Uji Validitas Instrumen Teknik Pengujian Instrumen

pembelajaran direct instruction untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. 3. Angket untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran direct instruction. Angket ini pada penelitian ini dibuat untuk mendapatkan persepsi siswa terhadap model pembelajaran direct instruction, sehingga pertanyaan pada angket ini tidak menuntut jawaban benar atau salah. Bentuk skala yang digunakan pada angket ini adalah skala Likert. Menurut Arikunto 2010: 180: Skala Likert disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh empat persepsi yang menunjukan tingkatan, misalnya: SS = sangat sesuai; S = sesuai; TS = tidak sesuai; STS = sangat tidak sesuai; 4. Pedoman wawancara untuk mengetahui pendapat para responden mengenai langkah-langkah penerapan model direct instruction, prasyarat-prasyarat penerapannya, interaksi antara guru dan siswa, dan persepsi guru terhadap penerapan model direct instruction. 5. Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui gambaran nyata mengenai langkah-langkah penerapan model direct instruction, prasyarat-prasyarat penerapannya, dan interaksi antara guru dan siswa.

F. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Sugiyono 2011:173 mengemukakan bahwa “valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.” Dengan menggunakan instrumen yang valid dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid. Validitas instrumen dibedakan oleh Sugiyono 2011:173 menjadi “validitas internal dan validitas eksternal.” Validitas internal instrumen dikembangkan menurut teori yang relevan, sedangkan validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta empiris yang telah terbukti. Selanjutnya validitas internal dibedakan atas validitas konstrak dan validitas isi. Validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi keduanya, sedangkan yang nontes cukup memenuhi validitas konstrak. Untuk menguji validitas konstrak Sugiyono, 2011:177 “dapat digunakan pendapat dari ahli atau judgement experts.” Selanjutnya dilakukan validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan setiap butir soal terhadap seluruh soal yang diberikan. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi, jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap seluruh soal yang ada. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk kesejajaran atau korelasi dengan tes secara keseluruhan, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal dapat digunakan rumus korelasi. Untuk menguji validitas butir soal digunakan persamaan korelasi product moment sebagai berikut: [ ] ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − ⋅ − ⋅ = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Arikunto, 2010:72 Keterangan: xy r = koefisien korelasi ∑ X = jumlah skor X ∑ Y = jumlah skor Y ∑ XY = jumlah skor X dan Y N = jumlah responden “Koefisien korelasi yang didapatkan kemudian dikonsultasikan dengan tabel harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan atau tidaknya korelasi tersebut.” Arikunto, 2010:75. Jika harga r hitung lebih besar dari harga kritik r tabel maka korelasi tersebut signifikan, atau butir soal tersebut valid. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan pada butir soal beberapa alat tes. Uji validitas yang dilakukan untuk alat tes procedural knowledge siswa Lampiran C.1 hasilnya seluruh butir soal sebanyak 30 butir soal dinyatakan valid. Uji validitas yang dilakukan untuk alat tes hasil belajar siswa Lampiran C.4 hasilnya seluruh butir soal sebanyak 8 butir soal dinyatakan valid. Uji validitas yang dilakukan untuk angket persepsi siswa Lampiran C.6 hasilnya seluruh butir angket sebanyak 30 butir angket dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen