Metode Analisis Data
E. Metode Analisis Data
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis uji beda dua rata-rata (t-test). Pengujian dengan cara ini menggunakan metodologi studi peristiwa (event study).
1. Pengujian Hipotesis 1
Pengujian hipotesis 1 menguji perbedaan harga saham pada periode sebelum dan sesudah pemecahan saham. Disini terdapat satu variabel independen dengan dua kategori, yaitu harga saham pada periode sebelum dan sesudah pemecahan saham dan satu variabel dependen, yaitu peristiwa pemecahan saham. Menurut Ghozali (2007), apabila variabel dependen terdiri dari satu skala metrik dan variabel independen terdiri dari satu skala non metrik dengan dua kategori, maka uji statistik yang digunakan adalah uji beda t-test. Dan berhubung yang diuji adalah perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan, maka uji yang dilakukan adalah uji beda t-test dengan sampel berhubungan (related sample paired sample).
Pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata harga saham yang dijadikan sampel
sebelum (t-10 sampai dengan t-1) dan sesudah peristiwa (t+1 sampai dengan t+10)
2. Menghitung deskripsi statistik variabel harga saham sebelum
dan sesudah peristiwa
3. Melakukan uji paired sample t-test (pada tingkat signifikansi α
4. Menentukan H 0 dan H a :
H o
: μ1 = μ2
H 1 atau H a : μ1 ≠ μ2
5. Melakukan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan
cara:
Menerima H 0 jika sig. > dari tingkat signifikansi α (0,05),
dan menolak H 0 atau menerima H 1 atau H a jika sig. < dari
tingkat signifikansi α (0,05).
2. Pengujian Hipotesis 2
Pengujian hipotesis 2 menguji perbedaan volume perdagangan saham pada periode sebelum dan sesudah pemecahan saham. Karena disini terdapat satu variabel independen dengan dua kategori dan satu variabel dependen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji beda t- test dengan sampel berhubungan (related sample paired sample).
Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan tahapan tahapan sebagai berikut:
1. Mencari rata rata Trading Volume Activity ( TVA ) seluruh
sampel pada event window.
Adapun rumus yang digunakan yaitu (Suad Husnan,2001) :
∑ ℎ
Setelah TVA masing-masing saham diketahui, maka kemudian dihitung rata-rata volume perdagangan saham untuk semua dengan persamaan:
̅ =�
Keterangan: TVA it = volume perdagangan saham perusahaan i pada waktu t
̅ TVA= rata-rata TVA n
= sampel
2. Menghitung deskripsi statistik TVA sebelum dan sesudah
peristiwa.
3. Melakukan uji paired sample t - test (pada tingkat signifikansi α
4. Menentukan H 0 dan H a :
H 0 : μ1 = μ2
H 1 atau H a : μ1 ≠ μ2
5. Melakukan Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara
Menerima H 0 jika sig. > dari tingkat signifikansi α ( 0,05 ),
dan menolak H 0 atau menerima H 1 atau H a jika sig. < dari
tingkat signifikansi α ( 0,05 ).
3. Pengujian Hipotesis 3
Pengujian hipotesis 3 menguji perbedaan abnormal return ( AR ) sebelum dan sesudah pemecahan saham. Disini terdapat satu variabel independen dengan dua kategori, yaitu AR pada periode sebelum dan AR sesudah pemecahan saham dan satu variabel dependen, yaitu peristiwa pemecahan saham. Uji statistik yang digunakan adalah uji beda t-test dengan sampel berhubungan (related sample paired sample).
Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menghitung Actual Return Saham selama event period.
Actual return saham yang diperoleh dengan mencari selisih antara harga sekarang dikurangi dengan harga saham hari sebelumnya dibagi harga saham sebelumnya. Menghitung actual return untuk mengetahui perbandingan harga saham hari ini dengan harga pada hari sebelumnya digunakan persamaan sebagai berikut:
= Return saham perusahaan P it = Harga saham perusahaan pada hari ke-t P it-1 = Harga saham perusahaan pada hari t-1
2. Menghitung return pasar harian.
Return pasar harian yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, dengan rumus :
= Return pasar IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke-t
IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t-1
3. Menghitung Expected Return saham harian selama event period
Dengan menggunakan Market Adjusted Model, menurut Strong (1992) yang dikutip oleh Bambang Wijayanto (2001) menyebutkan bahwa expected return untuk semua sekuritas diasumsikan sama (mendekati ekuivalen) dengan return pasar pada perode tersebut :
= Expected Return saham i R mt = Return pasar
4. Menghitung Abnormal Return dari masing masing saham.
Abnormal return adalah kelebihan dari return aktual dibandingkan dengan expected return, sehingga abnormal return dapat diperoleh dengan cara :
= Expected Return saham i R it = Actual return saham i pada periode t AR it = Abnormal return saham i pada periode t
Karena penelitian ini menggunakan Market Adjusted Model yang mempunyai asumsi bahwa expected return semua saham atau emiten sama (mendekati ekuivalen) dengan expected return pasar, maka akan diperoleh rumus sebagai berikut :
= −
Dimana:
AR it = abnormal return saham i pada periode t R it = actual return saham i pada periode t R mt = return pasar pada periode t (IHSG hari t)
5. Menghitung Cumulative Abnormal Return ( CAR ) setiap saham
dengan rumus :
=�
Dimana : CARit
= Cumulative Abnormal Return
ΣARit
= total abnormal return
6. Menghitung rata-rata abnormal return seluruh saham pada hari
ke t:
∑ =
Dimana : AARit
= average abnormal return
n
= total saham yang dijadikan sampel
Σ ARit
= total abnormal return
7. Menghitung deskripsi statistik AAR sebelum dan sesudah
peristiwa.
8. Melakukan uji t berpasangan paired sample t–test ( pada
tingkat signifikansi α = 0,05 ).
9. Menentukan H 0 dan H a :
H 0 : μ1 = μ2
H 1 atau H a : μ1 ≠ μ2
10. Melakukan Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara :
Menerima H 0 jika sig. > dari tingk at signifikansi α ( 0,05 ),
dan menolak H 0 atau menerima H 1 atau H a jika sig. < dari
tingkat signifikansi α ( 0,05 ).