Laporan Kegiatan Direktorat Tata Ruang d

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Statistik Pengunjung Website (www.trp.or.id) .................................................................................... 15 Gambar 2. Statistik Portal (tataruangpertanahan.com) .......................................................................................... 16 Gambar 3. Rencana dan Realisasi Anggaran Dit. TRP Bulan Mei 2015 ............................................................ 19

DAFTAR SINGKATAN

ADB

: Asian Development Bank

AMDAL

: Analisis Dampak Lingkungan

API

: Adaptasi Perubahan Iklim

APN

: Anugerah Pangripta Nusantara

APP

: Alokasi Pendanaan Pembangunan

AoI

: Area of Interest

ATR

: Agraria Tata Ruang

BAPPENAS

: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAPPEDA

: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

BIG

: Badan Informasi Geospasial

BINDA

: Pembinaan Daerah

BIROREN

: Biro Perencanaan

BKPRD

: Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah

BKPRN

: Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

BKPP

: Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan

BLU

: Badan Layanan Umum

BNPB

: Badan Nasional Penanggulangan Bencana

BPBD

: Badan Penanggulangan Bencana Daerah

BPK

: Badan Pemeriksa Keuangan

BPKP

: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

BPN

: Badan Pertanahan Nasional

BPS

: Badan Pusat Statistik

BUMD

: Badan Usaha Milik Daerah

BUMN

: Badan Usaha Milik Negara

DIRJEN

: Direktorat Jenderal

: Direktorat Jenderal Anggaran

DPRD

: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

EEA

: Experimental Ecosystem Accounting

FGD

: Focus Group Discussion

FPRLH

: Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup

GBHN

: Garis-Garis Besar Haluan Negara GI : Geospasial Informasi

GIS

: Geographic Information System

GUP

: Ganti Uang Persediaan

HSR

: High Speed Railway

INPRES

: Instruksi Presiden

INFOSOS

: Informasi dan Sosialisasi

IWCM

: Integrated Water Resource Conservation

JICA

: Japan International Cooperation Agency

JKPP

: Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif

K/L

: Kementerian/Lembaga

KEMHUT

: Kementerian Kehutanan

KEMDAGRI

: Kementerian Dalam Negeri

KEMENHUB

: Kementerian Perhubungan

KEMENKEU

: Kementerian Keuangan

KEMENKO

: Kementerian Koordinator

KEMEN PU

: Kementerian Pekerjaan Umum

KKDT

: Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal

KKP

: Kementerian Kelautan dan Perikanan

KLH

: Kementerian Lingkungan Hidup

KLHS

: Kajian Lingkungan Hidup Strategis

KSN

: Kawasan Strategis Nasional

K/L

: Kementerian/Lembaga

KM

: Knowlegde Management

KRB

: Kawasan Rawan Bencana

KSN

: Kawasan Strategis Nasional

KSPN

: Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

KSPPN : Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional KTP

: Kartu Tanda Penduduk

LFA

: Logical Framework Analysis

LAPAN

: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

LIPI

: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

LP2B

: Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

LH

: Lingkungan Hidup

LK

: Lembar Kerja

LS

: Lungsum Salary

MBR

: Masyarakat Berpenghasilan Rendah

MoU

: Memorandum of Understanding

MUSRENBANGNAS

: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional

NLP

: Nomor Lembar Peta

NIK

: Nomor Induk Kependudukan

NSPK

: Norma. Standar, Prosedur dan Kriteria

OTDA

: Otonomi Daerah

PANSUS

: Panitia Khusus

PBB

: Pajak Bumi dan Bangunan

PERDA

: Peraturan Daerah

PERPRES

: Peraturan Presiden

PERMENDAGRI

: Peraturan Menteri Dalam Negeri

PIC

: Person in Charge

PILKADA

: Pemilihan Kepala Daerah

PLBN

: Pos Lintas Batas Negara

PMPRB

: Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

POKJA

: Kelompok Kerja

PP

: Peraturan Pemerintah

PPLB

: Perencanaan Penggunaan Lahan Berkelanjutan

PPNS

: Penyidik Pegawai Negeri Sipil

PPP

: Public Private Partnership

PRB

: Pengelolaan Risiko Bencana

PROTARIH

: Program Tata Ruang dan Investasi Hijau

PU

: Pekerjaan Umum

PUPR

: Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

PUSDATIN

: Pusat Data dan Informasi

PUSBINDIKLATREN : Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana RAN

: Reforma Agraria Nasional

RAPERDA

: Rancangan Peraturan Daerah

RAKERNAS

: Rapat Kerja Nasional

RDTR

: Rencana Detail Tata Ruang

RENSTRA

: Rencana Strategis

RI

: Rencana Induk

RKP

: Rencana Kerja Pemerintah

RKPD

: Rencana Kerja Pemerintah Daerah

RPJMD

: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

RPJMN

: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

RPJPN

: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

RTR

: Rencana Tata Ruang

RTRW

: Rencana Tata Ruang Wilayah

RTRWK

: Rencana Tata Ruang Wilayah Kampung

RTRWN

: Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

RTRWP

: Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

RTT

: Rencana Teknis Terinci

RZWP3K

: Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

SCDRR

: Safer Community through Disaster Risk Reduction

SDA

: Sumber Daya Alam

SDGs

: Sustainable Development Goals

SDM

: Sumber Daya Manusia

SEB

: Surat Edaran Bersama

SEEA

: System of Environmental Economic Accounting

SIDIK

: Sistem Inventaris Data Indeks Kerentanan

SIMTARU

: Sistem Informasi Tata Ruang

SK

: Surat Keputusan

SOP

: Standar Operating Procedure

SOTK

: Susunan Organisasi dan Tata Kerja

SPK

: Surat Perjanjian Kerjasama

SPM

: Standar Pelayanan Minimal

STRATKOM

: Strategi Komunikasi

TARUNAS

: Tata Ruang Nasional

TPI

: Tim Penilai Independen

TPT

: Tim Penilai Teknis

TPU

: Tim Penilai Utama

TRP

: Tata Ruang dan Pertanahan

UMK

: Usaha Menengah dan Kecil

UNDP

: United Nations of Development Program

UU

: Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan memiliki 2 jenis kegiatan, yang dibagi menjadi: 1) kegiatan internal; dan 2) kegiatan eksternal. Kegiatan internal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sesuai dengan rencana kegiatan direktorat yang telah disusun pada awal tahun 2015. Khusus untuk kegiatan internal, kegiatan ini dijelaskan ke dalam bentuk kegiatan utama dan sub-kegiatan. Sedangkan kegiatan eksternal adalah kegiatan yang mengundang Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar. Umumnya, kegiatan ini bersifat koordinasi lintas sektor.

Pada laporan ini dijelaskan secara rinci pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan selama Bulan Mei 2015 oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Laporan ini merupakan tanggung jawab pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam mengelola perencanaan pembangunan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, yang dijabarkan ke dalam kegiatan Sub Direktorat Tata Ruang, Sub Direktorat Pertanahan, Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi, Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN), dan Sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN).

BAB II KEGIATAN INTERNAL

Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan secara rutin melaksanakan evaluasi kinerja seluruh bagian melalui mekanisme rapat rutin internal yang diselenggarakan setiap minggu dan setiap bulan.

Evaluasi kinerja dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana kerja dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan dimasa mendatang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output) dari pelaksanaan rencana kerja.

Berikut rangkuman laporan pelaksanaan kegiatan internal baik kegiatan utama maupun kegiatan pendukung.

Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang

2.1.1 Penyusunan RKP 2016

Dalam rangka Penyusunan RKP 2016, pada Bulan Mei 2015, Subdit Tata Ruang telah melakukan beberapa kegiatan, yaitu: (i) Trilateral Meeting Lanjutan Pembahasan Pagu Indikatif RKP 2016 dengan Tata Ruang Kementerian ATR dan BIG; (ii) Trilateral Meeting Bidang Transportasi; (iii) Penyelesaian Exercise Pagu Indikatif RKP Tahun 2016 Bidang Tata Ruang Kementerian ATR/BPN.

Trilateral Meeting lanjutan dengan Tata Ruang Kementerian ATR/BPN dan BIG telah diselenggarakan pada Bulan Mei 2015. Dalam rapat tersebut disampaikan beberapa hal, diantaranya: (i) Tata Ruang Kementerian ATR/BPN akan menyusun Exercise Pagu 2.89 T dan Pagu

4.6 T; (ii) BIG mampu menyediakan sebanyak 610 Nomor Lembar Peta (NLP) untuk RKP 2016 dan jika rata-rata 336 km 2 , maka RDTR yang dapat diselesaikan kurang lebih 45 RDTR untuk Tahun 2016.

Untuk Trilateral Meeting bidang transportasi, Subdit Tata Ruang telah menghadiri dan memberi masukan pada rapat. Selanjutnya, akan dilakukan penyusunan dokumen kesepakatan trilateral meeting antara Bappenas-Kementerian Keuangan –Kementerian Perhubungan.

2.1.2 Koordinasi Perencanaan

Dalam kegiatan ini, Subdit Tata Ruang telah melakukan Rapat terkait Koordinasi Penyediaan peta Skala Besar pada tanggal 21 Mei 2015 di Ruang Rapat Utama I, Bappenas. Subdit Tata Ruang telah menyusun bahan paparan rapat, telah mengidentfiikasi progres kegiatan dan telah menyusun rencana tindaklanjut.

Dalam rapat disebutkan bahwa Kementerian ATR (bidang tata ruang) telah mengidentifikasi lokasi- lokasi Area of Interest (AoI) sesuai perda RTRW yang harus diprioritaskan penyediaan peta dasarnya. Namun untuk melakukan verifikasi masih terkendala dengan data lokasi penyediaan peta tambahan yang sudah ada dari daerah dan kawasan perbatasan termasuk prioritas waktu, verifikasi data lokasi sampai prioritas waktu penyediaan peta per tahun dan verifikasi kelembagaan antara LAPAN, BIG dan Bappenas. Untuk menindaklanjuti hal ini, Kementerian ATR akan memverifikasi data lokasi peta yang sudah ada dari daerah dan kebutuhan peta kawasan perbatasan negara termasuk tahun pentahapannya, kemudian akan menyampaikan data lokasi untuk kawasan Dalam rapat disebutkan bahwa Kementerian ATR (bidang tata ruang) telah mengidentifikasi lokasi- lokasi Area of Interest (AoI) sesuai perda RTRW yang harus diprioritaskan penyediaan peta dasarnya. Namun untuk melakukan verifikasi masih terkendala dengan data lokasi penyediaan peta tambahan yang sudah ada dari daerah dan kawasan perbatasan termasuk prioritas waktu, verifikasi data lokasi sampai prioritas waktu penyediaan peta per tahun dan verifikasi kelembagaan antara LAPAN, BIG dan Bappenas. Untuk menindaklanjuti hal ini, Kementerian ATR akan memverifikasi data lokasi peta yang sudah ada dari daerah dan kebutuhan peta kawasan perbatasan negara termasuk tahun pentahapannya, kemudian akan menyampaikan data lokasi untuk kawasan

2.1.3 Kajian Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan

Hingga Bulan Mei 2015, Subdit Tata Ruang telah melakukan beberapa kajian sinkronisasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan, diantaranya:

1. Penyusunan Draft Laporan Antara. Draft laporan Antara telah selesai disusun dan selanjutnya akan dilakukan pembahasan hasil inventarisasi kendala di 3 Provinsi Wilayah Studi dan Draft Laporan Antara dengan TPRK.

2. Rapat Pembahasan Draft 1 (Laporan Antara) Materi Teknis RTR dengan Rencana Pembangunan. Masukan untuk perbaikan Laporan Antara telah selesai disusun, dan akan ditindaklanjuti dengan penysuunan rencana pelaksanaan FGD.

3. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan FGD ke 3 Provinsi (Gorontalo, Sumatera Barat, dan Jawa Timur). Rencana kegiatan pelaksanaan di 3 provinsi telah tersusun dan akan dilakukan simulasi untuk fasilitator sebelum melakukan FGD tersebut.

4. Simulasi Pelaksanaan Kegiatan FGD di 3 Daerah. Simulasi untuk fasilitator dalam kegiatan kajian integrasi RTR dengan Rencana Pembangunan di 3 Provinsi telah diselenggrakan pada tanggal 27 Mei 2015.

2.1.4 Anugerah Pangripta Nusantara 2015

Laporan kegiatan APN 2015 telah tersusun, namun dalam proses penyusunan laporan tersebut masih sulitnya mendapatkan masukan dari TPT, TPU, dan TPI terkait evaluasi pelaksanaan kegiatan. Oleh sebab itu akan dilakukan proses finalisasi laporan penyelenggaraan kegiatan APN 2015.

Subdit tata ruang juga telah menyelenggarakan rapat evaluasi penyelenggaraan kegiatan APN 2015 pada tanggal 22 Mei 2015 di Ruang Rapat SS 4, Bappenas. Rapat diselenggarakan dengan tujuan menghimpun masukan evaluasi pelaksanaan penilaian APN 2015 dan masukan untuk perbaikan kualitas dokumen dan proses penyusunan RKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Masukan untuk perbaikan kualitas pelaksanaan dan substansi tersebut perlu dilaporkan kepada pemerintah Daerah terlebih dahulu. Dalam hal ini, Direktorat TRP perlu melakukan diskusi terkait kegiatan tindaklanjut dari APN dengan Kepala Pusbindiklatren, Bappenas.

Terkait kegiatan APN 2015, Bappeda Provinsi Lampung mengundang Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan yang diwakilkan oleh Kasubdit Tata Ruang untuk menjadi Narasumber dalam kegiatan sosialisasi penghargaan APN Tahun 2015 di Provinsi Lampung pada tanggal 26 Mei 2015. Dalam rapat dilakukan diskusi perihal: (i) RKPD disusun berdasarkan Permendagri yang berbeda dengan UU 25/2004; (ii) Mekanisme bottom-up yang biasanya tidak berjalan baik karena usulan desa tidak sesuai dengan standar usulan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat; (iii) Usulan tambahan indikator untuk Standar Pelayanan Minimal sesuai dengan UU 23/2014; (iv) RPJMD belum ditetapkan tetapi RKPD sudah harus selesai disusun. Pilkada baru dilaksanakan Desember 2015, RPJMD 2016-2021 baru ditetapkan Juni 2016 sementara RKPD 2016 sudah harus selesai pada Mei 2015. Pada saat penyerahan boleh menggunakan RPJPD (harus masuk ke dalam buku panduan berikutnya untuk Indikator 2); (iv) Inovasi proses dan inovasi program yang dapat dinilai dalam APN; (v) Tidak ada insentif bagi pemerintah daerah yang mendapatkan APN. Untuk menindaklanjuti hasil diskusi tersebut, perlu dilakukan perbaikan indikator sesuai dengan RPJMN yang baru dan sosialisasi kriteria penilaian dan prosedur APN 2016 mendatang.

2.1.5 Penyusunan Profil Tata Ruang Daerah

Sampai Bulan Mei 2015, penyusunan Profil Tata Ruang Daerah Subdit Tata Ruang belum mengalami kemajuan karena masih perlunya dilakukan perekrutan staf khusus dalam penyusunan buku tersebut. Draft profil yang telah disusun hingga pada bulan ini masih sama dengan bulan lalu, yaitu Provinsi Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jambi, Gorontalo, dan Jawa Tengah. Untuk mengumpulkan seluruh data daerah perlu dilakukan konfirmasi terhadap hasil pengisian kuesioner dari daerah.

2.1.6 Selaku Anggota Pokja I BKPRN

Subdit Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan pada Rapat Pembahasan Penyediaan Hasil Peninjauan Kembali PP RTRWN. Dalam proses PK RTRWN, beberapa hal yang harus masuk yaitu: UU No. 41/2009 tentang LP2B, UU 24/2007 tentang Penanggulangan Kebencanaan, UU 32/2014 tentang Kelautan, target-target RPJMN dan Nawacita. Sulitnya mendapatkan kesepakatan dari K/L yang hadir menjadi kendala tersediri karena mengingat setiap K/L memiliki kepentingan masing- masing.

2.1.7 Selaku Anggota Pokja II BKPRN

Selaku anggota Pokja II BKPRN, Subdit Tata Ruang telah menyusun masukan untuk revisi Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang (UU) No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Selanjutnya, Subdit Tata Ruang akan melakukan pengawalan masukan ke Direktorat Perkotaan dan Perdesaan.

2.1.8 Selaku Anggota Pokja III BKPRN

Dalam perannya sebagai anggota Pokja III BKPRN, Subdit Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan dalam kegiatan Pembahasan Penyediaan Peta Skala Besar untuk Penyusunan RDTR. Dalam pertemuan tersebut, Dit. TRP Bappenas telah mengusulkan pertemuan setingkat Menteri antara Menteri PPN/Kepala Bappenas, Kepala BIG, Kepala LAPAN dan Kepala BPKP untuk mencari jalan keluar. Kementerian ATR akan memverifikasi data lokasi peta yang sudah ada dari daerah dan kebutuhan peta kawasan perbatasan negara termasuk tahun pentahapannya, kemudian akan menyampaikan data lokasi untuk kawasan perbatasan kepada BIG. Selanjutnya, BIG akan melakukan identifikasi kebutuhan dana per tahun untuk penyediaan peta setelah mendapat data dari ATR.

2.1.9 Selaku Anggota Pokja IV BKPRN

Selaku anggota dalam Pokja IV BKPRN, Subdit Tata Ruang telah melakukan beberapa kegiatan, diantaranya:

1. Stocktacking

Subdit Tata Ruang telah menyusun bahan rapat, hadir dan memberikan masukan dalam tindaklanjut Rapat Koordinasi BKPRN terkait Kebijakan One Map Policy. Pada pertemuan tersebut masih banyak ha mbatan tiap K/L dalam mendukung pelaksanaan One Map Policy terutama dalam menyediakan peta tematik berskala 1:50.000 dan dalam bidang SDM pun masih kurang sehingga pencapaian target belum optimal. Untuk menindaklanjuti kendala yang ada, akan ditindaklanjuti dengan pembahasan terkait penyusunan Inpres atau Perpres yang menjadi

payung hukum dalam pelaksanaan One Map Policy . Dalam pembuatan daftar inventarisasi peta tematik yang sudah dimiliki/diserahkan oleh K/L terkait akan dilakukan oleh BIG sehingga

dapat disusun roadmap. Sebaiknya, tiap K/L memasukan isu pembuatan peta tematik berskala 1:50.000 didalam dokumen RENSTRAnya.

2. High Speed Railway

Pada Rapat Koordinasi Studi Kelayakan Pembangunan HSR Jakarta-Bandung (Bagian dari Jakarta-Surabaya), perlu segera diputuskan oleh Presiden tentang keberlanjutan proyek ini yang akan bekerjasama dengan Jepang atau China dan dimasukan ke dalam RPJMN 2015-2019. Beberapa K/L yang mengikuti diskusi ini mengemukakan beberapa permintaan/pertanyaan kepada Jepang (JICA) yaitu terkait: (i) pemilihan rute; (ii) mekanisme PPP Model; (iii) groundbreaking pendanaan multiyears selama 50 tahun; (iv) sinkronisasi dengan rencana tata ruang; dan (v) mekanisme transfer teknologi. Sebagai tindaklanjut, Bappenas perlu melakukan rapid assesment usulan uang dikaitkan dengan Nawacita, pengembangan tol laut dan pengurangan kesenjangan Jawa dengan luar Jawa.

2.1.10 Sosialisasi High Level Meeting and Regional Workshop in the SEEA Experimental Experience Accounting

The System of Environmental-Economic Accounting (SEEA) atau sistem Neraca Ekonomi- Lingkungan telah diadopsi sebagai standar statistik internasional oleh United Nations Statistica; Commision (UNSC) pada tahun 2012. Pada tahun 2014 UNSC meluncurkan program, SEEA- Experimental Ecosystem Accounting (SEEA-EEA). Dalam workshop yang diselenggarakan pada tanggal 14-17 April 2015 di Kantor BPS ini, perlu adanya komitmen bersama untuk pengembangan

data dan statistik menuju satu data seperti kebijakan one map policy . Dalam kegiatan ini keterbukaan data dan informasi menjadi kunci dalam perwujudan data dan informasi yang

terintegrasi. Menghubungkan data lingkungan dan sosial ekonomi sangat penting bagi para pembuat kebijakan untuk melihat dampak kebijakan ekonomi terhadap lingkungan dan sebaliknya secara lebih baik.

2.1.11 Diskusi Produk-Produk Protarih

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan bekerjasama untuk menyusun konsep pembentukan Forum Masyarakat Madani Tata Ruang. Tim Protarih perlu menyusun presentasi produk-produk Protarih dan dipresentasikan ke Internal TRP, Binda I dan II Kementerian ATR/BPN sebelum dipresentasikan ke BKPRN. Tim juga perlu menyusun pedoman pelatihan untuk replikasi kegiatan di daerah lain. Pada tanggal 6 Mei diagendakan pertemuan internal antara Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dan Protarih di Hotel Harris, Tebet.

Kegiatan Utama Subdit Pertanahan

2.2.1 Rapat Kajian Dewan Pertanahan Nasional

Telah dilakukan Rapat Pembahasan Ekstensifikasi dan Instensifikasi Pajak Tanah Sebagai Upaya Optimalisasi Pendapatan Negara dan Daerah pada tanggal 5 Mei 2015 di Ruang Rapat Clearing House, Wantanas. Rapat diselenggarakan dalam rangka menyusun kajian terkait dengan kemungkinan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak tanah (Pajak Bumi dan Bangunan) untuk menambah pendapatan negara. Ekstensifikasi pajak adalah upaya perluasan subjek dan objek pajak, sedangkan intensifikasi pajak adalah peningkatan intensitas pungutan terhadap objek dan subjek pajak yang belum terjaring pajak.

Dalam rapat disampaikan bahwa untuk menyusun kajian perlu dilakukan pembahasan yang mendalam sehingga tidak dikeluarkan kebijakan yang salah. Selanjutnya, perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk menentukan kebijakan dalam upaya peningkatan pendapatan negara melalui ekstensifikasi ataupun intensifikasi tanah.

2.2.2 Penyusunan RKP Kementerian Agraria dan Tata Ruang 2016

Pada bulan Mei 2015 telah dilakukan Trilateral Meeting RKP 2016 lanjutan bersama dengan Kemneterian ATR dan Kementerian Keuangan. Namun untuk penyepakatan besaran Anggaran Teknis ATR 2016 beserta rincian kegiatannya masih mengalami kendala. Adapun kendala tersebut dikarenakan adanya penambahan anggaran untuk Kementerian ATR sebesar 405 M. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, perlu menunggu penandatanganan RKP 2016 oleh Presiden.

2.2.3 Koordinasi Sosialisasi Adat Ulayat

Rapat yang diselenggarakan pada tanggal 29 Mei 2015 di Ruang Rapat SG-3 ini diselenggarakan sebagai persiapan untuk melakukan sosialisasi peraturan perundangan terkait tanah adat/ulayat. Rapat ini dihadiri oleh Kementerian ATR/BPN (Biroren dan KL, Pusat Hukum dan Humas); Kemen LH dan Hutan (Dit. Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan); Kemendagri; Kemen Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; dan Bappenas (Dit. Otda, Dit. Konservasi SDA dan Kehutanan). Disebutkan dalam rapat bahwa perlunya pemahaman mengenai definisi tanah adat, masyarakat adat, hutan adat dan perlu dilakukan penyusunan bahan sosialisasi dengan mengundang direktorat terkait pada masing-masing K/L. Selanjutnya Bappenas akan mengirim surat untuk meminta person in charge (PIC) masing-masing K/L terkait dengan kegiatan sosialisasi peraturan perundangan terkait tanah adat/ulayat, dan Bappenas akan mengundang rapat teknis untuk menyusun bahan sosialisasi peraturan [perundangan terkait tanah adat/ulayat.

2.2.4 Pembentukan Lembaga Penyediaan Tanah - ADB

Pada diskusi inception report dengan ADB terkait pembentukan BLU Pengadaan Tanah, Subdit Pertanahan telah menyampaikan tahapan dan point penting yang diharapkan dalam kajian ADB dengan bentuk kasar konsep mekanisme BLU Penyediaan Tanah kepada ADB. Selanjutnya, akan dilakukan sosialisasi terkait lembaga penyediaan tanah yang diagendakan pada 4 Juni dan FGD 15 Juni 2015.

2.2.5 Penyusunan Profil Pertanahan

Dalam kegiatan review data dan outline profil pertanahan, Subdit Pertanahan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah melakukan review penyusunan profil pertanahan. Dalam kegiatan tersebut terdapat kendalanya adanya beberapa data yang tidak sesuai. Sebagai tindaklanjut kegiatan tersebut akan dilakukan pengolahan data yang telah ada.

2.2.6 Sertipikasi Lintas Sektor

Pada pertemuan ini dibahas tentang penyusunan MoU Kegiatan Sertipikasi Lintas Sektor. Hingga Mei 2015, Subdit Pertanahan telah melakukan pembahasan dan penyusunan MoU Kegiatan Sertipikasi Lintas Sektor. Selanjutnya, akan dilakukan rapat lanjutan terkait dengan penandatanganan MoU Sertipikasi Lintas Sektor.

Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi

2.3.1 Strategi Komunikasi

Pada Bulan Mei 2015 telah dilakukan Rapat Koordinasi Internal sebagai finalisasi dan penerapan stratkom TRP. Subdit Infosos telah melakukan penyusunan outline buku panduan Stratkom TRP, namun sehubungan dengan padatnya kegiatan direktorat TRP, finalisasi penyusunan buku panduan tersebut belum dapat diselesaikan. Selanjutnya, Subdit Infosos akan mengatur kembali waktu untuk dapat melanjutnya penyusunan pedoman stratkom TRP dan penerapan stratkom TRP.

2.3.2 Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP

Dit. TRP memiliki 4 (empat) media informasi dan sosialisasi elektronik, yaitu : 1) Portal TRP (tataruangpertanahan.com); 2) Situs internet TRP (trp.or.id). Berita dalam situs TRP diperbaharui setiap hari; 3) Milis TRP, dan 4) FB TRP. Kegiatan rutin dalam pengelolaan media ini adalah penambahan konten, perbaikan sistem, penambahan menu, dan evaluasi. Berikut data statistik perkembangan jumlah kunjungan Situs TRP:

Tabel 1. Statistik Situs TRP (trp.or.id)

Unique

Month

Number of visits

Tabel 2. Statistik Pengunjung Portal (tataruangpertanahan.com)

Unique

Month

Number of visits Pages

Gambar 1. Statistik Pengunjung Website (www.trp.or.id)

Unique visitors

Number of visits

Pages

Gambar 2. Statistik Portal (tataruangpertanahan.com)

Unique visitors

Number of visits 2.195

Berdasarkan data statistik diatas, pada Bulan Mei 2015, jumlah pengunjung Situs TRP mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya. Pada Bulan April 2015, jumlah pengunjung situs TRP mencapai 925 pengunjung, sedangkan di Bulan Mei jumlah pengunjung naik menjadi 1.459 pengunjung. Begitupula dengan keadaan Portal TRP yang pada Bulan April 2015 mencapai 2.887 pengunjung dan di Bulan Mei 2015 mengalami kenaikan menjadi 3.340 pengunjung. Untuk menghadapi kenaikan dan penurunan yang terjadi pada situs dan portal TRP, Subdit Infosos TRP telah melakukan pengelolaan dan updating seluruh media informasi TRP dan untuk penginformasian berita di situs sudah menggunakan hyperlink ke bahan-bahan terkait.

2.3.3 Sosialisasi RPJMN 2015-2019 TRP

Pada Bulan Mei 2015, Subdit Infosos mengagendakan Sosialisasi RPJMN di daerah (Bandung) dengan mengundang stakeholders di daerah agar para stakeholders dapat memahami RPJMN 2015- 2019 TRP. Namun, dikarenakan padatnya kegiatan Direktorat TRP, kegiatan sosialisasi RPJMN di daerah belum dapat terlaksana dan diagendakan akan diselenggarakan pada Bulan Juli 2015. Dalam hal pendistribusian Buku Saku RPJMN 2015-2019, Direktorat TRP telah mendistribusikannya kepada seluruh direktorat di Bappenas, Perpustakaan, dan Pemerintah Daerah.

2.3.4 Buletin TRP

Pada Bulan Mei 2015, Subdit Infosos Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah melakukan pengumpulan bahan untuk artikel dan melakukan proses edit dan layout pada 60% artikel yang sudah masuk, serta pengumpulan artikel narasumber yang belum sepenuhnya terkumpul sampai bulan ini. Sulitnya dalam pengumpulan artikel narasumber dikarenakan kesibukan para narasumber. Subdit Infosos akan melakukan follow up surat dan jadwal wawancara untuk pengumpulan artikel dari narasumber dan pengumpulan materi dari kontributor di TRP. Ditargetkan dalam bulan Juli –Desember 2015 akan dilakukan finalisasi buletin TRP Edisi I Tahun 2015.

2.3.5 e-Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan

Penerbitan e-Newsletter Bulan Mei 20215 telah terbit e-Newsletter Bulan April 2015 dan dipublikasikan pada media informasi TRP, dan didistribusikan ke direktorat di Bappenas. Untuk penyusunan e-Newsletter Bulan Mei 2015 yaitu telah tersusunnya kerangka e-Newsletternya dan Penerbitan e-Newsletter Bulan Mei 20215 telah terbit e-Newsletter Bulan April 2015 dan dipublikasikan pada media informasi TRP, dan didistribusikan ke direktorat di Bappenas. Untuk penyusunan e-Newsletter Bulan Mei 2015 yaitu telah tersusunnya kerangka e-Newsletternya dan

2.3.6 Kajian Dukungan SCDRR 2015

Pada Bulan Mei 2015, Subdit Infosos telah ikut serta dalam Workshop Penyusunan Pedoman Penataan Ruang berbasis PRB. Workshop tersebut diselenggarakan untuk menetapkannya fokus kajian SCDRR 2015. Pada saat ini telah terdapat 4 (empat) pedoman terkait Penataan Ruang di Kawasan Rawan Bencana. Diharapkan pedoman tersebut dapat disatukan menjadi satu pedoman. Dalam pedoman t ersebut akan dirubah istilah dari mitigasi menjadi PRB dan dari di KRB menjadi

berbasis PRB atau sama dengan perubahan dari hazard ke risiko. Untuk menindaklajuti kegiatan ini akan disusun tim untuk ikut serta dalam konsinyasi menyelesaikan pedoman, dimana dari Bappenas ditunjuk Bapak Oswar selaku Direktur Tata Ruang dan Pertanahan dan Bapak Aryawan

selaku Direktur KKDT untuk menjadi Tim Pengarah, Ibu Mia Amalia selaku Kasubdit Tata Ruang untuk menjadi Tim Asistensi, dan Tim Penyusun adalah Ibu Santi Yulianti dan Aswicaksana dari Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Konsinyasi diagendakan sebagai berikut: i) Konsinyasi I : 8-

10 Juni 2015; ii) Konsinyasi II : 22-24 Juni 2015; iii) Workshop II : 30 Juni 2015. Keseluruhan jadwal tersebut berlaku tentatif.

2.3.7 Koordinasi Program Tata Ruang dalam Investasi Hijau dengan Protarih

Subdit Infosos telah berpartisipasi melakukan rapat koordinasi dengan Protarih dalam Pembahasan Komite Manajemen Protarih di Jayapura tanggal 27 Mei 2015. Dalam kegiatan ini Subdit Infosos melakukan koordinasi dengan Protarih terkait keberadaan situs Protarih dan SIMTARU.

Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

2.4.1 Penyusunan Kajian : Review Kelembagaan BKPRN

Pembahasan Draft-0 dokumentasi review kelembagaan BKPRN telah dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2015 secara internal di lingkup Sekretariat BKPRN. Draft dokumen hingga saat ini masih dalam tahap revisi dan sebagai tindaklanjut akan dilakukan pembahasan Draft-0 dokumen review kelembagaan BKPRN tingkat Eselon III bersama Dit. Tarunas Kementerian ATR, Dit. FPRLH, Kementerian Dalam Negeri, Asdep Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Pada tanggal 27 Mei 2015, pertemuan tingkat Eselon III tersebut telah diselenggarakan, namun Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal Kemenko Perekonomian tidak dapat hadir. Kesepakatan dari rapat tersebut menyatakan bahwa struktur organisasi BKPRK terlalu besar dan sekretariat tim pelaksana tidak berjalan secara efektif dan adanya penyesuaian struktur kelembagaan BKPRN oleh Dir. Taru ATR terutama dengan pertimbangan tidak semua tugas BKPRN dapat diemban oleh ATR (kerja sama penataan ruang antarprovinsi dan antarnegara). Selanjutynya, akan dilakukan penyesuaian Draft-0 sesuai dengan kesepakatan rapat yang diagendakan pada tanggal 22 Juni 2015. Untuk Rapat Koordinasi tingkat Eselon I BKPRN yang sebelumnya sempat tertunda, akan diagendakan kembali pada tanggal 25 Juni 2015.

2.4.2 Fasilitasi Mediasi : Rapat Koordinasi BKPRN terkait Pembahasan Lanjutan Penyusunan RDTR 14 Kawasan Industri Prioritas

Rapat Koordinasi BKPRN ini adalah sebagai konsolidasi teknis tingkat Eselon III untuk membahas lanjutan terkait penyusunan RDTR 14 Kawasan Industri Prioritas. Konsolidasi tersebut telah Rapat Koordinasi BKPRN ini adalah sebagai konsolidasi teknis tingkat Eselon III untuk membahas lanjutan terkait penyusunan RDTR 14 Kawasan Industri Prioritas. Konsolidasi tersebut telah

 Delineasi spasial kawasan industri untuk wilayah I dan wilayah III  Status RTRW Kabupaten/Kota untuk wilayah II

Selanjutnya, dilakukan penyampaian Permohonan Informasi Data Dalam Rangka Koordinasi Penyiapan Penyusunan RDTR di Wilayah yang mencakup 14 Kawasan Industri Prioritas kepada Kementerian ATR dan BIG pada tanggal 22 April 2015. Untuk Konsolidasi Teknis selanjutnya dilakukan pembahasan terkait Penyusunan RDTR 14 Kawasan Industri Prioritas yang telah diagendakan pada tanggal 7 Mei 2015.

2.4.3 Fasilitasi dan Mediasi : Rapat Koordinasi BKPRN terkait Persiapan Rakernas BKPRN 2015

Rapat Koordinasi Eselon III sebagai Persiapan Rakernas BKPRN 2015 ini diselenggarakan pada tanggal 15 April 2015. Dalam rapat tersebut telah teridentifikasi kebutuhan dan penanggung jawab penyelenggaraan Rakernas. Rencana Konsinyasi Tim persiapan Rakernas dalam penyusunan Draft-

0 Buku Panduan Rakernas akan diagendakan sebagai tindaklanjut pada tanggal 20 Mei 2015.

2.44 Pengembangan Sistem Informasi Terpadu

Keterlibatan BKPRN dalam Pameran Perencanaan Pambangunan Nasional sebagai rangkaian acara dari Musrenbangnas 2015 telah melakukan sosialisasi BKPRN melalui media publikasi dan penyebaran kuisioner. Selanjutnya, Sekretariat BKPRN akan melakukan pengolahan dari hasil kuisioner yang telah teerkumpul.

Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraia Nasional (RAN)

2.5.1 Kebijakan Pendaftaran Tanah Stelsel Positif

Dalam Rapat Koordinasi mekanisme pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan terkait adat ulayat terkait penyepakatan mekanisme kemungkinan kerjasama dengan pihak ke-3 belum dapat terlaksana karena terbatasnya waktu sehubungan dengan pelaksanaan Musrenbangnas RKP 2015. Selanjutnya, Sekretariat RAN akan diagendakan kembali pada Bulan Mei 2015.

2.5.2 Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bulan Mei 2015

Pada Bulan Mei 2015, beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan antara lain adalah: (a) Trilateral meeting lanjutan bersama dengan ATR dan DJA Kementerian Keuangan untuk menyepakati pagu anggaran ATR 2016, (b) Rapat koordinasi penyediaan peta skala besar dan One Map Policy, (c) Rapat koordinasi Sosialisasi Adat Ulayat, (d) Pembahasan MoU Sertipikasi lintas sektor, (e) Penyampaian konsep mekanisme BLU Penyediaan Tanah kepada ADB, (f) Rapat koordinasi BKPRN tentang Pembahasan Penyusunan RDTR 14 Kawasan Industri Prioritas, review Kelembagaan BKPRN, dan Rakernas 2015, (g) Penyusunan laporan antara Kajian Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan, (h) Pembahasan Komite Manajemen Protarih, (i) Pembahasan Pedoman Penataan Ruang berbasis PRB bersama ATR dan BNPB, (j) Sosialisasi Knowledge Management (KM) di Kedeputian Regional Bappenas dan penyusunan SOP administrasi dan proses KM, (k) Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan APN 2015 dan sosialisasi di Provinsi Lampung, dan (l) Kegiatan rutin update media informasi dan media sosialisasi TRP, dan penerbitan e-Newsletter April 2015 dan penyusunan e-Newsletter Mei 2015.

Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan hingga akhir Bulan Mei 2015 adalah 28,09% (persen) atau sebesar Rp.1.266.850.260,-. Rincian realisasi angka tersebut adalah dari pelaksanaan kegiatan: (i) Perencanaan sebesar 30,66%, (ii) Pemantauan dan Evaluasi sebesar 15,91 %, (iii) Kajian sebesar 37,58 %, (iv) Koordinasi Strategis BKPRN sebesar 32,87%, (v) Koordinasi Strategis RAN sebesar 20,08%, (vi) Knowledge Management (KM) sebesar 17,43%, dan (vii) Penelaahan Renstra K/L sebesar 38,19%.

Realisasi ini dilakukan melalui TUP, UP, dan LS antara lain untuk Belanja Bahan untuk rapat-rapat terutama terkait penyelesaian RKP dan Trilateral Meeting Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, rapat koordinasi Sekretariat BKPRN, rapat koordinasi Sekretariat RAN; Honorarium Bulanan, Belanja Jasa Konsultan dan Belanja Jasa Lainnya untuk Bulan Mei 2015.

Berikut merupakan diagram rencana dan realisasi penyerapan anggaran Direktorat TRP sampai dengan akhir Bulan Mei 2015:

Gambar 3. Rencana dan Realisasi Anggaran Dit. TRP Bulan Mei 2015

BAB III KEGIATAN EKSTERNAL

Pada bab ini dijelaskan ulasan singkat mengenai partisipasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal direktorat, baik oleh unit kerja/unit organisasi di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas ataupun kementerian/lembaga lain, pada Bulan Mei 2015. Kegiatan ini dihadiri secara langsung oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan atau didisposisikan ke Kepala Sub Direktorat maupun Staf.

3.1 Rapat Lanjutan Trilateral Meeting RKP 2016 Kementerian ATR/BPN Bidang

Tata Ruang

Rapat yang dipimpin oleh Ibu Mia Amalia, Kasubdit Tata Ruang Dit. TRP diselenggarakan pada tanggal 7 Mei 2015 di Ruang Rapat 204, Bappenas. Rapat ini adalah rapat lanjutan untuk membahas trilateral meeting RKP 2016 Kementerian ATR/BPN. Dalam rapat ini membahas tentang exercise yang akan dilakukan oleh Tata Ruang Kementerian ATR/BPN dengan SOTK yang baru dengan 2 (dua) alternatif pagu, yaitu 3,89 T (SEB) atau 4,6 T. Hasil exercise singkat TRP komponen teknis yang ada di komponen 001 dan 002 ada sebesar Rp. 132,5 M. Selanjutnya, akan dilakukan Trilateral Meeting lanjutan dengan Kementerian ATR/BPN, Bappenas (Kotdes, KKDT, dan APP), Kementerian Keuangan.

3.2 Trilateral Meeting Lanjutan Pembahasan Pagu 2016 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN

Rapat yang merupakan trilateral meeting lanjutan ini diselenggarakan pada tanggal 4 Mei 2015 di Ruang Rapat SS-4 Bappenas dengan pimpinan rapat Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas. Beberapa hal yang disampaikan dalam rapat tersebut, antara lain:

 Beberapa kegiatan prioritas yang mendukung pencapaian RPJMN 2015-2019 dan Nawacita, antara lain: pelatihan PPNS, Reforma Agraria melalui redistribusi tanah dan legalisasi aset,

penyediaan peta dasar untuk mendukung kegiatan pertanahan dan penyusunan RDTR, penambahan Juru Ukur (surveyor) Pertanahan dan lain-lain.

 Kementerian ATR/BPN perlu membuat usulan kebutuhan tambahan untuk mencapai target kegiatan prioritas nasional.  Rincian Pagu Indikatif 2016 per program Kementerian ATR/BPN terkait bidang pertanahan yaitu: Program Pengembangan Infrastruktur Keagrariaan sebesar RP. 239,18 M; Program

Penataan Hubungan Hukum Keagrariaan sebesar Rp. 1.743,82 M; Program Penataan Keagrariaan sebesar Rp. 939,54 M; Program Pengadaan Tanah sebesar Rp. 32,45 M; dan Program Penanganan Masalah Agraria dan Tata Ruang sebesar Rp. 59,55 M.

 Total kebutuhan tambahan yang diusulkan oleh Kementerian ATR/BPN sebesar Rp. 15.938,88 M. Dari jumlah usulan kebutuhan tersebut, sebagian besar diperuntukan untuk

lembaga penyediaan tanah (bank tanah) Rp. 15.000 M. Sedangkan, sisanya untuk kegiatan yang mendukung Reforma Agraria (penyusunan peraturan, penyiapan obyek, dan pelaksanaan redistribusi tanah), serta kegiatan yang mendukung bidang tata ruang seperti PPNS, penyusunan RDTR dan sebagainya.

Selanjutnya, Kementerian ATR/BPN perlu meng-exercise rincian pagu sampai dengan komponen kegiatan yang akan dituangkan dalam dokumen trilateral meeting. Untuk dokumen kesepakatan Selanjutnya, Kementerian ATR/BPN perlu meng-exercise rincian pagu sampai dengan komponen kegiatan yang akan dituangkan dalam dokumen trilateral meeting. Untuk dokumen kesepakatan

3.3 Rapat Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Tanah Sebagai Upaya Optimalisasi Pendapatan Negara dan Daerah

Rapat yang diselenggarakan dalam rangka menyusun kajian terkait dengan kemungkinan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak tanah (Pajak Bumi dan Bangunan) untuk menambah pendapatan negara. Ekstensifikasi pajak adalah upaya perluasan subjek dan objek pajak, sedangkan intensifikasi pajak adalah peningkatan intensitas pungutan terhadap objek dan subjek pajak yang belum terjaring pajak, diselenggarakan pada tanggal 5 Mei 2015 di Ruang Rapat Clearing House, Wantanas.

Pada rapat ini disebutkan bahwa pajak memiliki 2 fungsi yaitu sebagai instrumen kebijakan dan sebagai penerimaan negara. Pajak tanah berpotensi untuk menjadi keduanya namun saat ini pajak tanah (pajak bumi dan bangunan) masih fokus sebagai penerimaan negara saja. Dalam penentuan kebijakan untuk meningkatkan penerimaan negara melalui ekstensifikasi dan intensifikasi harus dilakukan pengkajian yang mendalam karena perilaku/respon masyarakat berbeda beda dan malah berpotensi menurunkan pendapatan negara dari pajak. Dalam beberapa kasus terjadi anomali dalam pembayaran pajak yang mengakibatkan kerugian negara. Dalam upaya peningkatan pendapatan negara melalui ekstensifikasi ataupun intensifikasi tanah, perlu dilakukan kajian lebih lanjut.

3.4 Sinegritas Pertanahan dan Tata Ruang Dalam Rangka Menunjang Pengelolaan Tata Guna Tanah dan Pembangunan Berkelanjutan

Seminar Sinegritas dan Tata Ruang ini dilaksanakan di Hotel Harris, Tebet Jakarta pada tanggal 6 Mei 2015 dan dihadiri oleh BUMN, Bank, pengembang (developer), dan BUMD. Dalam seminar ini Dit. TRP diundang sebagai sala satu narasumber. Seminar ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai aspek hukum tata ruang dan pertanahan serta sinergi antara tata ruang dan pertanahan dalam pengelolaan tata guna tanah dan pembangunan berkelanjutan.

Berikut beberapa hal penting yang disampaikan dalam seminar tersebut:  RTRW merupakan acuan dalam pemanfaatan ruang serta dalam administrasi pertanahan

dengan jangka waktu 20 tahun dan dapat ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun.  Keterkaitan antara RTRW dengan penatagunaan tanah adalah penatagunaan tanah merupakan ujung tombak dalam mengimplementasikan RTRW di lapangan yang berisi

pengaturan dan penyelenggaraan peruntukan, persediaan, dan penggunaan tanah.  Dalam siklus penyelenggaraan penataan ruang, penatagunaan tanah ada dalam siklus pemanfaatan yang digunakan untuk dasar perijinan sebagai upaya pengendalian

pemanfaatan ruang. Hal ini tertuang dalam UU No. 26/2007 Pasal 35. Pengaturan mengenai pemanfaatan tanah/ruang sudah diatur dalam RTRW yang dalam

penyusunannya sudah mengakomodasi penatagunaan tanah. RTRW dan penatagunaan tanah ini merupakan dasar dalam pemberian ijin oleh Kepala Daerah. Dengan demikian diharapkan semua pihak memperhatikan Perda RTRW dalam pengurusan ijin.

3.5 Resilient City

Rapat yang diselenggarakan dengan tujuan untuk mempersiapkan kota yang berketahanan dan memiliki ketangguhan melalui penetapan indikator dan mekanisme kolaborasi dengan konsep kota Rapat yang diselenggarakan dengan tujuan untuk mempersiapkan kota yang berketahanan dan memiliki ketangguhan melalui penetapan indikator dan mekanisme kolaborasi dengan konsep kota

Poin-poin dalam pertemuan:  Indikator resilient memang spesifik dan unik untuk setiap kawasan.  Kelentingan dan build back better/improvement. Bukan hanya kembali ke awal sebelum

bencana, tapi bagaimana lebih baik setelah adanya ancaman. Indikator perlu dites pada daerah yang sudah mengalami, bukan hanya potensi.

 Perlu dipetakan berbagai program K/L, ideas dan kedudukan resilient.  Sustainable Development Goals (SDGs) adalah tambahan indikator dalam MDGs ke depan.

SDGs jangan hanya dianggap goals untuk ketangguhan, padahal bisa digunakan untuk goals semua sektor.

 Sistem Inventaris Data Indeks Kerentanan (SIDIK) sudah digunakan untuk RAN-API dan sudah masuk level desa (penggunaan data PODES). Data ini masih terus terbuka untuk

perbaikan diantaranya penambahan data yang bersifat spasial. Untuk menindaklanjuti kegiatan Resilient City ini akan dibentuk working grup Anjal Nusantara oleh

BNPB.

3.6 Rapat Penjelasan Produk-Produk Protarih dalam Mendukung Prioritas Pembangunan di Provinsi Papua.

Rapat yang diselenggarakan pada tanggal 6 Mei 2015 di Ruang Rapat 204, bertujuan untuk menjelaskan produk-produk Protarih yang dikembangkan di Provinsi Papua dalam mendukung prioritas pembangunan berkelanjutan di Provinsi Papua yang diamanatkan di dalam RTRW Papua 2013-2033 dan RPJMD Papua 2013-2018 serta RPJMN 2015-2020.

Beberapa strategi Tim Protarih dalam mendukung agenda pembangunan prioritas Provinsi Papua yaitu: 1) harmonisasi perencanaan tata ruang wilayah; 2) pengembangan kapasitas dan 3) investasi hijau.

Terdapat beberapa isu dan permasalahan terkait pelaksanaan program Protarih di Provinsi Papua yaitu terkait koordinasi antar ketiga alur kerja utama Protarih, pelibatan masyarakat adat dalam SIMTARU, koordinasi Pemerintah Provinsi Papua dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Papua, keberlanjutan program pasca Juli 2015, peningkatan kapasitas masyarakat adat sebagai pemangku kepentingan dalam penerbitan izin, dan follow-up kajian masyarakat adat terkait penyusunan RTRWK (Rencana Tata Ruang Wilayah Kampung).

Untuk menjamin keberlanjutan SIMTARU perlu dimasukan ke dalam struktur pemerintah Provinsi Papua agar pengelolaannya dapat terus dilakukan setelah program berakhir. Terkait rencana akan dijadikannya masyarakat asli Papua sebagai pemangku kepentingan dalam penerbitan perizinan maupun dalam berkontribusi pada SIMTARU, perlu dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat asli Papua. Adanya keterbatasan Pemerintah Daerah Provinsi Papua dapat diatasi dengan pembentukan champion di daerah atau dengan perekrutan fasilitator yang akan mendampingi maupun memberikan asistensi teknis kepada masyarakat adat.

3.7 Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

Rapat diselenggarakan pada tanggal 6 Mei 2015 di Gedung B, Kementerian Dalam Negeri untuk mensosialisasikan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara: di Provinsi NTT (179/2014); di Kalimantan (31/2015); di Provinsi Papua (32/2015); di Provinsi

Maluku (33/2015); di Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Papua Barat (34/2015). Materi yang disampaikan antara lain: Kewenangan pemerintahan dalam pengelolaan perbatasan Negara (perspektif UU 23/2014 tentang Pemerintah Daerah); RTR untuk pengelolaan Kawasan Perbatasan; Pokok Pikiran Pengelolaan Ruang Kawasan Perbatasan Negara; RTR Kawasan Perbatasan Negara sebagai arahan pemanfaatan ruang. Pada kesempatan yang ada Bapak Direktur Tata Ruang dan Pertanahan yang diminta menjadi narasumber dalam rapat sosialisasi tersebut menyampaikan materi tentang pokok pikiran pengelolaan ruang kawasan perbatasan negara.

Dalam menyusun Rencana Induk Pengelolaan Kawasan Perbatasan harus mengacu kepada Perpres RTR KSN. Sedangkan, untuk peta dasar skala besar (1:5.000) perlu dilakukan percepatan dalam rangka mendukung penyusunan RDTR di Wilayah Perbatasan Negara. NSPK Perbatasan perlu disusun karena sebagai prosedur untuk menyusun RDTR Kawasan perbatasan yang disertai dengan Ruang Lingkup Substansi dan kelembagaannya untuk pengelolaan (kewenangan pusat dan daerah).

3.8 Penyusunan RDTR di Sekitar 14 Kawasan Industri Prioritas

Untuk menindaklanjuti hasil Konsolidasi Teknis Pembahasan Mekanisme Penyusuann RDTR di Sekitar Kawasan Industri Prioritas pada tanggal 10 April 2015, maka diselenggarakan rapat lanjutan pada tanggal 7 Mei 2015 di Ruang Rapat SG-5. Tujuan diadakannya pertemuan ini adalah untuk mengkonfirmasi data Kawasan Industri Prioritas dan penyusunan rencana kerja dan pembentukan tim percepatan penyusunan RDTR Kawasan Industri Prioritas.

Dalam diskusi yang berlangsung disebutkan BIG perlu mengkonfirmasi lokasi prioritas penyusunan peta tahun 2015 kepada Direktorat Pengembangan Wilayah, Bappenas. Untuk pembelian citra satelit resolusi tinggi oleh BIG dari LAPAN masih memerlukan pembahasan lebih lanjut. Selanjutnya, akan dilakukan Bilateral Meeting antara BIG dan Kementerian Perindustrian untuk membahas penyediaan peta dasar skala besar di Kawasan Industri Prioritas, dan direncanakan Rakor Es. II BKPRN terbatas pada tanggal 13 Mei 2015 dengan agenda pembahasan perkembangan inisiasi penyusunan RDTR di sekitar Kawasan Industri Prioritas, mulai dari kesiapan data dan informasi awal terkait kawasan industri prioritas, isu-isu penyusunan RDTR di sekitar Kawasan Industri Prioritas, hingga usulan terkait penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Prioritas.

3.9 Trilateral Meeting Transportasi

Pada tanggal 7 Mei 2015 telah diselenggarakan Trilateral Meeting Transportasi di Ruang Rapat SG 1-2, Bappenas. Rapat ini merupakan rapat lanjutan dari trilateral meeting yang telah diselenggarakan sebelumnya. Dalam rapat dibahas program-program dari hasil kegiatan Pramusrenbangnas yang diakomodir didalam RKP 2016.

Poin-poin diskusi dalam rapat antara lain:  Prioritas pembangunan di sektor transportasi diharapkan sesuai dengan rencana

pencapaian sasaran Nawacita khususnya untuk mendukung pengembangan industri/kawasan industri dan pariwisata, kemaritiman, pembangunan daerah perbatasan dan daerah tertinggal serta dengan mempertimbangkan hasil pembahasan dalam kegiatan Pramusrenbang 2015.

 Kementerian Perhubungan akan mendukung pencapaian sasaran Nawacita khususnya untuk mendukung pengembangan industri/kawasan industri dan pariwisata, kemaritiman,

pembangunan daerah perbatasan dan daerah tertinggal dengan tetap memperhatikan kelayakan teknis dan kelengkapan dokumen perencanaan mulai dari studi kelayakan, Rencana Induk, studi perlindungan lingkungan (AMDAL), kesiapan lahan dan jalan akses.

 Lanjutan pembangunan bandar udara baru prioritas pada 15 lokasi sebagaimana yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 akan menjadi fokus utama sesuai rekomendasi dalam

Rencana Induk dan Rencana Teknis Terinci (RTT). Selanjutnya, akan dilakukan penyusunan Dokumen Kesepakatan Trilateral Meeting antara

Bappenas-Kemenkeu-Kemenhub.

3.10 Breakfast Meeting-SCDRR II