter prabayar berbeda bila dibandingkan kWh meter yang biasa dipakai selama ini (pascabayar), terbuat dari meter elektronik dipasang di pelanggan yang digunakan untuk mengukur pemakaian listrik pelanggan dan memantau serta mengontrolnya. Meteran ini mempunyai beberapa fungsi atau fitur antara lain, sebagai berikut:

(1) Mempunyai no seri unik sesuai dengan STS ( Standart Transfer Specification)

(2) Kontraktor untuk menghubungkan atau memutuskan koneksi listriknya

(3) Low credit warning ( visual dan audible )


(12)

(5) Pada display LCD dapat ditampilkan sisa kredit kWh, daya yang dipakai,status kontraktor, jumlah kWh yang dipakai sejak dipasang, informasi balik saat menerima token serta informasi lain.(sumber PT. PLN Persero DJBB)

Dengan inovasi program Listrik Prabayar yang telah diciptakan, untuk dapat mengenalkan dan memberitahukan adanya program Lisrtik Prabayar kepada masyarakat, diperlukan sosialisasi agar inovasi Listrik Prabayar tersebut dapat digunakan / diterima oleh masyarakat.

Maka dari itu, peranan humas dalam menyosialisasikan suatu program baru di perusahaanya adalah sangat penting, karena dengan sosialisasi masyarakat akan dapat mengetahui adanya suatu program baru yang dibuat oleh suatu perusahaan. PT. PLN mengenalkan program listrik prabayar kepada masyarakat agar masyarakat dapat memahami program yang dikeluarkan oleh PT. PLN tersebut, dan juga agar eksistensi program listrik prabayar tetap dikenal masyarakat, maka sosialisasi harus dilakukan secara berkelanjutan.

Proses komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita, seiring dengan pergerakan kehidupan manusia dan kemajuan teknologi, komunikasi memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat melakukan berbagai macam aktivitas dalam memenuhi kebutuhannya dan dengan adanya komunikasi, penyampaian maksud dan tujuan dari seorang komunikator kepada komunikan dapat


(13)

Seperti yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa komunikasi adalah :

Proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagai panduan, yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tidak langsung, melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku (Effendy, 1989:60).

Dengan sosialisasi, seorang humas dapat mengenalkan inovasi kepada masyarakat. Informasi yang dilakukan berupa bentuk komunikasi secara tidak langsung melalui media massa cetak. Dengan menggunakan media massa cetak dalam bersosialisasi mengenai program Listrik Prabayar, diharapkan dapat mengubah sikap masyarakat dalam pola penggunaan tenaga listrik.

Sesuai dengan salah satu tujuan dan strategi eksternal dari Humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten, yaitu menciptakan opini publik dan menarik perhatian publik, menciptakan kondisi yang kondusif bagi setiap pelaksanaan kebijakan perusahaan dan mengoptimalisasi komunikasi dan publikasi perusahaan. Humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten melakukan sosialisasi program listrik prabayar melalui media cetak, di mana hal tersebut diharapkan oleh pihak perusahaan agar dapat menambah informasi bagi masyarakat mengenai kebijakan yang dibuat oleh PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten, yaitu Listrik Prabayar. Dalam penelitian ini peneliti mengangkat rumusan masalah “Bagaimana Sosialisasi Program Listrik Prabayar melalui Media Massa Cetak ? “.


(14)

1.2 Identifikasi Masalah

(1) Bagaimana tahap persiapan dalam proses sosialisasi program Listrik Prabayar melalui media massa cetak (surat kabar “Pikiran Rakyat”) kepada masyarakat yang dilakukan oleh humas PT. PLN Persero DJBB.

(2) Bagaimana tahap meniru dalam proses sosialisasi program Listrik Prabayar melalui media massa cetak (surat kabar “Pikiran Rakyat”) kepada masyarakat yang dilakukan oleh humas PT. PLN Persero DJBB.

(3) Bagaimana tahap siap bertindak dalam proses sosialisasi program Listrik Prabayar melalui media massa cetak (surat kabar “Pikiran Rakyat”) kepada masyarakat yang dilakukan oleh humas PT. PLN Persero DJBB.

(4) Bagaimana Sosialisasi Program Listrik Prabayar melalui Media Massa Cetak.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud penelitian

Maksud penelitian adalah untuk mendeskriptifkan, menjelaskan, dan merumuskan Sosialisasi Program Listrik Prabayar melalui Media Massa.


(15)

1.3.2 Tujuan Penelitian

(1) Untuk mengetahui tahap persiapan dalam proses sosialisasi program Listrik Prabayar melalui media massa cetak (surat kabar “Pikiran Rakyat”) kepada masyarakat yang dilakukan oleh humas PT. PLN Persero DJBB.

(2) Untuk mengetahui tahap meniru dalam proses sosialisasi program Listrik Prabayar melalui media massa cetak (surat kabar “Pikiran Rakyat”) kepada masyarakat yang dilakukan oleh humas PT. PLN Persero DJBB.

(3) Untuk mengetahui tahap siap bertindak dalam proses sosialisasi program Listrik Prabayar melalui media massa cetak (surat kabar “Pikiran Rakyat”) kepada masyarakat yang dilakukan oleh humas PT. PLN Persero DJBB.

(4) Untuk mengetahui Sosialisasi Program Listrik Prabayar melalui Media Massa Cetak.

.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan secara teoritis dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat membantu dalam pengembangan pengetahuan, pengembangan ilmu komunikasi pada umumnya, yaitu khususnya dalam bidang kajian Public Relations tentang bagaimana Sosialisasi Program Listrik Prabayar oleh Humas


(16)

PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten melalui Harian Umum “Pikiran Rakyat” kepada Masyarakat .

1.4.2 Kegunaan Praktis

(1) Kegunaan bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti, khususnya dalam mengetahui kegiatan humas tentang Sosialisasi Program Listrik Prabayar melalui Media Massa. (2) Kegunaan bagi Akademik

Kegunaan penelitian ini bagi Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Universitas Komputer Indonesia secara keseluruhan yakni, diharapkan dapat menjadi literatur, bahan pengembangan dan penerapan Ilmu Komunikasi terutama Ilmu Humas dan juga sebagai bahan perbandingan dan pengembangan bagi penelitian sejenis lainnya untuk masa yang akan datang.

(3) Kegunaan bagi perusahaan

Dengan adanya penelitian mengenai sosialisasi, yang dilakukan humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten dalam Sosialisasi Program Listrik Prabayar melalui Media Massa, diharapkan dapat menjadi salah satu informasi, evaluasi, dan referensi bagi public relation PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten.


(17)

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Pemikiran Teori

Dalam kerangka pemikiran ini, peniliti akan berusaha membahas pokok masalah dalam rumusan masalah. Bahan tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan teori yang ada hubungannya untuk membantu menjawab pokok masalah.

Sosialisasi dapat terjadi melalui interaksi sosial secara langsung ataupun tidak langsung. Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok sosial, seperti keluarga, lingkungan kerja, maupun media massa. George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap, sebagai berikut.

(1). Tahap Persiapan (Preparatory Stage)

Tahap persiapan ini adalah tahap dimana humas PT. PLN DJBB memilih media yang akan digunakan dalam proses sosialisasi program listrik prabayar, serta sasaran yang akan dituju dalam proses sosialisasi program listrik prabayar dan tujuan yang ingin diraih dalam proses sosialiasi tersebut.

(2). Tahap Meniru (Play Stage)

Tahap meniru ini adalah tahap dimana humas PT. PLN DJBB melihat keefektifan dalam proses sosialisasi yang dilakukan melalui media massa cetak surat kabar pada pemahaman masyarakat, serta hambatan yang diperoleh dalam proses sosialisasi tersebut dan juga apakah isi pesan yang disampaikan dalam proses sosialisasi melalui media massa cetak surat kabar.


(18)

(3). Tahap Siap Bertindak (Game Stage)

Pada tahap ini humas PT. PLN DJBB menggunakan bentuk media sosialisasi tambahan untuk menunjang proses sosialisasi yang telah dilakukan melalui media massa cetak surat kabar, serta bagaimana humas PT. PLN DJBB meyakinkan masyarakat apabila terdapat kesalahpahaman dalam proses sosialisasi. Pada tahap ini humas PT. PLN DJBB menyediakan forum bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi seputar program layanan yang dimiliki PT. PLN.

1.5.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Dari penjabaran teori pada kerangka pemikiran teori, maka peneliti akan melihat bagaimana proses sosialisasi yang dilakukan humas PT.PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten dalam menyosialisasikan program listrik prabayar melalui media massa. Proses sosialisasi tersebut meliputi tahap persiapan, dimana pada tahap ini humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten memilih/menentukan media yang akan digunakan dalam menyosialisasikan program listrik prabayar kepada masyarakat, dan juga menentukan siapa sasaran dari sosialisasi tersebut hingga adapun tujuan yang ingin diraih oleh humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten dalam proses sosialisasi tersebut.


(19)

program listrik prabayar kepada masyrakat, dan menilai keefektifan dari penggunaan media serta isi pesan yang disampaikan dalam proses sosialisasi tersebut. Pada tahap ini humas memahami adanya hambatan dalam penggunaan media massa cetak surat kabar tersebut.

Pada tahap siap bertindak, dimana proses tahap persiapan dan tahap meniru sudah terjadi dalam proses sosialisasi. Pada tahap siap bertindak ini humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten menggunakan media lain dalam proses sosialisasi guna memberikan informasi yang lebih jelas kepada masyarakat, adapun tindakan dari humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten yang menanggulangi kesalahpahaman dalam proses sosialisasi melalui media massa cetak surat kabar, dengan menyediakan forum dalam jejaring sosial dan website PLN untuk wadah bagi masyarakat dalam menanyakan hal seputar informasi kelistrikan.

1.6 Subjek dan Informan Penelitian

1.6.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.

Yang menjadi Subjek penelitian pada penelitian ini adalah staff humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten.


(20)

1.6.2 Informan Penelitian

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Lazimnya informan atau narasumber penelitian ini ada dalam penelitian yang subjek penelitiannya berupa “kasus” (satu kesatuan unit), antara lain yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi (pranata) sosial.

Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Kriyantono, dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi, Teknik purposive sampling teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian. (Kriyantono, 2007:154)

Penelitian ini menggunakan purposive sampling karena informan menjadi sumber informasi yang mengetahui tentang penelitian yang sedang diteliti. Dengan pertimbangan bahwa merekalah yang paling mengetahui informasi penelitian.

Di antara sekian informan tersebut, ada yang disebut narasumber kunci (key informan) seorang ataupun beberapa orang, yaitu orang atau orang-orang yang paling banyak menguasai informasi (paling banyak tahu) mengenai objek yang sedang diteliti tersebut.


(21)

menyosialisasikan program Listrik Prabayar, diharapkan mampu memberikan pernyataan yang objektif seputar Program Listrik Prabayar dan seputar sosialisasi mengenai program Listrik Prabayar. Peneliti memilih dua orang staf humas PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Dapat dilihat seperti tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Informan Kunci Penelitian

No Nama Umur Jabatan

1 Agus Yuswanta 31 Tahun Humas (assistant officer protocol) PT. PLN DJBB

2 Yayoek 50 Tahun Humas (assistant officer dokumentasi dan perpustakaan) PT. PLN DJBB

Sumber : Data Penelitian 2011

Peneliti juga menambahkan empat orang masyarakat pengguna listrik prabayar sebagai informan tambahan. Dapat dilihat seperti tabel dibawah ini:

Tabel 1.2 Informan tambahan

No Nama Umur Keterangan

1 Rani Indriani 40 Tahun Masyarakat/pengguna LPB 2 Asri M.S 26 Tahun Masyarakat/pengguna LPB 3 Aline Reskha Dewi 38 Tahun Masyarakat/pengguna LPB 4 Aria Nugraha 33 Tahun Masyarakat/pengguna LPB

Sumber : Data Penelitian 2011

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi data dengan maksud untuk menguji keabsahan data yang diperoleh oleh peneliti.


(22)

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar itu data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. (Moleong, 2007:330)

Peneliti menggunakan teknik triangulasi yang memanfaatkan sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi,

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu,

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang,

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. (Moleong, 2007:330)

Peneliti membandingkan data yang didapatkan dari informan kunci yaitu Humas PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dengan informan tambahan yaitu masyarakat pengguna listrik prabayar mengenai sosialisasi program listrik prabayar melalui media massa untuk mendapatkan keabsahan


(23)

1.7 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskripsi yang berupa kata-kata tertulis atau lisan yang didasari oleh orang atau perilaku yang diamati.

Sedangkan metode yang dipakai adalah metode deskriptif. Menurut Ruslan (2004) yang mengemukakan bahwa “dalam penelitian deskriptif, untuk menggambarkan karakteristik (ciri-ciri), individu, situasi atau kelompok tertentu. Penelitian relatif sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengajuan hipotesis tertentu”.

Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksud untuk menjelaskan. Pendekatan ini bertujuan memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang kompleks (Nasution, 1992:3).

Menurut Jalaludin Rakhmat (2004:25), penelitian deskriptif bertujuan untuk:

(1) Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada

(2) Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku

(3) Membuat perbandingan atau evaluasi

(4) Menentukan apa yang dihadapi orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.


(24)

Winarno Surachmad menyatakan bahwa: “Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yang mencakup berbagai teknik diantaranya adalah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa dan mengklarifikasian penyelidikan dengan tehnik survey, interview, angket, observasi atau teknik test, studi kasus, studi kooperatif atau operasional.” (Surachmad, 1982:139).

1.8 Teknik Pengumpulan Data

(1) Wawancara Mendalam

Menurut Baskin Et Al (1997) wawancara bisa menjadi cara yang berhasil untuk memperoleh informasi dari publik. Pewawancara yang terampil dapat diperoleh informasi yang sulit untuk dilakukan oleh pewawancara biasa (sukarela). Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dimana peneliti menanyakan secara langsung kepada responden mengenai pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian dan mencatat hasil jawaban responden.

Wawancara juga dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses pengumpulan informasi yang selanjutnya akan dikaji mengenai permasalahan yang diangkat langsung dari informan yang dianggap menguasai permasalahan tersebut. Dalam wawancara mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan tidak menutup kemungkinan


(25)

yang berkembang dan menarik untuk dijadikan informasi tambahan untuk menguatkan data guna hasil penelitian yang maksimal.

(2) Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

(3) Studi Pustaka

Studi pustaka adalah kegiatan pencarian data dengan menggunakan dokumen tertulis seperti buku, surat kabar, majalah, dan dokumen-dokumen lainnya.

Internet searching juga merupakan bagian dari studi pustaka,internet searching yang berarti pencarian suatu data melalui jaringan internet. Dalam melakukan internet searching biasanya kita gunakan search engine sebagai mesin pembantu dalam pencarian situs tersebut. Search engine adalah sebuah fasilitas (web) yang bisa mencari links dari situs lain. Ada berbagai macam search engine yang bisa kita gunakan dalam searching, yaitu; Yahoo, Google, Altavista, lycos, Astaga, msn, dan lain sebagainya.

Menurut Ramdan dalam blognya “Ramdan Blog Arcive”:

“Dokumentasi adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo. Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan. Kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu terbitan.


(26)

1.9 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

(1) Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti saat melakukan observasi awal sehingga pada tahap penelitian akhir dilakukan dengan mengumpulkan berbagai macam mengenai sosialisasi yang dilakukan oleh public relations PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten.

(2) Klasifikasi data yaitu proses penelitian, proses penyederhanaan data kasar yang berasal dari catatan tertulis lapangan penelitian, membuat ringkasan, penggolongan dan kualifikasi jawaban informan atau penelitian kembali catatan yang diperoleh setelah melakukan penelitian.

(3) Analisis data yaitu penyususnan penyajian kategori jawaban dalam tabel, gambar atau kecenderungan dari informan disertai analisis awal terhadap berbagai temuan data di lapangan sebagai proses awal dalam pengolahan data.

(4) Proses akhir analisis penelitian dan pembahasan yang didasarkan pada berbagai teori yang digunakan, dimana di dalamnya ditentukan oleh suatu kepastian mengenai aspek teori dan kesesuaian dengan fakta hasil penelitian dilapangan.


(27)

1.10 Lokasi dan Waktu Penelitan

(1) Lokasi : PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, tepatnya dibagian Komunikasi( Humas). Yang beralamat di Jl. Asia Afrika No. 63 Bandung. Telepon (022) 4230747, web www.pln.co.id , Fax 4230822 .

(2) Waktu : Waktu Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari 2011 sampai bulan Juli 2011. Untuk lebih jelasnya, rincian waktu penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.3

Waktu dan Jadwal Penelitian

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan

judul

2 Penulisan Bab 1

Bimbingan 3 Seminar UP 4 Penulisan Bab

II

Bimbingan 5 Penulisan

Bab III Bimbingan


(28)

Sumber : Peneliti Maret 2011

1.11 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian pada skripsi ini adalah sebagai berikut : A. Bab 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, subjek dan informan penelitian, metode penelitian, tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data, lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika penelitian.

6 Pengumpulan Data

Wawancara Bimbingan 7 Pengolahan

Data Penulisan Bab IV

Bimbingan 8 Penulisan

Bab V Bimbingan 9 Penyusunan

Bab 10 Sidang


(29)

B. Bab 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini peneliti mencoba meninjau permasalahan dari aspek teoritis dalam mengkaji tinjauan komunikasi meliputi: Definisi komunikasi, unsur-unsur komunikasi, tujuan dan fungsi komunikasi, bentuk komunikasi.Tinjauan tentang humas, tinjauan tentang prinsip-prinsip hubungan pers yang baik, tinjauan tentang hubungan pers. Tinjauan tentang media massa, tinjauan tentang peran media massa, tinjauan tentang komunikasi massa, tinjauan tentang fungsi komunikasi massa, tinjauan tentang karakteristik komunikasi massa, , tinjauan tentang masyarakat.

C. Bab 3 : OBJEK PENELITIAN

Bab ini berisi semua hal yang berkaitan dengan objek penelitian yakni sejarah perusahaan, visi, misi moto perusahaan, sejarah humas PT. PLN (Persero) DJBB, visi, misi, strategi humas PT. PLN (Persero) DJBB, logo perusahaan, struktur perusahaan, struktur divisi humas PT. PLN (Persero) DJBB, job description humas PT. PLN (Persero) DJBB, kegiatan Internal dan Eksternal humas PT. PLN (Persero) DJBB, tinjauan tentang Listrik Prabayar.

D. Bab 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil analisa dari hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti.


(30)

E. Bab 5 : PENUTUP


(31)

2.1 Tinjauan tentang Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat kita hindari. Melalui komunikasi, sosialisasi antar individu dapat berjalan sesuai dengan keinginan individu-individu itu sendiri. Melalui komunikasi, individu dapat mengadakan suatu hubungan dengan lingkunganya. Dengan demikian komunikasi merupakan unsur pokok dalam tata pelaksanaan hidup manusia, yaitu dalam mengadakan hubungan antarmanusia untuk saling memengaruhi antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya.

Dikatakan bahwa Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama disini yang dimadsud adalah “sama

makna” (Effendy, 2006: 9), jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yag disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy,1993 : 30).

Carl I. Hovland mendefinisikan “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk merubah perilaku orang lain (komunikan).” (Mulyana, 2007: 68)


(32)

Gerald R. Miller menjelaskan bahwa “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaiakan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.” (Mulyana, 2007: 68)

Harold Lasswell menjelaskan bahwa “(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh bagaimana?” (Mulyana, 2007: 68)

Pendapat para ahli tersebut memberikan gambaran bahwa komponen-komponen pendukung komunikasi termasuk efek yang ditimbulkan, antara lain adalah:

(1) Komunikator (source,sender) (2) Pesan (message)

(3) Media (chanel) (4) Komunikan (receiver) (5) Efek (effect)

Dari berbagai pendapat atau definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli jelas bahwa komunikasi mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan informasi, pikiran, pendapat, perasaan, pengalaman, pengetahuan maupun harapannya. Komunikasi dilakukan tidak hanya untuk memberikan informasi


(33)

mencapai kesepakatan bersama, pengertian bersama dan untuk mengubah sikap, pendapat dan tingkah laku orang lain.

2.1.2 Unsur Komunikasi

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?) (Mulyana, 2007).

Analisis 5 unsur menurut Lasswell : 1. Who? (siapa/sumber).

Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.

2. Says What? (pesan).

Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi.Merupakan seperangkat simbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan/maksud sumber tadi. Ada tiga komponen pesan yaitu makna, simbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan. 3. In Which Channel? (saluran/media).

Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dll). 4. To Whom? (untuk siapa/penerima).

Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut tujuan (destination)/pendengar (listener)/khalayak (audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik (decoder).

5. With What Effect? (dampak/efek).

Dampak/efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.

Dari semua unsur komunikasi di atas, menjelaskan bahwa dalam sebuah proses komunikasi itu ada beberapa unsur yang membuat komunikasi itu akan


(34)

berjalan dengan baik dan jelas, apabila terdapat pemahaman dari seorang komunikator akan unsur-unsur komunikasi tersebut.

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Dalam setiap komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan. Menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan komunikasi, adalah :

(1) Mengubah sikap (to change the attitude)

(2) Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) (3) Mengubah perilaku (to change the behavior)

(4) Mengubah masyarakat (to change the social) (Effendy, 2006:8) Selanjutnya untuk mencapai tujuan tersebut, maka sebelumnya harus diteliti, apa yang menjadi tujuan dilakukannya komunikasi itu. Tujuan komunikasi menurut Udai Pareek dalam buku komunikasi organisasi yaitu:

(1) Memberikan informasi, yakni pengiriman informasi dari sumber kepada orang lain atau sekelompok orang, atau dapat berupa kebijakan organisasi, peraturan-peraturan, perkembangan organisasi. (2) Umpan balik (feedback), berguna untuk mengetahui prestasi kerja

karyawan dan memperoleh langkah-langkah perbaikan yang diperlukan sekaligus memberikan motivasi kepada pihak organisasi untuk mengembangkan rencana-rencana yang menantang dan realistic.

(3) Pengendalian, yaitu pengontrolan setiap pelaksanaan program agar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan untuk memenuhi sasaran yang tepat dalam pelaksanaan serta menghindari adanya kesenjangan informasi.

(4) Pengaruh, yaitu komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, seorang manajer, berkomunikasi dengan para karyawannya untuk menciptakan suasana yang baik, sikap yang benar dan hubungan yang menyenagkan.


(35)

(6) Pengambilan keputusan, memerlukan berbagai macam komunikasi misalnya, pertukaran informasi, pendapat, dan penilaian alternative pemecahan masalah.

(7) Mempermudah perubahan yaitu komunikasi antar karyawan dapat membantu kesulitan perubahan terhadap tindakan perbaikan dalam organisasi.

(8) Pembentukan kelompok komunikasi, jika komunikasi terputus, maka kesatuan akan hancur, dalam perselisihan yang berat hubunga baik hanya dapat dikembalikan melalui proses komunikasi yang berkelanjutan. Dalam hal ini komunikasi yang merupkan ungkapan perasaan, perhatian sangat penting.

(9) Menjaga pintu yaitu sebagai penyaring informasi baik yang datang dari dalam organisasi ataupun dari luar organisasi, sehingga informasi yang berkembang senantiasa relevan denag kepentingan komunikan dan kebutuhan informasi (Yeni, 2003).

Dari semua komunikasi yang di lakukan oleh seorang praktisi humas memiliki suatu tujuan penting untuk menumbuhkan saling pengertian dan memberikan informasi yang bermanfaat baik bagi perusahaan maupun pihak di luar perusahaan.

2.1.4 Fungsi Komunikasi

Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar mengutip Kerangka berpikir William I. Gorden, mengenai fungsi-fungsi komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian. Fungsi-fungsi suatu peristiwa komunikasi (communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi dominan.

Fungsi komunikasi social, komunikasi itu penting membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan.Pembentukan konsep diriKonsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi


(36)

yang diberikan orang lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.

Fungsi komunikasi ekspresif, Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal.

Fungsi komunikasi ritual, Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapakan kata2 dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik.

Fungsi komunikasi instrumental, Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur (persuasif) Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi.

2.2 Tinjauan tentang Sosialisasi

2.2.1 Definisi Sosialisasi


(37)

Sosialiasasi (pemasyarakatan) juga mengandung arti penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat (Effendy, 2005 : 27).

Menyosialisasikan adalah proses untuk mencapai kematangan dalam hubungan-hubungan social dengna kata lain merupakan proses belajar untuk penyesuaian terhadap norma-norma kelompok, moral tradisi dan meleburkan diri menjadi satu kesatuan. (Natawijaya, 1979 : 97)

Para sosiolog umunya sependapat bahwa pusat perhatian ilmunya adalah kelompok dan struktur social. Sosialisasi merupakan contoh gejala yang memerlukan analisis sosiolog maupun psikologis. Sosialisasi mencakup proses yang berkaitan dengan kegiatan individu untuk mempelajari tertib social, lingkungannya dan menyerasikan pola interaksi yang terwujud dalam konfromitas dan konfromitas merupakan penghindaran dari konflik (Soekanto, 1982 : 70).

2.2.2 Kesulitan dalam proses Sosialisasi

Kesulitan – kesulitan yang dialami pada waktu melakukan proses memasyarakat atau proses sosialisasi itu banyak macamnya. Diantaranya adalah :

(1) Kesulitan dalam berkomunikasi

Bila individu mengalami kesulitan dalam berkomunikasi seperti ia tidak memahami bahasa, tak dapat membaca atau menulis, dan kurang mengenal


(38)

lambing-lambang komunikasi yang berlaku dalam suatu masyarakat, maka sulitlah bagi individu yang bersangkutan untuk mengenal dan menyesuaikan tingkah lakunya dengan norma-norma yang ada.

(2) Adanya pola perilaku yang beraneka ragam

Dalam masyarakat modern yang kompleks, individu terbagi dalam berbagai kelompok. Dalam setiap jenis kelompok itu terdapat pola-pola perilaku yang berbeda antara kelompok yang satu dengan yang lain. Walaupun individu yang menjadi anggota dari suatu kelompok tertentu harus menyesuaikan tingkah lakunya dengan pola perilaku yang ada, sekalipun sebenarnya ia menyadari perilaku itu bertentangan dengan nilai-nilai dan kebudayaan. Bila pertentangan itu dirasakan sangat tajam, dan individu tidak mampu lagi menyesuaikan diri, maka ada kemungkinan idividu tersebut akan mengalami gangguan sosial atau gangguan psikologi.

(3) Kesulitan sebagai akibat dari perubahan kehidupan manusia

Seperti misalnya akibat pertumbuhan penduduk yang eksplosif, urbanisasi dalam banyak bidang kehidupan manusia. Perubahan dari kehidupan agraris menjadi kehidupan industri, perubahan dari kehidupan desa menjadi kehidupan kota, semua itu membawa pula perubahan norma-norma kemasyarakatan.


(39)

2.3 Tinjauan tentang Hubungan Masyarakat

Istilah Humas atau Hubungan Masyarakat merupakan terjemahan dari Public Relations. Sudah sangat kita ketahui bahwa Public Relations banyak berperan dan dipergunakan secara luas, dalam artian bahwa Public relations tersebut sudah memasyarakat di Indonesia sehingga sering dipergunakan didalam suatu perusaahaan, organisasi, lembaga dan lain-lain.

Menurut definisi kamus terbitan institute of public relations (IPR), yakni sebuah lembaga humas terkemuka di inggris dan eropa, “Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan dalam rangka menciptkan dan memlihara niat baik dan saling pengertian antara suatu oraganisasi dengan segenap khalayaknya.” Jadi, Humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye ataui program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Kegiatan humas sama sekali tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan dadakan. Tujuan Humas itu sendiri adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi yang bersangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan (atau lazim disebut sebagai seluruh “khalayak” atau public).(Linggar Anggoro,2000:2).

2.4 Tinjauan tentang komunikasi Organisasi

Organisasi ialah proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Definisi ini mengandung arti bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga komponen, yaitu (1) ada kerja sama, (2) ada orang, dan (3) ada tujuan bersama.

Dalam proses kerja sama dua orang atau lebih terdapat bermacam-macam perilaku individu di dalam organisasi. Manusia dalam organisasi berinteraksi, baik dengan sesama individu maupun dengan kelompok atau organisasinya. (Usman, 2008:143)


(40)

Redding dan Sanborn, mendefinisikan komunikasi organisasi yang diterjemahkan oleh Dr. Arni Muhammad dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Organisasi, bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program (Muhammad, 2007:65).

2.5 Tinjauan tentang Prinsip-prinsip Hubungan Pers yang Baik

Berikut ini akan diuraikan beberapa prinsip umum yang perlu diperhatikan oleh setiap praktisi humas dalam rangka menciptakan dan membina hubungan pers yang baik.

(a) memahami dan melayani media: dengan berbekalkan semua pengetahuan tentang dunia pers, maka seorang praktisi humas akan mampu menjalin kerja sama dengan pihak media. Ia juga akan dapat menciptakan suatu hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.


(41)

materi yang akurat di mana saja dan kapan saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan cara inilah ia akan dinilai sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya oleh para jurnalis. Bertolak dari kenyataan itu, maka komunikasi timbal balik yang saling menguntungkan akan lebih mudah diciptakan dan dipelihara. (c) menyediakan salinan yang baik: misalnya saja menyediakan

reproduksi foto-foto yang baik, menarik, dan jelas. Dengan adanya teknologi input langsung melalui computer (tekonologi ini sangat memudahkan koreksi dan penyusunan ulang dari suatu terbitan, seperti siaran berita atau news release), penyediaan salinan naskah dan foto-foto yang baik secara cepat menjadi semakin penting. (d) bekerja sama dalam penyediaan materi: sebagai contoh, petugas

humas dan jurnalis dapat bekerja sama dalam mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu pers dengan tokoh-tokoh tertentu.

(e) menyediakan fasilitas verifikasi: para praktisi humas juga perlu memberi kesempatan kepada para jurnalis untuk melakukan verifikasi (membutikan kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima. Contoh kongkretnya, para jurnalis itu diizinkan untuk langsung menengok fasilitas atau kondisi-kondisi organisasi yang hendak diberitakan.

(f) membangun hubungan personal yang kokoh: suatu hubungan personal yang kokoh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara


(42)

apabila dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan sikap saling menghormati profesi masing-masing.

2.5.1 Tinjauan tentang Hubungan Pers

Hubungan pers (press relations) adalah upaya-upaya untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dan organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

Dalam prakteknya, hubungan pers ternyata tidak hanya terkait dengan kalangan pers (istilah yang populer bagi kalangan media cetak, khususnya jurnalisme surat kabar) saja, melainkan juga semua bentuk media lainnya, media cetak, media bioskop, media elektronik seperti halnya radio dan televisi, dan sebagainya. Istilah-istilah dari dunia media cetak memang cenderung lebih populer, sedangkan istilah lain yang secara harfiah lebih tepat justru tidak diterima secara luas, misalnya saja istilah “hubungan media” (media relations). Meskipun kurang populer bila dibandingkan dengan istilah “siaran berita” atau “paparan berita” (news release), istilah “siaran pers” (press release) ternyata masih cukup banyak yang menggunakannya, termasuk kalangan praktisi humas professional.

Tujuan pokok diadakannya hubungan pers adalah “menciptakan pengetahuan dan pemahaman”, jadi jelas bukan semata-mata menyebarkan


(43)

umum”. Tidak seorang pun yang berhak untuk mendikte apa yang harus diterbitkan, atau disiarkan oleh media massa, setidak-tidaknya di suatu masyarakat yang demokratis. Seperti yang pernah dikemukakan oleh pelopor jasa konsultasi humas di Amerika Serikat, Ivy Ledbetter Lee, dalam bukunya yang berjudul Declaration of Principles terbitan tahun 1906, bahwa semua jenis materi pers harus bebas dari nilai-nilai dan kepentingan sepihak. Kriteria kejujuran dan kenetralan itu juga harus dipegang teguh oleh kalangan praktisi humas.

Setiap pesan atau berita yang disampaikan kepada masyarakat melalui pers haruslah sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Baik atau buruknya humas diukur berdasarkan kejujuran dan sikap netralnya. Kepentingan masyarakat, dalam hal ini adalah para pembaca, pendengar, atau pemirsa harus selalu diutamakan. Kalau hal ini benar-benar diperhatikan maka sambutan khalayak pembaca, pendengar, dan pemirsa dengan sendirinya akan positif sehingga perusahaan induk atau klien humas tadi pasti akan memperoleh suatu publisitas yang baik seperti diinginkannya.

2.6 Tinjauan tentang Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002). Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2001).


(44)

Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk, di mana media adalah pesan. Jenis media massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual vokal (Liliweri, 2001).

Effendy (2000), media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat, dan prilaku komunikasi.

Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007).

Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah. Peran utama yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan minat dalam proses adopsi inovasi (Fauziahardiyani, 2009).


(45)

(1) Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain utamanya dalam periklanan/promosi. (2) Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat. (3) Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.

(4) Wahana pengembangan kebudayaan – tatacara, mode, gaya hidup, dan norma.

(5) Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.

2.7 Tinjauan tentang Surat Kabar

Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman. Lebih dari 200 tahun surat kabar menjalankan fungsinya sebagai satu-satunya media penyampai berita kepada khalayak dan sebagai sumber satu-satunya bagi khalayak dalam mengakses informasi yang sama secara bersamaan. Di Indonesia, surat kabar berkembang dan mempunyai peranannya sendiri di tengah masyarakat hingga sekarang. Sejarah mencatat bahwa produk mesin cetak Johann Gutenberg ini, telah mengambil peran yang cukup signifikan dalam perkembangan surat kabar di Indonesia dari berbagai aspek kehidupan keterkaitannya sebagai media massa yang berpengaruh di masyarakat.


(46)

2.7.1 Tinjauan tentang Fungsi Surat Kabar

Surat kabar sebagai media massa mempunyai misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan masyarakat. Dari empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan, dan persuasif), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keinginan akan setiap peristiwa yang terjadi disekitarnya. Karenanya sebagian besar rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita. Namun demikian, fungsi hiburan surat kabar pun tidak terabaikan karena tersedianya rubrik artikel ringan, feature, rubrik bergambar atau komik, serta cerita bersambung. Begitu pula dengan fungsinya mendidik dan memengaruhi akan ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk rencana dan rubrik opini. Fungsi pers, khususnya surat kabar pada perkembangannya bertambah, yakni sebagai alat kontrol sosial yang konstruktif.

2.8 Tinjauan tentang Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003:188), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi


(47)

Definisi komunikasi massa menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial

societies”. ( Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Rakhmat, 2003:188).

Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan.

Definisi komunikasi massa yang dikemukakan Wright ini nampaknya merupakan definisi yang lengkap, yang dapat menggambarkan karakteristik komunikasi massa secara jelas. Menurut Wright, bentuk baru komunikasi dapat dibedaka dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: (1) diarahkan pada khalayak yang relative besar, (2) heterogen dan anonym; (3) pesan disampaikan secara terbuka, (4) seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, (5) bersifat sekilas, (6) komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar. Definisi Wright mengemukakan karakteristik komunikan secara khusus, yakni anonim dan heterogen.


(48)

2.8.1 Tinjauan tentang fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa menurut Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah :

(1) Fungsi Informasi

Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai mahluk social akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan radio siaran atau menonton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi di muka bumi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan atau dilihat orang lain.

(2) Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang digunakan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel.


(49)

(3) Fungsi Mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televise ataupun surat kabar.

2.8.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersona dan komuniksi kelompok. Perbedaannya terdapat dalam komponen-komponen yang terlibat di dalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut :

(1) Komunikator Terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Media massa itu dapat menggunakan media cetak maupun media elektronik. Pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.

(2) Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun


(50)

harus memenuhi criteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan.

(3) Komunikannya Anonim dan Heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Pada komunikasi antarpersona, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonym, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. Keadaan ini tentu sudah harus disadari oleh komunikator komunikasi massa.

(4) Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikannya yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

(5) Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan


(51)

sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu.

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal dengan komunikannya, dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana seorang komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut.

2.9 Tinjauan tentang Masyarakat

Dalam buku Pengantar Antropologi yang ditulis oleh Prof. Dr. Koentjaraningrat, yang dimaksud dengan masyarakat itu sendiri adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”, juga dapat disebut sebagai masyarakat. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana agar warganya dapat saling berinteraksi. Inti dari semua pengertian masyarakat adalah, adanya hubungan/interaksi antara satu orang dengan orang lainnya atau dengan kelompok lainnya dimana kelompok itu memiliki adat istiadat, hukum, dan norma yang harus dipatuhi bersama, juga karena kelompok manusia tersebut memiliki tujuan hidup dan rasa kesamaan yang sama. Kelompok inilah yang kita sebut sebagai masyarakat.


(52)

2. 10 Tinjauan tentang Listrik Prabayar LISTRIK PRABAYAR (Stroom steer)

Listrik Prabayar merupakan produk layanan terbaru PLN yang memudahkan pelanggan mengendalikan pemakaian listrik sesuai kebutuhan.

Mengapa masyarakat memilih Listrik Prabayar :

1. Listrik Prabayar memudahkan pelanggan memantau pemakaian listrik setiap saat.

2. Pelanggan dapat menggunakan listrik sesuai rencana anggaran belanja.

3. Pelanggan menikmati keakuratan pencatatan meter (tidak ada lagi kesalahan catat meter).

4. Pelanggan dapat berhemat dalam konsumsi listrik.

5. Pembelian stroom/kWh (listrik) dapat dilakukan di payment point dan jaringan ATM yang luas.

Bagaimana masyarakat mendapatkan Layanan Listrik Prabayar :

1. Menghubungi Call Center 123 atau ke Kantor Layanan PLN terdekat.

2. Pelanggan melakukan pelunasan biaya berupa biaya penyambungan melalui Kantor PLN atau Bank yang ditunjuk.


(53)

Cara Menggunakan:

1. Sebelum menggunakan Listrik Prabayar, stroom/kWh dapat dibeli di ATM atau Payment Point terdekat. Nomor serial meter harus sesuai dengan identitas pelanggan, agar listrik dapat digunakan.

2. Masukkan 20 digit angka kode stroom melalui keypad di kWh meter LPB. Kode stroom yang diinput akan terlihat di display kWhn meter. Jika salah input, gunakan tombol spasi balik untuk menghapus nomor yang salah. Bila ingin mengulangi inputan, kembali ke angka kode stroom, tekan tombol #, ini akan menghapus semua nomor yang diinput dan anda dapat menginputkan 20 digit angka kode stroom kembali.

Kelebihan dari listrik prabayar adalah :

 Pelanggan lebih mudah mengendalikan pemakaian listrik.

Melalui meter elektronik prabayar pelanggan dapat memantau pemakaian listrik sehari-hari dan setiap saat. Di meter tersebut tertera angka sisa pemakaian kWh terakhir. Bila dirasa boros, pelanggan dapat mengerem pemakaian listriknya.

 Pemakaian listrik dapat disesuaikan dengan anggaran belanja.

Dengan nilai voucher bervariasi mulai Rp 20.000,0 s.d. Rp 1.000.000,- memberikan keleluasaan bagi pelanggan dalam membeli listrik sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan (lebih terkontrol dalam mengatur anggaran belanja keluarga).


(54)

 Tidak akan terkena biaya keterlambatan

Tidak ada lagi biaya tambahan bayar listrik dikarenakan terbebani biaya keterlambatan akibat lupa bayar tagihan listrik.

 Privasi lebih terjaga

Untuk pelanggan yang menginginkan kenyamanan lebih, dengan menggunakan Listrik Prabayar tidak perlu menunggu dan membukakan pintu untuk petugas pencatatan meter karena meter prabayar secara otomatis mencatat pemakaian listrik anda (akurat dan tidak ada kesalahan pencatatan meter).

 Jaringan luas pembelian listrik isi ulang

Saat ini pembelian voucher listrik prabayar sudah bisa didapatkan di lebih dari 30.000 ATM di seluruh Indonesia. Selain itu bisa juga didapatkan di loket pembayaran listrik online.

 Tepat digunakan bagi Anda yang memiliki usaha rumah kontrakan atau kamar sewa (kos).

Sebagai pemilik rumah atau kamar sewa, Anda tidak perlu khawatir lagi dengan tagihan listrik yang tidak dibayar oleh penghuni rumah kontrakan karena pemakaian listrik sudah menjadi tanggung jawab dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan penyewa. 1


(55)

3.1 Tinjauan tentang PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

Sejarah merupakan pengalaman dan perjalanan masa lalu dalam kurun waktu tertentu. Begitu pula halnya dengan pengalaman dan perjalanan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten menyimpan catatan sejarah yang cukup panjang.

Awal kelistrikan di Bumi Parahyangan sudah ada semenjak Pemerintah Kolonial Belanda masih bercokol di tataran tanah Sunda. Di tahun 1905, di Jawa Barat khususnya kota Bandung, berdiri perusahaan yang mengelola penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan publik. Nama perusahaan itu Bandung Sche Electriciteit Maatschaappij (BEM).

Dalam perjalanannya, BEM pada tanggal 1 Januari 1920 berubah menjadi Perusahaan Perseroan menjadi Gemeenschapplijk Electriciteit Bedrijf Voor Bandoeng (GEBEO) yang pendiriannya dikukuhkan melalui akte notaris Mr. Andriaan Hendrik Van Ophuisen dengan Nomor: 213 pada tanggal 31 Desember 1949.

Setelah kekuasaan penjajahan beralih ke tangan Pemerintah Jepang, di antara rentah waktu 1942 - 1945, pendistribusian tenaga listrik dilaksanakan oleh Djawa Denki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha dengan wilayah kerja di seluruh Pulau Jawa.


(56)

Setelah Indonesia merdeka, tahun 1957 menjadi awal penguasaan pengelolaan penyediaan tenaga listrik di seluruh tanah air yang ditangani langsung oleh Pemerintah Indonesia.

27 Desember 1957, GEBEO diambil alih oleh Pemerintah Indonesia yang kemudian dikukuhkan lewat Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1958 j.o. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1959.

Selanjutnya, di tahun 1961 melalui Peraturan Pemerintah No. 67 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) sebagai wadah kesatuan pimpinan PLN. Sejalan dengan itu, PLN Bandung pun berubah menjadi PLN Exploitasi XI sebagai kesatuan BPU-PLN di Jawa Barat, di luar DKI Jaya dan Tangerang.

Pada tahun 1970-an dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara yang menyebutkan status PLN menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara. Kemudian, berdasarkan Pengumuman PLN Exploitasi XI No. 05/DIII/Sek/1975 tanggal 14 Juli 1975, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Memasuki era 1990-an, dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 1994 pada tanggal 16 Juni 1994, Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994.


(57)

Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 28.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001 yang menjadi landasan hukum perubahan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat.

Pada akhirnya, dengan mengacu pada Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat berubah lagi namanya menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, di mana wilayah kerjanya meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten, hingga saat ini.

3.2 Visi, Misi dan Moto PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

A. Visi

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi insani.

Penjabaran : Diakui

Mencerminkan cita-cita untuk meraih pengakuan dari pihak luar yang menunjukkan bahwa PLN pantas dipandang sebagai Perusahaan Kelas Dunia.

Kelas Dunia

Menunjukkan kinerja yang melebihi ekspektasi pihak-pihak yang berkepentingan. Memberikan layanan yang mudah, terpadu, dan tuntas dalam berbagai masalah kelistrikan. Menjalin hubungan kemitraan yang akrab dan setara dengan pelanggan serta mitra usaha Nasional dan Internasional. Bekerja


(58)

dengan pola pikir prima (Mindset of Excellence). Diakui oleh pelanggan dan mitra kerja sebagai perusahaan yang mampu memenuhi standar mutakhir dan paling baik.

Bertumbuh-kembang

Antisipatif terhadap perkembangan lingkungan usaha dan selalu siap menghadapi berbagai tantangan. Secara konsisten menunjukkan kinerja yang lebih baik.

Unggul

Menjadi yang terbaik dalam bisnis kelistrikan dan memenuhi tolok ukur mutakhir dan terbaik. Memposisikan diri sebagai Perusahaan yang terkemuka dalam percaturan bisnis kelistrikan dunia. Mengelola usaha dengan mengedepankan pemberdayaan potensi insani secara maksimal. Meningkatkan kualitas proses, sistem, produk, dan pelayanan secara berkesinambungan.

Terpercaya

Memegang teguh etika bisnis yang tertinggi. Menghasilkan kinerja terbaik secara konsisten. Menjadi Perusahaan pilihan.

Potensi Insani

Keberhasilan perusahaan lebih ditentukan oleh kesadaran anggota perusahaan untuk memunculkan seluruh potensi mereka dalam wujud wawasan aspiratif dan etikal, rasa kompeten, motivasi kerja, semangat belajar inovatif dan semangat bekerja sama. Potensi insani diperkaya dengan


(59)

Konsekuensi Visi terhadap strategi korporat

Mewujudkan kinerja Perusahaan dengan kualitas setaraf kelas dunia dalam usaha bisnis kelistrikan. Berfokus pada peningkatan kualitas proses secara terus-menerus untuk memperoleh hasil yang maksimal. Membangun lingkungan kerja yang memungkinkan anggota perusahaan mentransformasikan potensi mereka menjadi kinerja Perusahaan yang dihargai tinggi.

B. Misi

Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

Konsekuensi terhadap strategi korporat :

1. Mencari dan memanfaatkan peluang usaha secara berkesinambungan di bidang bisnis kelistrikan dan usaha lain yang terkait.

2. Mengembangkan budaya pelayanan.

3. Menerapkan prinsip-prinsip penyelenggaraan perusahaan yang baik (good corporate governance).

4. Anggota Perusahaan perlu menyadari bahwa bisnis kelistrikan adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Berusaha secara konsisten untuk meningkatkan jangkauan pelayanan


(60)

Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitaskehidupan masyarakat.

Konsekuensi terhadap strategi korporat :

1. Mengembangkan dan menjalankan bisnis kelistrikan sesuai dengan harapan dan aspirasi masyarakat.

2. Mengembangkan usaha kelistrikan yang selaras dengan kebutuhan pertumbuhan ekonomi di pasar yang kompetitif.

Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

Konsekuensi terhadap strategi korporat :

1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan produktif. 2. Memacu pemanfaatan energi listrik secara tepat guna dan

memberikan nilai tambah bagi sektor ekonomi.

3. Menjadi pelopor dalam membangun masyarakat yang sadar dan cinta lingkungan.

Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Konsekuensi terhadap strategi korporat :

1. Membangun dan mengoperasikan fasilitas kelistrikan yang akrab dengan lingkungan alam dan lingkungan sosial.

2. Menjaga dan memelihara semua fasilitas kelistrikan sehingga tidak mencemari lingkungan.


(61)

C. Moto

Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity for a Better Life) Panduan Tata Nilai Anggota Perusahaan

PT. PLN (Persero) mewujudkan wawasan bersama dengan selalu menjunjung dan menerapkan nilai-nilai :

Saling Percaya ( mutual trust )

Suasana saling menghargai dan terbuka di antara sesama anggota Perusahaan yang dilandasi oleh keyakinan akan integritas, itikad baik, dan kompetensi dari pihak-pihak yang saling berhubungan dalam penyelenggaraan praktek bisnis yang bersih dan etikal.

Nilai Saling Percaya ini tercermin dalam :

 hubungan antara sesama anggota perusahaan.  hubungan antara pimpinan dengan bawahan.  berhubungan dengan pelanggan.

 berhubungan dengan pemasok dan mitra kerja lainnya.  berhubungan dengan pemerintah / shareholder.

 berhubungan dengan masyarakat.  berhubungan dengan Serikat Pekerja.

Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan untuk mengaktualisasikan Nilai Saling Percaya :

 Berpikir dan berperilaku positif terhadap diri sendiri dan orang lain.


(1)

115

5.2 Saran

(1) Saran bagi Humas PT.PLN DJBB

Dalam proses sosialisasi yang dilakukan baik, karena penggunaan media yang tepat dalam proses sosialisasi. Untuk mendukung keefektifan media yang sudah digunakan, diperlukan pula intensitas dalam penyebaran infomasi, yang dapat dilakuan secara kontinyu ( empat hari dalam seminggu (khususnya surat kabar Pikiran Rakyat)). Dan juga diperlukan sosialisasi secara langsung kepada masyarakat dalam bentuk tatap muka.

(2) Saran bagi Peneliti Selanjutnya

(a) Bila ingin melakukan penelitian, diharapkan agar lebih cermat dalam pemilihan pendekatan dan metode yang digunakan, agar dapat membantu dan mempermudah pada saat penelitian. (b) Kepada peneliti selanjutnya agar lebih mengorganisir dan

memanage waktu yang disediakan dalam proses penelitian, sehingga waktu yang digunakan lebih efektif dalam melakukan penelitian.


(2)

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku

Ananda, Ida Anggraeni, Public Relations Sebuah Telaah dari Sudut Fungsi, Peran dan Kedudukannya dalam Organisasi, Jurnal Visi Komunikasi. 2002. Jakarta : Fakultas Ilmu Komunikasi Mercu Buana.

Anggoro, M. Linggar. 2000. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta : Bumi Aksara.

Ardianto, Elvinaro, et all. 2004-2007. Komunikasi Massa : suatu pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Cutlip, Scott.M, et all. 2000. Effective Public Relations. New Jersey : Prentice Hall.

Effendy, Uchjana. 1989. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti.

_____ . 1993. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti.

_____ . 2006. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

_____ .1991. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Hamid, Syafri. 1994. Sendi-sendi Sosiologi (Suatu Bahasa Teoritis dan Sistematis). Fakultas Hukum Unisba.

Jefkins, Frank. 1992. Public Relations edisi keempat. Erlangga, Jakarta. Kasali, Renaldi. 1992. Manajeman Public Relations. : Grafiti.

Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Prenade Media Group.

Moleong, DR. Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara

Mulyana, Deddy. 2000-2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya


(3)

Rahmat,Jallaludin. 2003-2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

B. Sumber Lain

http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi Website PT. PLN – www.pln-jabar.co.id www.intranet-pln.co.id

www.romeltea.com

www.writechforpr.blogspot.com/2007/09/hubungan-humas-dan-media.html Yolanda, Uci. 2010. Strategi Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah“

Jakarta Dalam Rangka Meningkatkan Kunjungan Wisata Ke TMII. Bandung.


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum vitae

Nama Lengkap : Wahyu Setyadhi

Alamat : Komp.Mega Brata Jl. Mega Sari No.78 Bandung No. Telepon : 0856.247.67.377

Alamat email : wahyusetyadhi@gmail.com

Informasi Pribadi

Tempat/Tanggal Lahir: Bandung, 6 Mei 1989 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum Menikah Agama : Islam

Tinggi Badan : 174 Cm Berat Badan : 64 Kg


(5)

Pendidikan

2007-2011 : Jurusan Ilmu Komunikasi (Public Relation), Universitas Komputer Indonesia, Bandung

2004-2007 : SMUN 25 Bandung 2001-2004 : SMPN 48 Bandung

1995-2001 : SDN Pasir Pogor Bandung

Pengalaman Organisasi

2007-2009 : UKM Basket & Fotografi

2007-2009 : Karang Taruna Komplek Mega Brata 2005-2007 : Ketua Basket SMAN 25 Bandung

Keterampilan Khusus

Komputer : Adobe Potoshop, MS Word, MS Excel, MS Power Point, Internet Explorer

Bahasa : Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Hobi

Fotografi, Travelling, dan Olah Raga.

Pelatihan

Creative seminar & demo workshop “1001 Inspiration Design Festival” tour at UNIKOM, 15 Desember 2007.

Table Manner Course at The Jayakarta Suite Hotel and Spa Bandung, 28 Januari 2008.


(6)

Pendidikan Jurnalistik dasar IV Unit Kegiatan Pers Mahasiswa BIRAMA UNIKOM, 22 Maret 2008.

Pelatihan Master of Ceremony at Auditorium UNIKOM, 27 Mei 2008.

Pelatihan Personal Development and Brain Management at Auditorium UNIKOM, 27 Mei 2008.

Mentoring Agama Islam di Auditorium UNIKOM, 20 Juni 2008.

Pelatihan Bahasa Foto Panggung di Rumentang Siang, 23 Agustus 2010 .


Dokumen yang terkait

SOSIALISASI PROGRAM REGISTRASI KARTU PRABAYAR YANG DILAKUKAN OLEH HUMAS PT.TELKOM DIVISI REGIONAL III JAWA BARAT DAN BANTEN

0 5 1

Strategi Komunikasi Humas PT. PLN Distribusi Jawa Barat Dan Banten Melalui Program Sosialisasi Web And Call Center Dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat

2 5 1

Humas Di PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) Distribusi Jawa Baran & Banten

0 3 1

Program Pemasaran Listrik Prabayar Sebagai Peningkatan Pelayanan Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Baten APJ Bandung

0 3 1

Sistem Pemasangan Baru Listrik Prabayar Pada Pt. PLN (persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten APJ Cimahi Dan UPJ Cimahi Kota

0 5 1

PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP PROGRAM “LISTRIK PRABAYAR” PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di Surabaya Terhadap Sosialisasi program “Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Ja

0 1 80

PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP PROGRAM "LISTRIK PRABAYAR" PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di Surabaya Terhadap Sosialisasi program "Listrik Prabayar" PT. PLN (Persero) Distribusi Ja

0 0 80

Efektivitas Program Listrik Prabayar Di Pt. Pln (Persero) Rayon Wonogiri

1 2 120

PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP PROGRAM "LISTRIK PRABAYAR" PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di Surabaya Terhadap Sosialisasi program "Listrik Prabayar" PT. PLN (Persero) Distribusi Ja

0 0 18

PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP PROGRAM “LISTRIK PRABAYAR” PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di Surabaya Terhadap Sosialisasi program “Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Ja

0 0 18