Rotameter Kopling Sistem Kerja Pompa Sentrifugal Terhadap Keterpasangan Kopling Di Unit Pompa Pabrik Mini PTKI – Medan

2.4.3 Seal Pompa

Seal pompa berfungsi mengatasi terjadinya kebocoran pada pompa. Kebocoran dapat berupa keluarnya minyak pelumas dari pompa, pembocoran yang berlebihan dapat mengganggu terjadinya kerja pompa, bahkan dapat merusak bagian – bagian pompa lainnya. Adapun bentuk – bentuk dari seal pompa dapat dilihat pada Gambar 2.15. Gambar 2.15 Bentuk – Bentuk Seal pompa

2.5. Rotameter

Rotameter merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur debit aliran air, dimana rotameter yang digunakan adalah rotameter dengan kapasitas debit air sepuluh ton per jam.Bagian-bagian utama dari rotameter adalah pelampung, katup pembuang udara, kaca pelindung. untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Gambar 2.16. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.16 Alat Ukur Rotameter

2.6 Kopling

Kopling adalah suatu suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari penggerak keporos yang digerakkan secara pasti tanpa serjadi slip, dimana sumbu poros terletak pada suatu garis lurus. 2.7 Pembagian Kopling Kopling terbagi atas dua tipe yaitu: 2.6.1 Kopling Tetap 2.6.2 Kopling tidak Tetap

2.7.1 Kopling Tetap

Kopling tetap adalah suatu komponen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak keporos yang digerakkan secara pasti tanpa terjadi slip dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada suatu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya. Berbeda dengan kopling tidak tetap yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan, maka kopling tetap selalu dalam keadaan terhubung. Universitas Sumatera Utara Macam – macam kopling tetap adalah sebagai berikut: a. Kopling Kaku b. Kopling Karet Ban c. Kopling Fluida a. Kopling Kaku Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu, sehingga kopling ini dipakai pada poros mesin dan transmisi umum di pabrik – pabrik. Kopling ini tidak mengizinkan sedikitpun ketidaklurusan sumbu kedua poros serta tidak dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. Mula – mula perlu diketahui besarnya daya dan putaran yang akan diteruskan poros penggerak jika diameter penggerak sudah tertentu seperti pada poros motor listrik maka diambil diameter yang sama untuk poros yang sama. Adapun bentuk dari kopling kaku dapat dilihat pada Gambar 2.17. Gambar 2.17 Kopling Kaku Universitas Sumatera Utara b. Kopling Karet Ban Mesin – mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui kopling Flens kaku, memerlukan penyetelan yang sangan teliti agar kedua sumbu poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus. Selain itu getaran dan tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara mesin penggerak dan yang digerakkan tidak dapat diredam, sehingga dapat memperpendek umur mesin serta menimbulkan suara berisik. Untuk menghindari kesulitan – kesulitan diatas dapat dipergunakan kopling karet ban. Kopling ini dapat bekerja dengan baik meskipun kedua sumbu poros yang dihubungkan tidak benar – benar lurus. Selain itu kopling ini juga dapat meredam tumbukan dan getaran yang terjadi pada transmisi, meskipun terjadi kesalahan pada pemasangan poros, dalam batas tertentu kopling ini dapat meneruskan dengan daya yang halus. Pemasanagn dan pelepasan juga dapat dengan mudah karena hubungan yang dilakukan dengan jepitan baut pada ban karetnya. Keuntungan dari kopling karet ban ini adalah dimana sebuah ban yang sangat elastis, terdiri dari karet dengan lapisan dalam yang ditenun, ditekan oleh dua buah cincin penekan pada flens kedua peruhan kopling.Adapun bentuk dari kopling karet ban dapat dilihat pada Gambar 2.18. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.18 Kopling Karet Ban c. Kopling fluida Kopling fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya besar. Keuntungan dari kopling ini adalah gerak awal lambat, kopling ini elastis, getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan, pengaman yang mudah terhadap beban lebih. Oleh karena itu umur mesin dan peralatan yang dihubungkan menjadi lebih panjang dibandingkan dengan pemakaian kopling tetap biasa. Adapun bentuk dari kopling fluida dapat dilihat pada Gambar 2.19. Gambar 2.19 Kopling Fluida Universitas Sumatera Utara

2.7.2 Kopling Tidak Tetap

Kopling tidak tetap adalah suatu komponen mesin yang menghubungkan poros yang digerakkan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar. Macam – macam kopling tidak tetap adalah sebagai berikut: a. Kopling Cakar b. Kopling Plat c. Kopling Kerucut d. Kopling Friwil a. Kopling Cakar Kopling cakar adalah merupakan konstruksi dari kopling tidak tetap yang paling sederhana. Kopling cakar persegi dapat meneruskan momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak dihubungkan dalam keadaan berputar, tetapi hanya baik untuk satu arah putaran saja, namun karena timbulnya tumbukan yang besar jika dihubungkan dalam keadaan berputar, maka cara yang menghubungkannya hanya boleh dilakukan jika poros penggerak mempunyai putaran kurang lebih dari 50 rpm. Adapun bentuk dari kopling cakar dapat dilihat pada Gambar 2.20. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.20 Kopling Cakar b. Kopling Plat Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat atau lebih yang di pasang antara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya. Kontruksi kopling ini cukup sederhana sehingga dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar. Bentuk kopling plat yang paling sederhana adalah seperti Gambar 2.21. Roda Gila Gelang Penekan Poros Penggerak Pedal Poros yang Digerakkan Pelat Kopling Gambar 2.21 kopling Plat Universitas Sumatera Utara c. Kopling Kerucut Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan kontruksi sederhana mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat ditransmisikan momen yang besar. Kopling kerucut seperti Gambar 2.22.kopling kerucut terdiri dari sebuah kerucut B yang dapat digeser melalui pasak benam pada poros yang digerakkan dan sebuah kerucut berongga A yang dipasang erat dengan pasak pada poros penggerak dengan sudut puncak yang sama. Kopling ini dahulu banyak dipakai tetapi sekarang tidak lagi dalam keadaan dimana bentuk plat tidak dikehendaki, dan ada kemungkinan terkena minyak, sehingga kopling kerucut ini susah untuk beroperasi secara normal. Gambar 2.22 Kopling Kerucut d. Kopling Friwil Kopling friwil adalah kopling yang dapat dilepas dengan sendirinya bila poros penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dari poros yang digerakkan. Seperti Gambar 2.23. bola – bola Universitas Sumatera Utara atau rol – rol dipasang dalam ruangan yang bentuknya sedemikian rupa hingga jika poros penggerak berputar searah jarum jam, maka gesekan yang timbul akan menyebabkan rol atau bola terjepit diantara poros penggerak dan cincin luar, sehingga cincin luar bersama poros yang digerakkan akan berputar meneruskan daya. Gambar 2.23 Kopling Friwil 2.8 Bagian – Bagian Utama Kopling 2.8.1 Poros