14 investor membeli saham perusahaan juga untuk meningkatkan nilai pasar saham.
Jelas terlihat bahwa tindakan tersebut sangat dibutuhkan oleh manajemen dalam rangka menambah firm value dan going concern perusahaan.
2.1.4. Komite Audit
Komite audit adalah suatu komite utama direksi suatu perusahaan yang biasanya terdiri atas orang-orang luar yang mencalonkan para auditor independen
dan menanggapi laporan dan penemuan auditor Indratno, 2013. Komite audit merupakan pihak yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan
komisaris. Keberadaan komite audit pada saat ini telah diterima sebagai suatu bagian dari organisasi perusahaan Corporate Governance. Bahkan untuk menilai
pelaksanaan good corporate governance di perusahaan, adanya komite audit yang efektif merupakan salah satu aspek dalam kriteria penilaian. Komite audit
memegang fungsi pengawasan dan pengendalian. Frekuensi pertemuan antar anggota komite audit diukur dengan jumlah pertemuan antar anggota komite audit
yang dilakukan dalam satu tahun. Keanggotaan komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang anggota, yang berarti apabila jumlah anggota komite audit
lebih dari tiga akan dianggap lebih baik. Jumlah komite audit yang lebih banyak, akan semakin memperketat pengawasan dalam pertanggungjawaban keuangan
manajemen kepada pemegang saham sehingga akan membatasi aktivitas manajemen laba.
BAPEPAM dan BEI telah mengeluarkan peraturan yang memperkuat independensi dan efektivitas komite audit. Satu diantaranya yaitu mewajibkan
15 perusahaan yang terdaftar di BEl memiliki komite audit. Peraturan tersebut berisi
tentang karakter yang harus dimiliki oleh komite audit, tugas, wewenang dan hak komite audit dalam perusahaan. Diharapkan bahwa perusahaan yang telah
mempunyai komite audit dapat terhindar dari masalah manajemen laba.
2.1.5. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas
akan mempengaruhi manajer dalam melakukan tindakan manajemen laba. Laba merupakan indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola
kekayaan perusahaan. Laba berfungsi untuk mengukur efektivitas bersih dari sebuah usaha bisnis. Laba juga akan menjamin pasokan modal di masa depan
untuk inovasi dan perluasan usaha. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari tingkat perolehan laba.
Tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan baik dan pengawasan berjalan dengan baik, sedangkan dengan tingkat profitabilitas
yang rendah menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang baik, dan kinerja manajemen tampak buruk di mata principal. Rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba disebut operating ratio. Salah satu jenis rasio profitabilitas adalah Return on Asset. Return on Asset adalah rasio
yang menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Return on Asset yang positif menunjukkan bahwa dari
total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan
16 laba bagi perusahaan,sebaliknya jika Return on Asset negatif menunjukkan bahwa
total aktiva yang digunakan tidak memberikan keuntungan atau rugi.
Rasio profitabilitas yang sering digunakan dalam penelitian yang berkaitan
dengan pengaruh laba terhadap investasi satu diantaranya adalah return on assets
ROA. Return on assets ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini,
akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang
lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan Sartono,
2001: 24. Husnan 2005: 48, menjelaskan ROA memiliki beberapa kelebihan
sebagai berikut: 1
Analisis ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan.
2 Analisis ROA dapat digunakan untuk membandingkan efisiensi
penggunaan modal pada perusahaan yang bersangkutan dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan
berada di bawah, sama atau di atas rata-rata. 3
Analisis ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan- tindakan yang dilakukan oleh divisi atau bagian, yaitu dengan
mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan dalam antrian untuk membandingkan efisiensi antar bagian.
17 4
Analisis ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masingmasing produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan menggunakan
product cost system sistem biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam berbagai produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, sehingga dapat dihitung profitabilitas masing-masing produk 5
Analisis ROA dapat digunakan untuk keperluan perencanaan antara lain sebagai dasar dalam pengambilan keputusan jika perusahaan akan
mengadakan ekspansi.
2.1.6. Reputasi Auditor