BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Status Kesehatan
Status Kesehatan adalah suatu keadaan kedudukan orang dalam tingkatan sehat atau sakit. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Dalampengertianini maka kesehatan harus dilihat sebagai kesatuan utuh
terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan Depkes, 2006
Menurut WHO tahun 2000, kesehatan mencakup 3 aspek, yakni: kesehatan jasmani, kesehatan rohani, dan kesehatan sosial. Konsep sehat ini tidak jauh
dengan konsep sehat yang tertuang dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental, dan sosial serta di dalamnya kesehatan jiwa yang merupakan bagian integral kesehatan.
Konsep hidup sehat sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan.Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual
dan sosial dalam bermasyarakat.Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh.Adaempat faktor
utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.Keempat faktor tersebut
Universitas Sumatera Utara
merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan.Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilakugaya hiduplife style, faktor lingkungansosial,
ekonomi, politik, budaya, faktor pelayanan kesehatan jenis cakupan dan kualitasnya dan faktor genetikketurunan.Keempat faktor tersebut saling
berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat.Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor
determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan.Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan
dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat Blum, 2000
2.1.1 Aspek-aspek kesehatan
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :
a. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.
Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. b. Kesehatan mental jiwa mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran, emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian,
kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik
keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan
Universitas Sumatera Utara
dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
c. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama
atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
d. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang dewasa produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat
menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan danatau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.Kesehatan adalah kondisi dinamis
manusia dalam rentang sehat sakit yang merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Sesungunhnya sehat adalah suatu kondisi kesimbangan dimana
seluruh sistem organ tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yang mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah nutrisi yang
lengkap dan seimbang, istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, kondisi sosial, mental dan rohani yang seimbang juga lingkungan yang bersih.
2.2 Status Kesehatan Ibu Hamil 2.2.1 Defenisi
Status kesehatan ibu hamil merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan janin yang sedang dikandung, bagi ibu sendiri kesehatan
Universitas Sumatera Utara
yang baik selama masa kehamilan juga akan sangat membantu ketika tiba saatnya
melahirkan dan juga menyusui bayi yang baru dilahirkan kusmiyati, 2009
Status kesehatan ibu hamil merupakan suatu preoses yang butuh perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung unsur
kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat beresiko tinggi. Jika
status kesehatan ibu hamil buruk, misalnya menderita anemia maka bayi yang dilahirka beresiko lahir dengan berat badan rendah, bayi dengan BBLR ini
memilki resiko kesakitan seperti infeksi saluran nafas bagian bawah dan kemtian yang lebih tinggi dari pada bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal. Bagi
ibu sendiri anemia ini meningkatkan resiko pendarahan pada saat persalinan dan pasca persalinan, gangguan kesehatan bahkan resiko kematian kusmiyati, 2009
Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi yang baik,
memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan lahir, menghindari merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan
minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang perawatan yang harus dilakukan Gulardi H, 2006.
2.2.2 Kehamilan
Kehamilan pregnancy adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin Wiknjosastro, 2005. Kehamilan adalah masa di mana
seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan
Universitas Sumatera Utara
dapat terjadi banyak gestasi misalnya, dalam kasus bayi kembar, atau triplet Wikipedia, 2008.
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya yang pada umumnya di dalam rahim.
Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu
proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini
bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi. Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu
muda atau tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu
hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu, misalnya pendarahan melalui jalan lahir,
eklamsia, dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan berisiko tinggi.
Tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi dua, yaitu: a. Tanda yang tidak pasti probable signstanda mungkin kehamilan yaitu
amenorhea, mual dan muntah, quickening, keluhan kencing, konstipasi, perubahan berat badan, perubahan tempratur suhu basal, perubahan warna
kulit, perubahan payudara, perubahan pada uterus, tanda piskacek’s,perubahan-
perubahan pada serviks Kusmiyati, 2008.
Universitas Sumatera Utara
b. Tanda pasti kehamilan yaitu denyut Jantung Janin DJJ, palpasi dan Pemeriksaan diagnostik kehamilan seperti rontgenografi, ultrasonografi
USG, fetal Electrografi FCG dan tes Laboratorium Tes Kehamilan. Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan
dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan
kesiapan pemeliharaan bayi. Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk perubahn fisiologis dan psikologis dalam kehamilan seperti perubahan-prubahan
fisiologis dalam kehamilan
.
2.2.3 Pemeriksaan Kehamilan Antenatal care
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan,
dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan. Untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal. Bidan melakukan pemeriksaan klinis terhadap kondisi
kehamilannya. Bidan memberi KIE Komunikasi, Informasi, Edukasi kepada ibu hamil, suami dan keluarganya tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya.16
Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 kali dengan distribusi pemberian pelayanan
Universitas Sumatera Utara
minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.13 Perawatan yang diberikan kepada ibu hamil
secara berkala dan teratur sangat penting, sebab merupakan upaya bersama antara petugas kesehatan dan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat, mengenai
aspek kesehatan dari ibu dan janin untuk menjaga kelangsungan kehamilan, pertumbuhan janin dalam kandungan, kelangsungan hidup ibu dan bayi setelah
lahir. Pemeriksaan kehamilan dilaksanakan sesuai standar 7T yaitu :
1. Timbang berat badan Berat badan ibu selama kehamilan haruslah bertambah. Pertambahan berat
badan ibu selama hamil merupakan salah satu indikator penilaian status gizi, indikator tumbuh kembang janin. Pertambahan berat badan selama hamil rata-rata
0,3-0,5 kg per minggu. Dalam KMS ibu hamil selama trimester I kisaran pertambahan berat sebaiknya 1-2 kg 350-400grmg. Sementara trimester II dan
III, sekitar 0,34-0,50 kg tiap minggu pertumbuhan janin, plasenta serta penambahan jumlah cairan amnion berlangsung sangat cepat selama trimester III.
Berat badan janin bertambah sebesar 5 gr sehari pada minggu ke 14-15 dan menjadi 10 gr pada minggu ke 20, kecepatan tumbuh sebesar 30-35 gr sehari
berlangsung pada minggu ke 32-34 dan berubah menjadi 230 gr seminggu pada minggu ke 33-36. Pada akhir kehamilan pertambahan berat badan total sebanyak
12,5 kg Arisman, 2007. Bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya kemungkinan preeklamsi, kehamilan kembar atau
hidramnion.
Universitas Sumatera Utara
2. Ukur tekanan darah Tekanan darah diperiksa dan dicatät setiap kunjungan. Bila lebih tinggi dari
sebelumnya, perlu diteliti dan harus diberitahukan apa yang harus dilakukan oleh penderita. Tekanan darah ibu hamil yang normal tidak boleh lebih dan 30 mmHg
systole dan 15 mmHg diastole. 3. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri mulai dari batas atas symsis dan disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Tinggi fundus uteri diukur pada kehamilan 12
minggu karena pada usia kehamilan ini uterus dapat diraba dari dinding perut dan untuk kehamilan 24 minggu dianjurkan mengukur dengan pita meter. Tinggi
fundus uteri dapat menentukan ukuran kehamilan. Bila tinggi fundus kurang dari perhitungan umur kehamilan mungkin terdapat gangguan pertumbuhan janin, dan
sebaliknya mungkin terdapat gemeli, hidramnion atau molahidatidosa Depkes, 2007.
Pengukuran tinggi fundus uteri adalah merupakan pemeriksaan palpasi abdomen, pada pemeriksaan palpasi ini ada cara menurut Leopold yang sering I,
II, III, IV dan atau cara Kenebel, Budin dan Ahfeld Mochtar, 1998. Biasanya bila dilakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri dengan cara Leopold I diteruskan
dengan Leopold II, III, dan IV sekaligus perabaan gerakan janin dan pemeriksaan auskultasi untuk mendengarkan denyut jantung janin. Tujuan utama dari
pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan janin dengan menilai besarnya tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilan, atau
penilaian terhadap janin yang tumbuh terlalu besar sehingga tinggi fundus uteri yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda Depkes, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Menurut spiegelberd dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisi maka diperoleh :
- 22 – 28 minggu : 24 – 25 cm di atas simfisis.
- 28 minggu : 26,7 cm di atas simfisis. - 30 minggu : 29,5
– 30 cm di atas simfisis. - 32 minggu : 29,5
– 30 cm di atas simfisis. - 34 minggu : 31 cm di atas simfisis.
- 36 minggu : 32 cm di atas simfisis. - 38 minggu : 33 cm di atas simfisis.
- 40 minggu : 37,7 cm di atas simfisis. Menurut Sarwono 2008, pengukuran tinggi fundus uteri, kemudian hasil
pengukuran dimasukkan dalam perhitungan dengan menggunakan rumus: Berat badan janin = Tinggi Fundus Uteri
– 13 x 155 gram: untuk kepala janin yang masih floating.
Berat badan janin = Tinggi Fundus Uteri – 12 x 155 gram: untuk kepala janin
yang sudah memasuki pintu atas panggul. Berat badan janin = Tinggi Fundus Uteri
– 11 x 155 gram: untuk kepala janin yang sudah melewati atas panggul.
Pengukuran tinggi fundus uteri juga dapat dilakukan pada posisi ibu tidur terlentang, ibu diminta untuk berkemih sehingga kandungan kemih dalam keadaan
kosong. Titik 0 pada pengukurannya adalah tulang symphisis pubis. Pemeriksaan dimulai dengan pemeriksaan Leopold. Perut ibu disimetriskan, centimeter ditarik
Universitas Sumatera Utara
dari titik nol setinggi umbilikus kemudian ditambahkan dari hasil pengukuran yang kembali dimulai dari umbilikus fundus uteri Henretty, 2006.
4. Pemberian Imunisasai Tetanus Toxoid TT lengkap Tinjauan pemberian imunisasi TT tetanus toxoid adalah untuk melindungi
ibu dan bayi dan infeksi tetanus neonatorum. Pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan variabel 4
minggu kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapat TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali saja
TT ulang. Bila ibu pernah mendapatkan suntikan TT 2 kali, diberikan suntikan ulangboster 1 kali pada kunjungan antenatal yang pertama Depkes, 2007.
5. Pemberian Tablet Zat Besi Tujuan pemberian tablet zat besi adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe
pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa hamil volume darah ibu mengalami pengenceran hingga kira-kira 25, sedangkan pada masa nifas terjadi banyak
pendaharan sehingga membutuhkan Fe yang lebih banyak Pusdiknakes, 2001
. Kebijakan program KIA di Indonesia saat ini menekankan pemberian tablet Fe
320 mg sulfas
ferosis dan 0,5 mg asam folat untuk semua ibu hamil sebanyak l x 1 tablet selama 90 hari. Jumlah tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi
selama hamil yaitu 1000 mg. Bila ditemukan anemia pada ibu hamil diberikan tablet zat besi Fe dan dilakukan pemantauan Hb 1 kali dalam bulan.
Daya serap tubuh terhadap zat besi akan baik apabila dihindari mengkonsumsi tembakau, teh dan kopi untuk membantu penyerapan, dianjurkan
mengkonsumsi makanan kaya protein dan vitamin C Wastidar, 1999.
Universitas Sumatera Utara
6. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual Tes penyakit menular seksual sangat penting karena banyak gejala
asimtomatik penyakit menular seksual ini yang tidak diketahui seperti sipilis, gonorrhoe, clamidya trachomatis ataupun AIDS.
7. Tes penyakit menular seksual dapat dilakukan mulai dari: a. Mengkaji riwayat penyakit terdahulu, riwayat obstetric, riwayat sosial dan lain-
lain. b. Melakukan pemeriksaan fisik mulai dan inspeksi seperti pada alat genitalia dan
mungkin juga dibutuhkan palpasi. Bila ada indikasi maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan Torch, VDRI dan juga
pemeriksaan AIDS. 7. Temu Wicara dalam Persiapan Rujukan Kebanyakan ibu tampak sehat-sehat saja sampai waktu persalinan dan
melahirkan. Meskipun sebagian besar ibu akan mengalami persalinan normal, namun ada sekitar 10-15 dari mereka khususnya di Indonesia yang perlu dirujuk
ke tempat pertolongan khusus seperti transfuse darah, tindakan-tindakan khusus ekstraksi vakum, seksio secarea dan tindakan bedah obstetric. Karena itu
seringkali ada suatu masalah yang muncul saat persalinan, seringkali sulit melakukan upaya rujukan dengan cepat. Penundaan dalam membuat keputusan
dan pengiriman si ibu ke tempat rujukan akan menyebabkan tertundanya ibu mendapatkan
penatalaksanaan yang
diharapkan. Penundaan
ini akan
mempertinggi angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Pemeriksaan Kehamilan
Tujuannya adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan
anak yang sehat. Dengan pemeriksaan kehamilan dapat mengenali dan menangani faktor resiko yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas,
mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin, menurunkan angka morbiditas dan mortalitas anak, memberikan nasihat-nasihat tentang cara
hidup sehari-hari, keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi, dan juga mengembalikan kesehatan ibu saat akhir kala nifas
. pemeriksaan ini dilakukan dengan jadwal :
1. Minimal 1 kali pada trimester I sebelum 14 minggu 2. Minimal 1 kali pada trimester II antara minggu 14-28
3. Minimal 2 kali pada trimester III. antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke-36.
2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Ibu Hamil
Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamiladalah : a. Umur
Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalamsatuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang
memperlihatkanderajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama Nuswantari, 1998.
Usia adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan atau diadakanHoetomo, 2005. Sedangkan usia ibu hamil adalah usia ibu yang
Universitas Sumatera Utara
diperoleh melaluipengisian kuesioner.Penyebab kematian maternal dari faktor reproduksi diantaranya adalahmaternal ageusia ibu. Dalam kurun reproduksi
sehat dikenal bahwa usia aman untukkehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamildan melahirkan pada usia di bawah
20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternalmeningkat kembali
sesudah usia 30 sampai 35 tahun Sarwono, 2008.Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidakterlalu tua. Umur yang kurang dari
20 tahun atau lebih dari 35 tahun, berisiko tinggiuntuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik, emosi,psikologi, sosial dan
ekonomi Ruswana, 2006. 1. Usia 20 tahun terlalu muda untuk hamil
Yang dimaksud dengan terlalu muda untuk hamil adalah hamil pada usia20 tahun. Pada usia 20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum
berkembang optimal, sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada kehamilan dan dapat menyebabkan pertumbuhan serta
perkembangan fisik ibu terhambat. Remaja adalah individu antara umur 10-19 tahun. Penyebab utama
kematianpada perempuan berumur 15-19 tahun adalah komplikasi kehamilan, persalinan,
dankomplikasi keguguran.
Kehamilan dini
mungkin akan
menyebabkan para remaja mudayang sudah menikah merupakan keharusan sosial karena mereka diharapkan untukmembuktikan kesuburan mereka, tetapi remaja
tetap menghadapi risiko-risikokesehatan sehubungan dengan kehamilan dini dengan tidak memandang status perkawinan mereka.Kehamilan yang terjadi pada
Universitas Sumatera Utara
sebelum remaja berkembang secara penuh,juga dapat memberikan risiko bermakna pada bayi termasuk cedera pada saatpersalinan, berat badan lahir
rendah, dan kemungkinan bertahan hidup yang lebihrendah untuk bayi tersebut.Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu
maupunpertumbuhan dan perkembangan janin karena belum matangnya alat reproduksi untukhamil. Penyulit pada kehamilan remaja 20 tahun lebih tinggi
dibandingkan kurunwaktu reproduksi sehat antara 20-30 tahun. Keadaan tersebut akan makin menyulitkanbila ditambah dengan tekanan stress psikologi, sosial,
ekonomi, sehinggamemudahkan terjadinya keguguran Manuaba, 1998. Manuaba 2007, menambahkan bahwa kehamilan remaja dengan usia
dibawah 20 tahun mempunyai risiko:
Sering mengalami anemia.
Gangguan tumbuh kembang janin.
Keguguran, prematuritas, atau BBLR.
Gangguan persalinan.
Preeklampsi.
Perdarahan antepartum. Para remaja yang hamil di negara-negara berkembang seringkali
mencaricara untuk melakukan aborsi. Di negara-negara di mana aborsi adalah ilegal ataudibatasi oleh ketentuan usia, para remaja ini mungkin akan mencari
penolong ilegalyang mungkin tidak terampil atau berpraktik di bawah kondisi- kondisi yang tidakbersih. Aborsi yang tidak aman menempati proporsi tinggi
dalam kematian ibu diantara para remaja.
Universitas Sumatera Utara
2. Usia 20 - 35 tahun usia reproduksi Usia ibu sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi. Dalam kurun
waktu reproduksi sehat diketahui bahwa usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20 - 35 tahun, dimana organ reproduksi sudah sempurna
dalam menjalani fungsinya BKKBN, 1999. 3. Usia 35 tahun terlalu tua untuk hamil
Yang dimaksud dengan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun, kondisi kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya
otot, syaraf, endokrin dan reproduksi mulai menurun. Pada usia lebih dari 35 tahun terjadi penurunan curah jantung yang disebabkan kontraksi miokardium.
Ditambah lagi dengan tekanan darah dan penyakit lain yang melemahkan kondisi ibu, sehingga dapat mengganggu sirkulasi darah ke janin yang berisiko
meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan, antara lain : keguguran, eklamsia dan perdarahan.
Risiko keguguran spontan tampak meningkat dengan bertambahnya usiaterutama setelah usia 30 tahun, baik kromosom janin itu normal atau tidak,
wanitadengan usia lebih tua, lebih besar kemungkinan keguguran baik janinnya normal atauabnormal.
Semakin lanjut usia wanita, semakin tipis cadangan telur yang ada, indungtelur juga semakin kurang peka terhadap rangsangan gonadotropin. Makin
lanjut usiawanita, maka risiko terjadi abortus, makin meningkat karena menurunnya kualitas seltelur atau ovum dan meningkatnya risiko kejadian
kelainan kromosom kusmiyati, 2008.
Universitas Sumatera Utara
b. Pendidikan Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk
bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu
orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru.29 Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi akan memeriksakan kehamilannya
secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam kandungannya.
Menurut Notoatmodjo 2003, pendidikan adalah proses mengajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan kearah yang lebih dewasa lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Pendidikan orang tua merupakan salah satu
factor yang penting dalam tumbuh kembang anak karena pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara
pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikan dan sebagainya.
Seseorang yang berpendidikan akan berbeda tingkah lakunya dengan orang yang hanya berpendidikan dasar. Rendahnya tingkat pendidikan seseorang atau
masyarakat sangat berpengaruh juga terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh karena sikap masyarakat akan terbuka dengan hal-hal atau motivasi baru
Notoatmojo, 2003. 1. Jenis Pendidikan
Menurut Depdiknas UU RI. No. 20 2003, jenis pendidikan ada 3 yaitu :
Universitas Sumatera Utara
- Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh oleh seseorang di
sekolah secara teratur, sistematik, bertingkat dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat mulai dari TK, SD, SMP dan Perguruan Tinggi.
Menurut Depdiknas UU RI No 20 2003 pendidikan formal adalah jalur pendidikan terstruktur dan berjenjang sebagai berikut :
a Pendidikan Dasar Merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah, pendidikan dasar berbentuk SD MI madrasah Ibdtidayah dan SMP MTS Madrasah Tsanawiyah
b Pendidikan Menengah Merupakan lanjutan pendidikan dasar, pendidikan menengah berbentuk
SMA MA Madrasah Aliyah c Pendidikan Tinggi
Merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup pendidikan Program Pendidikan Diploma, Sarjana, Register Spesialis,
dan dokter yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dengan sistem terbuka. - Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari seumur hidup yang diperoleh dari pekerjaan, keluarga,
pergaulanlingkungan. - Pendidikan Nonformal
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan nonformal merupakan pendidikan pada umumnya yang dilakukan di luar sekolah yang secara potensial dapat membantu dan
menggantikan pendidikan formal dalam aspek tertentu. Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang anak, karena pendidikan yang baik, maka orangtua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang
baik, bagaimana cara menjaga kesehatan anaknya. Seseorang yang berpendidikan akan berbeda tingkah lakunya dengan orang
yang hanya berpendidikan dasar. Rendahnya tingkat pendidikan seseorang atau masyarakat sangat berpengaruh juga terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh
karena sikap masyarakat akan terbuka dengan hal-hal atau motivasi baru Notoatmojo, 2003.
c. Psikologis Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubanhan psikologis dan
emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu, namun tidak jarang ada wanita
yang merasa khawatir kalau ada masalah dalam kehamilannya. Khawayir dia akan kehilangan kecantikannnya atau bila nanti anak yang dilahirkannya tidak normal.
Agar proses psikologis didalam kehamilan berjalan normal dan baik maka ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dan kenyamanan dalam psikologisnya.
Dukungan bisa berasal dari berbagai pihak baik itu dari suami, orang tua, anak, teman dan orang-orang disekelilingnya.
Status emosional dan psikologis ibu ikut menentukan keadaan yang timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga terjadi pergeseran
Universitas Sumatera Utara
dimana kehamilan segabai proses fiologis menjadi kehamilan patolgis. Peristiwa kehamilan adalah peristiwa fisiologis, namun proses tersebut dapat mengalami
penyimpangan sampai berubah menjadi patologis. Ada 2 macam stresor, yaitu : 1. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketengangan, ketakutan, penyakit,
cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan,
persalinan dan kehilangan pekerjaan. 2. Stressor eksternal yaitu maladaptasi, reletionship, kasih sayang, suport
mental, gagal membina keluarga Kusmiyati, 2008. Pada peristiwa kehamilanmerupakan suatu rentang waktu, dimana tidak
hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis yang memerlukan penyesuaian emosi, pola berpfikir dan berperilaku yang berlanjut
hingga lahir bayi. Untuk alasan ini sehingga kehamilan harus dipandang sebagai proses panjang yang mempunyai efek tidak hanya pada ibu tetapi juga
keluarganya. Pada asuhan kehamilan tidak hanya aspek fisik saja tetapi juga aspek psikologis atau jiwa Kusmiyati, 2008.
Latar belakang munculnya gangguan psikologi atau kejiwaan adalah berbagai ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikoseksual
dalam rangka kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi tertentu
termasuk kehamilan.
Kadang-kadang muncul
penyakit jiwa
psikosisdalam kehamilan. Kelainan jiwa dapat menjadi berat dalam kehamilan. Dada beberapa kelainan spesifikdalam kehamilan yang mungkin juga
menimbulkan kelainan jiwa atau gangguan psikologis misalnya hyperemesis gravidarum, abortus, preklamsiaeklamsia. Pada kasus psikologis atau kelainan
Universitas Sumatera Utara
jiwa yang berat perlu suport atau dorongan dan dukungan dari orang yang terdekat dalam keluarga. Pengaruh psikologis atau gangguanjiwa terhadap kehamilan
ketidakmampuan pengasuhan kehamilan dan mempunyai potensi melakukan tindakan yang membahayakan kehamilan Kusmiyati, 2008.
d. Pengetahuan Menurut Bloom yang dikutip dalam Notoatmodjo 2003, pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan sebagainya.
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai insentitas atau tingkat yang berbeda-beda. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara langsung wawancara atau melalui pertanyaan- pertanyaan tertulis atau angket. Pengetahuan disini yang dimaksud adalah
pengetahuan ibu mengenai kehamilan. Bila pengetahuan mereka sudah baik terhadap perawatan kandungan maka kepatuhan seseorang untuk memeriksakan
kehamilannya juga akan dapat terjaga. Apabila pengetahuan belum sepenuhnya dimiliki maka untuk mengikuti anjuran untuk memeriksakan kehamilannya
kurang dapat terwujud. Menurut Notoatmodjo 2003 pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitf merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya sikap seseorang.
Menurut Notoatmodjo 2003, tingkat pengetahuan antara lain : Tahu Know yaitu mengingat suatu materi telah dipelajari sebelumnya, memahami
Universitas Sumatera Utara
comprehension yaitu sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan kembali, Aplikasi application yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi, kondisi sebenarnya dapat menggunakan metode, rumus dan prinsip-prinsip, analisa analysis yaitu analisa untuk menjabarkan
materi atau objek kedalam suatu komponen. Tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih berkaitan satu sama lain, Sintesis Synthesis yaitu suatu
kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, evaluasi evaluation yaitu evaluasi
kemampuan melakukan penilaian atau justifikasi terhadap suatu materi atau objek - Cara untuk memperoleh pengetahuan
1 Cara tradisional a. Cara coba trial and error
Cara ini dlakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memencahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan
lain. b. Cara kebiasaan otoritas
Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, dan pemegang pemerintah.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh
pengetahuan dan cara mengulangi kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang lain yang dapat digunakan cara tersebut.
d. Memulai jalan pikir
Universitas Sumatera Utara
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikir baik melalui jalan induksi maupun jalan deduksi.
2 Cara Modern Merupakan cara penggambungan antara proses berfikir deduktif-induktif
yang dijadikan dasar untuk mengembangkan metode penelitian yang lebih praktis. Tingkat pengetahuan dibagi 3 kategori Nursalam, 2008:
a. Tingkat pengetahuan baik apabila respondent dapat menjawab dengan benar 76 - 100 dari keseluruhan pertanyaan diberikan
b. Tingkat pengetahuan cukup jika respondent dapat menjawab dengan benar 56 - 75 dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.
c. Tingkat pengetahuan kurang baik jika respondent dapat menjawab dengan benar ≤ 56 dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.
Pengetahuan dapat membentuk kepercayaan Rahmat,2001. Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang.
e. Gizi Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan,
karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Hubungan antara gizi ibu
hamil dengan faktor ekonomi, sosial, atau keadaan lain yang meningkatkan kebutuhan gizi ibu hamil dengan penyakit infeksi tertentu termasuk juga persiapan
fisik untuk masa persalinan. Kebutuhan ibu hamil secara garis besar adalah asam folat, energi, protein, zat besi Fe, kalsium, pemberian supleman vitamin D
terutam pada kelompok beresiko penyakit seksual IMS dan dinegara dengan
Universitas Sumatera Utara
musim dinggin yang panjang dan pemberian yodium pada daerah yang endemik kretinisme Kusmiyati, 2008
Saat hamil diperlukan tambahan zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral vitamin A, vitamin C, vitamin K, asam folat, zat besi,
yodium dan kalsium dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh ibu dan perkembangan janin. Ibu hamil memerlukan zat gizi yang cukup sebelum,
selama dan sesudah kehamilan. Zat gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan otot, organ tubuh, jaringan gigi, tulang, dan pembentukan sel darah merah.
Apabila asupan gizi ibu kurang, maka janin akan mengambil simpanan makanan dari tubuh ibunya Depkes 2000
Menurut Hardinsyah dan Tambunan 2004, tambahan energi yang dianjurkan untuk ibu hamil trimester 1 adalah sebesar 180 kkalhari sedangkan
pada trimester 2 dan 3 tambahan kalori yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah sebesar 300 kkalhari. angka kecukupan energi AKE adalah sebesar 2000
kkalhari dan angka kecukupan protein sebesar 52 ghari. Peningkatan kebutuhan gizi ibu hamil tidak hanya pada energi dan protein
saja tetapi juga zat gizi lainnya seperti vitamin dan mineral. Apabila ibu hamil kekurangan vitamin maupun mineral maka pembentukan sel-sel tubuh anak akan
terhambat. Anak yang dilahirkan bisa kurang darah, cacat bawaan, kelainan bentuk, atau ibu mengalami keguguran Nadesul 2005.Pada wanita hamil dengan
gizi buruk perlu mendapat gizi yang adekuat baik jumlah maupun susunan menu ataupu kualitasnya serta mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi.
Akibat malnutrisi pada kehamilan yaitu berat otak dan bagian-bagian otak serta jumlah sel otak kurang dari normal. Ibu hamil dengan kurang gizi cenderung
Universitas Sumatera Utara
melahirkan bayi prematur atau BBLR, rata-rata kenaikan berat badan selama hamil adalah 10-20 kg atau 20 dari berat badan ideal sebalum hamil. Proporsi
kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai berikut : a. Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang 1kg.
b. Kenaikan berat badan pada trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kgminggu. c. Kenikan berat badan pada trimester III adalah 6 kg atau 0,3-0,5 kgminggu
Kusmiyati, 2008. Penilaian status gizi ibu hamil adalah dari :
1. Berat badan dilihat dari Quateletatau body mass index indeks masa tubuh = IMT. Ibu hamil dengan berat badan abnormalitas kehamilan , berat badan lahir
rendah. Sedangak berat badan overweightmeningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hypertensi, janin terlalu besar sehingga kesulitan
dalam proses persalinan. Penilaian indeks masa tubuh diperoleh dengan memperhitungkan berat badan sebelum hamil dalm kilogram dibagi tinggi
badan dalam meter kuadrat. Indikator penilaian untuk IMT adalah sebagai berikut :
- Kurang dari 20 : Underweight Dibawah normal - 20-24,9
: Desirabel Normal - 25-25,9
: Moderate obesity Gemuk lebih dari normal - Over 30
: Severe obesity Sangat gemuk 2. Ukuran lingkar lengan atas
Standart minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran kurang dari 23,5 cm makanya
interprestasinya adalah kurang energi
Universitas Sumatera Utara
3. Kadar hemoglobin HB f. Aktivitas
Seorang wanita hamil boleh mengerjakan aktivitas sehari-hari asal hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak.bagi wanita pekerja ia boleh
tetap masuk kantor sampai menjelang partus. Menurut analisa profesional bahwa maksud pekerjaan atau aktivitas bagi ibu hamil bukan hanya pekerjaan keluar
rumah atau institusi tertentu, tetapi juga pekerjaan atau aktivitas sebagai ibu rumah tangga didalam rumah, termasuk pepkerjaan sehari-hari didalam rumah dan
juga mengasuh anak. Sering ada rekomendasi untuk mengurangi aktivitas pada ibu hamil dengan riwayat melahirkan BBLR, namun hal itu tidak terbukti efektif.
Bila seorang ibu ikut membantu penghasilan dalam rumah tangga maka pada saat hamil mereka lebih banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran maka
efeknya dapat berpengaruh pada pemeriksaan kehamilan. Pekerjaan sangat menentukan terhadap seseorang untuk berbuat sesuatu kegiatan. Pekerjaan yang
dimaksud adalah pekerjaan ibu. Dengan banyak kesibukan maka ibu kadang- kadang lupa untuk melakukan pemeriksaan kehamilan tepat waktu. Namun
pekerjaan bukanlah penghambat dalam bertindak, bila ada kemauan ataupun ibu memiliki pengetahuanyang baik terhadap kesehatan maka ia akan berusaha untuk
melakukan tindakan dalam hal ini memeriksakan kehamilannya. Ibu yang bekerja pada waktu bayi ada dalam kandungan tidak begitu
memengaruhi keadaan bayi asalkan pada trimester pertama dan kedua saja. Bila ibu bekerja pada trimester ketiga maka angka prematuritas akan naik. Istirahat
pada trimester ketiga adalah sangat penting untuk ibu dan calon bayi Indiarti, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan diman ibu hamil sama sekali tidak boleh melakukan aktivitas pekerjaan rumah ataupun bekerja diluar
rumah, yang penting diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran dalam pekerjaan. Karena pada kenyataannya pejerjaan selain berhubungan dengan
pemeliharaan kesehatan juga berhubungan dengan penghasilan keluarga dan kesejahteraan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktivitas bagi ibu hamil adalah apakah aktivitasnya beresiko bagi kehamilan. Contaoh aktivitas yang
beresiko bagi ibu hamil adalah aktivitas yang meningkatkan stress, berdiri lama sepanjang hari , mengangkat sesuatu yang berat paparan terhadap suhu atau
kelembapan yang ekstrim tinggi atau rendah dan pekerjaan dengan paparan radiasi.perlu disampaikan bahwa ibu hamil tetap boleh melakukan aktivitas atau
pekerjaan tetapi amati apakah pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan beresiko atau tidak untuk kehamilan dan ada perubahan dalam aktivitas atau pekerjaan
karena berhubungan kapasitas fisik ibu dan perubahan sistem tubuh, nasehatkan juga dari sistem keuntungan dan resiko bagi ibu hamil Kusmiyati, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA PENELITIAN