ANALISIS HASIL PENELITIAN Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1. Data Penelitian 4.1.1.Gambaran Umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah berada di bawah pimpinan Kepala Dinas dengan pangkat Pembina utama muda yang dipimpin langsung oleh Sekda, alamat kantor berada di jalan Jamin Ginting Kabanjahe. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintah harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Pemerintahan kabupaten karo sebagai suatu organisasi memiliki fungsi memberikan pelayanan kepada publik. Demi terlaksananya tugas tersebut diperlukan adanya peranan kepemimpinan yang akan bertanggungjawab atas beban tugas yang telah dilimpahkan oleh organisasi dimana pimpinan tersebut bekerja. Dinas pendapatan, pengelolaan, keuangan dan asset daerah dipimpin oleh seorang kepala dinas. Kepala dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris daerah. Organisasi dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah terdiri dari: a. Kepala Dinas b. Sekretariat c. Sub bagian d. Bidang e. Seksi f. UPT Dinas g. Jabatan fungsional pada UPT Uraian tugas jabatan kepala dinas, sekretaris, bidang, sub bagian dan seksi akan ditetapkan kemudian dengan peraturan bupati. Kelompok jabatan fungsional pada UPT terdiri dari sejumlah tenaga terampil dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam melaksanakan tugas pokok, kepala dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Memimpin,merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok baik keskretariatan, perencanaan program maupun urusan pemerintahan dalam bidang administrasi keuangan yang meliputi peningkatan sumber daya pengelolaan keuangan daerah, anggaran daerah, pendapatan dan investasi daerah, dana perimbangan, pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sesuai dengan standar pelayanan minimal. b. Menetapkan, melaksanakan visi dan misi dinas untuk mendukung visi dan misi daerah. c. Menyusun dan menetapkan rencana strategis dan program kerja dinas sesuai dengan visi dan misi daerah. Sekretaris mempunyai tugas sebagai berikut : a. Merencanakan, mengatur, membina, mengelola, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan tugas kesekretariatan yang meliputi urusan keuangan, umum, dan perlengkapan serta barang milik daerah pada SKPD maupun kepegawaian. b. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan perumusan program kerja dinas berdasarkan program dan kegiatan masing- masing bidang, seksi, dan sub bagian. c. Memberikan pelayanan teknis operasional dan pelayanan administrasi sesuai dengan petunjuk atasan kepada seluruh bidang, seksi, dan sub bagian dalam lingkungan dinas. Kepala sub bagian keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Mempelajari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. b. Melakukan koordinasi, sinkronisasi dan memverifikasi usulan rencana kerja anggaran masing-masing bidang dan mengacu kepada prioritas plafon anggaran PPA. c. Menghimpun dan memverifikasi usulan dokumen pelaksanaan anggaran DPA masing – masing bidang berdasarkan rencana kerja dan anggaran. Kepala sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Melaksanakan penerimaan dan pendistribusian naskah dinas melalui pengelolaan kearsipan. b. Melaksanakan rencana pengadaan alat tulis kantor dan pendistribusiannya sesuai dengan kebutuhan dinas. c. Melaksanakan pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan kearsipan kepada unit kerja di lingkungan dinas. Kepala Bidang Pajak dan Retribusi Daerah mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan pemungutan pajak, retribusi, dan pendapatan lain-lain dan pendataan serta verifikasi. b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan. Kepala Seksi Pajak dan Pendapatan lain-lain mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Menghimpun dan mempelajari peraturan daerah yang mengatur pajak daerah dan pendapatan lain-lain. b. Melaksanakan inventarisasi jenis-jenis pajak daerah dan pendapatan lain-lain. c. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan pendapatan lain-lain dengan instansi terkait. Kepala Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Menghimpun dan mempelajari peraturan daerah yang mengatur retribusi daerah dan pendapatan lain-lain. b. Melaksanakan inventarisasi jenis-jenis retribusi daerah dan pendapatan lain-lain. c. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi retribusi daerah dan pendapatan lain-lain dengan instansi terkait. Kepala Seksi Pendataan dan verifikasi mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Melaksanakan pendataan dan verifikasi terhadap subjek pajak. b. Melakukan pengujian dan pemeriksaan lapangan terhadap objek pajak dan retribusi daerah sesuai dengan permohonan keberatan pajak dan retribusi daerah. c. Menerapkan sanksi hukum terhadap subjek pajak dan retribusi daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Bidang Pasar mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan penataan dan pengembangan sarana dan prasarana pasar serta pemberdayaan dan pembinaan pedagang. b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pasar mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penetapan lokasi, pendirian pasar tradisional, pusat pembelanjaan toko modern mengacu pada rencana tata ruang wilayah kabupaten dan rencana detail tata ruang kabupaten termasuk peraturan zonasisasinya. b. Menginventarisasi keberadaan sarana dan prasarana pasar. c. Menyiapkan bahan kajian kelayakan keberadaan sarana dan prasarana pasar dalam pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana pasar. Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Menghimpun, menganalisa data dan informasi di bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang. b. Menyiapakan bahan penyusunan, bahan petunjuk teknis di bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang. c. Menyiapkan data para pedagang dalam rangka menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk mengupayakan sumber-sumber alternatif pendanaan untuk pemberdayaan pasar tradisional sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Bidang Anggaran dan Pembendaharaan mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan anggaran dan belanja dan penatausahaan keuangan. b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tuganya masing-masing. c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan. Kepala Seksi Anggaran dan Belanja mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Menyusun rancangan peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah. b. Menyiapkan bahan penetapan standar satuan harga dan analisis standar belanja daerah. c. Melakukan perencanaan anggaran penanganan urusan pemerintahan. Kepala Seksi Penatausahaan Keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis tata cara pengelolaan pembendaharaan. b. Memberikan pelayanan konsultasi kepada para bendahara pada masing-masing SKPD Kabupaten karo guna kelancaran penatausahaan pengelolaan keuangan. c. Menatausahakan pengelolaan dan pertanggungjawaban pendapatan dan belanja daerah. Kepala Bidang Akuntansi dan pengelolaan asset daerah mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan akuntansi keuangan dan pengelolaan asset daerah. b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepda bawahan. Kepala Seksi Akuntansi Keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Menyiapkan bahan perumusan penetapan kebijakan tentang sistem dan prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah kabupaten dan desa. b. Menghimpun, mengolah dan menganalisa laporan realisasi APBD dari pengguna anggaran satuan kerja perangkat daerah. c. Menyiapkan bahan penyusunan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kabupaten dan desa. Kepala Seksi Pengelolaan Aset daerah mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Menyiapkan bahan untuk penyelenggaraan pelaksanaan pengelolaan inventaris dan asset daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. c. Menyiapkan bahan untuk penyelenggaraan pelaksanaan fasilitasi, pengelolaan asset daerah pemekaran sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Kepala Bidang Perencanaan Mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas kepada bawahan sesuai dengan bidangnya masing-masing. b. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pelaporan kepada atasan untuk pertimbangan dalam upaya peningkatan karir. c. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan seksi berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program berikutnya. Kepala Seksi Perencanaan, program dan penegndalian mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Mempersiapkan program dan rencana kerja, kegiatan tahunan berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah daerah RPJMD, rencana kerja pemerintah daerah RKPD dan rencana strategis dinas. b. Mempersiapkan bahan penyusunan program kerja dan rencana anggaran berdasarkan KUA dan PPA. c. Mempersiapkan bahan penyusunan standar pelayanan minimal SKPD. Kepala Seksi Pengumpulan Data, pengolahan dan pelaporan mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan laporan atas pelaksanaan program kerja. b. Mengolah data dan bahan penyusunan laporan atas pelaksanaan program kerja. c. Menyusun laporan pelaksanaan program kerja dalam hal prosedur, mekanisme, dan sistem kerja pencapaian program dan kegiatan serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah sesuai dengan program. Dalam melakukan pemungutan pajak dilakukan dengan menggunakan 2 dua sistem. Yang pertama adalah official assessment system dimana jumlah pajak yang harus dilunasi atau terutang oleh wajib pajak dihitung dan ditetapkan oleh petugas yang berwenang dari pihak DPPKAD. Sistem perhitungan ini diberlakukan pada WP yang tidak melakukan pembukuan hanya pencatatan saja dan biasanya terdapat pada usaha berskala kecil. Besarnya pajak ditetapkan berdasarkan laba yang diperolehnya. Dalam menetapkan besarnya pajak, maka petugas yang berwenang dalam melakukan penagihan akan datang ke lokasi wilayah WP dan melihat keadaan usahanya serta meminta beberapa bukti penjualan seperti bon atau faktur. Untuk melakukan pembayaran diterbitkan SKPD Surat Ketetapan Pajak Daerah dan jumlah pajak tersebut akan dievaluasi setiap 3 bulan sekali untuk melakukan tinjauan kembali terhadap jumlah pajak yang dibayarkan. Dengan adanya evaluasi kembali ini pajak yang akan dibayarkan untuk 3 bulan berikutnya akan berbeda dari 3 bulan sebelumnya dan begitu seterusnya. Berikutnya adalah self assessment system yang merupakan sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak yang harus menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang. Sistem ini diberlakukan kepada WP yang sudah menyelenggarakan pembukuan secara lengkap. Untuk melakukan penagihan dan pembayaran WP harus membuat SPT yang di dalamnya tercantum besar jumlah pajak terutang. Setelah menerima SPT, petugas dari pihak DPPKAD akan melakukan pemeriksaan terhadap pembukuan WP, dan apabila terdapat ketidakcocokan jumlah antara yang tertera pada SPT dan hasil temuan pemeriksaan maka dikeluarkan juga SKPDLB surat ketetapan pajak daerah lebih bayar atau SKPDKB surat ketatapan pajak daerah kurang bayar. 4.1.2. Pajak Daerah Kabupaten Karo Kabupaten Karo melakukan pemungutan beberapa jenis pajak daerah berdasarkan ketentuan dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Dasar hukum pelaksanaan pemungutan pajak daerah Karo adalah Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Karo Nomor 5 Tahun 2006. Adapun sumber pajak daerah kabupaten Karo antara lain : 1. Pajak Hotel, terdiri dari : a. Hotel bintang lima b. Hotel bintang empat c. Hotel bintang tiga d. Hotel bintang dua e. Hotel melati tiga f. LosmenR.H. PenginapanPasanggrahanR.Kos 2. Pajak Restoran, terdiri dari : a. Restoran b. Rumah makan c. Kafetaria 3. Pajak Hiburan, terdiri dari : a. Pameran b. Permainan biliar c. Permainan ketangkasan d. Pusat kebugaran 4. Pajak Penerangan Jalan 5. Pajak Reklame 6. Pajak Galian Golongan C Berikut ini adalah target dan realisasi pajak daerah Kabupaten Karo tahun 2010-2012 : Tabel 4.1 Target dan Realisasi Pajak Hotel Kabupaten Karo Tahun 2010-2012 Tahun Target Rp Realisasi Rp Pertumbuhan 2010 3.637.000.000,00 2.552.167.853,91 70,17 _ 2011 3.344.000.000,00 3.389.621.016,59 101,36 31,19 2012 2.821.000.000,00 3.421.717.759,00 121,29 19,93 Rata-rata 97,61 Sumber : Dinas Pendapatan Kab.Karo Dari tabel terlihat bahwa penerimaan PAD dari sektor pajak hotel selama tahun pengamatan tidak selalu dapat mencapai target di mana pada tahun 2010 realisasi hanya 70,17 dari target yang ditetapkan dan pencapaian tertinggi adalah tahun 2012 sebesar 121,29. Meskipun tidak selalu mencapai target namun jika dilihat dari sektor pertumbuhan penerimaannya selama tahun pengamatan mengalami kenaikan tahun 2011 yaitu 31,19 dan 19,93 pada tahun 2012. Tabel 4.2 Target dan Realisasi Pajak Restoran Kabupaten Karo Tahun 2010-2012 Tahun Target Rp Realisasi Rp Pertumbuhan 2010 848.036.500,00 1.292.304.024,27 152,39 _ 2011 1.091.001.500,00 1.488.102.389,00 136,40 -15,99 2012 1.135.000.000,00 1.835.245.740,00 161,70 25,3 Rata-rata 150,16 Sumber : Dinas Pendapatan Kab.Karo Dari tabel terlihat bahwa penerimaan PAD dari sektor pajak restoran selama tahun pengamatan selalu dapat mencapai target overtarget di mana pencapaian tertinggi adalah tahun 2012 sebesar 161,70. Meskipun selalu mencapai target namun jika dilihat dari sektor pertumbuhan penerimaannya selama tahun pengamatan mengalami penurunan pada tahun 2011 yaitu -15,99. Tabel 4.3 Target dan Realisasi Pajak Hiburan Kabupaten Karo Tahun 2010-2012 Tahun Target Rp Realisasi Rp Pertumbuhan 2010 579.365.000,00 1.203.115.203,99 207,66 _ 2011 1.018.500.000,00 1.626.121.017,00 159,66 -48 2012 1.266.800.000,00 1.943.279.776,00 153,40 -6,26 Rata-rata 173,57 Sumber : Dinas Pendapatan Kab.Karo Dari tabel terlihat bahwa penerimaan PAD dari sektor pajak hiburan selama tahun pengamatan selalu dapat mencapai target di mana pencapaian tertinggi adalah tahun 2010 sebesar 207,66. Meskipun selalu mencapai target namun jika dilihat dari sektor pertumbuhan penerimaannya selama tahun pengamatan mengalami penurunan tahun 2011 yaitu -48 dan -6,26 pada tahun 2012. Tabel 4.4 Target dan Realisasi Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Karo Tahun 2010-2012 Tahun Target Rp Realisasi Rp Pertumbuhan 2010 3.800.000.000,00 5.490.864.090,00 144,50 _ 2011 6.000.000.000,00 6.245.352.915,00 104,09 -40,41 2012 7.500.000.000,00 7.443.253.586,00 99,24 -4,85 Rata-rata 115,94 Sumber : Dinas Pendapatan Kab.Karo Dari tabel terlihat bahwa penerimaan PAD dari sektor pajak penerangan jalan selama tahun pengamatan tidak selalu dapat mencapai target dimana pada tahun 2012 realisasi hanya 99,24 dari target yang ditetapkan dan pencapaian tertinggi adalah tahun 2010 sebesar 144,50. Meskipun selalu mencapai target namun jika dilihat dari sektor pertumbuhan penerimaannya selama tahun pengamatan mengalami penurunan tahun 2011 yaitu -40,41 dan -4,85 pada tahun 2012. Tabel 4.5 Target dan Realisasi Pajak Reklame Kabupaten Karo Tahun 2010-2012 Tahun Target Rp Realisasi Rp Pertumbuhan 2010 200.000.000,00 248.050.170,00 124,03 _ 2011 230.000.000,00 267.064.213,00 116,11 -7,92 2012 191.700.000,00 _ _ -116,11 Rata-rata 120,07 Sumber : Dinas Pendapatan Kab.Karo Dari tabel terlihat bahwa penerimaan PAD dari sektor pajak reklame selama tahun pengamatan tidak selalu dapat mencapai target di mana pada tahun 2012 tidak ada realisasi dari target yang ditetapkan dan pencapaian tertinggi adalah tahun 2010 sebesar 124,03. Jika dilihat dari sektor pertumbuhan penerimaannya selama tahun pengamatan mengalami penurunan tahun 2011 yaitu -7,92 dan -116,11 pada tahun 2012. Tabel 4.6 Target dan Realisasi Pajak Galian Golongan C Kabupaten Karo Tahun 2010-2012 Tahun Target Rp Realisasi Rp Pertumbuhan 2010 110.000.000,00 91.616.830,00 83,29 _ 2011 90.200.000,00 70.299.024,00 77,94 -5,35 2012 208.000.000,00 _ _ -77,94 Rata-rata 80.62 Sumber : Dinas Pendapatan Kab.Karo Dari tabel terlihat bahwa penerimaan PAD dari sektor pajak galian golongan C selama tahun pengamatan tidak selalu dapat mencapai target di mana pada tahun 2010 realisasi hanya 83,29 dan pada tahun 2011 hanya sebesar 77,94 dari target yang ditetapkan. Jika dilihat dari sektor pertumbuhan penerimaannya selama tahun pengamatan mengalami penurunan tahun 2011 yaitu -5,35 dan -77,94 pada tahun 2012. 4.1.3. Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dijelasskan bahwa Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, bagi hasil laba BUMD dan investasi lain, dan lain-lain PAD yang sah. PAD Kabupaten Karo juga bersumber dari elemen-elemen yang tersebut di atas. Berikut adalah target dan realisasi PAD Kabupaten Karo selama tahun 2010-2012. Tabel 4.7 Target dan Realisasi PAD Kabupaten Karo Tahun 2010-2012 Tahun Target Rp Realisasi Rp Pertumbuhan 2010 25.039.000.000,00 27.610.858.122,00 110,27 _ 2011 31.020.000.000,00 33.921.855.156,00 109,35 -0,92 2012 45.648.934.000,00 38.831.872.171,00 85 -24,35 Rata-rata 101,54 Sumber : Dinas Pendapatan Kab.Karo Dari tabel terlihat bahwa dari tahun 2010-2012 Kabupaten Karo selama tahun pengamatan tidak selalu mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika dilihat dari pertumbuhan realisasi penerimaan PAD mengalami penurunan pada tahun 2011 sebesar -0,92 dan -24,35 tahun 2012. Tabel 4.8 Sumber-sumber PAD Kabupaten Karo Tahun 2010-2012 Nilai Dalam Rupiah Tahun Jenis Penerimaan Pajak Daerah Retribusi Daerah Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang sah 2010 10.878.118.182,17 9.211.486.732 2.158.644.565 5.362.508.643 2011 13.086.560.574,00 9.352.697.171 3.508.769.111 7.973.828.300 2012 14.643.496.861,00 15.735.345.320 3.157.200.078 5.295.829.912 Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Karo Berdasarkan data pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah PAD untuk Kabupaten Karo selama periode 2010-2012, yaitu pajak daerah memperlihatkan peningkatan. 4.1.4. Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD Kabupaten Karo Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan seberapa jauh kontribusi pajak daerah terhadap PAD Kabupaten Karo : Tabel 4.9 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD Kabupaten Karo Tahun 2010-2012 Tahun PAD Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Penerangan Jalan Pajak Reklame Pajak Galian Gol.C 2010 100 9,24 4,68 4,36 19,89 0,90 0,33 2011 100 9,99 4,39 4,79 18,41 0,79 0,21 2012 100 8,81 4,73 5,00 19,17 _ _ Rata- 9,35 4,60 4,72 19,16 0,85 0,27 Sumber : data yang diolah peneliti, 2013 Dari tabel dapat diketahui bahwa kontribusi pajak daerah terhadap PAD rata-rata untuk tahun pengamatan 2010-2012 adalah sekitar 38,95 berarti penerimaan pajak daerah memberikan kontribusi yang besar terhadap PAD Kabupaten Karo. 4.1.5 Statistik Deskriptif Tabel 4.10 Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N PAD 5.2945 2.36064 31 Pajak Hotel 17.4684 7.07004 31 Pajak Restoran 8.9810 4.02827 31 Pajak Hiburan 7.7252 3.57348 31 Pajak Penerangan Jalan 25.8145 7.90061 31 Pajak Reklame 2.0806 1.42698 31 Pajak Galian Gol.C .6377 .44531 31 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS17 Rata-rata PAD adalah Rp 5.294.000,00 dengan standar deviasi Rp 2.360.000,00. Penerimaan pajak daerah dan PAD di atas rata – rata terjadi pada setiap bulan desember mulai dari tahun 2010-20112. Hal ini disebabkan karena pada akhir tahunlah biasanya para WP memiliki likuiditas untuk melunasi pajaknya dan disisi lain para pengutip pajak juga dituntut untuk dapat memenuhi target penerimaan pajak untuk tahun yang bersangkutan. 4.1.6. Pengujian Asumsi Klasik 4.1.6.1 Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Tabel 4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 31 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.26447973 Most Extreme Differences Absolute .137 Positive .137 Negative -.073 Kolmogorov-Smirnov Z .764 Asymp. Sig. 2-tailed .604 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS17 Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis metode one-sample kolmogorov- smirnov diatas, diketahui bahwa data tersebut telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp Sig.2-tailed kolmogorov- smirnov dari variabel independen penelitian ini lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.604. Untuk lebih jelas, berikut ini disajikan pendekatan yang dilakukan untuk menguji normalitas data yaitu pendekatan grafik histogram dan pendekatan grafik plot data yang terdistribusi normal. a. Pendekatan grafik histogram Dalam pendekatan grafik histogram dikatakan normal jika pada kurva tidak terjadi kemiringan baik ke kanan maupun ke kiri dan kurva terlihat sama besar. Gambar 4.1 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS17 Dari hasil uji normalitas melalui pendekatan grafik histogram, diperoleh kesimpulan bahwa tampilan pada grafik histogram memberikan pola yang terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari bentuk kurva yang memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik sisi kiri maupun kanan, serta berbentuk lonceng yang hampir sempurna. b. Pendekatan grafik plot data yang terdistribusi normal Pendekatan metode ini, yaitu untuk melihat apakah titik – titik mengikuti garis diagonal persamaan atau tidak dan titik – titik tidak ada yang menyebar sembarang atau menjauh dari garis diagonal, jika titik-titik mengikuti garis diagonal dan titik-titik tidak ada yang menyebar sembarang maka data itu dapat disimpulkan berdistribusi normal. Gambar 4.2 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS17 Dari hasil uji normalitas melalui pendekatan grafik plot data yang terdistribusi normal, peneliti juga memperoleh kesimpulan bahwa tampilan pada grafik plot data memberikan pola yang terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari bentuk grafik plot data dimana titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. 4.1.6.2 Uji Multikolinearitas Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regrasi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0.1 atau VIF 10 . Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant Pajak Hotel .249 4.012 Pajak Restoran .257 3.887 Pajak Hiburan .734 1.363 Pajak Penerangan Jalan .432 2.313 Pajak Reklame .758 1.319 Pajak Galian Gol.C .650 1.539 a. Dependent Variable : PAD Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS17 Hasil interpretasi dari output spss diatas sebagai berikut: a. Pada variabel pajak hotel X1 tidak terjadi multikolieneritas dengan variabel lain karena nilai tolerance sebesar 0.249 0.1 dan nilai VIF sebesar 4.012 10. b. Pada variabel pajak restoran X2 tidak terjadi multikolieneritas dengan variabel lain karena nilai tolerance sebesar 0.257 0.1 dan nilai VIF sebesar 3.887 10. c. Pada variabel pajak hiburan X3 tidak terjadi multikolieneritas dengan variabel lain karena nilai tolerance sebesar 0.734 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.363 10. d. Pada variabel pajak penerangan jalan X4 tidak terjadi multikolieneritas dengan variabel lain karena nilai tolerance sebesar 0,432 0.1 dan nilai VIF sebesar 2.313 10. e. Pada variabel pajak reklame X5 tidak terjadi multikolieneritas dengan variabel lain karena nilai tolerance sebesar 0,758 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.319 10. f. Pada variabel pajak galian gol.c X6 tidak terjadi multikolieneritas dengan variabel lain karena nilai tolerance sebesar 0,650 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.539 10. Hasil ini membuktikan bahwa tidak terdapatnya multikolieneritas sehingga model regresi ini layak digunakan dalam penelitian ini. 4.1.6.3 Uji Autokorelasi Penulis menggunakan perhitungan statistik untuk uji ini yaitu dengan melihat nilai Durbin-Watson DW. Tabel 4.13 Hasil Uji Durbin Watson 1 1.298 Model Durbin- Watson Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS17 Dari hasil uji autokorelasi diatas dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi masalah autokorelasi atau pengambilan data time series. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,298, maka nilai ini berada pada kriteria yang ke 2 yaitu jika nilai D-W berada diantara -2 sampai +2 maka tidak terjadi autokorelasi. 4.1.6.4 Uji heteroskedastisitas Penulis menggunakan scatter plot untuk melakukan pengujian. Gambar 4.3 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS17 Dari hasil uji heteroskedasitas diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. Hal ini dapat dilihat pada gambar scatterplot diatas, pada gambar terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur serta titik menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y, sehingga model regresi ini layak digunakan dalam penelitian ini. 4.1.6.5 Pengujian Hipotesis 1.Analisis Koefisien Determinasi Table 4.14 Hasil Uji Analisis Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .844 a .713 .641 1.41373 .713 9.941 6 24 .000 1.298 a. Predictors: Constant, Pajak Galian Gol.C, Pajak Hiburan, Pajak Hotel, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Restoran b. Dependent Variable: PAD Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS17 Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variable dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah nol sampai dengan satu. Untuk data timeseries memiliki koefisien determinasi yang cukup tinggi karena tidak ada variasi disetiap pengamatan. Tabel di atas menunjukkan nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai R2 namun karena dalam penelitian menggunakan variable independen lebih dari satu maka penulis menggunakan nilai adjusted R untuk menunjukkan nilai koefisien determinasi. Dari tabel di atas nilai adjusted R2 adalah 0.641 atau 64,1 yang artinya bahwa PAD Kabupaten Karo dijelaskan sebesar 64,1 oleh pajak daerah sedangkan sisanya 35,9 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. 2.Uji Simultan F test Tabel 4.15 Hasil Uji Simultan ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 119.212 6 19.869 9.941 .000 a Residual 47.967 24 1.999 Total 167.179 30 a. Predictors: Constant, Pajak Galian Gol.C, Pajak Hiburan, Pajak Hotel, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Restoran b. Dependent Variable: PAD Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS17 3. Hasil Model Estimasi Dan Uji Parsialt test Tabel 4.16 Hasil Model Estimasi dan Uji Parsial Coefficients Model a T Sig. constant 3.050 .006 Pajak Hotel .291 .774 Pajak Restoran -2.645 .014 Pajak Hiburan -.726 .475 Pajak Penerangan Jalan 2.082 .048 Pajak Reklame -.420 .678 Pajak Galian Gol.C -1.766 .090 a. Dependent Variabel : PAD Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN