Kelompok-Kelompok Ahli Waris. Penentuan Siapa Yang Berhak Mewaris.

36 9. Kakek, ayah ibu. 10. Nenek buyut, ibu kakek no.9 11. Kemenakan seibu, anak-anak saudara laki-laki seibu. 33

8.3 Kelompok-Kelompok Ahli Waris.

Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 174 dijelaskan bahwa kelompok-kelompok ahli waris terdiri dari : a. Menurut hubungan darah. - Golongan laki-laki, terdiri dari : ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman dan kakek. - Golongan perempuan, terdiri dari ibu, anak perempuan, saudara perempuan dan nenek. b. Menurut hubungan perkawinan terdiri dari duda atau janda.

8.4 Penentuan Siapa Yang Berhak Mewaris.

Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisannya adalah hanya anak laki-laki atau perempuan, ayah, ibu, dan janda atau duda. 34 Dengan demikian kerabat lainnya seperti saudara laki-laki maupun saudara perempuan, paman, kakek serta nenek walaupun mereka menurut hubungan darah masih termasuk kelompok ahli waris, namun oleh karena ada anak, ayah dan ibu, serta janda atau duda, maka hak mewaris bagi mereka terhijab terhalang oleh anak dan ayah serta ibu tersebut. 33 Ahmad Azhar Basyir, Op.cit., Hal. 24-27 34 Lihat Q.4 : 7, 11 dan 12; HR. Attirmidzi, Ibnu Majah, Bukhari, Muslim dan Abu Daud; dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 171 huruf c, Hal. 172, 173 37 Dalam pembahasan tentang syarat-syarat ahli waris telah disebutkan bahwa seseorang baru berhak mewarisi atau menjadi ahli waris dari pewaris apabila ia masih hidup pada saat meninggalnya pewaris, kemudian dalam persyaratan tersebut Kompilasi Hukum Islam dalam pasal l85 memberikan tambahan sebagai berikut : 1 Ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari pada si pewaris, maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali bagi mereka yang tersebut dalam Pasal 173. 2 Bagian bagi ahli waris pengganti tidak boleh melebihi bagian ahli waris yang sederajat dengan yang diganti. Berdasarkan pasal ini diakui kedudukan ahli waris pengganti atau “Plaatvervulling”. Pasal ini dapat dikualifikasikan sebagai ijtihad karena sebelumnya tidak diakui di dalam kitab fiqh. Sarjana hukum yang pertama yang mengintroduksir sistem pengganti ahli waris dengan teori mawali berdasarkan Q.4 : 33 ialah Dr. Hazairin. 35

8.5 Kewajiban Ahli Waris Terhadap Pewaris.