Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2009
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2009
TUGAS AKHIR
MUHAMMAD YUSUF 102407038
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
(2)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2009
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
MUHAMMAD YUSUF 102407038
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
(3)
PERSETUJUAN
Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2009
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : MUHAMMAD YUSUF
NIM : 102407038
Program Studi : D3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juli 2013
Diketahui
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing
Prof. Dr. Tulus,vordipl.Math.,M.Si.,Ph.D Prof. Dr. Saib Suwilo, M.Sc.
(4)
PERNYATAAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JAGUNG DI KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2009
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2013
MUHAMMAD YUSUF 102407038
(5)
PENGHARGAAN
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang dengan limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2009.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Saib Suwilo, M.Sc. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si dan Bapak Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si, PhD dan Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Medan, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Ayahanda Jumadi dan Hanimah Ritonga serta keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Daftar Isi v
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan dan Manfaat 4
1.4.1 Tujuan Penelitian 4
1.4.2 Manfaat Penelitian 4
1.5 Metodelogi Penelitian 5
BAB 2 LANDASAN TEORI 8
2.1 Pengertian Regresi 8
2.2 Analisis Regresi Linier 8
2.3 Regresi Linier Sederhana 9
2.4 Regresi Linier Berganda 10
2.5 Kesalahan Standard Estimasi 12
2.6 Koefisien Determinasi 13
2.7 Koefisien Korelasi 14
BAB 3 ANALISA DAN PEMBAHASAN 19
3.1 Pengolahan Data 19
3.2 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 20 3.3 Prosedur Regresi Bertatar (The Stepwise Regression Procedure) 23
3.4 Uji Regresi Linier Berganda 25
3.4.1 Uji F (Simultan) 25
3.5 Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel 28 3.5.1 Koefisien Korelasi Antara Produksi Jagung (Y) dengan
Luas Tanah (X3) 30
3.6 Uji t (Parsial) 31
3.6.1 Pengaruh Luas Tanah (X3) Terhadap Jumlah Produksi
(7)
BAB 4 KESIMPULAN 32
4.1 Kesimpulan 32
4.2 Saran 33
Daftar Pustaka Lampiran
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi 16
Tabel 3.1 Curah Hujan (mm), Hari Hujan (hari), Luas Tanah (ha), dan Produksi (ton) di Kabupaten Labuhan Batu pada Januari
sampai Desember 2009 19
Tabel 3.2 Coefficientsa Untuk Menentukan Regresi Linier Berganda 21 Tabel 3.3 Coefficientsa Untuk Regresi Stepwise 24
Tabel 3.4 ANOVAd Untuk Fhitung 27
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kotak Dialog Linier Regression 21
Gambar 3.2 Kotak Dialog Linier Regression 24
Gambar 3.3 Kotak Dialog Linier Regression 27
(10)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekayaan alam Indonesia merupakan sumber daya alam yang sangat berharga, iklim tropis yang dimiliki negara ini menbuatnya menjadi negara yang agraris yang banyak mengandalkan sektor agraria dalam menunjang pembangunan dan kebutuhan masyarakatnya.
Begitu banyak jenis tanaman pertanian yang ada di Indonesia yang seyogyanya menjadi bahan makan masyarakatnya, antara lain, padi, ubi, jagung, kentang, wortel dan lain-lain. Maka selain nasi yang berasal dari padi yang dijadikan bahan makanan pokok mayoritas masyarakat Indonesia, terdapat jenis makanan pokok lainnya yang berasal dari sektor pertanian, jagung contohnya.
Jagung merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia setelah beras, dibeberapa wilayah di Indonesia juga ada yang menggunakan jagung sebagai bahan makanan pokok, sehingga keberadaan jagung sangat dibutuhkan dalam rangka ketahanan pangan di Indonesia juga di belahan dunia lainnya. jagung juga memiliki daya ekonomis yang tinggi dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena buah jagung sendiri tidak hanya dapat
(11)
dimanfaatkan sebagai makanan untuk manusia, jagung bisa dimanfaatkan juga sebagai pakan ternak oleh penduduk, bahan olahan dari jagung juga sangat banyak ditemukan mulai dari keripik, kue, bahkan olahan susu jagung telah dipasarkan.
Selain itu jagung tidak hanya dapat dimanfaatkan terbatas pada buahnya saja, seperti batang dan daun jagung yang masih muda dikenal sebagi jerami jagung yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Sisa buah tongkol jagung pun dapat diolah kembali menjadi bahan bakar. Oleh karena itu pemerintah melalui departemen pertanian, terus berusaha meningkatkan produksi jagung di Indonesia.
Jagung adalah salah satu produk pertanian yang banyak di hasilkan negara Indonesia. Pada tahun 2004 produksi jagung nasional mencapai 11.225.243 ton dan meningkat menjadi 12.523.894 ton pada tahun 2005 (Labuhan Batu dalam angka tahun 2005).
Untuk itu pelu diperhatikan secara intensif produksi jagung di Indonesia, apa-apa saja yang menjadi faktor produksinya dalam hal ini penulis mengambil daerah produksi jagung di Kabupaten Labuhan Batu dimana jagung menjadi komoditi andalan di kabupaten tersebut. Maka melihat dari masalah yang ada, penulis mengambil 3 variabel yang dijadikan sandaran untuk melihat produksi jagung di Kabupaten Labuhan Batu yaitu luas tanah, curah hujan, dan banyaknya hari hujan yang terjadi. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain diperlukan alat analisis yang memungkinkan kita untuk membuat perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu variabel yang mempengaruhinya (Algifari, 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE. Hal. 4).
Berdasarkan masalah di atas, penulis mengambil judul :Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2009.
(12)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi hasil produksi jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2009.
2. Bagaimana besar nilai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi jagung di Kabupaten Labuhan Batu tahun 2009.
3. Bagaimana hubungan korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi (luas tanah, curah hujan, hari hujan) dengan hasil produksi jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2009.
1.3 Batasan Masalah
Untuk memberikan kejelasan dan memberikan kemudahan penelitian ini agar tidak jauh menyimpang dari sasaran yang ingin dicapai, penulis hanya meneliti pengaruh produksi jagung di kota Labuhan Batu dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya yaitu luas tanah, curah hujan dan hari hujan. Data kuantitatif yang digunakan adalah data produksi jagung dari bulan januari-desember tahun 2009 (ton), data curah hujan dari bulan januari-desember tahun 2009 (mm), data hari hujan dari januari-desember tahun 2009 (hari), dan data luas tanah dari bulan januari-desember tahun 2009 (Ha).
(13)
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel-variabel yang diteliti terhadap produksi jagung.
2. Mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti
3. Sebagai sarana aplikasi ilmu yang didapat saat perkuliahan
1.4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh lahan dan curah hujan terhadap hasil produksi jagung. 2. Untuk mengetahui hubungan antara variabel yang terikat dan bebas.
3. Untuk mengetahui kebutuhan jagung untuk Kabupaten Labuhan Batu.
4. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai riset dan menganalisis data.
1.5 Metodologi Penelitian
(14)
Penulisan kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.
Metode pengumpulan data yang digunakan ialah data sekunder, yaitu data yang diolah diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.
2. Teknik dan Analisa Data
Metode yang digunakan adalah dengan metode hitung korelasi dan regresi.
a. Regresi Ganda
Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua prediktor atau lebih dengan variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya.
Untuk keperluan analisis, variabel bebas akan dinyatakan dengan
x
1,x
2,...
x
k(
k
≥
1
)
sedangkanvariabel tidak bebas dinyatakan dengan Y.
k k o ax a x a x
a
YΛ = + 1 1+ 2 2 +....+
Dengan :
Λ
Y
= variabel tidak bebas (dependent)=
k
o
a
a
,...,
koefisien regresi=
k
x
(15)
Koefisien-koefisien
a
o,...,
a
kdapat dihitung dengan menggunakan persamaan: ) ( ... ... ... ) ( ... ) ( ... 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
+ + + + = + + + + = + + + + = + + + + = ki k ki i ki i ki o i ki ki i k i i i i o i i ki i k i i i i o i i ki k i i o X a X X a X X a X a Y X X X a X a X X a X a Y X X X a X X a X a X a Y X X a X a X a n a Yb. Kesalahan Standar Estimasi
Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi
(standard error of estimate).Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan
persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya.Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya.
Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus:
1 ) ( 2 ,..., 2 , 1 , = − −
∑
Λ k n Y YSy k i
Dengan: Yi adalah nilai data sebenarnya,
Λ i
Y adalah nilai taksiran.
c. Koefisien Korelasi Linier Ganda
Menguji keberartian regresi linier ganda dimaksudkan untuk meyakinkan apakah regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai sejumlah peubah yang dipelajari.
(16)
Ho : Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor yang
mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.
H1 : Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor yang mempengaruhi
terhadap faktor yang dipengaruhi.
d. Koefisien Korelasi
Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel dapat digunakan rumus:
bebas tidak Variabel Y bebas Variabel X X dan Y antara korelasi Koefisien r dengan Y Y n X X n Y X Y X n r i ki yx i i ki ki i ki i ki yx = = = − − − =
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
: } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2(17)
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Regresi
Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu variabel yang disebut variabel takbebas (dependent variable), pada satu atau lebih variabel, yaitu variabel yang menerangkan dengan tujuan untuk memperkirakan ataupun meramalkan niali-nilai dari variabel takbebas apabila nilai variabel yang menerangkan sudah diketahui. Variabel yang menerangkan sering disebut variabel bebas (independent variable).
2.2 Analisis Regresi Linier
Analisis regresi linier digunakan untuk peramalan, dimana dalam model terdapat variabel bebas X dan variabel takbebas Y. Regresi linier yaitu menentukan satu persaman dan garis yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel takbebas, yang merupakan persamaan penduga yang berguna untuk menaksir/meramalkan variabel takbebas. Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel, analisis ini terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Analisi Regresi Sederhana (simple analisis regresi) 2. Analisi Regresi Berganda (multiple analisis regresi)
(18)
Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel takbebas (dependent variable). Sedangkan analisis regresi berganda merupakan hubungan antara 3 variabel atau lebih, yaitu sekurang-kurangnya 2 variabel bebas dengan satu variabel takbebas.
2.3 Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel takbebas tunggal dengan variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya ada satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah takbebas Y. Bentuk-bentuk model umum regresi sederhana yang menunjukkan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai variabel takbebas adalah :
Ŷ=�+��
Dengan :
Ŷ = Variabel takbebas
x = Variabel bebas a = Parameter Intercept
b = Parameter Koefisien Regresi Variabel Bebas
(19)
Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon
(variable dependent) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu predaktor (variable
independent).
Regresi linier berganda hampir sama dengan Regresi linier sederhana, hanya saja pada Regresi linier berganda variabel penduga (variabel bebas) lebih dari satu variabel penduga. Tujuan analisis Regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan memuat prediksi/perkiraan nilai Y atas nilai X. Bentuk persamaan Regresi linier berganda yang mencakup dua atau lebih variabel, yaitu :
i ki k i
i
o x x x
Y =β +β1 1 +β2 2 +....+β +ε
Dengan :
Y = Pengamatan ke-i pada variabel tak bebas
xik = Pengamatan ke-i pada variabel bebas
β0 = Parameter Intersep
β1, β2,...,βk = Parameter Koefisien regresi variabel bebas
εi = Pengamatan ke-i variabel kesalahan
Model di atas merupakan model regresi untuk populasi, sedangkan apabila hanya menarik sebagian berupa sampel dari populasi secara acak, dan tidak mengetahui regresi populasi, sehingga model regresi populasi perlu diduga berdasarkan model regresi sebagai berikut :
k k o ax a x a x
a
Y = + + + +
Λ .... 2 2 1 1 Dengan :
(20)
Λ
Y
= variabel tidak bebas (dependent)=
k
o
a
a
,...,
koefisien regresi=
k
x
x
1,...,
variabel bebas (independent)Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linear berganda satu variableterikat(variable dependent) dan tiga variabel bebas (variable independent). Bentukumum persamaan regresi linear berganda tersebut, yaitu:
Y = b0 + b1 X1i + b2 X2i + ... + bn Xni
Dengan:
Y = Produksi Jagung
X1 = Curah Hujan
X2 = Hari Hujan
X3 = Luas Tanah
i = 1,2,…,n
Untuk rumus diatas, dapat diselesaikan dengan empat persamaan oleh empatvariabel yang terbentuk:
�=��0+�1�1+�2�2+�3�3
(21)
Σ�2�=�0Σ�2+�1Σ�1�2+�2Σ(�2)2+�3Σ�2�3
Σ�3�=�0Σ�3+�1Σ�1�3+�2Σ�2�3+�3Σ(�3)2
Dengan b0, b1, b2, b3 adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan. Untuk
menghitung nilai �1=�1− ��1, �2=�2− ��2, �3=�3− ��3, dan � =� − ��.
2.5 Kesalahan Standard Estimasi
Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi
(standard error of estimate).Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan
estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya.Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, makin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya.( Algifari, 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2) Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus :
��,1,2,…,� =� ∑ ��
��2
� − � −1
(22)
Yi = nilai data sebenarnya
Ŷ = nilai taksiran
2.6 Koefisien Determinasi
Menguji keberartian regresi linear berganda dimaksudkan untuk meyakinkan apakah regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai sejumlah peubah yang dipelajari.( Usman, Husaini, R. Purnomo Setiady Akbar, 1995. Pengantar Statistik)
Hipotesa :
H0 : Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua
faktor yang mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.
H1 : Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor yang
mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.
Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linear berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel terikat (Y) yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel – variabel bebas (X) yang ada dalam model persamaan regresi linear berganda secara bersama – sama. Maka R2 akan ditentukan dengan rumus ,yaitu:
(23)
�
2=
��
���∑ �
�2Dengan :
JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi
Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing – masing variabel yang tinggal dalam regresi.Hal ini mengakibatkan variasi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang bersifat nyata).
2.7 Koefisien Korelasi
Setelah mendapatkan hasil jumlah pengaruh pada variabel yang diteliti untuk selanjutnya penulis akan mencari seberapa besar hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas atau antara variabel bebas itu sendiri.
Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel yang lain (Algifari, 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2). Umumnya analisis korelasi digunakan dalam hubungannya dengan analisis regresi untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel dependent.
(24)
Setelah mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel dimana persamaan regresinya telah ditentukan dan telah melakukan pengujian maka persoalan berikutnya yang perlu dirasakan yaitu, jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak variabel adalah seberapa kuat hubungan antara variabel – variabel itu (Sudjana, 2001. Metode Statistik. Bandung). Dengan kata lain perlu ditentukan derajat hubungan antara variabel – variabel tersebut. Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel – variabel tersebut dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel dapat digunakan rumus:
��� = � ∑ �����−
(∑ ���)(∑ ��) �{� ∑ ���2 −(∑ ���)2}{� ∑ �
�2−(∑ ��)2}
Dengan:
ryx = Koefisien korelasi antara Y dan X
Xki = Variabel bebas
Yi = Variabel terikat
(25)
-1≤ r ≤+1. Untuk r = +1, berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan Y, sebaliknya jika r = -1, berarti korelasi negatif sempurna antara X dan Y, sedangkan r = 0, berarti tidak ada korelasi antara X dan Y.
Jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti oleh penurunan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi
R Interpretasi
0 Tidak ada korelasi
0,01 – 0,20 Sangat rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Agak Rendah
0,61 – 0,80 Cukup
0,81 – 0,99 Tinggi
1 Sangat tinggi (korelasi sempurna)
Sumber : Hartono, M.Pd Statistik untuk penelitian
Keterangan:
(26)
+ = menunjukkan korelasi positif
− = menunjukkan korelasi negatif
0 = menunjukkan tidak adanya korelasi (korelasi nihil)
Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis:
1. Korelasi Positif
Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.
2. Korelasi Negatif
Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya.
(27)
3. Korelasi Nihil
Korelasi nihil artinya tidak adanya korelasi antara variabel.
Dalam hal ini penulis menggunakan empat variabel dalam penelitiannya, untuk hubungan empat variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Koefisien Korelasi antara Y dan X1
���1 =
� ∑ �1�1−(∑ �1)(∑ �)
�{� ∑ �12−(∑ �1)2}{� ∑ �2−(∑ �)2}
b. Koefisien Korelasi antara Y dan X2
���2 =
� ∑ �2�1−(∑ �2)(∑ �)
�{� ∑ �22−(∑ �2)2}{� ∑ �2−(∑ �)2}
c. Koefisien Korelasi antara Y dan X3
���3 =
� ∑ �3�1−(∑ �3)(∑ �)
�{� ∑ �32−(∑ �3)2}{� ∑ �2−(∑ �)2}
d. Koefisien Korelasi antara X1 dan X2
�12 =
� ∑ �1�2−(∑ �1)(∑ �2)
�{� ∑ �12−(∑ �1)2}{� ∑ �
(28)
e. Koefisien Korelasi antara X1 dan X3
�13 =
� ∑ �1�3−(∑ �1)(∑ �3)
�{� ∑ �12−(∑ �1)2}{� ∑ �32−(∑ �3)2}
f. Koefisien Korelasi antara X2 dan X3
�23 =
� ∑ �2�3−(∑ �2)(∑ �3)
�{� ∑ �22−(∑ �2)2}{� ∑ �
(29)
BAB 3
PENGOLAHAN DATA
3.1 Data dan Pembahasan
Data yang diambil dari Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara adalah data curah hujan (mm), hari hujan (hari), luas tanah (ha), dan produksi (ton) di Kabupaten Labuhan Batu pada bulan Januari 2009 sampai Desember 2009.
Tabel 3.1 Curah Hujan (mm), Hari Hujan (hari), Luas Tanah (ha), dan Produksi (ton) di Kabupaten Labuhan Batu pada Januari sampai Desember 2009
No Bulan Curah Hujan
(mm)
Hari Hujan (hari)
Luas Tanah (ha)
Produksi (Ton)
1 Januari 412 18 162 433
2 Februari 255 11 332 889
(30)
4 April 342 15 23 62
5 Mei 308 12 17 46
6 Juni 55 3 36 97
7 Juli 178 9 151 407
8 Agustus 217 12 396 1.066
No Bulan Curah Hujan
(mm)
Hari Hujan (hari)
Luas Tanah (ha)
Produksi (Ton)
9 September 445 20 383 1.033
10 Oktober 217 11 120 323
11 Nopember 504 17 19 51
12 Desember 450 14 104 280
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Dari data tersebut maka variabel-variabelnya adalah sebagai berikut:
Y : Produksi Jagung (Ton)
X1 : Curah Hujan (mm)
X2 : Hari Hujan (hari)
X3 : Luas Tanah (ha)
Dalam pengolahan data pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan suatu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu program SPSS 16.0 dalam masalah memperoleh hasil perhitungan.
(31)
3.2 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda
Cara menghitung koefisien regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS Statistics 16.0 adalah sebagai berikut :
1) Pada Menu Bar klik menu Analyze, lalu pilih Regression dan klik Linear. 2) Lalu akan muncul kotak dialog Linear Regression.
3) Pada kotak dialog tersebut masukkan variabel Y pada kotak Dependent dan variabel X1 sampai dengan X3pada kotak Independent (s).
(32)
4) Selanjutnya klik OK, maka hasil output dari pengolahan data diatas akanditampilkan dibawah ini :
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.143 2.003 -.071 .945
Curah_hujan -.010 .014 -.004 -.700 .504
Hari_hujan .251 .447 .003 .562 .590
Luas_tanah 2.688 .006 .999 454.577 .000
a. Dependent Variable: Produksi_jagung
Persamaan regresi :
0 1 1 2 2 3 3
ˆ
Y = +b b X +b X +b X
ˆ
Y = -0,143 – 0,010 X1 + 0,251 X2 + 2,688 X3
Dimana :
Ŷ : Jumlah Produksi Jagung
b0 : Konstanta -0,143, artinya jika curah hujan (X1), hari hujan(X2), dan luas tanah(X3) nilainya 0
maka jumlah produksi(Ŷ) nilainya negatif yaitu -0,143. Tabel 3.2Coefficientsa Untuk Menentukan Regresi Linier Berganda
(33)
b1 : Koefisien regresi variabel curah hujan sebesar -0,010, artinya jika variabel independen lainnya
tetap dan curah hujan mengalami penurunan 100 mm, maka jumlah produksi jagung(Ŷ) akan mengalami peningkatan 100 ton.
b2 : Koefisien regresi variabel hari hujan sebesar 0,251, artinya jika variabel independen lainnya
tetap dan curah hujan mengalami peningkatan 100 hari, maka jumlah produksi jagung(Ŷ) akan mengalami peningkatan 251 ton.
b3 : Koefisien regresi variabel luas tanah sebesar 2,688, artinya jika variabel independen lainnya
tetap dan luas tanah mengalami peningkatan 100 ha, maka jumlah produksi jagung(Ŷ) akan mengalami peningkatan 2.688 ton.
Menentukan tingkat signifikansi dan daerah penerimaan/penolakan α = 5%. P value (sig) > α = H0 diterima.Berarti dengan kata lain ambil kesimpulan H0.
P value (sig) ≤ α = H0 ditolak.Berarti dengan kata lain ambil kesimpuan H1.
1. Nilai P value(X1) : Nilai : 0,504 0,504> 0,05. Artinya : H0 diterima
Kesimpulan : tidak terdapat pengaruh antara curah hujan terhadap jumlah produksi jagung. 2. Nilai P value(X2) : Nilai : 0,590
0,590> 0,05. Artinya : H0 diterima
(34)
3. Nilai P value(X3) : Nilai : 0,000 0,000< 0,05. Artinya : H0 ditolak
Kesimpulan : terdapat pengaruh antara luas tanah terhadap jumlah produksi jagung.
Dari Tabel 3.2 terdapat beberapa variabel yang memiliki nilai yang tidak signifikan, sehingga perlu dilakukan langkah untuk menentukan persamaan regresi linier terbaik dengan menggunakan prosedur regresi bertatar (The Stepwise Regression Procedure)
3.3 Prosedur Regresi Bertatar (The Stepwise Regression Procedure)
Cara menghitung koefisien regresi bertatar (The Stepwise Regression) dengan menggunakan SPSS Statistics 16.0 adalah sebagai berikut :
1) Pada Menu Bar klik menu Analyze, lalu pilih Regression dan klik Linear. 2) Lalu akan muncul kotak dialog Linear Regression.
3) Pada kotak dialog tersebut masukkan variabel Y pada kotak Dependent dan variabel X1 sampai dengan X3pada kotak Independent (s).
(35)
Gambar 3.2 Kotak Dialog Linear Regression
5) Selanjutnya klik OK, maka hasil output dari pengolahan data diatas akan ditampilkan dibawah ini :
Tabel 3.3Coefficientsauntuk Regresi Stepwise
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
(36)
Luas_tanah 2.690 .004 1.000 615.367 .000
a. Dependent Variable: Produksi_jagung
Dari output diatas terdapat model persamaan regresi linier terbaik dengan regresi stepwise. Nilai regresinya adalah sebagai berikut:
b0 = -0,383 b3 = 2,690
Maka persamaan regresi linier bergandanya adalah :
ˆ
Y = bo + b3X3
ˆ
Y =-0,383 +2,690X3
3.4Uji Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesa dalam regersi linier berganda perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan penarikan kesimpulan.
(37)
1. Menentukan formulasi hipotesis
�0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu Luas tanah
terhadap variabel terikat yaitu jumlah Produksi Jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2009.
�1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu Luas tanah terhadap
variabel terikat yaitu jumlah Produksi Jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2009.
2. Mencari nilai Ftabel dari Tabel Distribusi F
Dengan taraf nyata α = 0,05 dan nilai Ftabel dengan dk pembilang (v1) = k = 1 dan dk
penyebut (v2) = n – k – 1 = 12 – 1 – 1 = 10, maka di peroleh ��1;�2(�) = �1;10(0,05) = 4,96
3. Menentukan kriteria pengujian
�0 diterima bila �ℎ����� <������
�0 ditolak bila �ℎ����� ≥ ������
Untuk menghitung nilai Fhitung dengan menggunakan SPSS Statistics 16.0 adalah sebagai berikut :
1) Pada Menu Bar klik menu Analyze, lalu pilih Regression dan klik Linear. 2) Lalu akan muncul kotak dialog Linear Regression.
3) Pada kotak dialog tersebut masukkan variabel Y pada kotak Dependent dan variabel X1 sampai dengan X3pada kotak Independent (s).
(38)
4) Pilih Stepwisepada Method
5) Selanjutnya klik OK, maka hasil output dari pengolahan data diatas akan ditampilkan dibawah ini :
Tabel 3.4 ANOVAd untuk Fhitung
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1550487.972 1 1550487.972 378676.3 .000a
Residual 40.945 10 4.094
(39)
Total 1550528.917 11
a. Predictors: (Constant), Luas_tanah
b. Dependent Variable: Produksi_jagung
Untuk Ftabel,yaitunilai statistik F jika dilihat dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang V1 = k yaitu 1 dan penyebut V2 = n – k – 1 yaitu 10, dan α = 5% = 0,05 maka :
( )(1; 2)
tabel V V
F =Fα
( )( ; 1)
tabel k k n
F =Fα − −
������ = �(0,05)1:10 = 4,96
������ = 4,96
Dengan demikian dapat kita lihat bahwa nilai
�ℎ����� = 378676,3≥ ������ = (4,96)Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti
persamaan linier berganda Y atas X3 bersifat nyata yang berarti bahwa Luas tanahberpengaruh terhadap Produksi Jagung.
3.5 Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel
Untuk menghitung nilai koefisien korelasi antar variabel dengan menggunakan SPSS Statistics 16.0 adalah sebagai berikut :
(40)
1) Pada Menu Bar klik menu Analyze, lalu pilih Correlate dan klik Bivariate. 2) Lalu akan muncul kotak dialog Bivariate Correlations.
3) Pada kotak dialog tersebut masukkan variabel Y dan variabel X3pada kotak Variables.
Gambar 3.4 Kotak Dialog Bivariate Correlations
4) Selanjutnya klik OK, maka hasil output dari pengolahan data diatas akan ditampilkan dibawah ini :
(41)
Correlations
Produksi_jagung Luas_tanah
Produksi_jagung Pearson Correlation 1 1.000**
Sig. (2-tailed) .000
N 12 12
Luas_tanah Pearson Correlation 1.000** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 12 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari hasil output diatas diperoleh koefisien korelasi sebagai berikut :
���3 = 1,000
3.5.1 Koefisien Korelasi Antara Produksi Jagung(Y)Dengan Luas Tanah (��) Tabel 3.5 Correlations untuk Nilai Korelasi
(42)
Koefisien korelasi antaraProduksi Jagung(Y) dan Luas Tanah(X3) adalah 1,000 yang menunjukkan korelasi yang sempurna dengan arah positif = 1 (korelasi positif). Hal ini berarti jika jumlahLuas tanah mengalami peningkatan maka Produksi jagung juga meningkat.
3.6Uji t (Parsial)
Dari Tabel 3.4 dapat diketahui nilai thitung, kemudian proses selanjutnya dapat dilakukan pengujian sebagai berikut :
3.6.1 Pengaruh Luas Tanah(X3) Terhadap Produksi Jagung(Y)
1. Menentukan formulasi hipotesis
�0 : Luas Tanah tidak berpengaruh pada Produksi jagung di Kabupaten Labuhan Batu
Tahun 2009.
�1 : Luas Tanah berpengaruh pada Produksi jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun
2009.
2. Mencari nilai ttabeldari Tabel Distribusi t
Dilakukan uji dua sisi dengan taraf nyata α = 0,05 dan nilai ttabel dengan dk yaitu n – k – 1 =
12 – 1 – 1 = 10, maka diperoleh �(1
2�;�−�−1)
(43)
3. Menentukan kriteria pengujian
�0 diterima bila �ℎ����� < ������
�0 ditolak bila �ℎ����� > ������
4. Kesimpulan
Karena thitung = 516,367>ttabel = 2,23 maka H0Ditolak.
Hal ini berarti bahwa Luas Tanah berpengaruh pada Produksi Jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2009.
(44)
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan software maka diperoleh hasil persamaan terbaik melalaui metode regresi stepwise yaitu Yˆ =-0,383 +2,690X3ini berarti jika koefisien regresi sebesar 2,690artinya jika Luas Tanahditingkatkan 1 point maka diperkirakan Produksi naik 2,690 point. Konstanta sebesar -0,383artinya jika Luas Tanah di abaikan maka Produksi Jagung sebesar -0,383.
2. Melalui uji keberartian regresi linier dengan taraf nyata (α = 0,05) didapat �ℎ����� = 378676,3≥ ������ = (4,96)Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan linier berganda Y atas X3 bersifat nyata yang berarti bahwa Luas Tanah berpengaruh pada Produksi Jagung.
3. Koefisien korelasi antara Produksi Jagung(Y) dan Luas Tanah(X3) adalah 1 yang menunjukkan korelasi sempurna dengan arah positif (korelasi positif). Hal ini berarti jika Luas Tanahmengalami peningkatan maka Produksi juga akan meningkat.
(45)
4. Melalui uji koefisien regresi linier ganda (uji t) dengan taraf nyata α = 0,05 diperoleh kesimpulan untuk pengaruh antara Luas Tanah dan Produksi Jagung adalah H0 Ditolak yang berarti secara parsial Luas Tanah berpengaruh terhadap Produksi jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2009.
1.2 Saran
Melihat hubungan yang kuat antara produksi jagung dan luas panen, maka disarankan agar pihak pemerintah Indonesia khususnya untuk Kabupaten Labuhan Batu agar memperluas lahan penanaman untuk jagung agar nilai produksi juga bertambah dan kebutuhan dalam negeri juga dapat terpenuhi, dan tidak lagi mengandalkan barang impor. Untuk selanjutnya metode analisa statistik dapat digunakan dengan perancangan pembangunan di sektor pertanian.
(46)
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, BPFE, Yogyakarta, 1997.
Hakim Abdul, Statistik Deskriptif Untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Pertama, EKONISIA, Yogyakarta, 2004.
Hasan Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistika I, Bumi Aksara, Jakarta, 1999 Iswardono,.Analisa Regresi dan Korelasi, BPFE, Yogyakarta, 1981. Kazmier Leonard J, Ph.D., Statistik Untuk Bisnis,Erlangga, Jakarta, 2005.
Kustituanto, Bambang, Statistik Analisa Runtut Waktu dan Regresi Korelasi, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 1984.
Marzuki, Gunawan, Nurgiyantoro Burhan, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Cetakan Kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2002.
Nurlaelah, ST, MT, R.A Agung, SE, MM, Praktikum Statistika Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta,2010.
Sudjana, Prof.DR. M.A.,M.Sc., Metode Statistika, Edisi Ke-6, Tarsito, Bandung, 1992.
(1)
Correlations
Produksi_jagung Luas_tanah
Produksi_jagung Pearson Correlation 1 1.000**
Sig. (2-tailed) .000
N 12 12
Luas_tanah Pearson Correlation 1.000** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 12 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari hasil output diatas diperoleh koefisien korelasi sebagai berikut :
���3 = 1,000
3.5.1 Koefisien Korelasi Antara Produksi Jagung(Y)Dengan Luas Tanah (��)
(2)
Koefisien korelasi antaraProduksi Jagung(Y) dan Luas Tanah(X3) adalah 1,000 yang menunjukkan korelasi yang sempurna dengan arah positif = 1 (korelasi positif). Hal ini berarti jika jumlahLuas tanah mengalami peningkatan maka Produksi jagung juga meningkat.
3.6Uji t (Parsial)
Dari Tabel 3.4 dapat diketahui nilai thitung, kemudian proses selanjutnya dapat dilakukan pengujian sebagai berikut :
3.6.1 Pengaruh Luas Tanah(X3) Terhadap Produksi Jagung(Y)
1. Menentukan formulasi hipotesis
�0 : Luas Tanah tidak berpengaruh pada Produksi jagung di Kabupaten Labuhan Batu
Tahun 2009.
�1 : Luas Tanah berpengaruh pada Produksi jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun
(3)
3. Menentukan kriteria pengujian
�0 diterima bila �ℎ����� < ������ �0 ditolak bila �ℎ����� > ������
4. Kesimpulan
Karena thitung = 516,367>ttabel = 2,23 maka H0Ditolak.
Hal ini berarti bahwa Luas Tanah berpengaruh pada Produksi Jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2009.
(4)
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan software maka diperoleh hasil persamaan terbaik melalaui metode regresi stepwise yaitu Yˆ =-0,383 +2,690X3ini berarti jika
koefisien regresi sebesar 2,690artinya jika Luas Tanahditingkatkan 1 point maka diperkirakan Produksi naik 2,690 point. Konstanta sebesar -0,383artinya jika Luas Tanah di abaikan maka Produksi Jagung sebesar -0,383.
2. Melalui uji keberartian regresi linier dengan taraf nyata (α = 0,05) didapat �ℎ����� = 378676,3≥ ������ = (4,96)Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan linier berganda Y atas X3 bersifat nyata yang berarti bahwa Luas Tanah berpengaruh pada Produksi Jagung.
(5)
4. Melalui uji koefisien regresi linier ganda (uji t) dengan taraf nyata α = 0,05 diperoleh
kesimpulan untuk pengaruh antara Luas Tanah dan Produksi Jagung adalah H0 Ditolak yang
berarti secara parsial Luas Tanah berpengaruh terhadap Produksi jagung di Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2009.
1.2 Saran
Melihat hubungan yang kuat antara produksi jagung dan luas panen, maka disarankan agar pihak pemerintah Indonesia khususnya untuk Kabupaten Labuhan Batu agar memperluas lahan penanaman untuk jagung agar nilai produksi juga bertambah dan kebutuhan dalam negeri juga dapat terpenuhi, dan tidak lagi mengandalkan barang impor. Untuk selanjutnya metode analisa statistik dapat digunakan dengan perancangan pembangunan di sektor pertanian.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, BPFE, Yogyakarta, 1997.
Hakim Abdul, Statistik Deskriptif Untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Pertama, EKONISIA, Yogyakarta, 2004.
Hasan Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistika I, Bumi Aksara, Jakarta, 1999 Iswardono,.Analisa Regresi dan Korelasi, BPFE, Yogyakarta, 1981. Kazmier Leonard J, Ph.D., Statistik Untuk Bisnis,Erlangga, Jakarta, 2005.
Kustituanto, Bambang, Statistik Analisa Runtut Waktu dan Regresi Korelasi, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 1984.
Marzuki, Gunawan, Nurgiyantoro Burhan, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Cetakan Kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2002.
Nurlaelah, ST, MT, R.A Agung, SE, MM, Praktikum Statistika Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta,2010.
Sudjana, Prof.DR. M.A.,M.Sc., Metode Statistika, Edisi Ke-6, Tarsito, Bandung, 1992.