BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Status Kesehatan
Status  Kesehatan  adalah  suatu  keadaan  kedudukan  orang  dalam  tingkatan sehat  atau sakit.  Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang  memungkinkan  setiap  orang  hidup  produktif  secara  sosial  dan ekonomis.Dalampengertianini maka kesehatan harus dilihat sebagai kesatuan utuh
terdiri  dari  unsur-unsur  fisik,  mental  dan  sosial  dan  didalamnya  kesehatan  jiwa merupakan bagian integral kesehatan Depkes, 2006
Menurut WHO tahun 2000,  kesehatan mencakup 3 aspek, yakni: kesehatan jasmani,  kesehatan  rohani,  dan  kesehatan  sosial.  Konsep  sehat  ini  tidak  jauh
dengan  konsep  sehat  yang  tertuang  dalam  UU  No.  23  tahun  1992  tentang kesehatan  yang  menyatakan  bahwa  kesehatan  adalah  keadaan  sejahtera  dari
badan,  jiwa,  dan  sosial  yang  memungkinkan  hidup  produktif  secara  sosial  dan ekonomi.  Dalam  pengertian  ini  maka  kesehatan  harus  dilihat  sebagai  satu
kesatuan  yang  utuh  terdiri  dari  unsur-unsur  fisik,  mental,  dan  sosial  serta  di dalamnya kesehatan jiwa yang merupakan bagian integral kesehatan.
Konsep hidup sehat sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan.Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual
dan  sosial  dalam  bermasyarakat.Untuk  menciptakan  kondisi  sehat  seperti  ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh.Adaempat faktor
utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.Keempat faktor tersebut
Universitas Sumatera Utara
merupakan  faktor  determinan  timbulnya  masalah  kesehatan.Keempat  faktor tersebut terdiri dari faktor perilakugaya hiduplife style, faktor lingkungansosial,
ekonomi,  politik,  budaya,  faktor  pelayanan  kesehatan  jenis  cakupan  dan kualitasnya  dan  faktor  genetikketurunan.Keempat  faktor  tersebut  saling
berinteraksi  yang  mempengaruhi  kesehatan  perorangan  dan  derajat  kesehatan masyarakat.Diantara  faktor  tersebut  faktor  perilaku  manusia  merupakan  faktor
determinan  yang  paling  besar  dan  paling  sukar  ditanggulangi,  disusul  dengan faktor  lingkungan.Hal  ini  disebabkan  karena  faktor  perilaku  yang  lebih  dominan
dibandingkan  dengan  faktor  lingkungan  karena  lingkungan  hidup  manusia  juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat Blum, 2000
2.1.1 Aspek-aspek kesehatan
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :
a.  Kesehatan  fisik  terwujud  apabila  sesorang  tidak  merasa  dan  mengeluh  sakit atau  tidak  adanya  keluhan  dan  memang  secara  objektif  tidak  tampak  sakit.
Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. b.  Kesehatan mental jiwa mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual.  Pikiran  sehat  tercermin  dari  cara  berpikir  atau  jalan  pikiran, emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya Spiritual sehat tercermin  dari  cara  seseorang  dalam  mengekspresikan  rasa  syukur,  pujian,
kepercayaan  dan  sebagainya  terhadap  sesuatu  di  luar  alam  fana  ini,  yakni Tuhan  Yang  Maha  Kuasa.  Misalnya  sehat  spiritual  dapat  dilihat  dari  praktik
keagamaan  seseorang.  Dengan  perkataan  lain,  sehat  spiritual  adalah  keadaan
Universitas Sumatera Utara
dimana  seseorang  menjalankan  ibadah  dan  semua  aturan-aturan  agama  yang dianutnya.
c.  Kesehatan  sosial  terwujud  apabila  seseorang  mampu  berhubungan  dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama
atau  kepercayan,  status  sosial,  ekonomi,  politik,  dan  sebagainya,  serta  saling toleran dan menghargai.
d.  Kesehatan  dari  aspek  ekonomi  terlihat  bila  seseorang  dewasa  produktif, dalam  arti  mempunyai  kegiatan  yang  menghasilkan  sesuatu  yang  dapat
menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Pemeliharaan  kesehatan  adalah  upaya  penaggulangan  dan  pencegahan
gangguan  kesehatan  yang  memerlukan  pemeriksaan,  pengobatan  danatau perawatan  termasuk  kehamilan  dan  persalinan.Kesehatan  adalah  kondisi  dinamis
manusia  dalam  rentang  sehat  sakit  yang  merupakan  hasil  interaksi  dengan lingkungan.  Sesungunhnya  sehat  adalah  suatu  kondisi  kesimbangan  dimana
seluruh  sistem  organ  tubuh  kita  bekerja  dengan  selaras.  Faktor-faktor  yang mempengaruhi  keselarasan  tersebut  berlangsung  seterusnya  adalah  nutrisi  yang
lengkap dan seimbang, istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, kondisi sosial, mental dan rohani yang seimbang juga lingkungan yang bersih.
2.2  Status Kesehatan Ibu Hamil 2.2.1 Defenisi
Status  kesehatan  ibu  hamil  merupakan  hal  yang  sangat  berpengaruh terhadap perkembangan janin yang sedang dikandung, bagi ibu sendiri kesehatan
Universitas Sumatera Utara
yang baik selama masa kehamilan juga akan sangat membantu ketika tiba saatnya
melahirkan dan juga menyusui bayi yang baru dilahirkan kusmiyati, 2009
Status kesehatan ibu hamil merupakan suatu preoses yang butuh perawatan khusus  agar  dapat  berlangsung  dengan  baik  kehamilan  mengandung  unsur
kehidupan  ibu  maupun  janin.  Resiko  kehamilan  ini  bersifat  dinamis  karena  ibu hamil  yang  pada  mulanya  normal,  secara  tiba-tiba  dapat  beresiko  tinggi.  Jika
status  kesehatan  ibu  hamil  buruk,  misalnya  menderita  anemia  maka  bayi  yang dilahirka  beresiko  lahir  dengan  berat  badan  rendah,  bayi  dengan  BBLR  ini
memilki resiko kesakitan seperti infeksi saluran nafas bagian bawah dan kemtian yang lebih tinggi dari pada bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal. Bagi
ibu  sendiri anemia ini meningkatkan resiko  pendarahan pada saat  persalinan dan pasca persalinan, gangguan kesehatan bahkan resiko kematian kusmiyati, 2009
Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama kehamilan  yaitu  merawat  kehamilan  dengan  baik  melalui  asupan  gizi  yang  baik,
memakan  tablet  zat  besi,  melakukan  senam  hamil,  perawatan  jalan  lahir, menghindari  merokok  dan  makan  obat  tanpa  resep.  Melakukan  kunjungan
minimal  empat  kali  untuk  mendapat  informasi  dari  petugas  kesehatan  tentang perawatan yang harus dilakukan Gulardi H, 2006.
2.2.2  Kehamilan
Kehamilan  pregnancy  adalah  suatu  masa  yang  dimulai  dari  konsepsi sampai  lahirnya  janin  Wiknjosastro,  2005.  Kehamilan  adalah  masa  di  mana
seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan
Universitas Sumatera Utara
dapat  terjadi  banyak  gestasi  misalnya,  dalam  kasus  bayi  kembar,  atau  triplet Wikipedia, 2008.
Kehamilan  adalah  kondisi  dimana  seorang  wanita  memiliki  janin  yang sedang  tumbuh  di  dalam  tubuhnya  yang  pada  umumnya  di  dalam  rahim.
Kehamilan  pada  manusia  berkisar  40  minggu  atau  9  bulan,  dihitung  dari  awal periode  menstruasi  terakhir  sampai  melahirkan.  Kehamilan  merupakan  suatu
proses  reproduksi  yang  perlu  perawatan  khusus,  agar  dapat  berlangsung  dengan baik  kehamilan  mengandung  kehidupan  ibu  maupun  janin.  Resiko  kehamilan  ini
bersifat  dinamis,  karena  ibu  hamil  yang  pada  mulanya  normal,  secara  tiba-tiba dapat  menjadi  berisiko  tinggi.  Faktor  resiko  pada  ibu  hamil  seperti  umur  terlalu
muda atau tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang  secara  tidak  langsung  menambah  resiko  kesakitan  dan  kematian  pada  ibu
hamil.  Resiko  tinggi  adalah  keadaan  yang  berbahaya  dan  mungkin  terjadi penyebab  langsung  kematian  ibu,  misalnya  pendarahan  melalui  jalan  lahir,
eklamsia,  dan  infeksi.  Beberapa  faktor  resiko  yang  sekaligus  terdapat  pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan berisiko tinggi.
Tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi dua, yaitu: a.  Tanda  yang  tidak  pasti  probable  signstanda  mungkin  kehamilan  yaitu
amenorhea,  mual  dan  muntah,  quickening,  keluhan  kencing,  konstipasi, perubahan  berat  badan,  perubahan  tempratur  suhu  basal,  perubahan  warna
kulit, perubahan payudara, perubahan pada uterus, tanda piskacek’s,perubahan-
perubahan pada serviks Kusmiyati, 2008.
Universitas Sumatera Utara
b.  Tanda  pasti  kehamilan  yaitu  denyut  Jantung  Janin  DJJ,  palpasi  dan Pemeriksaan  diagnostik  kehamilan  seperti  rontgenografi,  ultrasonografi
USG, fetal Electrografi FCG dan tes Laboratorium Tes Kehamilan. Proses  kehamilan  sampai  persalinan  merupakan  mata  rantai  satu  kesatuan
dari  konsepsi,  nidasi,  pengenalan  adaptasi,  pemliharaan  kehamilan,  perubahan endokrin  sebagai  persiapan  menyongsong  kelahiran  bayi,  dan  persalinan  dengan
kesiapan  pemeliharaan  bayi.  Pada  kehamilan  terdapat  adaptasi  ibu  dalam  bentuk perubahn  fisiologis  dan  psikologis  dalam  kehamilan  seperti  perubahan-prubahan
fisiologis dalam kehamilan
.
2.2.3  Pemeriksaan Kehamilan Antenatal care
Antenatal  care  adalah  cara  penting  untuk  memonitor  dan  mendukung kesehatan  ibu  hamil  normal  dan  mendeteksi  ibu  dengan  kehamilan  normal.
Pelayanan  antenatal  atau  yang  sering  disebut  pemeriksaan  kehamilan  adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan,
dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan. Untuk itu selama masa kehamilannya  ibu  hamil  sebaiknya  dianjurkan  mengunjungi  bidan  atau  dokter
sedini mungkin  semenjak ia merasa dirinya hamil  untuk  mendapatkan pelayanan asuhan  antenatal.  Bidan  melakukan  pemeriksaan  klinis  terhadap  kondisi
kehamilannya. Bidan memberi KIE Komunikasi, Informasi, Edukasi kepada ibu hamil,  suami  dan  keluarganya  tentang  kondisi  ibu  hamil  dan  masalahnya.16
Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai  standar  paling  sedikit  4  kali  dengan  distribusi  pemberian  pelayanan
Universitas Sumatera Utara
minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan  ketiga  umur  kehamilan.13  Perawatan  yang  diberikan  kepada  ibu  hamil
secara berkala dan teratur sangat penting, sebab merupakan upaya bersama antara petugas  kesehatan  dan  ibu  hamil,  suami,  keluarga  dan  masyarakat,  mengenai
aspek  kesehatan  dari  ibu  dan  janin  untuk  menjaga  kelangsungan  kehamilan, pertumbuhan  janin  dalam  kandungan,  kelangsungan  hidup  ibu  dan  bayi  setelah
lahir. Pemeriksaan kehamilan dilaksanakan sesuai standar 7T yaitu :
1. Timbang berat badan Berat  badan  ibu  selama  kehamilan  haruslah  bertambah.  Pertambahan  berat
badan  ibu  selama  hamil  merupakan  salah  satu  indikator  penilaian  status  gizi, indikator tumbuh kembang janin. Pertambahan berat badan selama hamil rata-rata
0,3-0,5  kg  per  minggu.  Dalam  KMS  ibu  hamil  selama  trimester  I  kisaran pertambahan berat  sebaiknya 1-2 kg 350-400grmg. Sementara trimester  II dan
III,  sekitar  0,34-0,50  kg  tiap  minggu  pertumbuhan  janin,  plasenta  serta penambahan jumlah cairan amnion berlangsung sangat cepat selama trimester III.
Berat badan janin bertambah sebesar 5 gr sehari pada minggu ke 14-15 dan menjadi  10  gr  pada  minggu  ke  20,  kecepatan  tumbuh  sebesar  30-35  gr  sehari
berlangsung  pada  minggu  ke  32-34  dan  berubah  menjadi  230  gr  seminggu  pada minggu ke 33-36. Pada akhir kehamilan pertambahan berat badan total sebanyak
12,5  kg  Arisman,  2007.  Bila  terdapat  kenaikan  berat  badan  yang  berlebihan, perlu  dipikirkan  adanya  kemungkinan  preeklamsi,  kehamilan  kembar  atau
hidramnion.
Universitas Sumatera Utara
2. Ukur tekanan darah Tekanan darah diperiksa dan dicatät setiap kunjungan. Bila lebih tinggi dari
sebelumnya, perlu diteliti dan harus diberitahukan apa yang harus dilakukan oleh penderita. Tekanan darah ibu hamil yang normal tidak boleh lebih dan 30 mmHg
systole dan 15 mmHg diastole. 3. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri mulai dari batas atas symsis dan disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Tinggi fundus uteri diukur pada kehamilan 12
minggu karena pada usia kehamilan ini uterus dapat diraba dari dinding perut dan untuk  kehamilan    24  minggu  dianjurkan  mengukur  dengan  pita  meter.  Tinggi
fundus uteri dapat menentukan ukuran kehamilan. Bila tinggi fundus kurang dari perhitungan umur kehamilan mungkin terdapat gangguan pertumbuhan janin, dan
sebaliknya  mungkin  terdapat  gemeli,  hidramnion  atau  molahidatidosa  Depkes, 2007.
Pengukuran  tinggi  fundus  uteri  adalah  merupakan  pemeriksaan  palpasi abdomen, pada pemeriksaan palpasi ini ada cara menurut Leopold yang sering I,
II,  III,  IV  dan  atau  cara  Kenebel,  Budin  dan  Ahfeld  Mochtar,  1998.  Biasanya bila dilakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri dengan cara Leopold  I diteruskan
dengan Leopold II, III, dan IV sekaligus perabaan gerakan janin dan pemeriksaan auskultasi  untuk  mendengarkan  denyut  jantung  janin.  Tujuan  utama  dari
pemeriksaan  ini  adalah  untuk  mengetahui  pertumbuhan  janin  dengan  menilai besarnya  tinggi  fundus  uteri  yang  tidak  sesuai  dengan  usia  kehamilan,  atau
penilaian  terhadap  janin  yang  tumbuh  terlalu  besar  sehingga  tinggi  fundus  uteri yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda Depkes, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Menurut spiegelberd dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisi maka diperoleh :
- 22 – 28 minggu : 24 – 25 cm di atas simfisis.
- 28 minggu : 26,7 cm di atas simfisis. - 30 minggu : 29,5
– 30 cm di atas simfisis. - 32 minggu : 29,5
– 30 cm di atas simfisis. - 34 minggu : 31 cm di atas simfisis.
- 36 minggu : 32 cm di atas simfisis. - 38 minggu : 33 cm di atas simfisis.
- 40 minggu : 37,7 cm di atas simfisis. Menurut Sarwono 2008, pengukuran tinggi fundus uteri, kemudian hasil
pengukuran dimasukkan dalam perhitungan dengan menggunakan rumus: Berat  badan  janin  =  Tinggi  Fundus  Uteri
– 13 x 155 gram: untuk kepala janin yang masih floating.
Berat  badan  janin  =  Tinggi  Fundus  Uteri – 12 x 155 gram: untuk kepala janin
yang sudah memasuki pintu atas panggul. Berat  badan  janin  =  Tinggi  Fundus  Uteri
– 11 x 155 gram: untuk kepala janin yang sudah melewati atas panggul.
Pengukuran  tinggi  fundus  uteri  juga  dapat  dilakukan  pada  posisi  ibu  tidur terlentang, ibu diminta untuk berkemih sehingga kandungan kemih dalam keadaan
kosong. Titik 0 pada pengukurannya adalah tulang symphisis pubis. Pemeriksaan dimulai dengan pemeriksaan Leopold. Perut ibu  disimetriskan, centimeter ditarik
Universitas Sumatera Utara
dari  titik  nol  setinggi  umbilikus  kemudian  ditambahkan  dari  hasil  pengukuran yang kembali dimulai dari umbilikus fundus uteri Henretty, 2006.
4. Pemberian Imunisasai Tetanus Toxoid TT lengkap Tinjauan pemberian imunisasi TT tetanus toxoid adalah untuk melindungi
ibu  dan  bayi  dan  infeksi  tetanus  neonatorum.  Pemberian  TT  baru  menimbulkan efek  perlindungan  bila  diberikan  sekurang-kurangnya  2  kali  dengan  variabel  4
minggu  kecuali  bila  sebelumnya  ibu  telah  mendapat  TT  2  kali  pada  kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali saja
TT ulang. Bila ibu  pernah mendapatkan suntikan TT 2 kali, diberikan suntikan ulangboster 1 kali pada kunjungan antenatal yang pertama Depkes, 2007.
5. Pemberian Tablet Zat Besi Tujuan  pemberian  tablet  zat  besi  adalah  untuk  memenuhi  kebutuhan  Fe
pada  ibu  hamil  dan  nifas,  karena  pada  masa  hamil  volume  darah  ibu  mengalami pengenceran  hingga  kira-kira  25,  sedangkan  pada  masa  nifas  terjadi  banyak
pendaharan sehingga membutuhkan Fe yang lebih banyak Pusdiknakes, 2001
. Kebijakan program KIA di Indonesia saat ini menekankan pemberian tablet Fe
320 mg sulfas
ferosis dan 0,5 mg asam folat untuk semua ibu hamil sebanyak l x 1 tablet selama 90 hari. Jumlah tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi
selama  hamil  yaitu  1000  mg.  Bila  ditemukan  anemia  pada  ibu  hamil  diberikan tablet zat besi Fe dan dilakukan pemantauan Hb 1 kali dalam bulan.
Daya  serap  tubuh  terhadap  zat  besi  akan  baik  apabila  dihindari mengkonsumsi  tembakau,  teh  dan  kopi  untuk  membantu  penyerapan,  dianjurkan
mengkonsumsi makanan kaya protein dan vitamin C Wastidar, 1999.
Universitas Sumatera Utara
6. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual Tes  penyakit  menular  seksual  sangat  penting  karena  banyak  gejala
asimtomatik  penyakit  menular  seksual  ini  yang  tidak  diketahui  seperti  sipilis, gonorrhoe, clamidya trachomatis ataupun AIDS.
7. Tes penyakit menular seksual dapat dilakukan mulai dari: a. Mengkaji riwayat penyakit terdahulu, riwayat obstetric, riwayat sosial dan lain-
lain. b. Melakukan pemeriksaan fisik mulai dan inspeksi seperti pada alat genitalia dan
mungkin  juga  dibutuhkan  palpasi.  Bila  ada  indikasi  maka  perlu  dilakukan pemeriksaan  laboratorium,  seperti  pemeriksaan  Torch,  VDRI  dan  juga
pemeriksaan AIDS. 7. Temu Wicara dalam Persiapan Rujukan Kebanyakan  ibu  tampak  sehat-sehat  saja  sampai  waktu  persalinan  dan
melahirkan.  Meskipun  sebagian  besar  ibu  akan  mengalami  persalinan  normal, namun ada sekitar 10-15 dari mereka khususnya di Indonesia yang perlu dirujuk
ke  tempat  pertolongan  khusus  seperti  transfuse  darah,  tindakan-tindakan  khusus ekstraksi  vakum,  seksio  secarea  dan  tindakan  bedah  obstetric.  Karena  itu
seringkali  ada  suatu  masalah  yang  muncul  saat  persalinan,  seringkali  sulit melakukan  upaya  rujukan  dengan  cepat.  Penundaan  dalam  membuat  keputusan
dan  pengiriman  si  ibu  ke  tempat  rujukan  akan  menyebabkan  tertundanya  ibu mendapatkan
penatalaksanaan yang
diharapkan. Penundaan
ini akan
mempertinggi angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Pemeriksaan Kehamilan
Tujuannya adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan
anak yang sehat. Dengan pemeriksaan kehamilan dapat mengenali dan menangani faktor  resiko  yang  mungkin  dijumpai  dalam  kehamilan,  persalinan  dan  nifas,
mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin, menurunkan angka  morbiditas  dan  mortalitas  anak,  memberikan  nasihat-nasihat  tentang  cara
hidup  sehari-hari,  keluarga  berencana,  kehamilan,  persalinan,  nifas,  dan  laktasi, dan  juga  mengembalikan  kesehatan  ibu  saat  akhir  kala  nifas
.  pemeriksaan  ini dilakukan dengan jadwal :
1.  Minimal 1 kali pada trimester I sebelum 14 minggu 2.  Minimal 1 kali pada trimester II antara minggu 14-28
3.  Minimal  2  kali  pada  trimester  III.  antara  minggu  28-36  dan  sesudah  minggu ke-36.
2.2.4  Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Ibu Hamil
Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamiladalah : a.  Umur
Istilah  usia  diartikan  dengan  lamanya  keberadaan  seseorang  diukur dalamsatuan  waktu  di  pandang  dari  segi  kronologik,  individu  normal  yang
memperlihatkanderajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama Nuswantari, 1998.
Usia  adalah  lama  waktu  hidup  atau  ada  sejak  dilahirkan  atau diadakanHoetomo,  2005.  Sedangkan  usia  ibu  hamil  adalah  usia  ibu  yang
Universitas Sumatera Utara
diperoleh  melaluipengisian  kuesioner.Penyebab  kematian  maternal  dari  faktor reproduksi  diantaranya  adalahmaternal  ageusia  ibu.  Dalam  kurun  reproduksi
sehat  dikenal  bahwa  usia  aman  untukkehamilan  dan  persalinan  adalah  20-30 tahun.  Kematian  maternal  pada  wanita  hamildan  melahirkan  pada  usia  di  bawah
20  tahun  ternyata  2  sampai  5  kali  lebih  tinggi  daripada  kematian  maternal  yang terjadi  pada  usia  20  sampai  29  tahun.  Kematian  maternalmeningkat  kembali
sesudah usia 30 sampai 35 tahun Sarwono, 2008.Usia seorang wanita pada saat hamil  sebaiknya  tidak  terlalu  muda  dan  tidakterlalu  tua.  Umur  yang  kurang  dari
20  tahun  atau  lebih  dari  35  tahun,  berisiko  tinggiuntuk  melahirkan.  Kesiapan seorang  perempuan  untuk  hamil  harus  siap  fisik,  emosi,psikologi,  sosial  dan
ekonomi Ruswana, 2006. 1.  Usia  20 tahun terlalu muda untuk hamil
Yang  dimaksud  dengan  terlalu  muda  untuk  hamil  adalah  hamil  pada usia20 tahun. Pada usia 20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum
berkembang  optimal,  sehingga  dapat  mengakibatkan  risiko  kesakitan  dan kematian  pada  kehamilan  dan  dapat  menyebabkan  pertumbuhan  serta
perkembangan fisik ibu terhambat. Remaja  adalah  individu  antara  umur  10-19  tahun.  Penyebab  utama
kematianpada  perempuan  berumur  15-19  tahun  adalah  komplikasi  kehamilan, persalinan,
dankomplikasi keguguran.
Kehamilan dini
mungkin akan
menyebabkan para remaja mudayang sudah menikah merupakan keharusan sosial karena mereka diharapkan untukmembuktikan kesuburan mereka, tetapi remaja
tetap  menghadapi  risiko-risikokesehatan  sehubungan  dengan  kehamilan  dini dengan tidak memandang status perkawinan mereka.Kehamilan yang terjadi pada
Universitas Sumatera Utara
sebelum  remaja  berkembang  secara  penuh,juga  dapat  memberikan  risiko bermakna  pada  bayi  termasuk  cedera  pada  saatpersalinan,  berat  badan  lahir
rendah,  dan  kemungkinan  bertahan  hidup  yang  lebihrendah  untuk  bayi tersebut.Wanita  hamil  kurang  dari  20  tahun  dapat  merugikan  kesehatan  ibu
maupunpertumbuhan  dan  perkembangan  janin  karena  belum  matangnya  alat reproduksi untukhamil.  Penyulit  pada kehamilan remaja 20 tahun lebih tinggi
dibandingkan kurunwaktu reproduksi sehat antara 20-30 tahun. Keadaan tersebut akan  makin  menyulitkanbila  ditambah  dengan  tekanan  stress  psikologi,  sosial,
ekonomi, sehinggamemudahkan terjadinya keguguran Manuaba, 1998. Manuaba  2007,  menambahkan  bahwa  kehamilan  remaja  dengan  usia
dibawah 20 tahun mempunyai risiko: 
Sering mengalami anemia. 
Gangguan tumbuh kembang janin. 
Keguguran, prematuritas, atau BBLR. 
Gangguan persalinan. 
Preeklampsi. 
Perdarahan antepartum. Para  remaja  yang  hamil  di  negara-negara  berkembang  seringkali
mencaricara  untuk  melakukan  aborsi.  Di  negara-negara  di  mana  aborsi  adalah ilegal  ataudibatasi  oleh  ketentuan  usia,  para  remaja  ini  mungkin  akan  mencari
penolong  ilegalyang  mungkin  tidak  terampil  atau  berpraktik  di  bawah  kondisi- kondisi  yang  tidakbersih.  Aborsi  yang  tidak  aman  menempati  proporsi  tinggi
dalam kematian ibu diantara para remaja.
Universitas Sumatera Utara
2.  Usia 20 - 35 tahun usia reproduksi Usia  ibu  sangat  berpengaruh  terhadap  proses  reproduksi.  Dalam  kurun
waktu  reproduksi  sehat  diketahui  bahwa  usia  yang  aman  untuk  kehamilan  dan persalinan  adalah  usia  20  -  35  tahun,  dimana  organ  reproduksi  sudah  sempurna
dalam menjalani fungsinya BKKBN, 1999. 3.   Usia  35 tahun terlalu tua untuk hamil
Yang  dimaksud  dengan  terlalu  tua  adalah  hamil  diatas  usia  35  tahun, kondisi  kesehatan  ibu  dan  fungsi  berbagai  organ  dan  sistem  tubuh  diantaranya
otot,  syaraf,  endokrin  dan  reproduksi  mulai  menurun.  Pada  usia  lebih  dari  35 tahun  terjadi  penurunan  curah  jantung  yang  disebabkan  kontraksi  miokardium.
Ditambah lagi dengan tekanan darah dan penyakit lain yang melemahkan kondisi ibu,  sehingga  dapat  mengganggu  sirkulasi  darah  ke  janin  yang  berisiko
meningkatkan  komplikasi  medis  pada  kehamilan,  antara  lain  :  keguguran, eklamsia dan perdarahan.
Risiko  keguguran  spontan  tampak  meningkat  dengan  bertambahnya usiaterutama  setelah  usia  30  tahun,  baik  kromosom  janin  itu  normal  atau  tidak,
wanitadengan  usia  lebih  tua,  lebih  besar  kemungkinan  keguguran  baik  janinnya normal atauabnormal.
Semakin  lanjut  usia  wanita,  semakin  tipis  cadangan  telur  yang  ada, indungtelur juga semakin kurang peka terhadap rangsangan gonadotropin. Makin
lanjut  usiawanita,  maka  risiko  terjadi  abortus,  makin  meningkat  karena menurunnya  kualitas  seltelur  atau  ovum  dan  meningkatnya  risiko  kejadian
kelainan kromosom kusmiyati, 2008.
Universitas Sumatera Utara
b.  Pendidikan Tingkat  pendidikan  sangat  mempengaruhi  bagaimana  seseorang  untuk
bertindak  dan  mencari  penyebab  serta  solusi  dalam  hidupnya.  Orang  yang berpendidikan  tinggi  biasanya  akan  bertindak  lebih  rasional.  Oleh  karena  itu
orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru.29 Demikian halnya  dengan  ibu  yang  berpendidikan  tinggi  akan  memeriksakan  kehamilannya
secara  teratur  demi  menjaga  keadaan  kesehatan  dirinya  dan  anak  dalam kandungannya.
Menurut  Notoatmodjo  2003,  pendidikan  adalah  proses  mengajar  yang berarti  didalam  pendidikan  itu  terjadi  proses  pertumbuhan,  perkembangan  atau
perubahan  kearah  yang  lebih  dewasa  lebih  baik  dan  lebih  matang  pada  diri individu, kelompok atau masyarakat. Pendidikan orang tua merupakan salah satu
factor  yang  penting  dalam  tumbuh  kembang  anak  karena  pendidikan  yang  baik, maka orang tua dapat  menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara
pengasuhan  anak  yang  baik,  bagaimana  menjaga  kesehatan  anaknya,  pendidikan dan sebagainya.
Seseorang yang berpendidikan akan berbeda tingkah lakunya dengan orang yang  hanya  berpendidikan  dasar.  Rendahnya  tingkat  pendidikan  seseorang  atau
masyarakat sangat berpengaruh juga terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh karena  sikap  masyarakat  akan  terbuka  dengan  hal-hal  atau  motivasi  baru
Notoatmojo, 2003. 1.  Jenis Pendidikan
Menurut Depdiknas UU RI. No. 20 2003, jenis pendidikan ada 3 yaitu :
Universitas Sumatera Utara
-  Pendidikan Formal Pendidikan  formal  adalah  pendidikan  yang  diperoleh  oleh  seseorang  di
sekolah secara teratur, sistematik, bertingkat dengan  mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat mulai dari TK, SD, SMP dan Perguruan Tinggi.
Menurut  Depdiknas  UU  RI  No  20  2003  pendidikan  formal  adalah  jalur pendidikan terstruktur dan berjenjang sebagai berikut :
a  Pendidikan Dasar Merupakan  jenjang  pendidikan  yang  melandasi  jenjang  pendidikan
menengah, pendidikan dasar berbentuk SD  MI madrasah Ibdtidayah dan SMP MTS Madrasah Tsanawiyah
b Pendidikan Menengah Merupakan  lanjutan  pendidikan  dasar,  pendidikan  menengah  berbentuk
SMA  MA Madrasah Aliyah c  Pendidikan Tinggi
Merupakan  jenjang  pendidikan  setelah  pendidikan  menengah  yang mencakup  pendidikan  Program  Pendidikan  Diploma,  Sarjana,  Register  Spesialis,
dan dokter yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dengan  sistem terbuka. -  Pendidikan Informal
Pendidikan  informal  adalah  pendidikan  yang  diperoleh  seseorang  dari pengalaman  sehari-hari  seumur  hidup  yang  diperoleh  dari  pekerjaan,  keluarga,
pergaulanlingkungan. -  Pendidikan  Nonformal
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan  nonformal  merupakan  pendidikan  pada  umumnya  yang dilakukan  di  luar  sekolah  yang  secara  potensial  dapat  membantu  dan
menggantikan pendidikan formal dalam aspek tertentu. Pendidikan  orangtua  merupakan  salah  satu  faktor  yang  penting  dalam
tumbuh  kembang  anak,  karena  pendidikan  yang  baik,  maka  orangtua  dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang
baik, bagaimana cara menjaga kesehatan anaknya. Seseorang yang berpendidikan akan berbeda tingkah lakunya dengan orang
yang  hanya  berpendidikan  dasar.  Rendahnya  tingkat  pendidikan  seseorang  atau masyarakat sangat berpengaruh juga terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh
karena  sikap  masyarakat  akan  terbuka  dengan  hal-hal  atau  motivasi  baru Notoatmojo, 2003.
c.  Psikologis Selama  hamil  kebanyakan  wanita  mengalami  perubanhan  psikologis  dan
emosional.  Seringkali  kita  mendengar  seorang  wanita  mengatakan  betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu, namun tidak jarang ada wanita
yang merasa khawatir kalau ada masalah dalam kehamilannya. Khawayir dia akan kehilangan kecantikannnya atau bila nanti anak yang dilahirkannya tidak normal.
Agar  proses  psikologis  didalam  kehamilan  berjalan  normal  dan  baik  maka  ibu hamil  perlu  mendapatkan  dukungan  dan  kenyamanan  dalam  psikologisnya.
Dukungan  bisa  berasal  dari  berbagai  pihak  baik  itu  dari  suami,  orang  tua,  anak, teman dan orang-orang disekelilingnya.
Status emosional  dan psikologis  ibu  ikut menentukan keadaan  yang timbul sebagai  akibat  atau  diperburuk  oleh  kehamilan,  sehingga  terjadi  pergeseran
Universitas Sumatera Utara
dimana  kehamilan  segabai  proses  fiologis  menjadi  kehamilan  patolgis.  Peristiwa kehamilan  adalah  peristiwa  fisiologis,  namun  proses  tersebut  dapat  mengalami
penyimpangan sampai berubah menjadi patologis. Ada 2 macam stresor, yaitu : 1.  Stressor  internal,  meliputi  kecemasan,  ketengangan,  ketakutan,  penyakit,
cacat,  tidak  percaya  diri,  perubahan  penampilan,  perubahan  peran  sebagai orang  tua,  sikap  ibu  terhadap  kehamilan,  takut  terhadap  kehamilan,
persalinan dan kehilangan pekerjaan. 2.  Stressor  eksternal  yaitu  maladaptasi,  reletionship,  kasih  sayang,  suport
mental, gagal membina keluarga Kusmiyati, 2008. Pada  peristiwa  kehamilanmerupakan  suatu  rentang  waktu,  dimana  tidak
hanya  terjadi  perubahan  fisiologis,  tetapi  juga  terjadi  perubahan  psikologis  yang memerlukan  penyesuaian  emosi,  pola  berpfikir  dan  berperilaku  yang  berlanjut
hingga lahir bayi. Untuk alasan ini sehingga kehamilan harus dipandang  sebagai proses  panjang  yang  mempunyai  efek  tidak  hanya  pada  ibu  tetapi  juga
keluarganya. Pada asuhan kehamilan tidak hanya aspek fisik saja tetapi juga aspek psikologis atau jiwa Kusmiyati, 2008.
Latar  belakang  munculnya  gangguan  psikologi  atau  kejiwaan  adalah berbagai  ketidakmatangan  dalam  perkembangan  emosional  dan  psikoseksual
dalam  rangka  kesanggupan  seseorang  untuk  menyesuaikan  diri  dengan  situasi tertentu
termasuk kehamilan.
Kadang-kadang muncul
penyakit jiwa
psikosisdalam kehamilan. Kelainan jiwa dapat  menjadi  berat  dalam kehamilan. Dada  beberapa  kelainan  spesifikdalam  kehamilan  yang  mungkin  juga
menimbulkan  kelainan  jiwa  atau  gangguan  psikologis  misalnya  hyperemesis gravidarum,  abortus,  preklamsiaeklamsia.  Pada  kasus  psikologis  atau  kelainan
Universitas Sumatera Utara
jiwa yang berat perlu suport atau dorongan dan dukungan dari orang yang terdekat dalam  keluarga.  Pengaruh  psikologis  atau  gangguanjiwa  terhadap  kehamilan
ketidakmampuan  pengasuhan  kehamilan  dan  mempunyai  potensi  melakukan tindakan yang membahayakan kehamilan Kusmiyati, 2008.
d.  Pengetahuan Menurut  Bloom  yang  dikutip  dalam  Notoatmodjo  2003,  pengetahuan
adalah  hasil  penginderaan  manusia,  atau  hasil  tahu  seseorang  terhadap  objek melalui  indera  yang  dimilikinya  mata,  hidung,  telinga  dan  sebagainya.
Pengetahuan  seseorang  terhadap  objek  mempunyai  insentitas  atau  tingkat  yang berbeda-beda.  Pengukuran  pengetahuan  dapat  dilakukan  dengan  mengajukan
pertanyaan-pertanyaan  secara  langsung  wawancara  atau  melalui  pertanyaan- pertanyaan  tertulis  atau  angket.  Pengetahuan  disini  yang  dimaksud  adalah
pengetahuan  ibu  mengenai  kehamilan.  Bila  pengetahuan  mereka  sudah  baik terhadap  perawatan  kandungan  maka  kepatuhan  seseorang  untuk  memeriksakan
kehamilannya  juga  akan  dapat  terjaga.  Apabila  pengetahuan  belum  sepenuhnya dimiliki  maka  untuk  mengikuti  anjuran  untuk  memeriksakan  kehamilannya
kurang dapat terwujud. Menurut  Notoatmodjo  2003  pengetahuan  adalah  merupakan  hasil  “tahu”
dan  ini  terjadi  setelah  orang  melakukan  penginderaan  terhadap  suatu  objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan  atau  kognitf  merupakan  domain  yang  sangat  penting    untuk terbentuknya sikap seseorang.
Menurut  Notoatmodjo  2003,  tingkat  pengetahuan  antara  lain  :  Tahu Know  yaitu  mengingat  suatu  materi  telah  dipelajari  sebelumnya,  memahami
Universitas Sumatera Utara
comprehension  yaitu  sebagai  suatu  kemampuan  untuk  menjelaskan  kembali, Aplikasi application yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah  dipelajari  pada  situasi,  kondisi  sebenarnya  dapat  menggunakan  metode, rumus  dan  prinsip-prinsip,  analisa  analysis  yaitu  analisa  untuk  menjabarkan
materi  atau  objek  kedalam  suatu  komponen.  Tetapi  masih  dalam  struktur organisasi  dan  masih  berkaitan  satu  sama  lain,  Sintesis  Synthesis  yaitu  suatu
kemampuan  untuk  meletakkan  atau  menghubungkan  bagian-bagian  di  dalam suatu  bentuk  keseluruhan  yang  baru,  evaluasi  evaluation  yaitu  evaluasi
kemampuan melakukan penilaian atau justifikasi terhadap suatu materi atau objek -  Cara untuk memperoleh pengetahuan
1 Cara tradisional a.  Cara coba trial and error
Cara  ini  dlakukan  dengan    menggunakan  kemungkinan  dalam  memencahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan
lain. b.  Cara kebiasaan otoritas
Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, dan pemegang pemerintah.
c.  Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman  pribadi  dapat  digunakan  sebagai  upaya  untuk  memperoleh
pengetahuan  dan  cara  mengulangi  kembali  pengalaman  yang  diperoleh  dalam memecahkan masalah yang lain yang dapat digunakan cara tersebut.
d.  Memulai jalan pikir
Universitas Sumatera Utara
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikir baik melalui jalan induksi maupun jalan deduksi.
2 Cara Modern Merupakan  cara  penggambungan  antara  proses  berfikir  deduktif-induktif
yang dijadikan dasar untuk mengembangkan metode penelitian yang lebih praktis. Tingkat pengetahuan dibagi 3 kategori Nursalam, 2008:
a.  Tingkat pengetahuan baik apabila respondent dapat menjawab dengan benar 76 - 100 dari keseluruhan pertanyaan diberikan
b.  Tingkat pengetahuan  cukup jika respondent dapat menjawab dengan benar 56 - 75 dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.
c.  Tingkat  pengetahuan  kurang  baik  jika  respondent  dapat  menjawab  dengan benar ≤ 56 dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.
Pengetahuan  dapat  membentuk  kepercayaan  Rahmat,2001.  Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang.
e.  Gizi Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan,
karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Hubungan antara gizi ibu
hamil  dengan  faktor  ekonomi,  sosial,  atau  keadaan  lain  yang  meningkatkan kebutuhan gizi ibu hamil dengan penyakit infeksi tertentu termasuk juga persiapan
fisik untuk masa persalinan. Kebutuhan ibu hamil secara garis besar adalah asam folat,  energi,  protein,  zat  besi  Fe,  kalsium,  pemberian  supleman  vitamin  D
terutam  pada  kelompok  beresiko  penyakit  seksual  IMS  dan  dinegara  dengan
Universitas Sumatera Utara
musim  dinggin  yang  panjang  dan  pemberian  yodium  pada  daerah  yang  endemik kretinisme Kusmiyati, 2008
Saat hamil diperlukan tambahan zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,  dan  mineral  vitamin  A,  vitamin  C,  vitamin  K,  asam  folat,  zat  besi,
yodium dan kalsium dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh ibu dan perkembangan janin. Ibu hamil memerlukan zat gizi yang cukup sebelum,
selama  dan  sesudah  kehamilan.  Zat  gizi  tersebut  dibutuhkan  untuk  pertumbuhan otot,  organ  tubuh,  jaringan  gigi,  tulang,  dan  pembentukan  sel  darah  merah.
Apabila asupan gizi ibu kurang, maka janin akan mengambil simpanan makanan dari tubuh ibunya Depkes 2000
Menurut  Hardinsyah  dan  Tambunan  2004,  tambahan  energi  yang dianjurkan  untuk  ibu  hamil  trimester  1  adalah  sebesar  180  kkalhari  sedangkan
pada  trimester  2  dan  3  tambahan  kalori  yang  dianjurkan  untuk  ibu  hamil  adalah sebesar  300  kkalhari.  angka  kecukupan  energi  AKE  adalah  sebesar  2000
kkalhari dan angka kecukupan protein sebesar 52 ghari. Peningkatan  kebutuhan  gizi  ibu  hamil  tidak  hanya  pada  energi  dan  protein
saja  tetapi  juga  zat  gizi  lainnya  seperti  vitamin  dan  mineral.  Apabila  ibu  hamil kekurangan vitamin maupun mineral maka pembentukan sel-sel tubuh anak akan
terhambat.  Anak  yang  dilahirkan  bisa  kurang  darah,  cacat  bawaan,  kelainan bentuk, atau ibu mengalami keguguran Nadesul 2005.Pada wanita hamil dengan
gizi buruk perlu mendapat gizi  yang adekuat baik jumlah maupun susunan menu ataupu  kualitasnya  serta  mendapat  akses  pendidikan  kesehatan  tentang  gizi.
Akibat  malnutrisi  pada  kehamilan  yaitu  berat  otak  dan  bagian-bagian  otak  serta jumlah  sel  otak  kurang  dari  normal.  Ibu  hamil  dengan  kurang  gizi  cenderung
Universitas Sumatera Utara
melahirkan  bayi  prematur  atau  BBLR,  rata-rata  kenaikan  berat  badan  selama hamil  adalah  10-20  kg  atau  20  dari  berat  badan  ideal  sebalum  hamil.  Proporsi
kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai berikut : a.  Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang 1kg.
b.  Kenaikan berat badan pada trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kgminggu. c.  Kenikan  berat  badan  pada  trimester  III  adalah  6  kg  atau  0,3-0,5  kgminggu
Kusmiyati, 2008. Penilaian status gizi ibu hamil adalah dari :
1.  Berat  badan  dilihat  dari  Quateletatau  body  mass  index  indeks  masa  tubuh  = IMT. Ibu hamil dengan berat badan abnormalitas kehamilan , berat badan lahir
rendah. Sedangak berat badan overweightmeningkatkan resiko atau komplikasi dalam  kehamilan  seperti  hypertensi,  janin  terlalu  besar  sehingga  kesulitan
dalam  proses  persalinan.  Penilaian  indeks  masa  tubuh  diperoleh  dengan memperhitungkan  berat  badan  sebelum  hamil  dalm  kilogram  dibagi  tinggi
badan  dalam  meter  kuadrat.  Indikator  penilaian  untuk  IMT  adalah  sebagai berikut :
-  Kurang dari 20   : Underweight  Dibawah normal -  20-24,9
: Desirabel  Normal -  25-25,9
: Moderate obesity  Gemuk  lebih dari normal -  Over 30
: Severe obesity  Sangat gemuk 2.  Ukuran lingkar lengan atas
Standart  minimal  untuk  ukuran  lingkar  lengan  atas  pada  wanita  dewasa  atau usia  reproduksi  adalah  23,5  cm.  Jika  ukuran  kurang  dari  23,5  cm  makanya
interprestasinya adalah kurang energi
Universitas Sumatera Utara
3.  Kadar hemoglobin HB f.  Aktivitas
Seorang  wanita  hamil  boleh  mengerjakan  aktivitas  sehari-hari  asal  hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak.bagi wanita pekerja ia boleh
tetap masuk kantor sampai menjelang partus. Menurut analisa profesional bahwa maksud  pekerjaan  atau  aktivitas  bagi  ibu  hamil  bukan  hanya  pekerjaan  keluar
rumah  atau  institusi  tertentu,  tetapi  juga  pekerjaan  atau  aktivitas  sebagai  ibu rumah tangga didalam rumah, termasuk pepkerjaan sehari-hari didalam rumah dan
juga  mengasuh  anak.  Sering  ada  rekomendasi  untuk  mengurangi  aktivitas  pada ibu hamil dengan riwayat melahirkan BBLR, namun hal itu tidak terbukti efektif.
Bila  seorang  ibu  ikut  membantu  penghasilan  dalam  rumah  tangga  maka pada  saat  hamil  mereka  lebih  banyak  mengeluarkan  tenaga  dan  pikiran  maka
efeknya  dapat  berpengaruh  pada  pemeriksaan  kehamilan.  Pekerjaan  sangat menentukan  terhadap  seseorang  untuk  berbuat  sesuatu  kegiatan.  Pekerjaan  yang
dimaksud  adalah  pekerjaan  ibu.  Dengan  banyak  kesibukan  maka  ibu  kadang- kadang  lupa  untuk  melakukan  pemeriksaan  kehamilan  tepat  waktu.  Namun
pekerjaan  bukanlah  penghambat  dalam  bertindak,  bila  ada  kemauan  ataupun  ibu memiliki pengetahuanyang baik terhadap kesehatan maka ia akan berusaha untuk
melakukan tindakan dalam hal ini memeriksakan kehamilannya. Ibu  yang  bekerja  pada  waktu  bayi  ada  dalam  kandungan  tidak  begitu
memengaruhi  keadaan  bayi  asalkan  pada  trimester  pertama  dan  kedua  saja.  Bila ibu  bekerja  pada  trimester  ketiga  maka  angka  prematuritas  akan  naik.  Istirahat
pada  trimester  ketiga  adalah  sangat  penting  untuk  ibu  dan  calon  bayi  Indiarti, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Tidak  ada  rekomendasi  dalam  asuhan  kehamilan  diman  ibu  hamil  sama sekali  tidak  boleh  melakukan  aktivitas  pekerjaan  rumah  ataupun  bekerja  diluar
rumah,  yang  penting  diperhatikan  adalah  keseimbangan  dan  toleran  dalam pekerjaan.  Karena  pada  kenyataannya  pejerjaan  selain  berhubungan  dengan
pemeliharaan  kesehatan  juga  berhubungan  dengan  penghasilan  keluarga  dan kesejahteraan.
Hal-hal  yang  perlu  diperhatikan  dalam  pekerjaan  atau  aktivitas  bagi  ibu hamil adalah apakah aktivitasnya beresiko bagi kehamilan. Contaoh aktivitas yang
beresiko  bagi  ibu  hamil  adalah  aktivitas  yang  meningkatkan  stress,  berdiri  lama sepanjang  hari  ,  mengangkat  sesuatu  yang  berat  paparan  terhadap  suhu  atau
kelembapan  yang  ekstrim  tinggi  atau  rendah  dan  pekerjaan  dengan  paparan radiasi.perlu  disampaikan  bahwa  ibu  hamil  tetap  boleh  melakukan  aktivitas  atau
pekerjaan  tetapi  amati  apakah  pekerjaan  atau  aktivitas  yang  dilakukan  beresiko atau  tidak  untuk  kehamilan  dan  ada  perubahan  dalam  aktivitas  atau  pekerjaan
karena  berhubungan  kapasitas  fisik  ibu  dan  perubahan  sistem  tubuh,  nasehatkan juga dari sistem keuntungan dan resiko bagi ibu hamil Kusmiyati, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA PENELITIAN