Pola-Pola Perkembangan

E. Pola-Pola Perkembangan

Para ahli keturunan dalam penyelidikan telah menyimpulkan bahwa pada setiap jenis kehidupan ada pola-pola perkembangan yang khusus, ada hal-hal yang khusus dan yang akan berkembang menjadi sesuatu pola dan urutan yang tetap. Biji jagung yang ditanam akan tumbuh pohon jagung melalui pola-pola yang tidak berubah-ubah, misalnya pada umur sekian akan mati dan seterusnya. Sebutir telur ayam akan menetas menjadi anak ayam, tidak akan menjadi anak bebek, dan segera anak ayam itu bisa berjalan. Seorang bayi yang dilahirkan tidak seperti anak ayam yang langsung bisa berjalan. Contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa pada makhluk hidup dari mulai kehidupannya dan dalam perjalanan hidup seterusnya terdapat dasar-dasar, pola-pola yang berlaku umum sesuai dengan jenisnya, dan pola-pola yang berlaku khusus karena sifat individualitasnya. Pola-pola perkembangan dengan demikian bisa dipelajari dan bisa berlaku serta diamalkan untuk perkembangan jenis organisme yang sama. Pola-pola ini mempunyai arti universal yang bisa berlaku dimana-mana. Hal ini memungkinkan para ahli mempelajari sesuatu pola perkembangan yang bisa berlaku dimana-mana, misalnya bisa dipergunakan sebagai patokan Para ahli keturunan dalam penyelidikan telah menyimpulkan bahwa pada setiap jenis kehidupan ada pola-pola perkembangan yang khusus, ada hal-hal yang khusus dan yang akan berkembang menjadi sesuatu pola dan urutan yang tetap. Biji jagung yang ditanam akan tumbuh pohon jagung melalui pola-pola yang tidak berubah-ubah, misalnya pada umur sekian akan mati dan seterusnya. Sebutir telur ayam akan menetas menjadi anak ayam, tidak akan menjadi anak bebek, dan segera anak ayam itu bisa berjalan. Seorang bayi yang dilahirkan tidak seperti anak ayam yang langsung bisa berjalan. Contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa pada makhluk hidup dari mulai kehidupannya dan dalam perjalanan hidup seterusnya terdapat dasar-dasar, pola-pola yang berlaku umum sesuai dengan jenisnya, dan pola-pola yang berlaku khusus karena sifat individualitasnya. Pola-pola perkembangan dengan demikian bisa dipelajari dan bisa berlaku serta diamalkan untuk perkembangan jenis organisme yang sama. Pola-pola ini mempunyai arti universal yang bisa berlaku dimana-mana. Hal ini memungkinkan para ahli mempelajari sesuatu pola perkembangan yang bisa berlaku dimana-mana, misalnya bisa dipergunakan sebagai patokan

Dengan demikian kita selalu dimungkinkan mempelajari hasil penyelidikan di tempat lain untuk diamalkan di tempat yng lain lagi. Adanya pola-pola yang secara relative menetap ini sudah dikemukakan sejak lama oleh A.Gesell dalam tulisannya (1949). Adanya hukum yang besifat universal dalam perkembangan, secara khusus yang berhubungan dengan penahapan dan perkembangan oleh Walter Emmerich (1968) disebut dengan istilah nomothetis.

Pola-pola perkembangan ada beberapa yakni:

1. Pertumbuhan fisik yang terarah

Terdapat dua hukum dalam pertumbuhan fisik, yakni:

a) Hukum cephalocaudal Yaitu pertumbuhan uang dimulai dari kepala kearah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pra- natal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bgian-bagian dan alat- alat pada kepala yang lebih “matang” dari pada bagian-bagian lain. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada anggota geraknya. Baik pada masa perkembangan pra- natal, neonatal dan anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula- mula kecil dan semakin lama perbandingan ini semakin besar.

b) Hukum Proximodistal Yaitu pertumbuhan yang berpusat pada sumbu dan mengarah ketepi. Alat-alat tubuh yang terdapat pada pusat, seperti jantung, hati, alat-alat pencernaan, lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada ditepi. Ini tentu karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu, lebih vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi tidak pada anggota tubuh pusat. Kelainan sedikit saja, misalnya pada jantung atau ginjal, bisa berakibat fatal.

Ditinjau dari sudut biologi, anatomi dan faal masih banyak lagi ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi serta kefaalan anggota tubuh. Misalnya dalam hal kematangan untuk tumbuh, berkembang dan berfungsi yang tidak sama antara anggota-anggota tubuh. Contoh yang jelas terlihat pada kelenjar-kelenjar kelamin, yang baru mulai berfungsi (matang) ketika anak memasuki masa remaja. Pada saat ini terjadi perubahan besar pada bentuk tubuh, yang bahkan juga mempengaruhi perubahan pada kehidupan psikisnya.

2. Perkembangan terjadi dari umum ke khusus

Pada setiap aspek perkembangan terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi sebagaimana dikmukakan oleh H.Werner. Anak akan mampu mnggerakkan lengan atas, lengan bawah, tapak tangan terlebih dahulu daripada ia mampu meenggerakkan jari-jari tangannya. Anak akan mampu lebih dahulu menggerakkan tubuhnya sebelum ia bisa mempergunakan kedua tungkainya untuk menyangga batang tubuhnya, melangkahkan kaki dan mampu berjalan.

Dari sudut perkembangan kemampuan juga terlihat penghalusan dari hal-hal yang tadinya umum ke khusus. Seorang anak akan menyebutkan semua wanita “mama”, sebelum ia mampu membedakan mana ibunya, mana pengasuh atau bibinya. Anak mengenal istilah binatang atau pohon mendahului kemampuannya untuk membedakan mana yang tergolong anjing, kucing, ayam atau pohon pisang, pohon papaya dan pohon mangga.

Dilihat dari segi perkembangan emosinya juga terjadi hal yang sama. Anak menangis bila mengalami hal-hal yang tidak enak, yang menyakitkan, yang menyedihkan, yang menjengkelkan dengan reaksi yang sama. Ia akan sedikit demi sedikit membedakan rangsangan tertentu dengan reaksi yang berlainan. Anak memperlihatkan emosi kemarahan terlebih dahulu, sebelum ia bisa memperlihatkan emosi cemburu atau iri hati.

3. Perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan perkembangan

Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi dalam masa-masa perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada sesuatu perkembangan yang satu dengan ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain. Sebenarnya cii-ciri yang pada masa perkembangan masih dapat diperlihatkan pada masa-masa perkembangan berikutnya, hanya dalam hal ini terjadi dominasi pada ciri-ciri yang baru. Jadi bila seseorang sudah mencapai suatu tahapan dalam perkembangan, maka mungkin saja ia masih memperlihatkan ciri-ciri yang sebenarnya merupakan ciri-ciri masa perkembangan yang dahulu, hanya apa yang diperlihatkan dalam “jumlah” yang kecil. Justru bilamana ciri-ciri masa perkembangan sebelumnya banyak diperlihatkan berarti ia belum meningkat ke tahapan perkembangan berikutnya. Ada aspek- aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, yang dalam hal ini disebut fiksasi. Aspek intelek pada anak-anak tertentu yang memang sementara konstitusional terbatas pada suatu saat akan relative berhenti, tidak bisa atau sulit berkembang dan diperkembangkan.

Tahapan perkembangan ini berlangsung secara berurutan terus-menerus dan dalam tempo perkembangan yang tertentu dan bisa berlaku umu. Justru perbdaan waktu, cepat lambatnya sesuatu penahapan perkembangan terjadi, atau sesuatu masa perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaa-perbedaan perorangan, semakin lambat masa-masa perkembangan dibandingkan dengan norma-norma umum yng brlaku semakin menunjukkn adanya tanda-tanda gangguan atau hambatan aspek dengan aspek lain yang saling mempengaruhi, menunjukkan bilama satu aspek mengalami kelambatan; maka pada apek- aspek lain akan terjadi hal yang sama dan kalau tidak, maka ada factor-faktor khusus yang mempengaruhi perkembangan suatu aspek. Dalam praktek sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni:

a) Bilamana perkembangn kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang terganggu.

b) Bilamana perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak lain pada masa perkmbangan yang sama. Seorang anak yang pda umur empat tahun misalnya masih mengalami kesulitan dalam berbicara, mudah diramalkan akan mengalami kelambatan pada seluruh aspek perkembangannya. Cepat lambatnya sesuatu masa perkembangan dilalui dan seluruh perkembangan filogenitik

dan ontogenetic, juga selain beberapa antara perbedaan secara perorangan, meskipun pada tingkatan perbedan yang tidak terlalu besar. Cepat atau lambatnya suatu masa perkembangan dilalui, menjadi ciri yang menetap sepanjang hidupnya, bilamana tidak ada hal-hal yang bisa mempengaruhi proses perkembangan secara hebat, misalnya pengalaman kecelakaan dan terjadinya trauma-trauma fisik (capitis) sehingga proses perkembangannya menjadi lambat dan terhambat.

Penahapan perkmbangan biasanya terbagi menjadi 5 masa perkembangan yang secara singkat alah:

a) Masa pra-lahir Masa yang dimulai dari terjadinya konsepsi antara sel kelamin laki-laki dan sel telur sampai seorang bayi dilahirkan, yang biasanya berlangsung selama 280 hari. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang cepat sekali pada berbagai alat dan jaringan tubuh. Para ahli sering menemukan kehidupan pada masa pra-lahir ini berlangsung pada lingkungan hidup pertama yang mulai “mempengaruhi” pertumbuhan fetus dan janin dalam rahim ibunya. Dengan kata lain, rahim dengan segala kondisinya dianggap sebagai lingkungan hidup pertama bagi individu yang akan dilahirkan.

b) Masa jabang-bayi (neonatus): 0 – 2 minggu Yaitu masa sejak bayi dilahirkan sampai berumur 2 minggu. Suatu masa yang tenang dari sudut pertumbuhan fisik, terjadi sedikit sekali perubahan. Masa jabang bayi atau yang diistilahkan neonatus ini, ialah masa untuk penyesuaian terhadap kehidupan di dalam rahim dan kehidupan baru diluar tubuh ibunya, dengan keadaan yang sangat berlainan.

c) Masa bayi: 2 minggu – 1 tahun Masa antara 2 minggu sampai kira-kira 1 tahun ialah masa ketika kehidupannya bergantung sepenuhnya pada orang lain, sedikit demi sedikit berkembang kemampuan untuk memenuhi sendiri kebutuhannya secara sederhana, misalnya ia bisa mengambil makanan sendiri dan kalau harus ia bisa mengambil minum dan meminumnya sendiri. Masa ini juga masa si bayi mulai memperkembangkan kemampuan untuk melindungi dan menghindari dari hal-hal yang mengancam keselamatan dirinya. Bisa mengucapkan kata-kata untuk meminta sesuatu dan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

d) Masa anak:10 - ±12 – 14 tahun Karena berlangsung lama maka masa ini sering dibagi lagi menjadimasa anak dini, masa pra-sekolah, masa anak sampai menjelang dewasa. Masa ketika kehidupan anak meningkat. Seluruh aspek perkembangan mengalami perubahan besar, dari lingkungan hidup orang tua, kelompok anak-anak sampai kelompok social yanglebih luas. Rangkaian orang tua – keluarga – sekolah – teman-teman – merupakan rangkaian peningkatan dalam sifat, sikap, minat, dan cara penyesuaian. Dalam proses-proses berpikir yang banyak didominasi oleh khayalan-khayalan, sampai proses-proses berpikir objekti dan riil.

e) Masa remaja: 13/14 - ± 21 tahun Masa yang membentang cukup lama, dan karena itu sering dibagi-bagi menjadi: masa remaja dini, remaja dan remaja lanjut. Suatu masa peralihan dari dunia anak kedunia dewasa, yang dimulai dengan terjadinya kematangan dari kelenjar-kelenjar kelamin, yakni, menarche (haid yang pertama) pada wanita dan keluarnya air mani pertama kali pada laki-laki. Perubahan-perubahan fisik yang secara hebat dialami anak ketika mulai memasuki masa remaja menimbulkan permasalahan yang sangat majemuk dan seringkali menimbulkan masalah-masalah bagi orang tua atau orang dewasa yang berhubungan dengan kehidupan remaja, misalnya di sekolah atau di perkumpulan-perkumpulan.

4. Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan atau belajar

Kematangan adalah proses intrinsic yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan potensi yang ada. Gesell banyak mengemukakan mengenai perkembangan yang berasal dari proses kematangan ini. Antara kematangan dan latihan atau proses belajar terdapat interaksi erat yang mempengaruhi perkembangan.

Pada permulaan kehidupan anak proses-proses yang timbul dengan sendirinya kearah kematangan yang ingin dicapai lebih banyak terjadi. Semakin lama semakin banyak kehidupan anak dipengaruhi oleh proses-proses belajar tempat keduanya kemudian akan bersama-sama mempengaruhi. Pengaruh proses-proses belajar atau latihan yang tepat sangat diperlukan oleh anak.

Ada dua hal yang penting sehubungan dengan ini, yakni:

a) Bahwa dalam perkembangan ada sat-saat ketika anak siap untuk menerima sesuatu dari luar. Kematangan dicapai untuk kesempurnaan dan rangsangan-rangsangan yang tepat. Keadaan ini sering disebut “masa kritis”yang harus dirangsang agar bisa berkembang selanjutnya dengan baik. Bilamana masa kritis ini tidak memperoleh rangsangan yang tepat, misalnya dalam bentuk latihan atau proses belajar tertentu , maka selanjutnya akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu disebut istilah kritis. Misalnya jika seorang anak yang telah siap dan sudah sampai pada tahap kematangan untuk bisa berbicara, tetapi tidak a) Bahwa dalam perkembangan ada sat-saat ketika anak siap untuk menerima sesuatu dari luar. Kematangan dicapai untuk kesempurnaan dan rangsangan-rangsangan yang tepat. Keadaan ini sering disebut “masa kritis”yang harus dirangsang agar bisa berkembang selanjutnya dengan baik. Bilamana masa kritis ini tidak memperoleh rangsangan yang tepat, misalnya dalam bentuk latihan atau proses belajar tertentu , maka selanjutnya akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu disebut istilah kritis. Misalnya jika seorang anak yang telah siap dan sudah sampai pada tahap kematangan untuk bisa berbicara, tetapi tidak

E.L.Thondike, puluhan tahun yang lalu mengemukakan hukum-hukum kesiapan (law of readiness). Proses belajar (dan perkembangan) akan lancar berlangsung, bilamana dilakukan pada saat seseorang siap untuk menerima rangsangan kita.

L.H.Blum (1952), menyebutkan istilah yang kira-kira sama dengan apa yang dikemukakan oleh Thondike dengan istilah kesiapan dalam perkembangan (development readiness).

Dipihak lain R.J.Havighurst (1953) mempergunakan istilah saat peka belajar (teachable moment) untuk mengungkapkan pentingnya perangsangan, latihn dan proses- proses belajar pada masa yang tepat dalam perkmbangan anak.

b) Bahwa perkembangan pada permulaan adalah penting dan mutlak Landasan untuk perkembangan selanjutnya harus sudah diletakkan pada permulaan- permulaan perkembangan anak. Bertolak dari psikoanalisa, baik Freud sendiri maupun Erikson mengemukakan dengan orientasinya yang patologis betapa pentingnya anak memperoleh landasan-landasan yang baik pada permulaan-permulaan kehidupan agar kelak setelah dewasa tidak mengalami gangguan emosi atau gangguan kepribadian pada umumnya.

Freud mengmukakan bahwa kehidupan emosi pada tahun-tahun pertama kahidupan anak harus berlangsung dengan baik, agar tidak akan menjadi masalah setelah dewasa.

Eikson menganggap pada tahun pertama kehidupan anak penting ditanamkan dasar mempercayai orang lain. Para ahli pikologi prkmbangan sering mengulang pernyataan mengenai pentingnya tahun-tahun pertama sebagai tahun pembentukan (formative years) atas dasar-dasr kepribadian seorang anak. Lima tahun pertama dianggap sebagai tahun yang penting untuk menerima rangsangan, termasuk rangsangan-rangsangan untuk memperkembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi mental yang ada sebaik-baiknya. Setelah semua dasar kepribadian dirangsang agar berkembang dan berfungsi, maka perkembngan selanjutnya terjadi untuk modifikasi terhadap dasar-dasar perkembangan yang sudah ada. Modifikasi pada struktur dan fungsi-fungsi kearah peningkatan-peningkatan dari kepribadian lebih lanjut.

Salah satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak telah menglami perkembangn dengan baik atau tidak ialah melalui apa yang oleh Havighurst (1953) disebut tugas dalam perkembangan (development task). Mengenai ini Havighurst merumuskan sebagai berikut: “Tugas-tugas dalam perkembangan adalah tugas-tugas yang timbul pada atau kira-kira pada masa perkembangan tertentu dalam kehidupan seseorang yang bilamana berhasil akan menimbulkan kebahagiaan dan akan diharapkan berhasil pada tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya bilamana gagal akan timbul ketidak bahagiaan pada diri pribadi yang bersangkutan dan mengalami kesulitan untuk mencapai tugas-tugas perkembangan selanjutnya”. Tugas-tugas perkembangan ini bersumber pada tiga hal berikut, yakni:

1. Kematangan fisik

2. Rangsangan atu tuntutan dari masyarakat

3. Norma pribadi mengenai aspirasi-aspirasinya Tugas-tugas perkembangan ini pada anak-anak dibagi dalam dua kelompok yakni: o Tugas-tugas perkembangan pada anak-anak pada kelompok 0 sampai 6 tahun:

 Berjalan  Belajar memakan makanan yang keras  Belajar berbicara  Belajar untuk mengatur dan mengurangi gerak-gerik tubuh yang tidak perlu  Belajar mengenal perbedaan-perbedaan jenis kelamin dengan ciri-cirinya  Mencapai stabilitas fisiologis

 Membentuk konsep-konsep sederhana mengenai realitas-realitas ฀ ocial dan fisik.  Belajar untuk melibatkan diri secara emosional dengan orang tua, saudara-saudara dan

orang lain.  Belajar untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan membentuk

nurani. o Tugas-tugas perkembangan pada anak-anak pada kelompok umur 6 sampai 12 tahun  Belajar kemampuan-kemampuan fisik yang diperlukan agar bisa melaksanakan

permainan atau olah raga yang biasa.  Membentuk sikap-sikap tertentu terhadap dirinya sebagai pribadi yang sedng tumbuh

dan berkembang.  Belajar bergaul dengan teman-teman seumurnya.  Mmemperkembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan

menghitung.  Memperkembangkan nurani, moralitas, dan skala nilai.  Memperoleh kebebasan pribadi.  Membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok social dan institusi. Tidak semua anak akan lancar mencapai tugas-tugas perkembangan yang tersusun seperti

di atas, karena dalam kenyataannya gangguan dalam perkembangan akan selalu bisa timbul. Kalau perkembangannya ternyata menyimpang dari norma-norma yang ada, ini akan berakibat timbulnya kesulitan dalam penyesuaian diri secara social, emosional dan kepribdiannya terhadap lingkungan hudupnya. Dalam keadaan demikian maka diperlukan penanganan yang cepat dan tepat untuk mengisinya. Kalau ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan pada anak untuk belajar, anak perlu diberi kesempatan belajar sekali lagi. Correy dan Herrick menggaris bawahi hal ini dan mengemukakan sebagai berikut: “setiap tugas perkembangan harus dipelajari dan dikuasai pada tingkatan-tingkatan tertentu”. Selanjutnya dikemukakan: “anak lelaki atau anak perempuan, yang gagal untuk mempelajari salah satu diantara pelajaran- pelajaran dalam perkembangan untuk menyesuaikan atau sedikitnya hampir menyesuaikan diri dengan norma-norma yang ada dilingkungannya, dengan macam-macam cara akan terhukum. Hukuman ini bisa terlihat jelas seperti misalnya pada pelanggaran-pelanggaran seks atau bisa terjadi secara subjektif seperti misalnya pada penderita-penderita kepribadian neurotic”.