Filosofi dan Prinsip Bank Syariah kaitannya dengan Paham yang Melandasi Lahirnya Era Globalisasi

8 Secara internasional, saat ini volume operasi perbankan Islam cukup signifikan. Perkembangan tersebut telah difasilitasi Islamic Development Bank IDB dan beberapa negara anggota dengan mendirikan International Islamic Financial Market IIFM pada bulan November 2001. Selain itu IMF telah memfasilitasi pembentukan Islamic Financial Service Board IFSB pada bulan September 2002. Perkembangan ini telah melengkapi institusi yang dibutuhkan dalam rangka peningkatan kualitas operasi dan efisiensi perbankan syariah secara internasional. 18

b. Filosofi dan Prinsip Bank Syariah kaitannya dengan Paham yang Melandasi Lahirnya Era Globalisasi

1.Globalisasi dan Paham Neo Liberalisme Globalisasi menurut bahasa adalah Proses masuknya ke dalam ruang lingkup dunia . 19 A. Sandiwan mengungkapkan makna utama globalisasi . Menurutnya Botton line globalisasi tidak lain adalah persaingan dan persekutuan atau competition and cooperation, yang kadar dan intensitasnya benar benar berkualitas internasional. Tidak lagi berskala serta berkualitas nasional, apalagi lokal. 20 Pada dasarnya semua proses pengintegrasian ekonomi nasional menjadi ekonomi global globalisasi merupakan harapan dan hasil perjuangan dari perusahaan-perusahaan transnasional karena pada dasarnya merekalah yang paling diuntungkan dari proses tersebut. Selama dua dasawarsa menjelang berakhirnya abad Millenium, perusahaan-perusahaan transnasional berskala raksasa tersebut TNCs meningkat jumlahnya secara pesat dari sekitar 7000 TNCs pada tahun 1970, dan dalam 17 Sumber data : Naskah Akademik Rancangan Undang undang tentang Bank Syariah. Law Office of Remy dan Darus, Jakarta, Oktober 2002, Hlm. 64 18 Naskah Akademik Rancangan Undang undang tentang Bank Syariah. Law Office of Remy dan Darus, Jakarta, Oktober 2002, Hlm. iii 19 Departemen Pendidikan dan Kebudaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 320 20 A. Sandiwan, Dari Meja Tanri Abeng Managing atau Chaos ? Tantangan Globalisasi dan Ketidakpastian., Pustaka sinar Harapan, Jakarta, 2000, hlm. 6 9 tahun 1990 jumlah itu mencapai 37.000 TNCs. Selain jumlahnya meningkat, TNCs juga dapat menguasai perekonomian dunia. Kekuatan ekonomi TNCs yang luar biasa tersebut akan semakin bertambah jika globalisasi berjalan. Mereka pada saat yang lalu saja berhasil menguasai 67 dari perdagangan dunia antar TNCs dan menguasai 43,1 total perdagangan global. Lebih lanjut TNCs juga telah menguasai 75 dari total investasi global. Ada 100 TNCs dewasa ini menguasai ekonomi dunia. Mereka mampu mengontrol sampai 75 perdagangan dunia. 21 Dari uraian di atas, tampaklah bahwa aktor yang justru sangat berkuasa dan justru lebih terpenting setelah WTO adalah Transnational Corporations TNCs. Merekalah yang sebenarnya yang berada di balik semua proses kesepakatan dalam WTO. Mereka adalah perusahaan-perusahaan transnasional yang sangat berkepentingan melalui mekanisme globalisasi sistem poduksi, investasi dan pasar yang pengaturan mekansime dari semua sistem produksi dan pasar tersebut ditetapkan di WTO. Dengan demikian, forum WTO pada hakikatnya menjadi arena perjuangan bagi perusahaan transnasional untuk memperjuangkan cita-cita mereka dalam penguasaan dunia. Hal itu berarti bahwa segala yang melalui proses dan mekansime globalisasi juga merupakan perebutan kekuasaan ekonomi dari kekuasaan negara-negara kepada TNCs. 22 Selanjutnya perlu ditelaah konstruksi, konsep, mekansime, maupun anatomi dari globalisasi. Globalisasi sebagai proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistem ekonomi dunia pada dasarnya diperankan oleh aktor-aktor utama proses tersebut. Ada tiga aktor utama, pertama, adalah TNCs, yakni perusahaan multinasional yang besar yang dengan dukungan negara-negara yang diuntungkan oleh TNCs tersebut membentuk suatu dewan perserikatan perdagangan global yang dikenal dengan WTO yang menjadi aktor kedua. Ketiga, adalah lembaga keuangan global IMF, dan Bank Dunia. Ketiga aktor globalisasi tersebut menetapkan aturan-aturan seputar investasi. Intellectual Property Rights dan kebijakan internasional. Kewenangan lainnya adalah mendesak atau mempengaruhi serta memaksa negara-negara melakukan penyesuaian 21 Mansour Fakih, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2002. Hlm. 214 10 kebijakan nasionalnya bagi kelancaran proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam ekonomi global. 23 Proses memperlicin jalan pengintegrrasian tersebut ditempuh dengan cara mengubah semua aturan kebijakan yang menghalangi ketiga aktor-aktor globalisasi, terutama TNCs untuk beroperasi dalam bentuk ekspansi produksi, pasar maupun ekspansi investasi. Dengan demikian, sesungguhnya globalisasi tidak ada sangkut pautnya dengan kesejahteraan rakyat ataupun keadilan sosial di negara-negara Dunia Ketiga, melainkan lebih didorong demi motif kepentingan pertumbuhan dan akumulasi kapital berskala global. 24 Semua mekanisme dan proses globalisasi yang diperjuangkan oleh aktor-aktor globalisai melalui kesepakatan yang dibuat di WTO sesungguhnya dilandaskan pada suatu ideologi yang dikenal dengan neo liberalisme. Paham neo liberalisme yang lama, hanya saja karena waktu, konteks pemunculannya kembali serta skala dan strateginya yang berbeda sudah tentu jawabannya berlainan. Dengan demikian neo liberalisme merupakan kembalinya paham liberalisme lama di era yang baru. 25 Apa yang menjadi pendirian neo liberalisme dicirikan sebagai berikut : kebijakan pasar bebas yang mendorong perusahaan-perusahaan swasta dan pilihan konsumen, penghargaan atas tanggung jawab personal dan inisiatif kewiraswastaan, serta menyingkirkan birokrasi dan parasit pemerintah yang tidak akan pernah mampu, meskipun dikembangkan. Aturan dasar kaum neo liberal adalah, liberalisasikan perdagangan dan finansial, biarkan pasar menentukan harga. Akhiri inflasi, stabilisasi ekonomi-makro,dan privatisasi kebijakan pemerintah haruslah menyingkir dari penghalang jalan Chomsky, 1999. Paham inilah yang saat ini mengglobal dengan mengembangkan konsensus yang dipaksakan yang dikenal dengan globalisasi sehingga terciptalah suatu tata dunia. 26

b.Filosofi dan Prinsip Perbankan Syariah