19 dengan dua konsentrasi pengikutnya atau satu pengikut berpangkat dua. Laju
kinetika adsorpsi orde dua dinyatakan dalam persamaan linear berikut [28]. 1
− 1
0 = Bila persamaan di atas diplotkan dalam grafik y versus x, maka tampak seperti
gambar di bawah ini.
Gambar 2.5 Hubungan konsentrasi terhadap waktu pada orde dua [28] Dimana:
C
A
= Konsentrasi A pada saat t = t C
A0
= Konsentrasi A pada saat t = 0 k
= Konstanta kinetika menit-1 t
= Waktu menit
2.5 ANALISA EKONOMI
Karbon aktif merupakan salah satu komoditi yang menarik untuk dikembangkan penggunaannya. Selain menarik, komoditi ini memiliki
kecenderungan peningkatan produksi setiap tahunnya, khususnya di Indonesia. Karena memiliki potensi yang cukup baik, perlu dilakukan kajian ekonomi
terhadap hal ini. Namun, dalam tulisan ini hanya akan dilakukan kajian ekonomi secara sederhana. Sebelum melakukan kajian tersebut, perlu diketahui harga
bahan baku yang digunakan dalam produksi dan harga jual karbon aktif. Berikut ini adalah harga bahan baku dan produk.
Harga cangkang kelapa sawit= Rp 500 kg berdasarkan informasi yang bersifat informal
Harga H
3
PO
4
= Rp 60.000 kg
Universitas Sumatera Utara
20 Harga karbon aktif
= Rp 60.000 kg Harga-harga di atas menunjukkan selisih harga yang cukup signifikan.
Pertama, dari segi bahan baku. Kedua, dari segi nilai keuntungan kasar, selisih harga bahan baku karbon aktif dan produk karbon aktif adalah Rp 23.000,-.
Perhitungan sederhana dalam basis 1 kg bahan baku, maka dirincikan sebagai berikut:
Cangkang 1 kg = 200 gr bubuk cangkang ukuran 70 mesh H
3
PO
4
yang dibutuhkan 20 = 0,2 x 200 gr = 40 gr Karbon aktif yang dihasilkan = 80 gr karbon aktif
Bila dimasukkan dengan rincian biaya produksi, maka diperoleh: Cangkang kelapa sawit = Rp. 500
Kebutuhan H
3
PO
4
= 401000 x Rp. 60.000 = Rp. 2400,- Produk = 801000 x Rp. 60.000,- = Rp. 4800,-
Jadi, untuk basis 1 kg bahan baku diperoleh keuntungan sekitar Rp. 1900,- Dari perhitungan berbasiskan 1 kg cangkang kelapa sawit di atas, karbon
aktif ini memberikan nilai keuntungan yang cukup baik. Oleh karena itu, produksi komersial karbon aktif dari cangkang kelapa sawit dengan aktivator H
3
PO
4
ini layak untuk dipertimbangkan.
Satu hal lagi yang bisa diambil sebagai pertimbangan adalah bahwa karbon aktif yang dijual di pasaran hanya mampu menyerap hingga 60,2 saja
untuk jenis logam berat [29].
Universitas Sumatera Utara
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 LOKASI PENELITIAN