PENDAHULUAN Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pencapaian tujuan bernegara sebagaimana tercantum dalam alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dibentuk pemerintahan negara yang menyelenggarakan fungsi pemerintahan dalam berbagai bidang. Pembentukan pemerintahan negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan negara. Sebagai suatu negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan hukum, dan menyelenggarakan pemerintahan negara berdasarkan konstitusi , sistem pengelolaan keuangan negara harus sesuai dengan aturan pokok yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar, antara lain disebutkan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara ditetapkan setiap tahun dengan undang- undang dan mengenai pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak berlakunya kebijakan otonomi daerah pada 1 Januari 2001, sistem pemerintahan mengalami perubahan yang fundamental. Penyelenggaraan seluruh bidang pemerintahan kecuali politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, keadilan, moneter, fiskal menjadi wewenang pemerintah pusat. Pemerintah kabupatenkota mendapat kewenangan yang lebih luas untuk menggali sumber- sumber penerimaan untuk anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pendanaan penyelenggaraan pemerintah diatur agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Penyelenggaran pemerintah yang menjadi kewenangan daerah dibiayai oleh APBD, sedangkan penyelenggaraan kewenangan pemerintah yang menjadi tanggung jawab pemerintah dibiayai dari APBN, baik kewenangan pusat yang dikonsentrasikan kepada gubernur atau ditugaskan kepada pemerintahan daerah dan atau desa dalam rangka tugas pembantuan. Sumber-sumber pendanaan pelaksanaan pemerintah terdiri atas : a. Pendapatan asli daerah PAD b. Dana perimbangan c. Pinjaman daerah d. Lain-lain penerimaan yang sah Jika dicermati lebih lanjut, keuangan daerah juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro. Ketika terjadi inflasi atau adanya perubahan asumsi keuangan yang digunakan dalam APBN maka pemerintah pusat akan menyusun APBN-P. Dalam keadaan ekonomi sulit, kemungkinan besar pemerintah pusat akan memangkas anggaran untuk pos bantuan pada daerah. Pada kondisi seperti ini daerah tidak akan menggantungkan penerimaan dari pusat dan harus bertumpu pada PAD. Dengan adanya PAD, bukan berarti pemerintah pusat langsung melepaskan tanggung jawabnya terhadap daerah. Pemerintah pusat juga tetap berkewajiban untuk menjamin sumber keuangan bagi masing-masing daerah otonom melalui perimbangan yang diatur dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Namun idealnya, pemerintah daerah harus lebih menitikberatkan penerimaan yang berasal dari PAD bukan bergantung pada dana perimbangan pemerintah pusat baik dalam bentuk DAU atau DAK. Untuk mengurangi ketergantungan aliran dana yang diperoleh dari pemerintah pusat maka daerah harus mampu menggali sumber-sumber potensial yang berasal dari daerah nya sendiri melalui Pendapatan Asli Daerah PAD. Sumber-sumber PAD terdiri dari 1 hasil pajak daerah, 2 hasil retribusi daerah, 3 hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan lainnya yang dipisahkan, dan 4 lain-lain PAD yang sah. Kemandirian PemkabPemko dapat dilihat dari seberapa besar pendapatan asli daerah PAD yang diperoleh dan pajak daerah diharapkan menjadi sumber pendapatan asli daerah terbesar. Pajak daerah pada dasarnya merupakan beban masyarakat sehingga perlu dijaga agar kebijakan tersebut dapat memberikan beban yang adil. Sejalan dengan sistem perpajakan nasional, pembinaan pajak daerah dilakukan secara terpadu dengan pajak nasional. Pembinaan ini dilakukan secara terus-menerus terutama mengenai objek pajak dan tarif pajak sehingga antara pajak nasional dan pajak daerah dapat saling melengkapi. Penetapan pajak daerah berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah. Kabupaten Karo sebagai objek penelitian memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Selain menghasilkan produk pertanian, Kabupaten Karo memiliki alam dengan panorama yang masih asri. Keistimewaan Kabupaten Karo dengan alamnya, mampu ditangkap oleh pemerintah daerah setempat. Hal ini ditandai dengan mulai banyaknya hotel yang dibangun, berdirinya restoran yang menyediakan makanan dan minuman, papan reklame untuk memasarkan barang atau jasa dan lain sebagainya. Melihat pentingnya kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah yang pada akhirnya mempengaruhi total pendapatan daerah maka peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah. 1.2. Perumusan Masalah Pajak daerah merupakan sumber dana bagi peningkatan pendapatan asli daerah. Keberhasilan dari usaha ini tidak hanya terletak pada pihak pemerintah daerah selaku pemegang hak untuk mengeluarkan kebijakan dan peraturan- peraturan daerah yang berkaitan dengan pajak daerah, tetapi harus didukug oleh peran serta masyarakat dan pihak swasta yang ada. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan penelitian ini adalah : 1. Berapa besar kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah baik secara simultan maupun parsial. 2. Apakah pajak daerah merupakan kontribusi terbesar daripada sumber PAD yang lainnya. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis, dan memberikan bukti empiris besarnya kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, sebagai pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dan menambah wawasan peneliti mengenai kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah. 2. Bagi pemerintah kota pemerintah kabupaten, menjadi masukan dalam pengendalian pajak daerah. 3. Bagi akademik, menjadi bahan pembelajaran dalam pengembangan ilmu Akuntansi Sektor Publik. 4. Bagi masyarakat, menjadi dasar penentuan sikap dalam mendukung pembangunan daerah dan merupakan informasi yang dapat memberikan gambaran tentang kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah. 5. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan rujukan dalam penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA