Timbal Pb PENYERAPAN LOGAM BERAT

13 Logam berat di suatu lahan secara umum bisa berasal dari proses alam atau akibat kegiatan manusia. Proses alam seperti perubahan siklus alamiah mengakibatkan batuan-batuan dari gunung berapi memberikan kontribusi yang sangat besar ke lingkungan. Namun apabila proses alam tersebut tidak mengalami perubahan siklus, jarang yang sampai pada tingkat toksik. Sedangkan kegiatan- kegiatan manusia yang dapat menyebabkan masuknya logam berat ke lingkungan antara lain adalah pertambangan minyak, emas, batubara, dan lain-lain, pembangkit tenaga listrik, peleburan logam, pabrik-pabrik pupuk, kegiatan- kegiatan industri lainnya, dan penggunaan produk sintetik misalnya pestisida, cat, baterai, limbah industri, dan lain-lain. Kontaminasi ini akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya usaha eksploitasi berbagai sumber alam di mana logam berat terkandung di dalamnya [17]. Penelitian-penelitian pembuatan karbon aktif dengan aktivator H 3 PO 4 dalam penyerapan logam berat yang telah banyak dilakukan ditunjukkan dalam 13able di bawah ini : Tabel 2.3 Penelitian Logam Berat [18], [19], [20], [21], [22] Peneliti Tahun Bahan Mentah Aplikasi UY. Nezih 2004 Biji Aprikot Logam Cd dan Ni Sun Y. dkk 2007 Pulp hitam Logam Cr Kartika Y. dkk 2007 Kulit nangka Logam Cd Thomas K dkk 2009 Cangkang Kemiri Logam Cu Soualah dkk 2011 Ampas kopi Logam Cd dan Pb

2.2.1 Timbal Pb

Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dengan nomor atom 82. Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum. Timbal Pb adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bumi. Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam bidang industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil. Timbal Pb adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena Universitas Sumatera Utara 14 sifatnya yang toksik beracun terhadap manusia. Timbal Pb dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb. Keracunan akibat kontaminasi Pb bisa menimbulkan berbagai macam hal diantaranya, menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin Hb, meningkatnya kadar dan kadar protoporphin dalam sel darah merah, memperpendek umur sel darah merah, menurunkan jumlah sel darah merah dan retikulosit, serta meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah. Paparan Pb dosis tinggi mengakibatkan kadar Pb darah mencapai 80 µgdL pada orang dewasa dan 70 µgdL pada anak-anak sehingga terjadi ensefalopati, kerusakan arteriol dan kapiler , edeme otak, meningkatkanya tekanan zalir serebrospinal, degenerasi neuron, serta perkembangbiakan sel glia yang disertai dengan munculnya ataksia, koma, kejang-kejang, dan hiperaktivitas. Kandungan Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan manusia. Semakin tinggi kadar Pb dalam darah, semakin rendah poin IQ. Apabila dalam darah ditemukan kadar Pb sebanyak tiga kali batas normal intake normal sekitar 0,3 mghari, maka akan terjadi penurunan kecerdasan intelektual [23].

2.2.2 Kadmium Cd