Selaku Anggota Pokja IV BKPRN
3.11 Rapat Koordinasi Pengelolaan data dan Infromasi
Rapat koordinasi yang diselenggarakan pada tanggal 8 Mei 2015 di Ruang Rapat SS-4 Bappenas bertujuan untuk menyepakati Proses Bisnis Kedeputian Regional. Latar belakang terselenggaranya kegiatan ini adalah adanya pernyataan Kepala Bappenas yang menyebutkan web Bappenas terlalu bersifat seremonial, maka dari itu diperlukan tambahan konten dari direktorat lain. Selain itu, ada pula keluhan dari perwakilan direktorat terkait tentang kebutuhan data yang sering sekali tidak tersedia di Pusdatin jika sedang dibutuhkan.
Rapat koordinasi yang dilaksanakan bertujuan untuk menyepakati Proses Bisnis Kedeputian Regional. Keluhan dari perwakilan direktorat terkait adalah tentang kebutuhan data. Jika ingin meminta data dari Pusdatin, seringkali tidak tersedia. Kedepannya, akan dibahas lebih lanjut tentang Katalog Data, dan jika ingin kerjasama harus ada MOU antarkementerian dan feedbacknya harus dirasakan dua arah.
3.12 Rapat Pembahasan Hasil Konsultasi Teknis dengan KL
Rapat ini dilakukan pada tanggal 8 Mei 2015 di Hotel Morissey untuk membahas hasil konsultasi teknis yang telah dilakukan oleh Tim WAVES. Poin-poin diskusi dalam rapat, antara lain:
Perlunya rencana detail hingga ruang lingkup kegiatan dan langkah implementasi program
Perlunya pilot project untuk mencoba hasil dari kegiatan waves secara menyeluruh di satu provinsi. Apabila berhasil diterapkan, maka kedepannya diharapkan bisa diduplikasi di
daerah lain. Kegiatan perlu melihat lahan kritis, sehingga perencanaan ke depan dapat memberikan
arahan lahan yang masih bisa diperbaiki. Skala peta yang akan digunakan untuk pilot project 1:50.000.
3.13 Pembahasan Landasan Hukum One Map Policy (OMP)
Pembahasan Landasan Hukum One Map Policy (OMP) diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tanggal 12 Mei 2015 di Ruang Rapat Lantai 4, Gedung KP3EI Kemenko Perekonomian, dengan tujuan untuk rapat ini bertujuan untuk membahas
mengenai penyusunan landasan hukum One Map Policy sebagai upaya dalam mengakselerasi dan mengikat K/L terkait pelaksanaan One Map Policy . Pada rapat ini belum ada kesimpulan mengenai landasan hukum yang aka n digunakan untuk One Map Policy menggunakan Inpres ataupun Kepres.
Progress pelaksanaan One Map Policy hingga saat ini masih terkendala beberapa hal, yaitu: 1) sulitnya koordinasi dilakukan antar K/L; 2) perbedaan format, struktur, skala peta tematik K/L dengan peta rupa bumi yang dimiliki BIG; 3) sulitnya penyelesaian terkait konflik-konflik yang diakibatkan ketidakselarasan peta; dan 4) kurangnya SDM-SDM yang mengerti peta di K/L lainnya. Terkait adanya berbagai kendala tersebut, maka Kemenko Perekonomian menginisiasikan untuk
menetapkan landasan hukum untuk pelaksanaan One Map Policy dalam bentuk Perpres. Perpres tersebut akan menjadi komitmen yang mengikat dalam mengakselerasi pelaksanaan One Map Policy .
3.14 Pelaksanaan Country Portfolio Review Mission 2015
Rapat yang dipimpin oleh Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral pada tanggal 12 Mei 2015 di Ruang Rapat SG 3-5 Bappenas, diselenggarakan dengan tujuan untuk melakukan review pelaksanaan proyek yang dibiayai oleh pinjaman ADB selama tahun 2014. Berikut beberapa hal penting yang disampaikan dalam rapat tersebut:
Total penyerapan anggaran proyek yang dibiayai dari pinjaman ADB pada tahun 2014 adalah sebesar 57 persen. Angka ini paling kecil dibandingkan dengan total penyerapan 5
tahun terakhir. Dari total 29 pinjaman yang tersisa, masih aktif sebanyak 14 pinjaman dengan pinjaman terbesar ada di sektor energi. Upaya yang telah dilakukan untuk mempercepat pelaksanaan proyek berjalan adalah apabila dana pinjaman belum cair maka dapat menggunakan dana dari rupah murni yang
nanti akan diganti apabila dana pinjaman telah cair. Hal ini telah disetujui oleh BPKP dan BPK.
Pelaksanaan proyek pembangunan yang berasal dari pinjaman ADB pada tahun 2014 banyak terkendala. Hal ini ditandai dengan penyerapan anggaran yang rendah. Perlu dilakukan beberapa upaya untuk mempercepat pelaksanaan proyek. Untuk Direktorat TRP sendiri tidak memiliki proyek yang dikerjakan oleh mitra kerja Dit. TRP yang berasal dari pinjaman ADB.
3.15 Diskusi Penyediaan Kebutuhan Peta Skala Besar (1:5000) dengan IAP
Pertemuan yang diadakan untuk berdialog dengan para prof esi perencana terkait Penyediaan Kebutuhan Peta Skala Besar (1:5000) diselenggarakan pada tanggal 12 Mei 2015 di Ruang Rapat
Lantai 1, Kementerian ATR/BPN. Dalam pertemuan ini disampaikan perlunya penyediaan peta dasar dan tematik 1:5000 dalam rangka percepatam penyusunan rencana rinci, khususnya RDTR.
Sampai saat ini Indonesia masih hanya menggunakan GI (Geographic Information) belum menggunakan GIS. Proyek penyediaan peta lebih bersifat end product, spatial analysis dan sharing data tidak diperhatikan, serta konsep ketelitian peta pun berbeda. NSPK atau pedoman baku untuk menyusun peta RDTR, notasi dalam PP No. 8 Tahun 2013 tidak sesuai dengan notasi yang dibutuhkan untuk menyusun peta RDTR belum ada. Jenis RDTR sebaiknya dibagi ke dalam beberapa perwilayahan. Misalnya, RDTR di wilayah Pulau Kalimantan (bagaimana mengatur rumah-rumah di atas sungai), RDTR di Pulau Papua (bagaimana mengatur rumah-rumah yang di atas gunung), dsb.
3.16 Pembahasan Awal Prakarsa Strategis Penyusunan Draft UU tentang GBHN dalam Rangka Revisi UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Rapat ini diselenggarakan pada tanggal 13 Mei 2015 di Ruang Rapat SS 1-2 Bappenas dengan dihadiri oleh Anggota Tim yang terdiri dari Eselon II dan III. Direktorat TRP diwakili oleh Bapak Direktur selaku Anggota Tim GBHN.
Latar belakang terselenggaranya rapat karena pada saat ini GBHN telah digantikan oleh RPJPN untuk jangka panjang dan RPJMN untuk jangka menengah. Namun, disadari bahwa keberadaan kedua produk kebijakan tersebut ternyata tidak berhasil mengikat komitmen politik. Untuk itu, dipandang perlu untuk melakukan suatu review terhadap keberadaan RPJPN dan RPJMN melalui review terhadap UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus membuka pilihan penyusunan GBHN (dengan versi yang lebih baik).
Dalam diskusi awal disepakati untuk penyusunan GBHN menjadi pertanyaan besar bagi hampir seluruh peserta diskusi. Hal ini sudah mempertimbangkan lingkungan strategis yang sudah sangat berbeda. Walaupun disepakati bahwa efektifitas RPJPN dan RPJMN masih perlu ditingkatkan. Pertemuan berikutnya akan lebih mengerucut pada topik penting atau tidaknya GBHN.
3.17 Kajian Integrated Water Resource Conservation (IWCM)
Kajian IWCM yang diselenggarakan pada tanggal 13 Mei 2015 di Hotel JS Luwansa, Jakarta Pusat, dilatarbelakangi adanya kesepakatan ketahanan pangan dan energi menjadi prioritas nasional dalam RPJMN 2015-2019, kedua isu tersebut terkait dengan ketersediaan sumber daya air. IWCM adalah upaya pencagaran sumber daya air secara terpadu. Upaya terpadu tersebut mencakup berbagai keilmuan, melibatkan berbagai sektor dan wilayah pengelolaan (DAS) serta berbagai tingkatan kelembagaan pemerintah baik pusat maupun daerah.
Kajian IWCM ini dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut dari agenda prioritas nasional terkait ketahanan pangan dan ketahanan energi yang sangat berkaitan dengan sumber daya air. IWCM adalah upaya pencagaran sumber daya air secara terpadu. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam mendukung pelaksanaan pengelolaan sumber daya air terpadu yaitu dengan adanya integrasi konsep IWCM ke dalam dokumen perencanaan (RTRW, RPJM, RKP), perlunya penetapan Peraturan Menteri atau Surat Keputusan Menteri sebagai kekuatan hukum serta perlunya pendampingan baik kepada pemerintah (pusat dan daerah) maupun masyarakat terkait konsep IWCM.
Beberapa hal yang akan ditindaklanjuti terkait IWCM, yaitu: Konsep pengelolaan sumber daya air terpadu dapat dimasukkan ke dalam muatan RTRW kabupaten/kota sehingga dapat diaplikasikan di daerah.
Penganggaran konservasi sumber daya air terpadu harus dimasukkan ke dalam sistem perencanaan pembangunan. Fasilitasi sinergi perencanaan, pelaksanaan program, kegiatan konservasi dan pendampingan di basis tapak (lokus kegiatan) untuk melaksanakan kegiatan konservasi sumber daya air yang efektif.
Integrasi dengan nilai-nilai lokal (kearifan lokal) dalam pelaksanaan konsep pengelolaan sumber daya air terpadu.
3.18 Rapat Teknis Persiapan Pelaksanaan FGD Kajian Integrasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan
Rapat Teknis ini diselenggarakan untuk membahas persiapan FGD kegiatan kajian materi teknis pedoman sinkronisasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan. Rapat ini dihadiri oleh TPRK Direktorat TRP Bappenas dan Tim Tenaga Ahli Kajian TRP 2015. Kegiatan FGD pada 3 wilayah studi direncanakan akan dilaksanakan pada awal Juni 2015, yaitu:
Provinsi Gorontalo pada 3-5 Juni 2015 Provinsi Sumatera Barat pada 9-11 Juni 2015 Provinsi Jawa Timur pada pada 15-16 Juni 2015
Sebelum FGD berlangsung, akan dilakukan rapat lanjutan dengan seluruh TPRK Kajian TRP sekaligus simulasi FGD pada tanggal 25 Mei 2015, dan Lembar Kerja (LK) akan diperbaiki dan dirumuskan sesuai dengan masukan rapat teknis ini.
3.19 Konsolidasi Evaluasi Kertas Kerja PMPRB Kedeputian Regional Tahun 2014
Pertemuan yang diselenggarakan oleh Direktur Perkotaan dan Perdesaan ini dislenggarakan untuk membahas hal-hal yang menjadi penilaian dari kertas kerja Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) kedeputian regional dan otonomi daerah sebagai input untuk penilaian PMPRB Kementerian PPN/Bappenas Tahun 2014. Direktorat Perkotdes seharusnya menyampaikan masukan tersebut per tanggal 29 April 2015, dikarenakan kesibukan Musrenbangnas 2015 yang lalu menyebabkan masukan ini tidak masuk dalam input PMPRB Kementerian PPN/Bappenas yang sudah disubmit ke Kementerian Menpan-RB.
Arahan dari Direktur Perkotdes sebagai assesor RB Kedeputian, untuk nilai-nilai dari setiap indikator perubahan yang memang sudah mendapatkan nilai A tetap menjadi prioritas A, sedangkan nilai yang masih B, C atau D perlu didiskusikan perubahan ataupun tetap dari nilai tersebut diantara masing-masing direktorat di Kedeputian untuk mendapatkan nilai kesepakatan bersama. Direktorat Perkotdes akan menyampaikan hasil masukan penilaian PMPRB dalam kertas kerja tersebut kepada Inspektorat Utama sebagai dokumen pendukung penilaian PMPRB Kementerian PPN/Bappenas.
3.20 Tindaklanjut Nota Kesepahaman Kerjasama Pemanfaatan Data Kependudukan, NIK, dan KTP Elektronik
Rapat ini diselenggarakan pada tanggal 19 Mei 2015 di Ruang Rapat SS 1-2, Bappenas, sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman kerjasama pemanfaatan data kependudukan, Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan KTP elektronik (E-KTP) antara Menteri Dalam Negeri dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas.
Dalam rangka pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2009 Tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP Berbasis NIK secara Nasional (Peraturan Presiden perubahan No. 126 Tahun 2012), Menteri Dalam Negeri Dengan Menteri
PPN/Kepala Bappenas sepakat mengadakan kerjasama yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman Nomor : 471.12/383/SJ dan Nomor : 01/NKB/HK/M.PPN/2013. Tentang Kerjasama Pemanfaatan :
Data Kependudukan, Nomor Induk Kependudukan, dan TP Elektronik, dalam Lingkup Tugas Kementerian PPN/ Bappenas.
Nota kesepahaman ini akan ditindaklanjuti dengan penyusunan MoU dan SOP untuk penyediaan sistem dan akses data dari Kementerian Dalam Negeri.
3.21 Kick Off Meeting Pelaksanaan Kearsipan di Bappenas
Rapat dibuka oleh Kepala Pusdatin dan dihadiri oleh para staf perwakilan Kedeputian di Bappenas serta para staf Pusdatin. Dalam hal ini Dit. TRP mewakili Kedeputian Regional dan ditunjuk sebagai PIC Kedeputian dalam melakukan evaluasi kearsiapan.
Kapusdatin menyatakan bahwa selama ini pengelolaan kearsipan yang dilakukan untuk menjamin ketersediaan arsip atau dokumen secara menyeluruh, utuh dan dapat ditemukan setiap saat. Namun sampai saat ini kendala yang dihadapi dalam pengelolaan kearsipan di Bappenas masih terbatasnya ruangan yang harus menampung semua dokumen dari unit pengolah maupun dari unit penanggungjawab kearsipan dalam hal ini Pusdatin Bappenas. Terkait dengan formulir survei arsip yang diminta untuk diisi oleh masing-masing unit pengolah arsip, Pusdatin akan mengirimkan memorandum kepada setiap unit kerja dengan penunjukan para PIC di masing-masing Kedeputian untuk membantu mengoordinasikan pengisian formulir survei arsip tersebut yang harus diisi dalam waktu dua minggu ke depan. Biro SDM akan menindaklanjuti proses pengusulan jabatan fungsional arsiparis dari masing-masing tenaga tata usaha di unit kerja pengolah untuk mendapatkan jabatan sebagai tenaga arsiparis penyelia, sehingga nantinya diharapkan Bappenas akan mempunyai banyak lagi tenaga fungsional arsiparis.
3.22 Pembahasan Peninjauan Kembali RTRWN
Dalam rengka penyepakatan hasil pelaksanaan peninjauan kembali PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN sebagai koridor pembangunan wilayah dan sektoral agar dilakukan revisi, Kementerian ATR/BPN menyelnggarakan rapat pembahasan peninjauan kembali RTRWN pada tanggal 21 Mei 2015 di Kementerian ATR/BPN.
Usulan dari seluruh stakeholder terkait dibahas dan nantinya akan dilakukan review apa saja agenda yang akan diakomodir di dalam RTRWN. Beberapa peraturan seperti UU No. 41/2009 tentang LP2B, UU 24/2007 tentang Penanggulangan Kebencanaan, UU 32/2014 tentang Kelautan harus diakomodir dan disinergikan dengan RTRWN. Target-target RPJMN dan Nawacita harus dapat diakomodir dan disinergikan dengan RTRWN. Revisi usulan tindak lanjut yang disampaikan oleh stakeholder terkait melalui perubahan PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
3.23 Rapat Koordinasi Penyusunan Pedoman Pelaksanaan inpres No. 6 Tahun 2015
Rakor ini dilaksanakan untuk menyusun pedoman pelaksanaan Inpres No. 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 (tujuh) Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan Saranan Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan. Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang diinstruksikan di dalam Inpres ditargetkan selesai dalam jangka waktu 2 tahun. Diharapkan pembangunan 7 PLBN ini dapat dijadikan acuan dalam pembangunan 9 PBLN usulan baru di tahun selanjutnya.
Delineasi kawasan PLBN dalam masterplan masih mengikuti delineasi tahun 2013. Dalam pengembangannya ternyata terdapat beberapa kawasan PLBN yang mebutuhkan lahan lebih sehingga pengembangan kawasan meluas hingga di luar kawasan PLBN. Oleh karena itu, dibutuhkan batas yang jelas untuk kawasan PLBN yang termasuk ke dalam pengaturan masterplan PLBN karena delineasi kawasan ini akan sangat terkait dengan peruntukkan lahan yang menjadi bagian dari kawasan PLBN (terkait kesesuainnya dengan peruntukan lahan dalam RTR). Selanjutnya akan dilakukan legalisasi masterplan untuk 7 PLBN oleh Menteri Dalam Negeri selaku ketua BNPP.
3.24 Seminar Nasional Mendorong Integrasi Peta Kelola Rakyat Melalui Perencanaan Penggunaan Lahan Berkelanjutan
Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung dan memberi masukan kritis terhadap penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan pembangunan yang sesuai dengan RTRW Kab/Kota. Hal-hal yang disampaikan oleh Dit TRP pada saat sesi pleno:
Perlunya penyusunan NSPK Pedoman penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan (Ruang Lingkup substansi dan Skala Peta yang digunakan) Peta Integrasi Peta Kelola Rakyat (peta partisipatif) menjadi bahan masukan dalam penyusunan RTR Kawasan Perdesaan Peta Integrasi Peta Kelola Rakyat (peta partisipatif) dapat dijadikan alat untuk Pengendalian Pemanfaatan Ruang Peta RTR yang disusun harus sesuai dengan data dari Wali Data Informasi Geospasial Dasar/Tematik yang telah ditentukan dan harus divalidasi BIG
JKPP (Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif) akan melanjutkan kegiatan Perencanaan Penggunaan Lahan Berkelanjutan (PPLB). Dan akan mengusahakan keterlibatan dari Kementerian Kehutanan.
3.25 Rapat Pembahasan Draft MoU Percepatan Pemberdayaan UMK, Petani, Pembudidaya Ikan, dan MBR melalui Sertipikasi Hak Atas Tanah
Rapat yang merupakan lanjutan pembahasan draf MoU antara Kementerian/Lembaga terkait dengan sertipikasi lintas sektor dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Pertemuan sebelumnya sudah dilaksanakan pada tanggal 30 April 2015 diselenggarakan pada tanggal 26 Mei 2015 di Hotel Ibis Senen, Jakarta.
Kedua MoU yang disusun akan ditandatangani oleh menteri-menteri terkait yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) yang ditandatangani oleh Pejabat Eselon I dari masing-masing kementerian terkait (terlampir draf versi terakhir MoU dan SPK). Kemenko akan mengundang kembali K/L terkait untuk memastikan target-target sertipikasi tanah untuk 5 tahun mendatang serta memfinalkan draf MoU dan SPK. Selanjutnya, Dit. TRP akan membuat memorandum kepada Dit. Perumahan dan Permukiman untuk memastikan target kegiatan sertipikasi hak atas tanah untuk MBR di Kementerian PUPR.
3.26 Pengembangan Kawasan Metropolitan Jabodetabekkarpur
Pertemuan yang bertujuan untuk menghimpun masukan dari berbagai stakeholder terkait dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Jabodetabekkarpur ini diselenggarakan pada tanggal 26 Mei 2015 di Ruang Rapat Bidang –BKPP Wilayah II Provinsi Jawa Barat.
Pendekatan twin metropolitan pada pengembangan Metropolitan Bodebekkarpur-DKI Jakarta tidak direkomendasikan. Hal ini berpotensi menyebabkan primate city dan inefisiensi pembangunan pada kawasan perkotaan tersebut. Penambahan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta ke Pendekatan twin metropolitan pada pengembangan Metropolitan Bodebekkarpur-DKI Jakarta tidak direkomendasikan. Hal ini berpotensi menyebabkan primate city dan inefisiensi pembangunan pada kawasan perkotaan tersebut. Penambahan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta ke
di kedua metropolitan tersebut harus jelas ditetapkan di dalam RTRW maupun RDTR Kota/Kabupaten terkait melalui instrumen pengendalian pemanfaatan ruang.
3.27 Sosialisasi Anugerah Pangripta Nusantara
Presentasi proses APN 2015 dan evaluasi untuk Provinsi Lampung pada tanggal 26 Mei 2015 di Ruang Rapat Bappeda Lampung dihadiri oleh Kasubdit Tata Ruang Direktorat TRP selaku Narasumber.
Pokok-pokok diskusi: RKPD disusun berdasarkan Permendagri yang berbeda dengan UU 25/2004. Mekanisme bottom-up yang biasanya tidak berjalan baik karena usulan desa tidak sesuai
dengan standar usulan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Usulan tambahan indikator untuk Standar Pelayanan Minimal sesuai dengan UU 23/2014.
RPJMD belum ditetapkan tetapi RKPD sudah harus selesai disusun. Pilkada baru dilaksanakan Desember 2015, RPJMD 2016-2021 baru ditetapkan Juni 2016 sementara
RKPD 2016 sudah harus selesai pada Mei 2015. Pada saat penyerahan boleh menggunakan RPJPD (harus masuk ke dalam buku panduan berikutnya untuk Indikator 2).
Inovasi proses dan inovasi program yang dapat dinilai dalam APN. Tidak ada insentif bagi pemerintah daerah yang mendapatkan APN.
3.28 FGD Kajian Monitoring dan Evaluasi Kesiapan Strategi Adaptasi Perubahan Iklim pada Sektor Transportasi di Pantura
Pertemuan yang diselenggarakan pada tanggal 27 Mei 2015 di Ruang Rapat SS 1-2 Bappenas dihadiri oleh seluruh anggota yang terdiri dari Eselon II dan III Bappenas dan K/L terkait. Beberapa hal yang mengemuka dalam diskusi, yaitu (i) Pemahaman terhadap mitigasi dan adaptasi masih belum sepenuhnya betul. (ii) Penataan ruang menjadi salah satu aspek penting dalam adaptasi perubahan iklim. Keluaran kajian ini dapat dijadikan masukan bagi upaya internalisasi mitigasi dan adaptasi bencana terkait perubahan iklim dalam penataan ruang.
3.29 Pencanangan Kawasan Wisata Mandeh Sumatera Barat
Kunjungan ke Kawasan Wisata Mandeh Sumatera Barat diselenggarakan pada tanggal 16-17 Mei 2015, dihadiri oleh Menteri dan Eselon I, II Bappenas, Menteri Pariwisata berikut jajarannya, Es. I Kemen PUPR, Pemda Provinsi Sumatera Barat, dan Pemda setempat.
Presiden telah menyetujui untuk menjadikan kawasan wisata Mandeh sebagai salah satu kawasan wisata andalan. Untuk itu, kegiatan pencanangan dimaksudkan sebagai upaya memperkenalkan kawasan wisata Mandeh ke dunia luar. Pada awalnya kegiatan ini akan dihadiri oleh Presiden tetapi kemudian hanya diwakili oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Pariwisata. Dalam diskusi dengan Pemda Provinsi Sumatera Barat diperoleh informasi bahwa potensi kawasan wisata Mandeh setaraf dengan kawasan wisata Raja Ampat di Pulau Papua. Walaupun kondisi infrastrukturnya masih belum memadai. Keberadaan Kawasan Wisata Mandeh telah terakomodasi dalam RTRW Kabupaten Pesisir Selatan dan RTRW Provinsi Sumatera Barat. Namun belum termasuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Untuk menjamin terlaksananya usulan kawasan wisata Mandeh sebagai KSPN, perlu diusulkan segera terakomodasi dalam RTRWN yang saat sedang dalam tahap revisi.
3.30 Konsultasi terkait Pembahasan Raperda RTRWP Kalimantan Timur 2014-2034
Pada tanggal 29 Mei 2015, Pansus DPRD Provinsi Kaliamntan Timur melakukan kunjungan kerja ke Direktorat TRP dalam rangka konsultasi terkait pembahasan Raperda RTRWP Kaliamntan Timur 2014-2034. Provinsi Kalimantan Timur yang semula terdiri dari 7 Kabupaten/Kota dimekarkan menjadi 13 Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, pada tahun 2004 review terhadap RTRWP dengan alasan RTRWP sudah tidak sesuai lagi.
Raperda RTRW Kaltim dapat segera disahkan, sehingga tidak menunda adanya investasi yang bisa masuk dengan pertimbangan bahwa kerugian akan lebih besar apabila Perda RTRW tidak segera disahkan sehingga akan menghambat adanya investasi. Untuk masalah wilayah kehutanan, untuk wilayah yang masih dalam pembahasan, dapat didelineasikan, dimana dalam Perda dijelaskan bahwa area yang didelineasi belum diatur dalam Perda sehingga tidak boleh ada kegiatan pada wilayah tersebut. Untuk izin pertambangan yang berada dalam kawasan delineasi, untuk pertambangan yang telah memiliki izin dan telah berjalan kegiatannya, untuk selanjutnya tidak diberikan perpanjangan izin. Untuk pertambangan yang sudah memiliki izin namun belum berjalan kegiatan pertambangannya, maka izin akan dicabut. Selanjutnya, akan dilakukan penyelarasan antara RTRWN dan RTRWP Kalimantan Timur.
BAB IV RENCANA KEGIATAN
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan pada Bulan Mei 2015, disepakati agenda penting sebagai tindak lanjut kegiatan yang akan dilaksanakan di Bulan Juni 2015. Rencana kegiatan Bulan Juni 2015, adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang
Kegiatan No.
Waktu Utama
Sub Kegiatan
Target
Pelaksanaan FGD
Terlaksananya FGD di Provinsi Minggu ke 1-
di 3 (tiga) Provinsi
Sumatera Barat,
1 Rencana Tata
dan Jawa Timur)
Ruang dan
Penyusunan
Tersusunnya prosiding FGD
Minggu ke 3
rencana
prosiding FGD
Juni 2015
Pembangunan
Penyusunan Draft
Tersusunnya Draft 2 Materi
Minggu ke 3-
2 Materi Teknis
Minggu ke 1
Dokumentasi
hardcopy Bahan APN 2015 Juni 2015
hardcopy dan
di Perpustakaan Bappenas
softcopy seluruh
Terdokumentasinya
Bahan APN 2015
softcopy Bahan APN 2015
Anugerah
di Website
Pangripta
Penyusunan
Tersusunnya Laporan
Minggu ke 2-
Nusantara
Laporan
Penyelenggaraan APN 2015
APN 2015 Penyusunan
Tersusunnya Laporan Penilaian Minggu ke 3-
Laporan Penilaian
APN 2015 kepada Daerah
4 Juni 2015
APN 2015 untuk Daerah
Penyusunan
Tersusunnya paparan dan
Minggu ke 1-
paparan dan
masukan/bahan dalam rapat,
4 Juni 2015
masukan/bahan
seminar, FGD, dll.
rapat Peta
Pertemuan dengan
Minggu ke 1- Kementerian Agraria dan Tata
2 Juni 2015
Ruang/BPN, BIG, dan
Koordinasi
Pengembangan Wilayah
3 Bidang Tata
Pertemuan dengan
Minggu ke 2- Kementerian Agraria dan tata
3 Juni 2015 Ruang/BPN, BNPP, dan KKDT Bappenas
Rencana Tata
Pertemuan dengan
Minggu ke 3-
Ruang Laut
Kementerian Agraria dan tata
4 Juni 2015
Ruang/BPN dan KKP
Penyusunan
Pengiriman
Konfirmasi Hasil Pengisian
Minggu ke 1-
5 Profil Tata
Kuesioner ke
Kuesioner dari daerah
4 Juni 2015
Ruang Daerah
daerah
Tabel 4. Rencana Kegiatan Subdit Pertanahan
No. Kegiatan Utama
Waktu Kajian Integrasi Rencana Tata
Sub Kegiatan
Target
Terlaksananya kunjungan
Minggu ke
Kunjungan
1 Ruang dan
lapangan sesuai dengan jadwal 1-2 Juni
lapangan
Rencana
yang telah ditetapkan
Pembangunan
17 –19 Juni Monitoring dan Jawa Tengah
Monev Provinsi
Terselenggaranya Monev di
Provinsi Jawa Tengah
2 Evaluasi Bidang Monev Provinsi
Terselenggaranya Monev di
28-30 Juni
Pertanahan
Kalimantan
Provinsi Kalimantan Tengah 2015
Terselenggaranya rapat
Minggu ke-4
Nomenklatur
pembahasan
pembahasan nomeklatur
Kementerian ATR
ATR
kementerian ATR
Penyusunan
Penyusunan Buku Tersusunnya Buku Profil
Minggu ke
4 Profil
Profil Pertanahan
Pertanahan
1-4 Juni
Pertanahan
Tabel 5. Rencana Kegiatan Subdit Informasi dan Sosialisasi
No. Kegiatan
Waktu Utama Penyusunan
Sub Kegiatan
Target
Rapat Koordinasi Finalisasi draf strategi kmunikasi Minggu ke 4
1 Komunikasi TRP tahun 2015 Sosialisasi
Partisipasi IRSA
Terselesaikannya proses
Minggu ke
RPJMN 2015-
administrasi dan telah
2-3 Juni
2019 TRP
ditetapkannya kajian dan
presenter
Minggu ke
Terselesaikannya laporan
3-4 Juni
lengkap dan paparan kajian
Terkumpulnya seluruh materi Minggu ke dari narasumber dan penulis
Penerbitan
Penyelesaian
3 Buletin Edisi
buletin TRP Edisi
Editing dan finalisasi seluruh 2015
1-4 Juni
I/2015
I/2015
artikel Jumlah pengunjung 2000 kunjungan/bulan Ditembahkannya fitur interaksi
Pengembangan
tanya jawab (+SOP)
Minggu ke
Update Materi
4 Portal TRP
Dilakukan review terhadap
1-4 Juni
Portal
kelengkapan fitur
Tersusunnya strategi peningkatan jumlah pengunjung
No. Kegiatan
Waktu Utama
Sub Kegiatan
Target
Newsletter Mei
Disusun dan diterbitkannya
Minggu ke
Newsletter Mei
1-2 Juni
Penerbitan
5 Newsletter Mei
Newsletter Juni
Tersusunnya Kerangka
Minggu ke
- Juni
Newsletter Juni
1-4 Juni 2015
Tercetaknya leflet UU 26/2007 Minggu ke 1-2 Juni
Rapat koordinasi
Penyusunan
6 dengan SCDRR
Leaflet
Tercetaknya leaflet UU 16/2004 Minggu ke
dan ATR
1-4 Juni 2015
Milis
Info di milis terupdate
Minggu ke
FB
Anggota milis bertambah 50 1-4 Juni
Pengelolaan
milis dan FB;
orang
7 Pengembangan Situs TRP
Ditambahkannya fitur/link
Minggu ke
situs TRP
tentang peta
1-4 Juni
1000 pengunjung/bulan
Pengembangan
Ditetapkannya PIC KM di masing- Minggu ke 3
sistem KM di
masing direktorat
Juni 2015
Kedeputian Serial Diskusi
Terlaksanyas erial diskusi
Minggu ke 3
mengenai public speaking
Juni 2015
Pembangunan
Bertambahnya kemampuan staf
Manajemen
dan public speaking
Pengetahuan
Penguatan sistem Terimplementasikannya SOP Minggu ke
Bidang TRP
KM
1-4 Juni Disempurnakannya sistem KM
BTOR dan KM
TRP
Evaluasi KM
Diperolehnya hasil pelaksanaan Minggu ke KM dan rekomendasi perbaikan
1-2 Juni
KM
Tabel 6. Rencana Kegiatan Sekretariat BKPRN
No. Kegiatan Utama
Sub Kegiatan
Tersusunnya outline garis besar Minggu ke
Laporan:
Kerangka
muatan Laporan Kegiatan BKPRN 1-2 Juni
Kegiatan BKPRN
Terhimpunnya bahan dan data Minggu ke
bahan dan data
kemajuan pelaksanaan Agenda 1-4 Juni
kemajuan
Kerja BKPRN 2014-2015 dari
pelaksanaan
seluruh K/L Anggota BKPRN
Agenda Kerja BKPRN 2014- 2015
No. Kegiatan Utama
Sub Kegiatan
Target
Waktu
2 Fasilitasi dan
Konsolidasi
Terselenggara 4 Juni 2015 Minggu ke 1
Mediasi: Rapat
Teknis Tingkat
Tersusunnya Draft-0
Juni 2015
Koordinasi
Es. III:
Pedoman Penyelenggaraan
BKPRN
Pembahasan
Rakernas BKPRN 2015
Draft-0 Pedoman Penyelenggaraan Rakernas BKPRN 2015 Rakor BKPRN
Terselenggara tanggal 25 Juni Minggu ke 4
tingkat Es. I:
Juni 2015
Buka Puasa
Dilaporkannya dan
Bersama
didapatkannya arahan dari Es. I terkait pelaporan perkembangan hasil review kelembagaan BKPRN dan persiapan Rakernas BKPRN 2015
3 Penyusunan
Kunjungan
Minggu ke 2 Terhimpunnya bahan dan data
Kajian: Review
lapangan ke
Juni 2015
pelaksanaan tugas dan fungsi
Kelembagaan
Kalimantan
BKPRN dari daerah
BKPRN
Timur
Tabel 7. Rencana Kegiatan Sekretariat RAN
No. Kegiatan
Waktu Utama
Sub Kegiatan
Target
Pengumpulan Data dan Infromasi spasial
Terhimpunnya data terbaru peta
cakupan peta
Minggu ke 1-
dasar pertnahan dan bidang
dasar
4 Juni 2015
tanah bersertipikat terdigitasi
Kebijakan
pertanahan dan
Sistem
cakupan wilayah
1 Pendaftaran
bersertipikat
Tanah Stelsel
Penyepakatan
Positif
Bahan Sosialisasi Disepakatinya bahan sosialisasi Minggu ke 2
Tanah Adat
Tanah Adat Ulayat
Juni 2015
Ulayat Pelaksanaan
Sosialisasi ke Provinsi
Minggu ke 4
Sosialisasi Tanah
Kalimantan Barat
Juni 2015
Adat Ulayat
Program
Persiapan Bahan Tersusunnya Bahan Koordinasi Minggu ke 3
Agraria
Koordinasi
Kegiatan Pra-Sertipikasi Program Juni 2015
Daerah
Kegiatan Pra-
Agraria Daerah Prov. Kalimantan
Provinsi
Sertipikasi
Timur TA. 2016
Kalimantan
Program Agraria
Timur
Daerah Prov. Kalimantan Timur TA. 2016
No. Kegiatan
Waktu Utama Kebijakan
Sub Kegiatan
Target
Pelaksanaan
Terlaksananya sosialisasi
Minggu ke 1
Penyediaan
Sosialisasi
pembentukan lembaga
Juni 2015
Tanah Bagi
penyediaan tanah/bank tanah di Pembangunan Pembentukan
Terkait
Kementerian ATR/BPN
Peneydiaan Tanah/Bank Tanah di Kementerian ATR/BPN
Publikasi dan
Pembuatan
Tersusunnya dan terpublikasinya Minggu ke 2-
Sosialisasi
Majalah Agraria
Majalah Agraria Indonesia Edisi II
Agraria Nasional
BAB V PENUTUP
Secara umum pada Bulan April 2015, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah melaksanakan kegiatan dengan baik sesuai dengan rencana pencapaian tahapan-tahapan kegiatan yang telah ditetapkan. Pencapaian target pada Bulan April 2015, secara keseluruhan dapat terlaksana secara efektif. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh masuknya surat-surat yang terkonfikasi dengan baik dari Direktur, Kasubdit, dan Staf di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Untuk menjaga efektifitas pelaksanaan kegiatan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan perlu mempertahankan pola kerja yang sistematis dan berkelanjutan. Disamping itu, perlu mengoptimalkan kerjasama dengan instansi lain, baik di lingkup internal maupun eksternal Kementerian PPN/Bappenas dalam rangka percepatan dan optimalisasi pencapaian target kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan di masa mendatang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan ke depan di lingkup internal Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan adalah, sebagai berikut:
1. Disiplin mengikuti mekanisme pemantauan dan evaluasi kegiatan dari setiap bagian yang biasa dilaksanakan secara mingguan dan bulanan;
2. Koordinasi dan kerjasama antar bagian sehubungan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan secara serentak;
3. Pembagian beban kerja yang lebih proporsional sesuai dengan kapasitas perorangan dan penciptaan suasana kerja yang kondusif dalam rangka persiapan menghadapi jadwal kegiatan-kegiatan yang padat;
4. Melanjutkan keberlangsungan hubungan baik dengan mitra kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, baik di lingkup internal maupun eksternal instansi di luar Kementerian PPN/Bappenas.
Untuk menjaga efektifitas pelaksanaan kegiatan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan perlu mempertahankan pola kerja yang sistematis dan berkelanjutan. Disamping itu, perlu mengoptimalkan kerjasama dengan instansi lain, baik di lingkup internal maupun eksternal Kementerian PPN/Bappenas dalam rangka percepatan dan optimalisasi pencapaian target kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan di masa mendatang.
LAMPIRAN