10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1. Teori Keagenan Agency Theory
Teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara prinsipal dan agen. Prinsipal mempekerjakan agen untuk melakukan tugas untuk kepentingan
prinsipal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari prinsipal kepada agen. Prinsipal mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan
kepada agen untuk melaksanakan fungsi manajerial atau pelaksanaan operasioanal perusahaan dan pengambil keputusan bisnis demi memberikan kesejahteraan yang
maksimal kepada prinsipal Anthony dan Govindarajan 2000:41. Teori keagenan agency theory menjelaskan hubungan yang terjalin
antara agen manajer dan prinsipal pemilik ketika agen dan prinsipal tersebut terikat dalam suatu kontak. Agen terikat kontak untuk melakukan tugas-tugas
tertentu bagi pemilik. Pemilik terikat kontrak untuk member imbalan kepada agen. Para pemilik disebut evaluator informasi yang bertanggung jawab untuk memilih
sistem informasi sedangkan agen disebut sebagai pengambil keputusan. Para pemilik harus memilih sistem informasi yang sedemikian rupa sehingga para
pengambil keputusan membuat keputusan terbaik demi kepentingan pemilik berdasarkan informasi yang dimiliki oleh agen-agen tersebut Hendriksen dan
Breda, 2000. Akibat dari konflik kepentingan yang pada dasarnya masih terus terjadi antara prinsipal dan agen, maka dalam hal ini manajer berusaha untuk
melakukan upaya-upaya tertentu dalam menjaga keseimbangan kondisi yang
11 diharapkan. Upaya yang umum dilakukan manajer adalah melalui earnings
management manajemen laba. Tindakan ini ditempuh melalui pemilihan prosedur akuntansi yang dinilai dapat membantu manajer dalam pengambilan
keputusan menyangkut tujuan yang hendak dicapai, misalnya mempermudah perusahaan dalam memperoleh pinjaman dengan persyaratan yang
menguntungkan serta menarik minat investor.
2.1.2. Teori Akuntansi Positif Positive Accounting Theory
Teori akuntansi positif didasarkan pada adanya dalil bahwa manajer, pemegang saham, dan aparat pengaturpolitisi adalah rasional dan bahwa mereka
berusaha memaksimalkan kegunaan mereka yang secara langsung berhubungan dengan kompensasi mereka dan kesejahteraan mereka pula Belkaoui, 2007.
Teori akuntansi positif menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen dalam memilih prosedur akuntansi yang optimal dan mempunyai tujuan tertentu.
Menurut teori akuntansi positif, prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan tidak harus sama dengan yang lainnya, namun perusahaan diberi
kebebasan untuk memilih salah satu alternatif prosedur yang tersedia untuk meminimumkan biaya kontrak dan memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan
adanya kebebasan itulah, maka manajer mempunyai kecenderungan melakukan suatu tindakan yang menurut teori akuntansi positif dinamakan sebagai tindakan
oportunis opportunistic behavior. Tindakan oportunis adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memilih kebijakan akuntansi yang
menguntungkan dan memaksimumkan kepuasan perusahaan tersebut. Teori
12 akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi
adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.
2.1.3. Earnings Management