LOKASI PENELITIAN BAHAN PENELITIAN PERALATAN PENELITIAN PENDAHULUAN PENGARUH KONSENTRASI AWAL TERHADAP ADSORPSI

21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium IKM, Balai Riset Sumatra Utara, Medan.

3.2 BAHAN PENELITIAN

Bahan – bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Karbon aktif dari cangkang kelapa sawit yang diaktifasi H 3 PO 4 2. Larutan Pb dan Cd sintetis 3. HCl 4. Air suling

3.3 PERALATAN PENELITIAN

Peralatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Erlenmeyer 2. Gelas ukur 3. Corong gelas 4. Timbangan 5. Kertas saring Whatmann 6. Rotari Shaker 7. Atomic Adsoption Spectrofotometer Universitas Sumatera Utara 22

3.4 PROSEDUR PENELITIAN

3.4.1 Prosedur Penentuan Konsentrasi Awal

1. Dimasukkan 100 ml limbah cair sintesis berkonsentrasi 5 ppm. 2. Ditambahkan 0,5 g karbon aktif ke dalam Erlenmeyer. 3. Dilakukan pengadukan. 4. Diambil 10 ml setelah 20 menit pengadukan. 5. Dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas Whatman no 41. 6. Dilakukan pengujian logam berat Cd dan Pb pada larutan tersebut pada panjang gelombang 283,3 nm dengan menggunakan AAS Atomic Adsoption Spectrofotometer. 7. Dilakukan kembali perlakuan yang sama untuk variasi konsentrasi 10 ppm, 15 ppm, dan 20 ppm.

3.4.2 Prosedur Penentuan Waktu Optimum

1. Dimasukkan 100 ml limbah cair sintesis berkonsentrasi 10 ppm konsentrasi optimum ke dalam erlenmeyer. 2. Ditambahkan 0,5 g karbon aktif ke dalam Erlenmeyer. 3. Dilakukan pengadukan. 4. Diambil 10 ml setiap selang waktu 5 menit. 5. Dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas Whatman no 41. 6. Dilakukan pengujian logam berat Cd dan Pb pada larutan tersebut pada panjang gelombang 283,3 nm dengan menggunakan AAS Atomic Adsoption Spectrofotometer. 7. Perlakuan dilakukan hingga daya serap konstan.

3.4.3 Prosedur Penentuan Pengaruh pH

1. Dimasukkan 100 ml limbah cair sintesis berkonsentrasi 10 ppm konsentrasi optimum ke dalam Erlenmeyer. 2. Ditambahkan HCl 0,1 M tetes demi tetes hingga pH 2 ke dalam erlenmeyer. 3. Ditambahkan 0,5 g karbon aktif ke dalam Erlenmeyer. 4. Dilakukan pengadukan. 5. Diambil 10 ml setelah 40 menit waktu optimum. Universitas Sumatera Utara 23 6. Dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas Whatman no 41. 7. Dilakukan pengujian logam berat Cd dan Pb pada larutan tersebut pada panjang gelombang 283,3 nm dengan menggunakan AAS Atomic Adsoption Spectrofotometer. 8. Perlakuan dilakukan untuk variasi pH 3-9.

3.4.3 Prosedur Penentuan Kinetika Adsorpsi

1. Dimasukkan 100 ml limbah cair sintesis berkonsentrasi 10 ppm konsentrasi optimum ke dalam erlenmeyer 2. Ditambahkan 0,5 g karbon aktif ke dalam erlenmeyer 3. Dilakukan pengadukan 4. Diambil 10 ml setelah 15 menit 5. Dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas Whatman no 41 6. Dilakukan pengujian logam berat Cd dan Pb pada larutan tersebut pada panjang gelombang 283,3 nm dengan menggunakan AAS Atomic Adsoption Spectrofotometer 7. Perlakuan dilakukan untuk variasi waktu kontak 30 menit, 60 menit, 90 menit, dan 120 menit Universitas Sumatera Utara 24

3.5 FLOWCHART PERCOBAAN

3.5.1 Flowchart Prosedur Penentuan Konsentrasi Awal

Gambar 3.1 Flowchart penentuan konsentrasi awal Mulai Ditambahkan 0,5 g karbon aktif ke dalam erlenmeyer Dimasukkan 100 ml limbah cair sintetis berkonsentrasi 5 ppm ke dalam erlenmeyer Selesai Dilakukan pengambilan 10 ml setelah 20 menit Dicatat hasil yang diperoleh Dilakukan pengujian logam berat Cd dan Pb pada larutan tersebut pada panjang gelombang 283,3 nm dengan menggunakan AAS Dilakukan pengadukan Disaring menggunakan Whatman 41 Universitas Sumatera Utara 25

3.5.2 Flowchart Prosedur Penentuan Waktu Optimum

Gambar 3.2 Flowchart penentuan waktu optimum Mulai Ditambahkan 0,5 g karbon aktif ke dalam erlenmeyer Dimasukkan 100 ml limbah cair sintetis berkonsentrasi 10 ppm ke dalam erlenmeyer Selesai Dilakukan pengambilan 10 ml setiap 5 menit Dicatat hasil yang diperoleh Dilakukan pengujian logam berat Cd dan Pb pada larutan tersebut pada panjang gelombang 283,3 nm dengan menggunakan AAS Dilakukan pengadukan Disaring menggunakan Whatman 41 Universitas Sumatera Utara 26

3.5.3 Flowchart Prosedur Penentuan pH

Gambar 3.3 Flowchart penentuan pengaruh pH Mulai Ditambahkan 0,5 g karbon aktif ke dalam erlenmeyer Dimasukkan 100 ml limbah cair sintetis berkonsentrasi 10 ppm ke dalam erlenmeyer Selesai Dilakukan pengambilan 10 ml setiap 5 menit Dicatat hasil yang diperoleh Dilakukan pengujian logam berat Cd dan Pb pada larutan tersebut pada panjang gelombang 283,3 nm dengan menggunakan AAS Dilakukan pengadukan Disaring menggunakan Whatman 41 Ditambahkan HCl 0,1 M ke dalam Erlenmeyer tetes demi tetes hingga pH 2 Universitas Sumatera Utara 27

3.5.4 Flowchart Prosedur Penentuan Kinetika Adsorpsi

Gambar 3.4 Flowchart penentuan kinetika adsorpsi Mulai Ditambahkan 0,5 g karbon aktif ke dalam erlenmeyer Dimasukkan 100 ml limbah cair sintetis berkonsentrasi 10 ppm ke dalam erlenmeyer Selesai Dilakukan pengambilan 10 ml setelah 15 menit Dicatat hasil yang diperoleh Dilakukan pengujian logam berat Cd dan Pb pada larutan tersebut pada panjang gelombang 283,3 nm dengan menggunakan AAS Dilakukan pengadukan Disaring menggunakan Whatman 41 Universitas Sumatera Utara 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PENDAHULUAN

Penelitian ini menggunakan karbon aktif dari cangkang kelapa sawit dengan kondisi operasi suhu aktivasi 400 o C dan waktu karbonisasi 1 jam dengan konsentrasi aktivator 20 dengan bilangan iodine sebesar 403,5 mgg karbon aktif. Pembuatan karbon aktifnya dari cangkang kelapa sawit yang telah dihaluskan dengan ukuran 70 mesh. Cangkang kelapa sawit dihaluskan dengan menggunakan blender dan diayak dengan ayakan lolos 100 mesh dan tertahan di 50 mesh. Secara garis besar pembuatannya diawali dengan perendaman selama 3 jam cangkang kelapa sawit yang telah halus di larutan H 3 PO 4 dengan konsentrasi tertentu dan suhunya dijaga 85 o C. Bahan yang telah direndam diangin-anginkan selama 12 jam. Dilanjutkan dengan pirolisis pada suhu tertentu selama waktu tertentu sesuai dengan variasi. Dilakukan pengujian bilangan iodine, dan hasil dengan bilangan iodine tertinggi dianggap sebagai karbon aktif dengan kondisi optimum. Hasilnya digunakan untuk menyerap logam berat berupa Cd dan Pb. Universitas Sumatera Utara 29

4.2 PENGARUH KONSENTRASI AWAL TERHADAP ADSORPSI

KARBON AKTIF Pengaruh konsentrasi awal terhadap adsorpsi karbon aktif dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini. Gambar 4.1 Grafik hubungan konsentrasi awal terhadap daya serap Dimasukkan 0,5 gram karbon aktif cangkang kelapa sawit kedalam 100 ml air suling yang mengandung 5, 10, 15, 20 mgL ppm larutan logam berat Pb dan Cd dengan waktu kontak 40 menit. Dari gambar tersebut terlihat bahwa penyerapan untuk Cd dan Pb yang dicapai pada konsentrasi 10 ppm dengan efisiensi penyerapan untuk ion logam Cd dan Pb masing-masing sebesar 68,7 dan 62,9 untuk massa karbon aktif 0,5 gram. Dari Gambar 4.1 terlihat kurva yang tidak stabil, dimana pada saat konsentrasi awal diperbesar nilai daya serap terhadap logam berat pada awalnya meningkat dan akhirnya mengalami penurunan. Disini terdapat kejanggalan atau penyimpangan dari teori yang ada. Hal ini dikarenakan kondisi 10 ppm belum merupakan titik optimum untuk penentuan konsentrasi awal. Kemungkinan bila dilakukan untuk konsentrasi yang lebih besar akan diperoleh kondisi optimum nantinya. Apabila konsentrasi adsorbat meningkat maka beban adsorben akan bertambah [29]. Jumlah ion logam yang diserap adsorben tergantung kepada jumlah konsentrasi awal kandungan logam dalam limbah cair dan jumlah adsorben yang digunakan, sesuai dengan pendapat oleh Gueu, dkk [30]. 50 55 60 65 70 5 10 15 20 25 D a ya S e ra p Konsentrasi Cd, Pb ppm Cd Pb Universitas Sumatera Utara 30

4.3 PENGARUH WAKTU KONTAK TERHADAP DAYA ADSORPSI