Patogenesis Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA .1

teraspirasi tersebut yang mengakibatkan pneumonia, bukan golongan virus maupun bakteri. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh infeksi, akan tetapi, dapat juga disebabkan oleh bahan-bahan lain dan sering dikenal sebagai Alsagaff,2005: a. Pneumonia lipid oleh karena aspirasi minyak mineral. b. Pneumonia kimiawi yang disebabkan oleh inhalasi bahan-bahan organik dan anorganik atau uap kimia seperti berilium. c. Extrinsic allergic alveolitis yang disebabkan oleh inhalasi bahan debu yag mengandung allergen. d. Pneumonia karena obat seperti nitrofurantoin, busulfan dan metotreksat. e. Pneumonia karena radiasi. f. Pneumonia dengan penyebab tidak jelas seperti desquamative interstitial pneumonia, eosinofilik pneumonia.

2.2.6 Patogenesis

Selama hidup, saluran nafas merupak organ tubuh yang selalu terpapar dengan dunia luar. Ketahanan saluran pernapasan terhadap infeksi maupun pertikel dan gas tergantung pada beberapa hal seperti Rab, 1996: a. Filtrasi udara pernapasan Zat-zat yang ada di udara yang masuk melalui rongga hidung akan tersaring berdasarkan ukuran. Benda yang berukuran 5-7 mikron hanya sampai orofaring, benda yang berdiameter 0,5-5 mikron akan mencapai paru-paru dan yang berukuran 0,5 mikron akan dapat masuk kedalam alveoli, akan tetapi dapat pula dikeluarkan sebagai sekresi. b. Muskosiliar Mukus dan partikel yang terbungkus oleh mukus akan dikeluarkan dari paru-paru menuju laring melalui gerakan silia. Asap rokok dapat mengiritasi pada saluran pernapasan yang dapat menurunkan kemampuan silia dalam mengeluarkan mukus. c. Sekresi oleh humoral lokal Zat-zat yang melapisi permukaan bronkus antara lain: 1. Lisozim yang dapat melisis bakteri. 2. Laktoferon yang dapat mengikat zat besi dan bersifat bakteriostatik. 3. Interferon merupakan protein yang memiliki kemampuan dalam membunuh virus. 4. IgA yang dikeluarkan oleh sel plasma yang berperan dalam mencegah terjadinya infeksi virus. d. Fagositosis Sel fagosit berperan dalam memfagosit mikroorganisme dan kemudian menghancurkannya. e. Surfaktan Surfaktan merupakan zat yang ada dipermukaan alveoli yang memiliki beberapa fungsi dan salah satunya adalah sebagai pembersih alveoli, surfaktan bergerak dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Oleh karena itu surfaktan juga turut dalam pembersihan alveoli dari bakteri dan kotoran. Ada tiga cara penyebaran ISPA, yaitu Alsagaff, 2005: 1. Melalui aerosol yang lembut seperti batuk. 2. Melalui aerosol yang lebih kasar yang terjadi pada waktu batuk dan bersin- bersin. 3. Melalui kontak langsung maupun tidak langsung dari benda yang dicemari jasad renik hand to hand transmission. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pneumonia, antara lain Yunus, 1992.: a. Mekanisme pertahanan paru Paru berusaha untuk mengeluarkan berbagai mikroorganisme yang terhirup seperti partikel debu dan bahan lainnya yang terkumpul di dalam paru. Beberapa mekanisme tersebu tersebut antara lain bentuk anatomis saluran nafas, refleks batuk, sistem mukosilier, dan juga sistem fagositosis yang dilakukan oleh sel-sel tertentu dengan memakan partikel yang mencapai alveoli. Bila fungsi ini berjalan dengan baik, maka bahan infeksius akan dapat dikeluarkan dari saluran napas, sehingga pada orang sehat tidak akan terjadi infeksi. b. Kolonisasi bakteri di saluran napas Di dalam saluran napas atas, cukup banyak bakteri yang bersifat komensal. Namun bila jumlah bakteri ini meningkat dan masuk kedalam saluran napas bawah dan paru, dan terjadi kegagalan mekanisme pembersihan saluran napas, keadaan ini akan bersifat manifestasi sebagai penyakit. c. Pembersihan saluran napas dari bahan infeksius Saluran napas bawah dan paru berulang kali dimasuki oleh berbagai mikroorhanisme, akan tetapi tidak menimbulkan sakit. Ini menujukkan adanya suatu mekanisme pertahanan paru yang efisien yang dapat mengeluarkan mikroorganisme sebelum mereka bermultiplikasi dan menimbulkan penyakit. Pada zat iritan yang mencapai saluran napas atas dan bronkus, sebagian besar zat yang larut dalam air secara cepat menyebabkan iritasi pada membrane mukosa. Iritasi menyebabkan kerusakan integrasi epitel yang menjadi barier pertahanan saluran napas. Pada inhalasi zat toksik dalam bentuk asap mengandung beberapa komponen kimia dan gas terlarut yang akan bereaksi dengan komponen membran sel. Reaksi kimia ini menghasilkan radikal oksigen yang akan merusak membran sel yang akhirnya mengakibatkan peningkatan permeabilitas mikrovaskular. Perubahan pertama yang akan terjadi adalah menurunnya kemampuan silia dalam mengeluarkan mukus dan benda asing. Zat toksik yang mencapai saluran napas bawah dan alveoli menyebabkan cedera pada tempat tersebut. Pada saluran napas bawah, kerusakan yang terjadi mengakibatkan permeabilitas kapiler meningkat dan menyebabkan alveoli dipenuhi cairan protein dan meningkatkan manifestasi bakteri. Hal ini juga dapat menimbulkan rusaknya makrofak Kosasih, 2008.

2.2.7 Faktor resiko