1
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan bermasyarakat di sekitar kita dan dimanapun berada, selalu terdapat permasalahan-permasalahan atau penyimpangan sosial yang
dilakukan oleh manusia atau anggota masyarakat. Hal yang demikian tidak dapat dihindari dalam kehidupan masyarakat, karena manusia di dunia ini
pasti akan mempunyai masalah sosial. Hubungan atau interaksi yang terjadi dalam anggota masyarakat tidak jarang menimbulkan atau mengakibatkan
permasalahan-permasalahan atau penyimpangan norma yang berlaku di masyarakat tersebut.
Hubungan atau interaksi manusia tidak terbatas interaksi dengan sesamanya tetapi juga bisa dengan lingkungan. Dari interaksi anggota
masyarakat dengan berbagai budaya, agama, hukum, atau sebuah kondisi negara dimana masyarakat itu bernaung, seperti kondisi keamanan, kondisi
politik, dan sebagainya. Masalah yang senantiasa menyertai kehidupan umat manusia sepanjang sejarahnya sebagaimana masalah sosial, ekonomi, dan
politik Suprayogo Tobroni, 2003:17. Dari permasalahan-permasalahan atau penyimpangan sosial yang
banyak terjadi dan menjadi penyakit masyarakat salah satunya adalah
2 prostitusi. Membicarakan prostitusi dalam kehidupan masyarakat merupakan
hal biasa, dari yang remaja maupun sampai yang sudah tua. Membahas prostitusi itu berarti tidak lepas dari seks dan wanita. Seks adalah kebutuhan
manusia yang selalu ada dalam diri manusia yang sudah dewasa atau baligh yang bisa muncul secara tiba-tiba. Seks juga bisa berarti sebuah ungkapan
rasa manusia yang cinta akan keindahan secara fisik atau kasat mata. Dari keindahan itulah bisa disimpulkan bahwa wanita adalah simbol keindahan itu
sendiri. Maka fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat bahwa seks selalu identik dengan wanita, karena seks tidak bisa lepas dari wanita.
Dikarenakan wanita simbol keindahan. Maka setiap yang indah menjadi target para oknum yang ingin memanfaatkannya untuk dijadikan
sumber mencari uang secara cepat dan banyak. Dari situlah wanita selalu ada saja yang mengum
pul dalam suatu tempat dan berusaha menjual “miliknya” kepada siapa saja yang membutuhkan “jasanya” dimanapun dan kapanpun
kepada para lelaki. Dari penjelasan tadi dapat dinamakan wanita yang menjual “miliknya” atau “jasanya” disebut juga PSK pekerja seks komersial. Karena
bagi wanita yang memiliki keindahan maka harganya cukup mahal bagi para lelaki untuk mendapatkan “jasanya” tergantung dari seberapa keindahan yang
dimiliki wanita. Semakin wanita itu indah maka dia bebas untuk memasang tarifnya kepada para leleki yang ingin berkencan dengan dirinya. Oleh sebab
itulah wanita yang bersifat komersil tiu tadi dinamakan PSK pekerja seks
3 komersial. Dan realitanya para lelaki mau merogoh kantongnya dalam-dalam
demi mendapatkan PSK yang dikehendaki. Salah satu perubahan tata nilai tersebut adalah dikarenakan lemahnya
keyakinan beragama, sikap individual dan matrealis. Keadaan ini sanga berlawanan dengan ajaran islam sekaligus tidak mendukung pencapain tujuan
pendidikan nasional mengacu pada undang-undang N0. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang system pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peraaban bangsa yang bermartabat dalam rangka melalui lembaga formal maupun non
formal. Pendidikan merupakan salah satu pilar pokok untuk membangun negara agar kokoh dan berkualitas UU RI No. 20, 2003: 6.
Pendidikan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam menjamin berlangsungnya kehidupan masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Sebab
pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia. Demikian juga dengan pendidikan agama Islam yang tidak bisa
lepas dari umat Islam di Indonesia. Karena pendidikan agama Islam merupakan proses atau upaya untuk membentuk dan mengarahkan manusia
kepada kehidupan yang lebih baik dan benar. Manusia yang telah mendapat pendidikan agar dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama
Islam, serta menjadikan sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehipan masyarakat Syafaat dkk, 2008:16. Sudah tentunya manusia yang
4 bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam sari
sumber kitab suci Al- Qur‟an dan Hadits.
Pembinaan keagamaan yang dilakukan di lingkungan lokalisasi sangatlah penting terutama terhadap pekerja seks komersial di daerah Tagal
Panas Kecamatan Bergas. Agar para PSK bisa sadarkan diri dan meninggalkan
kemaksiyatan. Karena
pendidikan keagamaan
serta pemeliharaan dan peningkatan keimanan adalah upaya yang perlu terus
menerus dilakukan Ancok dan Suroso, 2005:34. Tegal Panas yang dahulunya dikenal dengan tempat pangkalan truk, kemudian sejak kedatangan
para mucikari dari luar kota membeli tanah didaerah Tegal Panas untuk didirikan warung remang-remang. Mulai itulah Tegal Panas menjadi tempat
praktek-praktek prostitusi karena para supir truk yang menurunkan wanita pelacur Pekerja Seks Komersial yang diturunkan di situ. Pada tahun 1980
warung remang-remang mulai ramai dan berkembang menjadi banyak. Kemudian tahun 1999 yang semula warung remang-remang diganti menjadi
tempat karaoke dan menyediakan kamar dan pekerja seks komersial. Dan hingga sampai sekarang masih ramai dikunjungi para kaum lelaki. Dan para
PSK di tegal panas kebanyakan bukan dari daerah sekitar akan tetapi malah dari daerah kota lain.
Dari sinilah dari individu satu dengan yang lain mulai timbul keinginan untuk membangun tempat-
tempat karaoke beserta fisilitas “plus- plus” yang akhirnya menjadi tempat lokalisasi. Dari tiulah para pemilik
5 tempat karaoke plus-plus atau para PSK mencari penghasilan pokok
penghasilan haram. Makin hari makin ramai saja yang datang di tempat itu apalagi kalau menjelang malam pasti ramai dengan pengunjung. Dan para
PSKnya pun juga bertambah banyak dari samapi usia 17-48 tahun yang kebanyakan datang dari daerah atau kota lain.
Dari pemaparan di atas penulis berpendapat bahwa pembinaan keagamaan bagi PSK pekerja seks komersial merupakan agenda yang harus
dilakukan, tidak hanya menjadi kewajiban pemerinyah. Akan tetapi untuk menyelenggarakannya membutuhkan ketrlibatan dan partisipasi aktif dari
semua elemen masyarakat. Berangkat dari permasalahan ini maka penulis ingin melakukan penelitian tentang
“Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial PSK Di Lokalisasi Tegal Panas Desa
Jatijajar Kecamata n Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah