Peraturan Pemerintah Peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia Peraturan Perundang-undangan lain

mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diterimanya. Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang bagi yang membuatnya. Dengan ketentuan dalam Pasal 1338 ayat 1 ini berlaku sahihnya setiap perjanjian yang dibuat secara sah bahkan kekuatannya sama dengan kekuatan Undang- undang. Demikian pula dengan bidang perkreditan, khususnya kredit bank yang diawali oleh suatu perjanjian yang sering disebut perjanjian kredit dan umumnya dilakukan dalam bentuk tertulis. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata maka seluruh pasal yang ada dalam suatu perjanjian kredit secara hukum mengikat kedua belah pihak, yakni pihak kreditur dan pihak debitur. Asal saja pasal-pasal tersebut tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. Keterikatan yang sama juga berlaku bagi perjanjian pendukung lainnya seperti perjanjian jaminan hutang, tehnik pelaksanaan pembayaran, yang biasanya merupakan lampiran dari perjanjian kredit yang bersangkutan.

a. Peraturan Pemerintah

Perundang-undangan yang levelnya di bawah Undang-undang yang mengatur juga tentang perkreditan dapat diklarifikasikan sebagai berikut : 1 PP No. 70 tahun 1992 tentang Bank Umum 2 PP No. 71 tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat c PP No. 72 tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil

b. Peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan

Banyak juga dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan untuk mengatur masalah perkreditan sebab Menteri Keuangan menurut peraturan termasuk salah satu unsur Dewan Moneter. Peraturan tersebut antara lain : Keputusan Menkeu No. KEP 792MKIV121970 tanggal 7 Desember 1970 tentang Lembaga Keuangan yang telah diubah dan ditambah dengan Keputusan Menkeu No. KEP 38MKIV11972 tanggal 18 Januari 1972 dan No.KEP 562KMK-0111982 tanggal 1 September 1982.

c. Peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

1 Berdasarkan fungsinya yang mengawasi kegiatan perbankan, termasuk masalah pengawasan kredit maka Bank Indonesia mengeluarkan petunjuk pelaksanaan, dalam bentuk Keputusan Direksi BI, Peraturan BI, SE BI, dan lain-lain antara lain : 2 SK Direksi BI No. 2150KEPDIR, tanggal 27 Oktober 1988 tentang BMPK batas maksimum pemberian kredit kepada debitur atau debitur group. 3 SE kepada semua bank dan lembaga keuangan bukan bank di Indonesia No. 21110BPPP, tanggal 27 Oktober 1988 perihal BMPK kepada debitur atau debitur group.

d. Peraturan Perundang-undangan lain

Selain dari peraturan perundang-undangan tersebut di atas masih ada berbagai peraturan perundang-undangan yang disana-sini mengatur tentang perkreditan seperti Keppres, Peraturan atau SK Pejabat tertentu. 3. Yurisprudensi sebagai dasar hukum Di samping peraturan perundang-undangan yang dipakai sebagai dasar hukum untuk kegiatan perkreditan, maka yurisprudensi dapat juga menjadi dasar hukum misalnya Keputusan Mahkamah Agung No. 2826Kpdt1984, tanggal 27 Februari 1986 dalam kasus antara PT. Indokaya Nissan Motors dan Marubeni Corporation. Hal yang senada dengan itu yaitu Keputusan Mahkamah Agung No. 1313KPdt1985, tanggal 9 Desember 1987 dalam kasus PT. Starlight dan Bank of America. 4. Kebiasaan perbankan sebagai dasar hukum Dalam ilmu hukum diajarkan bahwa kebiasaan dapat juga menjadi suatu sumber hukum.Demikian juga dalam bidang perkreditan, kebiasaan dan praktek perbankan dapat juga menjadi suatu dasar hukum.Banyak hal yang lazim dilaksanakan dalam praktek tetapi belum mendapat pengaturan dalam perundang- undangan.Hal seperti ini tentu sah-sah saja dilakukan oleh perbankan asal tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Undang-undang No. 7 tahun 1992, bank dapat melakukan kegiatan lain selain dari yang diperinci oleh pasal 6, jika hal tersebut merupakan kelaziman dalam dunia perbankan vide pasal 6 huruf n. 5. Peraturan terkait lainnya Di samping peraturan perundang-undangan bidang perbankan, terkadang dalam hal pemberian dan atau pelaksanaan suatu kredit berlaku juga peraturan perundang-undangan lainnya misalnya : a. KUH Perdata Buku III tentang perikatan karena kredit pada hakekatnya merupakan perjanjian. b. Ketentuan mengenai hipotik dalam KUH Perdata. c. Undang-undang Hak Tanggungan No. 4 Tahun 1996. d. Ketentuan HIR tentang eksekusi hipotik dan surat pengakuan hutang. e. Ketentuan hukum tanah dalam UUPA No. 5 Tahun 1960 beserta peraturan pelaksananya

C. Jenis-jenis kredit