41
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
3. Perbedaan Makhluk Hidup dan Benda Mati
Guru menegaskan kembali bahwa makhluk hidup berkaitan dengan jiwa roh. Ketika sang jiwa atau roh tidak ada lagi, maka dinamakan benda mati. Guru
memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang perbedaan adanya sang jiwa atau roh dan akibat jika sang jiwa atau roh meninggalkan makhluk hidup.
Peserta didik mulai diajak mencari tahu ciri-ciri makhluk hidup dan ciri-ciri benda mati. Akhirnya, terjawablah bahwa makhluk hidup bisa bersuara, tumbuh,
dan berkembang biak. Kemudian, peserta didik diajak mengamati gambar dan memberikan komentar. Bisa ditambahkan contoh-contoh makhluk hidup dan
benda mati lainnya. Setelah selesai membahas materi pada Pelajaran 9 tentang materi makhluk
hidup dan benda mati, maka dapat disampaikan rangkuman materi, sebagai berikut:
a. Ciptaan Sang Hyang Widhi ada yang berwujud makhluk hidup dan ada juga berwujud benda mati;
b. Ciri-ciri makhluk hidup, yaitu bisa bersuara sabda, tumbuh atau berkembang biak bayu, dan memiliki pikiran idep;
c. Ciri-ciri benda mati, yaitu tidak bisa bersuara, tidak bisa makan, tidak bisa beranak atau tumbuh, dan tidak memiliki pikiran;
d. Contoh makhluk hidup bisa berwujud manusia, berwujud binatang, dan juga ada yang berwujud tumbuh-tumbuhan;
e. Yang termasuk benda mati, yaitu batu, rumah, mobil, gunung, sungai, jaring, patung, pentungan, meja, air, dan seterusnya; dan
f. Perbedaan mahluk hidup dengan benda mati. Mahluk hidup memiliki jiwa atau roh, sedangkan benda mati tidak memiliki jiwa atau roh.
42 42
Buku Guru Kelas I SD
J. Kitab Suci Veda
1. Melihat dengan Baik Kitab-Kitab Suci Hindu
Menyadari bahwa Veda adalah sebuah kitab yang sangat langka dan tempatnya tidak di sembarang lokasi. Guru juga menyampaikan dari mana
datangnya dan disampaikan oleh siapa Veda itu. Dengan demikian, peserta didik menjadi paham bahwa Veda itu diturunkan oleh Sang Hyang Widhi melalui
pendengaran suci para Rsi, kemudian mulai ditulis oleh Rsi Wyasa. Guru juga menunjukkan Kitab Veda dan Huruf Dewanegarai. Guru dapat
menunjukkan buku-buku kitab suci agama Hindu lainnya yang juga tergolong Veda. Dari situlah, anak-anak diisyaratkan untuk memerhatikan gambar buku-
buku agama Hindu secara seksama.
2. Menunjukkan Contoh-Contoh Kitab Suci Hindu
Guru menunjukkan buku-buku yang tergolong Veda. Untuk menambah kemantapan pengenalan contoh, guru dapat memberikan juga buku-buku
pembanding yang tergolong bukan Veda, seperti yang tertera dalam gambar berikut ini.
3. Mendengar Sebutan Nama-Nama Kitab Suci Veda
Setelah guru menyampaikan Veda, kitab yang tergolong Veda, dan kitab biasa yang bukan tergolong Veda, maka untuk mengulang ingatan peserta didik,
setiap peserta didik ditanya kembali apa saja yang termasuk Kitab Suci Veda itu. Peserta didik secara satu per satu diminta memberikan jawaban. Setelah semua
peserta didik dapat memberikan jawaban dengan tepat, guru bercerita tentang hidup harus selalu waspada dan berhati-hati. Cerita pada pertemuan ini berjudul
“Brahmana dengan Si Singa”.
Brahmana dengan Si Singa
Pada zaman dahulu kala, hiduplah 4 orang Brahmana yang bersahabat. Tiga di antara empat Brahmana itu sangat sakti. Semua inti sastra telah dipelajari
dengan baik. Namun, akal mereka kurang panjang. Adapun yang seorang lagi justru