Efektivitas Program Listrik Prabayar Di Pt. Pln (Persero) Rayon Wonogiri
DI PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOGIRI
Disusun Oleh: ALIF ASDIANTO D0108030
SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
Nama : Alif Asdianto NIM : D0108030
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
“EFEKTIVITAS PROGRAM LISTRIK PRABAYAR DI PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOGIRI”
Adalah benar-benar karya asli dan bukan plagiat. Apabila ditemukan hal-hal yang bukan karya saya sendiri maka saya akan siap menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh.
Surakarta, Desember 2012 Yang membuat pernyataan
Alif Asdianto
”Sebab sungguh, bersama kesukaran ada keringanan. Sungguh, bersama kesukaran ada keringanan. Karena itu, selesai (tugasmu), teruslah rajin bekerja. Kepada Tuhanmu tujukan permohonan.” (QS. Alam Nasyrah 94:5-8)
“Man Jadda Wajada, Man Shabbara Zafira (Barang siapa bersungguh-sungguh maka akan berh asil, barang siapa bersabar maka akan menuai hasilnya).” ( Pepatah)
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (Q.S. Al-Insyiroh: 6-8)
“Hargailah masa depanmu, dengan begitu kau akan menghargai misteri
yang terkandung di dalamnya.”
(Penulis)
Tulisan sederhana ini penulis persembahkan untuk : · Ayah dan ibu yang telah mendidikku dengan kasih
sayang yang tulus. · Adikku yang selalu mengisi hari-hariku.
· Keluarga dan kerabatku yang telah memberi dukungan
dan semangat. · Seseorang yang selalu menemani hari-hariku dan selalu
memberikan semangat. · Teman-teman AN FISIP UNS Angkatan 2008
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh
Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS
PROGRAM LISTRIK PRABAYAR DI PT. PLN (PERSERO) RAYON
WONOGIRI” sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan studi di Program
Penulis menyadari bilamana sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Sakur, M.S. selaku pembimbing skripsi, atas bimbingannya,
arahan, dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Soeharmanto, S.E. selaku Bagian Humas PT. PLN (Persero) Area Surakarta yang telah memberikan bantuan dan informasi yang bermanfaat bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Ulung Setyobudi, S.E. selaku Manajer PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri yang telah memberikan bantuan dan informasi yang bermanfaat bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Seluruh karyawan PT. PLN (Persero) Area Surakarta dan PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri yang telah memberikan bantuan dan informasi yang bermanfaat bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh informan yang telah memberikan bantuan dan informasi yang bermanfaat bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
sempurna. Oleh karena, itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk perbaikan skripsi ini. Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan awal
bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh.
Surakarta, Desember 2012
Penulis
Halaman Tabel 1.1: Jumlah Pelanggan Listrik Prabayar
di P T. PLN (Persero) Area Surakarta ................................
5 Tabel 2.1: Biaya Beban Berdasarkan Tarif Dasar Listrik
Tahun 2010 ...........................................................................
22 Tabel 2.2: Tarif Prabayar Berdasarkan Tarif Dasar Listrik
Tahun 2010 ...........................................................................
23 Tabel 4.1: Kondisi Demografi Kabupaten Wonogiri
Tahun 2010-2011 .................................................................
43 Tabel 4.2: Jumlah Pelanggan PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri
Hingga Bulan Agustus 2012 ..............................................
82
Halaman Gambar 4.1: Logo PT. PLN (Persero) ................................................
49 Gambar 4.2: Sosialisasi Program Listrik Prabayar
oleh PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri dalam Pertemuan Warga Giri Asri.................................
81 Gambar 4.3: Meter Listrik Prabayar ...................................................
97 Gambar 4.4: Struk Stroom Listrik Prabayar ......................................
99 Gambar 4.5: Cara Pengisian Stroom Listrik Prabayar ......................
99
Halaman Bagan 2.1: Kerangka Pem ikiran ............................................................
33 Bagan 3.1: Model Analisis Interaktif ....................................................
41 Bagan 4.1: Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri
50
Alif Asdianto, D0108030, Efektivitas Program Listrik Prabayar di PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2012, 108 Halaman.
Program listrik prabayar merupakan inovasi PLN yang bertujuan mengurangi tunggakan pembayaran rekening listrik dan peningkatan pelayanan pelanggan. Begitu pula yang ada di PLN Rayon Wonogiri yang masih adanya
tunggakan pembayaran rekening listrik dan pelanggan masih menginginkan peningkatan pelayanan. Kemudian tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas program listrik prabayar di PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif sehingga dapat menggambarkan efektivitas program listrik prabayar di PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan adalah narasumber (informan) dan arsip atau dokumen, dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Kemudian teknik analisis yang digunakan adalah analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Setelah itu untuk menjamin valid dan tidaknya data maka dilakukan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas program listrik prabayar di P T. PLN (Persero) Rayon Wonogiri dilihat melalui empat indikator yaitu waktu pencapaian, perubahan perilaku masyarakat, pelajaran yang diperoleh para pelaksana proyek, tingkat kesadaran masyarakat akan kemampuan dirinya. Waktu pencapaian hampir tiga tahun berjalan sudah memberikan perubahan sesuai dengan tujuan tetapi ketersediaan penjual isi meter prabayar di daerah pedesaan masih kurang. Perubahan perilaku masyarakat tidak adanya lagi penunggakan pembayaran rekening listrik. Pelajaran yang diperoleh PLN Rayon Wonogiri sudah tidak perlu mengeluarkan biaya untuk melakukan pencatatan meter setiap bulannya dan pemutusan listrik di rumah pelanggan yang melakukan tunggakan. Tingkat kemampuan pelanggan naik karena pelanggan mampu beradaptasi dengan teknologi yang digunakan pada meter listrik prabayar.
Alif Asdianto, D0108030, The Effectiveness of Prepaid Electricity Program at PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri, Thesis, Department of Administrative Sciences, Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta, 2012, 108 Pages.
Prepaid electricity is an innovative program that aims to reduce the arrears PLN electricity bill payment and to increase customer service. There are arrears of payment of electricity accounts in PLN Rayon Wonogiri and customers still want the service improvement. The purposes of this study are to determine the effectiveness of prepaid electricity program in the PT P LN (Persero) Rayon Wonogiri.
The research method used in this research paper is descriptive qualitative. This research method can describe the effectiveness of prepaid electricity program in the PT PLN (Persero) Rayon Wonogiri. Data collection techniques are interviews, observation, and documentation. The data sources used are informants and records or documents; the sampling technique is purposive sampling. Analytical technique used is interactive analysis, consisting of data reduction, display data, and drawing conclusions. To ensure the data validity of the researcher use data triangulation.
The results showed that the effectiveness of prepaid electricity program in the PT PLN (Persero) Rayon Wonogiri seen through four indicators: time achievement, people's behavior changes, experience of benefit for project implementers, and the last are the level of capacity awareness. The time achievement of nearly three years running has given changes in accordance with the goals but the availab ility of seller prepaid meter content current available in rural areas still lacking. Behavioral change no longer arrears payment of electric bill. Experienced benefit of PLN Rayon Wonogiri was not need to pay to make a monthly meter reading and disconnection of electricity in homes that do delinquent customers. The customer ability rising because the customer is able to adapt to the technology used in the prepaid electricity meter
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 33 Ayat 2 yang berbunyi “Cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”. Seperti halnya listrik yang sangat dibutuhkan oleh semua rakyat, di dalam mengatur atau menjaga distribusi listrik di Indonessia mempunyai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN). PT.
PLN (Persero) merupakan perusahaan listrik satu-satunya yang memberikan pelayanan kepada seluruh rakyat Indonesia, dimana pelayanan ini diberikan agar seluruh rakyat Indonesia mampu menikmati listrik.
Keberadaan listrik mempunyai peranan di segala sendi kehidupan manusia, segala hal yang menyangkut kehidupan manusia sangat berpengaruh akan adanya listrik. Untuk saat in i kehidupan rakyat Indonesia sebagian besar sangat berpengaruh dengan keberadaan listrik. Listrik merupakan kebutuhan utama bagi wilayah yang perekonomiannya sedang tumbuh, meningkatnya kebutuhan pasokan energi listrik bagi masyarakat akan terus diupayakan pemerintah dapat tersedia. Semua memerlukan listrik, rumah tangga, instansi- instansi pemerintah, perkantoran dan industri memerlukan listrik, artinya untuk kehidupan masyarakat agar lebih baik dan ekonomi yang sedang tumbuh ketersediaan pasokan listrik menjadi sangat penting.
menit maka dampak yang terjadi sangat besar bagi kehidupan masyarakat. Salah satu contoh kasus yaitu terhentinya pasokan listrik pada fasilitas umum yaitu bandara. Jika pasokan listrik terhenti atau padam merugikan bagi penumpang atau pengguna fasilitas bandara, seperti halnya yang pernah terjadi di Bandara Soekarno-Hatta. Listrik tiba-tiba padam di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Padam tanpa pemberitahuan itu terjadi pada saat bandara penuh sesak penumpang. Padamnya listrik pada pukul 04.02 WIB itu terjadi di pintu masuk utama Indonesia, yang menghubungkan negeri in i dengan dunia internasional. Akibatnya, ratusan penumpang antre hingga 300 meter serta 63 penerbangan domestik dan internasional tertunda (www.metrotvnews.com). Hal tersebut memperlihatkan pentingnya keberadaan listrik sebagai penunjang kehidupan rakyat Indonesia.
Keberadaan PLN memberikan pengaruh bagi kehidupan rakyat Indonesia, dengan adanya pelayanan dari PLN maka rakyat Indonesia dapat menikmati aliran listrik. Pendistribusian pasokan listrik dari PLN kepada pelanggan yang menggunakan meter pascabayar atau konvensional masih terdapat permasalahan seperti tingginya angka tunggakan pembayaran tagihan rekening listrik. Seperti kasus di PT. PLN (Persero) Area Surakarta m isalnya, tunggakan pembayaran rekening pada akhir tahun 2010 mencapai 34.493 pelanggan jika dinominalkan sebesar Rp 4,9 miliar. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan catatan tunggakan tahun 2009 yang hanya
pelanggan (www.timlo.net). Permasalahan lainnya mengenai kesalahan baca meter, seperti yang dilangsir pada website www.bangka.tribunnews.com. Salah seorang warga jalan Cut Nyak Din Belinyu bernama Lidia yang mengeluhkan membengkaknya tagihan rekening untuk bulan Juni 2011 sebesar Rp 526.276. Sebelumnya pelanggan tidak pernah membayar tagihan sebesar itu, lalu pelanggan melayangkan protes atas tagihan tersebut karena menduga telah terjadi kesalahan pembacaan oleh petugas pencatat meter kepada Kantor PLN Subranting Belinyu dan Ranting Bangka di Sungailiat. Keberatan pelanggan diterima bahkan sudah ada berita acara perhitungan kembali pemakaian Kwh dan dilakukan pemeriksaan dan penelitian kembali ternyata telah terjadi kesalahan pembacaan, setelah dikoreksi tagihan bulan Juni 2011 menjadi Rp 116.399 (www.bangka.tribunnews.com).
Kedua kasus di atas menandakan masih adanya permasalahan dalam pendistribusian aliran listrik pada pelanggan pascabayar. Adanya permasalahan tersebut adanya usaha dari PLN untuk berinovasi agar dapat menurunkan angka tunggakan tagihan rekening listrik dan keluhan dari pelanggan. Dikeluarkannya surat edaran dari PT. PLN (Persero) Kantor Pusat dengan nomor 01178/532/DITBMR/2010 mengenai pelaksanaan program listrik prabayar. Dengan adanya listrik prabayar mampu menghadapi permasalahan yang ada pada saat penggunaan meter pascabayar atau
kepada para pelanggan. Program listrik prabayar tersebut disosialisasikan ke pengguna layanan PT. PLN (Persero) seluruh Indonesia. Sama halnya yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Area Surakarta yang mulai mensosialisasikan adanya program listrik prabayar, awalnya program listrik prabayar ini diberlakukan pada semua karyawan PT. PLN (Persero) Area Surakarta untuk dilakukannya uji coba. Setelah diimplementasikan kepada karyawan PT. PLN (Persero) Area Surakarta awal tahun 2010 mulai d ipasarkan untuk pelanggan PLN di wilayah eks-karesidenan Surakarta, hingga bulan Mei 2011 PLN Area Surakarta mencatatkan angka pertumbuhan yang cepat di daerah jawa tengah. Lantaran tingginya minat masyarakat akan program listrik prabayar ini, maka PLN Area Surakarta menorehkan angka pertumbuhan tertinggi di Jawa Tengah (www.timlo.net).
PT. PLN (Persero) Area Surakarta di dalam wilayah kerjanya terdapat 11 Rayon yang tersebar di daerah-daerah eks-karesidenan Surakarta, yaitu Rayon Sumberlawang, Manahan, Surakarta Kota, Sragen, Grogol, Kartasura, Wonogiri, Jatisrono, Sukoharjo, Palur, Karanganyar. Di mana Rayon ini melingkupi wilayah kerja masing-masing. Keberadaan sebelas Rayon inilah yang melakukan sosialisasi listrik prabayar kepada para pelanggan diwilayah kerjanya masing-masing. Rayon tersebut merupakan kantor di bawah PT. PLN (Persero) Area Surakarta, yang berkedudukan lebih PT. PLN (Persero) Area Surakarta di dalam wilayah kerjanya terdapat 11 Rayon yang tersebar di daerah-daerah eks-karesidenan Surakarta, yaitu Rayon Sumberlawang, Manahan, Surakarta Kota, Sragen, Grogol, Kartasura, Wonogiri, Jatisrono, Sukoharjo, Palur, Karanganyar. Di mana Rayon ini melingkupi wilayah kerja masing-masing. Keberadaan sebelas Rayon inilah yang melakukan sosialisasi listrik prabayar kepada para pelanggan diwilayah kerjanya masing-masing. Rayon tersebut merupakan kantor di bawah PT. PLN (Persero) Area Surakarta, yang berkedudukan lebih
Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan Listrik Prabayar di PT. PLN (Persero) Area Surakarta Tahun 2010-2012
No
Nama Rayon
6 Surakarta Kota
4009 (Sumber: P T. PLN Area Surakarta)
Jumlah pelanggan yang berada pada tabel di atas merupakan pencapaian yang diperoleh masing-masing rayon yang berada di wilayah PT.
PLN (Persero) Area Surakarta. PT. P LN (Persero) Rayon Wonogiri memiliki
Area Surakarta. Keberadaan pelanggan di PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri beragam tidak hanya di daerah perkotaan tetapi juga di daerah pedesaan. Dimana wilayah kerja PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri juga tersebar di daerah pegunungan. Karena Kabupaten Wonogiri mempunyai topografi daerah yang tidak rata, perbedaan antara satu kawasan dengan kawasan lain membuat
saling berbeda (www.wonogirikab.go.id). Keberadaan pelanggan yang tersebar tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan serta topografi Wonogiri yang tidak rata, hal tersebut akan memunculkan permasalahan yang berbeda yang dihadapi oleh pelanggan P T. PLN (Persero) Rayon Wonogiri.
Khusus bagi masyarakat yang merantau ke kota besar, penggunaan listrik prabayar dapat menekan biaya listrik bulanan. Pelanggan prabayar tidak diwajibkan membayar batas minimal biaya listrik seperti pelanggan listrik pascabayar. Khusus bagi masyarakat yang merantau ke kota besar, penggunaan listrik prabayar dapat menekan biaya listrik bulanan. Pelanggan prabayar tidak diwajibkan membayar batas minimal biaya listrik seperti pelanggan listrik pascabayar (www.solopos.com). Pelanggan PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri yang memiliki mata pencaharian diluar Kabupaten Wonogiri maka mengharuskan untuk merantau sehingga tempat tinggalnya akan ditinggalkan untuk waktu yang cukup lama. Hal tersebut yang mendorong pelanggan PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri untuk Khusus bagi masyarakat yang merantau ke kota besar, penggunaan listrik prabayar dapat menekan biaya listrik bulanan. Pelanggan prabayar tidak diwajibkan membayar batas minimal biaya listrik seperti pelanggan listrik pascabayar. Khusus bagi masyarakat yang merantau ke kota besar, penggunaan listrik prabayar dapat menekan biaya listrik bulanan. Pelanggan prabayar tidak diwajibkan membayar batas minimal biaya listrik seperti pelanggan listrik pascabayar (www.solopos.com). Pelanggan PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri yang memiliki mata pencaharian diluar Kabupaten Wonogiri maka mengharuskan untuk merantau sehingga tempat tinggalnya akan ditinggalkan untuk waktu yang cukup lama. Hal tersebut yang mendorong pelanggan PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri untuk
Tujuan dari program listrik prabayar adalah mengurangi angka tunggakan pembayaran rekening listrik. Dimana sebelum adanya program listrik prabayar seperti pada tahun 2009 rata-rata tunggakannya mencapai 3845 lembar. Sedangkan setelah adanya program listrik prabayar rata-rata tunggakan reken ing pada tahun 2012 hingga bulan Juli tercatat mencapai 3204 lembar. Tujuan program listrik prabayar selain untuk mengurangi tunggakan rekening yaitu untuk mengurangi bahkan menghilangkan keluhan yang dialami oleh pelanggan pascabayar. Permasalahan yang sering kali muncul dan menjadi aduan oleh pelanggan yaitu adanya kesalahan baca meter hal tersebut mengakibatkan pembayaran tagihan tidak sesuai dengan pemakaian, sebelum adanya program listrik prabayar pada tahun 2009 keluhan mengenai salah baca meter mencapai 40 aduan. Sedangan setelah adanya program listrik prabayar keluhan yang dicatat oleh PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri pada tahun 2012 hingga bulan Agustus mencapai 20 aduan, setiap aduan keluhan akan segera ditangani oleh PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri dengan melihat meter dan menghitung kembali tagihan yang harus dibayar pelanggan.
Wonogiri bukan merupakan penentu keefektivan program listrik prabayar. Jika program listrik prabayar tersebut efektif di PLN Rayon Wonogiri maka akan terlihat perubahan yang terjadi. Bertolak dari hal tersebut dapat diketahui bahwa program yang efektif merupakan hasil yang didapat dari program tersebut sesuai dengan tujuannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dirumusakan sebagai berikut: bagaimana efektivitas program Listrik Prabayar di P T. PLN (Persero) Rayon Wonogiri?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui efektivitas program listrik prabayar di PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri.
2. Sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari kegiatan penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri, sebagai bahan masukan yang dapat digunakan untuk menentukan langkah-langkah
dalam meningkatkan program yang ada.
2. Bagi masyarakat, sebagai bahan wacana dan informasi bagi masyarakat luas mengenai program listrik prabayar di PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri.
3. Bagi akademisi, penelitian in i diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan hasil penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah konsep efektivitas program atau kebijakan publik yang sesuai dengan yang
diterapkan pada organisasi publik, yaitu:
A. Efektivitas Program
1. Definisi Efektivitas
Terdapat banyak definisi efektivitas hal tersebut disebabkan oleh para ahli yang memiliki sudut pandang sendiri terhadap efektivitas. Tetapi sering kali efektivitas selalu dikaitkan dengan adanya pencapaian hasil atau tujuan. Seperti definisi yang diungkapkan oleh McDonald dan Lawton (1997) dalam bukunya Ratminto dan Atik Septi Winarsih (2010: 174) efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organisasi. Efektivitas merupakan kesesuaian antara hal yang sudah ditetapkan dengan hasil yang didapatkan, kesesuaian inilah yang din ilai dari suatu program
Sedangkan definisi efektivitas menurut Mardiasmo (2002: 232) adalah menggambarkan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan antara outcome dengan output (target atau result). Dimana efektivitas dalam definisi tersebut merupakan perbandingan antara hasil yang didapat Sedangkan definisi efektivitas menurut Mardiasmo (2002: 232) adalah menggambarkan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan antara outcome dengan output (target atau result). Dimana efektivitas dalam definisi tersebut merupakan perbandingan antara hasil yang didapat
parameter yang sering digunakan adalah hasil apa dan berapa yang dapat dinikmati (ketepatan jenis dan jumlah produk/pelayanan), siapa yang mengambil manfaat, dan berapa yang dapat menikmati hasil tersebut (ketepatan jenis dana jumlah/sasaran yang dijangkau), kapan dinikmati (ketepatan waktu), dan dimana menikmati (ketepatan lokasi).” (Yeremias T. Keban, 2008: 222)
Dari definisi yang sudah disebutkan di atas mengenai efektivitas, dimana kunci dari efektivitas itu sendiri merupakan sebuah tindakan untuk mencapai sebuah tujuan atau target yang sudah ditentukan sebelumnya. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran tentang pencapaian target, dimana nantinya dapat diketahui apa yang dilakukan atau kemampuan organisasi dalam rangka pencapaian target tersebut.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa efektivitas akan selalu berorientasi pada pencapaian tujuan dalam suatu program. Jika suatu program mampu memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya maka program tersebut dapat dikatakan sebagai program yang efektif, selain hal tersebut program yang dapat memberikan perubahan perilaku pada sasaran program yang telah ditetapkan maka program tersebut juga dapat dikatakan suatu program yang efektif.
Samodra Wibawa (1994: 17), efektivitas implementasi kebijakan sangat ditentukan oleh perilaku birokrasi pelaksanaanya. Perilaku ini dipengaruhi oleh lingkungan keb ijakan. Masih dalam Samodra Wibawa (1994: 17) Widaningrum (1993) mengungkapkan lingkungan kebijakan yang dapat mempengaruhi perilaku birokrasi dalam efektivitas implementasi kebijakan atau program antara lain, lingkungan bio-fisik, teknologi, struktur sosial, peristiwa/kejadian, nilai, sikap, emosi dan peran dalam organisasi.
Setelah disebutkan adanya berbagai definisi yang diungkapkan oleh para ahli, maka untuk mengukur suatu efektivitas dibutuhkan adanya indikator yang nantinya digunakan sebagai acuan. Terdapat berbagai indikator yang dapat digunakan sebagai tolak ukur efektivitas. Seperti yang dikemukakan oleh Henry, Bryant, dan White yang terdapat dalam Samodra Wibawa (1994: 65) yang menyebutkan beberapa indikator dari efektivitas, yaitu sebagai berikut:
a. Waktu pencapaian.
b. Tingkat pengaruh yang diinginkan.
c. Perubahan perilaku masyarakat.
d. Pelajaran yang diperoleh para pelaksana proyek.
e. Tingkat kesadaran masyarakat akan kemampuan dirinya.
Berbeda lagi dengan yang dikemukakan oleh Richard M. Steers (1985 : 206) yang memberikan indikator untuk mengukur efektivitas organisasi, yaitu:
a. Kemampuan menyesuaikan diri (keluwesan, produktivitas, dan
kepuasan kerja).
c. Pencarian sumber daya.
Sedangkan menurut Price dalam Steers (1985 : 53) menyebutkan efektivitas organisasi dapat diukur dengan beberapa indikator, sebagai berikut:
a. Produktivitas.
b. Konformitas.
c. Semangat.
d. Kemampuan adaptasi kelembagaan.
Masih di dalam Steers (1985 : 53) terdapat beberapa indikator yang dikemukakan oleh Schein digunakan untuk mengukur efektivitas, antara lain :
a. Komunikasi terbuka.
b. Fleksib ilitas.
c. Kreativitas.
d. Komitmen.
e. Keterikatan psykologi.
Bila efektivitas program dikaitkan dengan suatu program dari sebuah organisasi atau dinas maka akan menunjuk pada kemampuan organisasi untuk mencapai program yang sesuia dengan tujuan dan sasarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Henry dalam Samodra Wibawa (1994: 64) yang menyebutkan bahwa efektivitas program menunjuk pada tingkat pencapaian tujuan.
Dari berbagai indikator yang telah dijelaskan di atas, dalam penelitian ini pengukuran Efektivitas Program Listrik Prabayar d i PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri dapat ditentukan melalui indikator, yaitu:
Merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas program listrik prabayar berdasarkan capaian waktu yang dibutuhkan PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri dalam melaksanakan program tersebut. Pada waktu pencapaian ini dapat terlihat usaha yang dilakukan suatu instansi dalam hal ini PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri untuk melakukan pencapaian waktu sesuai dengan target yang telah ditentukan.
b. Perubahan perilaku masyarakat
Merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas program listrik prabayar berdasarkan perubahan-perubahan perilaku yang dialami masyarakat setelah diterapkan program tersebut. Suatu program jika telah dilaksanakan akan membawa dampak kepada sasaran dalam hal ini pelanggan PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri. Perubahan perilaku yang didapatkan akan mengarah ke hal yang lebih baik dari yang sebelumnya.
c. Pelajaran yang diperoleh para pelaksana proyek
Merupakan pengukuran efektivitas program listrik prabayar yang didasarkan pada pelajaran atau dampak didapat oleh PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri. Kareba pelaksanaan suatu program juga merupakan suatu proses belajar bagi pelaksana, dengan pelajaran yang telah di dapat PT. PLN (Persero) akan membentuk pelayanan yang lebih baik kepada pelanggannya. Sehingga pelanggan akan merasa
Wonogiri.
d. Tingkat kesadaran masyarakat akan kemampuan dirinya
Pelaksanaan suatu program merupakan proses pembangunan yang dilakukan oleh suatu instansi dalam hal ini PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri melalui program listrik prabayar semestinya mengarah ke peningkatan kemampuan masyarakat, dan juga proses pembangunan dipandang sebagai usaha penyadaran masyarakat. Merupakan pengukuran efektivitas program listrik prabayar didasarkan pada program yang dilaksanakan oleh P T. PLN (Persero) Rayon Wonogiri yang dapat mengarahkan masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya dan menjadi sadar atas kemampuan dirinya.
Suatu program yang tidak mengarah pada indikator tersebut dipandang tidak efektif. Oleh karena itu, program listrik prabayar di PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri dapat dikatakan efektif maka harus dapat memenuhi beberapa indikator di atas.
2. Definisi Program
Selanjutnya akan dijelaskan mengenai definisi program. Definisi program menurut Pariata Westra (1989: 41) adalah: “Perumusan yang memuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang
mengenai cara
pelaksanaannya.” (Pariata Westra, 1989: 41) pelaksanaannya.” (Pariata Westra, 1989: 41)
bergantungan yang menuju ke arah pencapaian suatu tujuan yang telah disebutkan,…seperangkat aktivitas yang dilakukan untuk mencapai sesuatu atau sejumlah tujuan dan maksud dari suatu rencana pembangunan.”
Dari definisi di atas disebutkan mengenai program, dan hal-hal yang terdapat dalam suatu program. Sedangkan menurut Arikunto dan C. S. Abdul Jabar (2004: 2-3) program didefinisikan sebagai rencana. Masih di dalam Arikunto dan C. S. Abdul Jabar (2004: 2-3) dijelaskan bila program langsung dikaitkan dengan evaluasi program maka program dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.” (Arikunto dan C.S. Abdul Jabar, 2004: 2-3)
Defin isi program menurut Arikunto (1988: 1) yaitu “sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”. Masih di dalam Arikunto (1988: 2-3) menjelaskan bahwa program dapat bermacam-macam wujudnya jika ditinjau dari berbagi aspek antara lain:
a. Ditinjau dari tujuan
Program dapat dilihat dari tujuannya, yakni ada program yang bertujuan untuk mencari keuntungan dan juga ada program yang betujuan untuk kegiatan sosial. Keberhasilan program yang bertujuan untuk mencari keuntungan dapat diukur dengan cara menilai seberapa keuntungan yang diperoleh dari program tersebut. Sedangkan keberhasilan program yang bertujuan untuk kegiatan sosial dapat diukur dengan cara menilai seberapa banyak program tersebut dapat bermanfaat bagi orang lain.
Dilihat dari jenisnya, program dapat berupa program pendidikan, program kemasyarakatan, program pertanian dan sebagainya. Dalam mengukur keberhasilannya pada setiap program-program tersebut tidak mempunyai ukuran khusus, tetapi cenderung mempunyai cara yang sama dalam mengukur keberhasilan program yang ada.
c. Ditinjau dari jangka waktu
Dilihat dari jangka waktunya, jenis-jenis program terdiri dari program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Adapun dalam mengukur keberhasilannya yaitu dengan menilai apakah program dapat mencapai tujuan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
d. Ditinjau dari keluasannya
Ada program sempit dan program luas, yakni mencakup batasan sasaran kebijakannya apakah program tersebut mempunyai sasaran kebijakan yang luas atau hanya pada kalangan tertentu saja.
e. Ditinjau dari pelaksana
Terdapat program kecil dan juga besar, yakni dilihat dari seberapa banyak pelaksana yang terlibat dalam suatu program. Program tersebut disebut program besar apabila mempunyai pelaksana lebih dari seratus orang.
f. Ditinjau dari sifatnya Ada program penting dan program kurang penting. P rogram penting dan kurang penting dapat dilihat dari dampak dari program tersebut, yakni apakah program tersebut mempunyai dampak yang menyangkut nasib orang banyak atau hanya beberapa kalangan tertentu saja. (Arikunto, 1988: 2-3)
B. Program Listrik Prabayar di PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri
1. Pengertian Program Listrik Prabayar
Listrik prabayar merupakan program nasional yang diluncurkan oleh kantor pusat PT. PLN (Persero) lalu disosialisasikan ke daerah-
daerah oleh PT. PLN (Persero) yang ada di daerah. Program listrik prabayar berangkat dari masih tingginya angka tunggakan pembayaran
rekening listrik banyaknya keluhan pelanggan diantaranya mengenai tidak sesuainya pemakaian dan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan. Munculnya program listrik prabayar di PT. PLN (Persero) Rayon
Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Nomor 191/532/BIAGA/2010 sebagai tindak lanjut dari surat edaran yang dikeluarkan oleh kantor pusat PT. PLN (Persero) Nomor 01178/532/DITBMR/2010 mengenai pelaksanaan program listrik prabayar yang diterima PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri dan digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan program listrik prabayar di wilayah kerjanya
Sebelum adanya listrik prabayar para pelanggan PLN menggunakan layanan listrik
pascabayar dimana pelanggan menggunakan energi listrik terlebih dahulu dan melakukan pembayaran pada bulan berikutnya. Mekanisme yang digunakan dalam listrik pascabayar agar dapat diketahui tagihan pembayaran pada pelanggan setiap bulannya, PLN melakukan pencatatan meter, dengan hasil pencatatan meter lalu dihitung dan untuk tahap akhirnya PLN menerbitkan rekening yang harus dibayar pelanggan, tagihan rekening listrik dapat dibayar oleh pelanggan antara tanggal 6 sampai dengan tanggal 20 setiap bulannya. Jika ada pelanggan yang terlambat atau tidak membayar maka akan dilakukan pemutusan aliran listrik setelah waktu tertentu. Sedangkan mekanisme untuk program listrik prabayar, pelanggan terlebih dahulu mengeluarkan uang atau biaya digunakan untuk pembelian energi listrik atau stroom yang akan dikonsumsinya.
Pada program listrik prabayar pelanggan diberikan meter prabayar, pada meter tersebut terdapat informasi jumlah energi listrik
ditambah berapa saja dan kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan demikian,.pelanggan dapat mengetahui secara langsung konsumsi listriknya dan juga listrik yang dibayar sesuai dengan listrik yang digunakan. Seperti yang diungkapkan oleh Emmanuel A. Ogujor dan Paul O. Otasowie (2010: 141) menjelaskan bahwa prepaid electricity ensures that the consumer pays only for energy consumed and not the estimated bill in post paid. Telah disebutkan pelanggan membayar hanya energi yang digunakan dan bukan estimasi seperti halnya yang terjadi pada listrik pascabayar. Sehingga pelanggan akan membayar sesuai dengan yang digunakan dan tidak ada lagi kesalahan dalam pencatatan meter.
2. Tujuan Program Listrik Prabayar
Tujuan diluncurkannya program listrik prabayar, sebagai berikut:
a. Menekan tingginya angka tunggakan rekening listrik
b. Mengurangi keluhan dari pelanggan
3. Sasaran Program Listrik Prabayar
Sasaran utama untuk program listrik prabayar lebih kepada pelanggan yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi dan sering kali melakukan tunggakan pembayaran rekening setiap bulannya. Juga untuk Sasaran utama untuk program listrik prabayar lebih kepada pelanggan yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi dan sering kali melakukan tunggakan pembayaran rekening setiap bulannya. Juga untuk
4. Keuntungan Program Listrik Prabayar
Listrik prabayar mempunyai keuntungan yang dapat dinikmati oleh pelanggannya, yang sebagian dari keuntungan tersebut akan menjawab permasalahan yang hadir pada listrik pascabayar, seperti yang terdapat dalam www.pln.co.id dan juga brosur yang diterbitkan PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri, yaitu sebagai berikut:
a. Pelanggan lebih mudah mengendalikan pemakaian listrik. Melalui meter elektronik prabayar pelanggan dapat memantau pemakaian listrik sehari-hari dan setiap saat. Di meter tersebut tertera angka sisa pemakaian kWh terakhir. Bila dirasa boros, pelanggan dapat mengerem pemakaian listriknya.
b. Pemakaian listrik dapat disesuaikan dengan anggaran belanja. Dengan nilai Pulsa Listrik (voucher) bervariasi mulai Rp 20.000,0 s.d. Rp 1.000.000,- memberikan keleluasaan bagi pelanggan dalam membeli listrik sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan (lebih terkontrol dalam mengatur anggaran belanja keluarga). Pelanggan memiliki kebebasan dalam penggunaan listrik dengan begitu tercipta adanya transparansi karena penghitungan biaya listrik sudah tidak dihitung oleh PT. PLN (Persero) \sehingga pelanggan tahu konsumsi
Dasuki, et al (2012: 43) menjelaskan bahwa prepaid billing system has provided consumers the freedom of transparency with the elimination of estimated billing. Keberadaan program listrik prabayar akan menumbuhkan transparansi dimana pembayaran listrik sudah tidak melalui penghitungan yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) dan pelanggan akan tahu tagihan saat membayarnya. Tetapi, dengan program listrik prabayar pelanggan dapat menggunakan listrik sesuai dengan keinginannya.dan pelanggan akan tahu secara langsung konsumsi listrik yang dipergunakan.
c. Tidak akan terkena biaya keterlambatan.
Tidak ada lagi biaya tambahan bayar listrik dikarenakan terbebani biaya keterlambatan akibat lupa bayar tagihan listrik.
d. Privasi lebih terjaga.
Untuk pelanggan yang menginginkan kenyamanan lebih, dengan menggunakan Listrik Pintar tidak perlu menunggu dan membukakan pintu untuk petugas pencatatan meter karena meter prabayar secara otomatis mencatat pemakaian listrik anda (akurat dan tidak ada kesalahan pencatatan meter).
e. Tepat digunakan bagi Anda yang memiliki usaha rumah kontrakan
atau kamar sewa (kos). Sebagai pemilik rumah atau kamar sewa, Anda tidak perlu khawatir lagi dengan tagihan listrik yang tidak dibayar oleh penghuni rumah atau kamar sewa (kos). Sebagai pemilik rumah atau kamar sewa, Anda tidak perlu khawatir lagi dengan tagihan listrik yang tidak dibayar oleh penghuni rumah
f. Bebas dari biaya beban
Untuk pelan ggan pascabayar disetiap rekening tagihan terdapat biaya beban atau biaya minimum bulanan. Berdasarkan Tarif Dasar Listrik (TDL) Tahun 2010 biaya beban yang dikenakan kepada pelanggan, yaitu:
Tabel 2.1
Biaya Beban Berdasarkan Tarif Dasar Listrik Tahun 2010 GOLONGAN
BIAYA BEBAN
Tarif Sosial (S)
S-2/TR
450 VA
10.000
S-2/TR
900 VA
15.000
S-2/TR
1.300 VA
40 (Jam nyala) x daya tersambung (kVA) x biaya pemakaian
S-2/TR
2.200 VA
S-2/TR
3.500-200 kVA
Tarif Rumah Tangga (R)
R-1/TR
450 VA
11.000
R-1/TR
900 VA
20.000
R-1/TR
1.300 VA
40 (Jam nyala) x daya tersambung (kVA) x biaya pemakaian
R-1/TR
2.200 VA
R-2/TR
3.500-5.500 VA
R-3/TR
6.600 VA ke atas
40 (jam nyala) x daya tersambung (kVA) x biaya pemakaian blok I
Tarif Bisnis (B)
B-1/TR
450 VA
23.500
B-1/TR
900 VA
26.500
B-1/TR
1.300 VA
40 (Jam nyala) x daya tersambung (kVA) B-1/TR x biaya pemakaian 2.200-5.500 VA
g. Bebas dari blok tarif
Untuk listrik prabayar tarif yang digunakan flat jadi untuk penggunaan dari 0 kWh sampai seterusnya akan sama tarifnya, sedangkan dengan pascabayar menggunakan blok tarif, dimana
dalam penggunaan dari 0 kWh sampai seterusnya akan digolongkan dengan tarif sendiri-sendiri. Tarif prabayar yang digunakan saat ini terdapat pada Tarif Dasar Listrik (TDL) tahun 2010, sebagai berikut:
Tabel 2.2
Tarif Prabayar Berd asarkan Tarif Dasar Listrik Tahun 2010
B-2/TR
6.600-200 kVA
40 (jam nyala) x daya tersambung (kVA) x biaya pemakaian blok I
Tarif Industri (I)
I-1/TR
450 VA
26.000
I-1/TR
900 VA
31.500
I-1/TR
1.300 VA
40 (Jam nyala) x daya tersambung (kVA) x biaya pemakaian
I-1/TR
2.200 VA
I-2/TR
3.500-14 kVA
Tarif Kantor Pemerintah (P)
P-1/TR
450 VA
20.000
P-1/TR
900 VA
24.600
P-1/TR
1.300 VA
40 (Jam nyala) x daya tersambung (kVA) P-1/TR x biaya pemakaian 2.200-5.500 VA
P-1/TR
6.600-200 kVA
40 (jam nyala) x daya tersambung (kVA) x biaya pemakaian blok I
NO GOLONGAN TARIF
BATAS DAYA
TARIF PRABAYAR (Rp/kWh)
Tarif Sosial (S)
1 S-2/TR
450 VA
325
(Sumber: PT. PLN (Persero) Area Surakarta)
h. Bebas dari kesalahan pencatatan meter
Pada listrik pascabayar terdapat kesalahan yang dilakukan oleh petugas pencatat meter yakni kesalahan dalam mencatat angka meter yang tertera pada meteran konvensional. Sedangkan, dalam listrik prabayar permasalahan ini dapat dihilangkan, karena dalam program listrik prabayar P T. PLN (Persero) Rayon Wonogiri sudah tidak menggunakan pencatat meter.
4 S-2/TR
2.200 VA
5 S-2/TR
3.500 – 200 kVA
Tarif Rumah Tangga ( R )
6 R-1/TR
450 VA
7 R-1/TR
900 VA
8 R-1/TR
1.300 VA
9 R-1/TR
2.200 VA
10 R-2/TR
3.500 – 5.500 VA
11 R-3/TR
6.600 VA ke atas
Tarif Bisnis ( B )
12 B-1/TR
450 VA
13 B-1/TR
900 VA
14 B-1/TR
1.300 VA
15 B-1/TR
2.200 – 5.500 VA
16 B-2/TR
6.600 – 200 kVA
Tarif Industri ( I )
17 I-1/TR
450 VA
18 I-1/TR
900 VA
19 I-1/TR
1.300 VA
20 I-1/TR
2.200 VA
21 I-1/TR
3.500 – 14 kVA
Tarif Perkantoran Pemerintah
22 P-1/TR
450 VA
23 P-1/TR
900 VA
24 P-1/TR
1.300 VA
25 P-1/TR
2.200 – 5.500 VA
26 P-1/TR
6.600 – 200 kVA
(Sumber: www.pln.co.id)
Jika pelanggan pascabayar menunggak selama lebih dari 2 bulan maka akan dilakukan pemutusan listrik, tidak adanya tunggakan dalam prabayar maka pemutusan listrik akan hilang.
Keuntungan yang akan didapatkan oleh pelanggan listrik prabayar merupakan terobosan dari PT. PLN (Persero) dalam memberikan pelayanan, tidak hanya berhenti pada jenis pelayanan tertentu saja tetapi PT. PLN (Persero) berinovasi agar pelanggan menjadi lebih puas dengan pelayanan yang diberikan oleh PT. PLN (Persero).
5. Proses Pemasangan Listrik Prabayar
Keberadaan listrik prabayar tidak akan memberikan kesulitan bagi penggunannya, di dalam pengajuannya pun para pelanggan dipermudah. Pengajuan permohonan listrik prabayar melalui pasang baru atau dengan migrasi dari pascabayar ke prabayar dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pasang Baru
Datang langsung ke Kantor Pelayanan PLN terdekat dengan domisili atau lokasi bangunan yang akan disambung listriknya dengan membawa :
1) Calon pelanggan datang sendiri ke kantor PLN terdekat (tidak
diwakili).
2) Mengajukan Permohonan Pasang Baru Listrik Prabayar.
bangunan atau rumah atau rekening listrik tetangga sebelah yang terdekat, nomor ponsel atau telepon yg bisa dihubungi.
4) Calon Pelanggan menerima SIP (Surat Ijin Penyambungan) dari PLN terlebih dahulu sebelum membayar biaya pasang baru.
5) Mempersiapkan biaya seperti biaya penyambungan (BP),
Materai , stroom awal minimal Rp 20.000.
6) Penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
(SPJBTL).
b. Migrasi dari Pascabayar ke Prabayar
1) Pelanggan membawa rekening listriknya ke kantor PLN terdekat
(tidak diwakili).
2) Mengajukan permohonan perubahan layanan dari listrik paska
bayar ke listrik prabayar.
3) Membawa fotocopy KTP yang masih berlaku, No ID Pelanggan, No HP/Telp yg bisa dihubungi (PLN akan memproses bila pelanggan tidak ada tunggakan rekening listrik).
4) Pelanggan menerima SIP (Surat Ijin Penyambungan) baru yang
sesuai dengan permohonan pelanggan.
5) Membayar biaya pemakaian listrik yang telah digunakan
sebelum migrasi ke listrik prabayar.
6) Mempersiapkan biaya materai, stroom awal minimal Rp
(SPJBTL) baru. ( www.p ln.co.id )
6. Stroom Listrik Prabayar
Stroom listrik prabayar merupakan isi untuk meter prabayar. Seperti halnya pulsa isi ulang pada telepon seluler. Saat membeli stroom pada struknya akan tertera 20 digit angka yang nantinya akan dimasukan ke dalam meter prabayar dengan cara mengetik angka yang sesuai pada struk tersebut.
Pada meter prabayar pelanggan dapat melihat beberapa informasi yang langsung bisa dilihat di layar LCD yang terdapat pada meter prabayar, seperti: · Informasi jumlah energi listrik (kWh) yang dimasukkan (diinput). · Jumlah energi listrik (kWh)) yang sudah terpakai selama ini. · Jumlah energi listrik yang sedang terpakai saat ini (real time). · Jumlah energi listrik yang masih tersisa.
Meter prabayar akan membunyikan alarm jika persediaan stroom yang terdapat di dalamnya hampir habis. Hal tersebut
menandakan bahwa pelanggan diharapkan untuk melakukan pembelian stroom lagi. Untuk saat ini stroom dapat dibeli di minimarket seperti alfamart atau indomart. Lalu di loket Payment Point Online Bank (PPOB), di kantor pos, melalui sms banking atau datang ke anjungan menandakan bahwa pelanggan diharapkan untuk melakukan pembelian stroom lagi. Untuk saat ini stroom dapat dibeli di minimarket seperti alfamart atau indomart. Lalu di loket Payment Point Online Bank (PPOB), di kantor pos, melalui sms banking atau datang ke anjungan
1. Bank Bukopin (ATM, SMS Banking, Teller)
2. Bank BPRKS (ATM, Internet Banking)
3. Bank Danamon
4. Bank Danamon Syariah
5. Bank BNI (ATM)
6. Bank Mandiri (ATM)
7. Bank BRI
8. Bank NISP (ATM)
9. Bank BCA (ATM) ( www.pln.co.id )
Besaran stroom yang dapat dibeli oleh pelanggan, yaitu sebagai berikut:
Cara pembelian di PPOB dan juga cara pengisian stroom ke meter prabayar, sebagai berikut:
1. Datang ke tempat layanan pembelian stroom (voucher listrik isi
ulang) di loket pembayaran listrik online ulang) di loket pembayaran listrik online
3. Beritahukan nilai nominal jumlah listrik isi ulang yang ingin dibeli.
Misal : Rp. 100.000
4. Anda akan menerima 20 digit kode listrik isi ulang yang akan
tercetak pada tanda terima
5. 20 digit nomor tersebut lalu dimasukkan ke meter prabayar dengan cara mengetikkan melalui tombol angka yang terdapat pada meter prabayar.
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir di sini akan menjelaskan mengenai Efektivitas Program Listrik Prabayar di PT. PLN Rayon Wonogiri. Alur pemikiran di sini berawal dari masih adanya tunggakan pembayaran rekening listrik oleh pelanggan yang menggunakan listrik pascabayar, lalu masih adanya keluhan pelanggan mengenai salah baca meter. Kewajiban dan hak baik itu untuk PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri sebagai penyedia tenaga listrik, serta untuk pelanggan sebagai konsumen yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2009. Pokok dari adanya undang-undang tersebut penyedia layanan dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik agar tidak ada keluhan dari pelanggan, sedangkan pelanggan harus melakukan kewajibannya yaitu dengan membayar tagihan rekening listrik.
yang disebabkan oleh PT. PLN (Persero) dan juga pelanggan. Hal tersebut mendorong PT. PLN (Persero) berinovasi dengan mengeluarkan program listrik prabayar. Listrik prabayar tersebut merupakan program nasional yang di mana pelaksanaannya melingkupi seluruh daerah di Indonesia, seperti halnya PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri yang sudah melaksanakan program listrik prabayar tersebut. Sesuai dengan surat edaran dari PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Nomor 191/532/BIAGA/2010 sebagai tindak lanjut dari surat edaran yang dikeluarkan
(Persero) Nomor 01178/532/DITBMR/2010 mengenai pelaksanaan program listrik prabayar yang diterima PT. PLN (Persero) Rayon Wonogiri dan digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan program listrik prabayar di wilayah kerjanya.