10
kebijakan nasionalnya bagi kelancaran proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam ekonomi global.
23
Proses memperlicin jalan pengintegrrasian tersebut ditempuh dengan cara mengubah semua aturan kebijakan yang menghalangi ketiga aktor-aktor globalisasi, terutama
TNCs untuk beroperasi dalam bentuk ekspansi produksi, pasar maupun ekspansi investasi. Dengan demikian, sesungguhnya globalisasi tidak ada sangkut pautnya
dengan kesejahteraan rakyat ataupun keadilan sosial di negara-negara Dunia Ketiga, melainkan lebih didorong demi motif kepentingan pertumbuhan dan akumulasi kapital
berskala global.
24
Semua mekanisme dan proses globalisasi yang diperjuangkan oleh aktor-aktor globalisai melalui kesepakatan yang dibuat di WTO sesungguhnya dilandaskan pada
suatu ideologi yang dikenal dengan neo liberalisme. Paham neo liberalisme yang lama, hanya saja karena waktu, konteks pemunculannya kembali serta skala dan strateginya
yang berbeda sudah tentu jawabannya berlainan. Dengan demikian neo liberalisme merupakan kembalinya paham liberalisme lama di era yang baru.
25
Apa yang menjadi pendirian neo liberalisme dicirikan sebagai berikut : kebijakan pasar bebas yang mendorong perusahaan-perusahaan swasta dan pilihan konsumen,
penghargaan atas tanggung jawab personal dan inisiatif kewiraswastaan, serta menyingkirkan birokrasi dan parasit pemerintah yang tidak akan pernah mampu,
meskipun dikembangkan. Aturan dasar kaum neo liberal adalah, liberalisasikan perdagangan dan finansial, biarkan pasar menentukan harga. Akhiri inflasi, stabilisasi
ekonomi-makro,dan privatisasi kebijakan pemerintah haruslah menyingkir dari penghalang jalan Chomsky, 1999. Paham inilah yang saat ini mengglobal dengan
mengembangkan konsensus yang dipaksakan yang dikenal dengan globalisasi sehingga terciptalah suatu tata dunia.
26
b.Filosofi dan Prinsip Perbankan Syariah
22
Mansour Fakih, Op.Cit., hlm 215
23
Mansour Fakih, ibid
24
Mansour Fakih, Op.Cit., hlm 216
25
Mansour Fakih, Ibid
11
Kegiatan perbankan sebagai salah satu institusi perekonomian Islam, sebagaimana halnya seluruh aspek kehidupan manusia mengacu dan berlandaskan syariah Islam,
yaitu Al-Qur an dan Sunnah. Oleh karenanya perbankan tidak dapat dilepaskan dan tercerabut dari nilai-nilai ajaran Islam. Ajaran Islam terdiri dari tiga komponen, yaitu :
Aqidah, Syariah, dan Akhlaq. Aqidah sifatnya konstan dan tidak mengalami perubahan dengan berbedanya waktu dan tempat. Syari ah senantiasa diubah menurut
kebutuhan dan taraf peradaban ummat di mana seorang Rosul diutus. Asas penetapan syraiah Islam adalah menghilangkan keberatan dan tidak menyulitkan, menciptakan
kemaslahatan dan menciptakan keadilan.
27
Syariah Islam sebagai suatu syariat yang dibawa oleh Rosul terakhir memiliki sifat yang comprehensif dan universal. Comprehensif berarti merangkum seluruh aspek
kehidupan manusia baik ritual ibadah maupun sosial muamalah. Universal artinya dapat diterapkan dalam setiap waktu dapat tepat.
28
Menurut ajaran Islam, lembaga perbankan adalah suatu institusi perekonomian yang merupakan wujud dari muamalah. Perbankan sebagai salah satu institusi ekonomi dalam
sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam itu sendiri menurut Amin Aziz,
29
adalah sistem ekonomi yang kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan yang diambil
dalam melaksanakan kebijakan ekonomi dipengaruhi dilandasi oleh syariah Islam.
Perekonomian Islam berpedoman pada prinsip-prinsip ekonomi Islam, antara lain :
30
Manusia adalah makhluk pengemban amanat Allah untuk memakmurkan kehidupan di bumi, dan diberi kedudukan sebagai khalifah wakilnya yang wajib melaksanakan
petunjuk-Nya; Kerja adalah yang sesungguhnya menghasilkan produktif; Islam
26
Mansour Fakih, Op.Cit., hlm 218
27
Muhammad Djafar, Pengantar Ilmu Fiqh : Suatu Pengantar tentang Ilmu Hukum Islam dalam berbagai Mahzab, Jakarta, Kalam Mulia, 1993, hal. 30-42.
28
M. Syafi i Antonio, Potensi dan Peranan Ekonomi Islam dalam Upaya Pembangunan Umat Islam Nasional, makalah tanpa tahun, hlm.2.
29
Amin Aziz, Tantangan, Prospek dan Strategi Sistem Perekonomian syariah di Indonesia dilihat dari pengalaman pengembangan BMT, PINBUK, Jakarta, 1996, hal. 2.
30
Ahmad Ashar Basyir, artikel pada Berbagai Aspek Ekonomi Islam editor M. Rusli Karim, P3EI FE UII bekerjasama dengan Penerbit Tiara Wacana, Yogyakarta, 1992, hlm. 13-14.
12
menentukan berbagai macam bentuk kerja yang halal dan yang haram, kerja yang halal saja yang dipandang sah; Hak milik manusia dibebani kewajiban-kewajiban yang
diperuntukan bagi kepentingan masyarakat. Hak milik berfungsi sosial; Harta jangan beredar di kalangan kaum kaya saja, tetapi diratakan dengan jalan memenuhi
kewajiban-kewajiban kebendaan yang telah ditetapkan dan menumbuhkan keperdulian sosial berupa anjuran berbagai macam shodaqoh; Harta difungsikan bagi kemakmuran
bersama tidak hanya ditimbun tanpa menghasilkan sesuatu dengan jalan diperkembangkan secara sah; Kerjasama kemanusiaan yang bersifat saling menolong
dalam usaha memenuhi kebutuhan ditegakkan; Nilai keadilan dalam kerjasama kemanusia ditegakkan; Campur tangan negara dibenarkan dalam rangka penertiban
kegiatan ekonomi menuju tercapainya tujuan;
Secara filosofis, orientasi dasar ekonomi Islam dilandaskan pada asas ketuhanan tauhid , yaitu adanya hubungan dari aktivitas ekonomi, tidak saja dengan sesama
manusia, tetapi juga dengan tuhan sebagai pencipta. Dari landasan tauhid ini timbul prinsip prinsip dasar bangunan kerangka sosial, hukum, dan tingkah laku, yang di
antaranya adalah prinsip khilafah, keadilan adalah , kenabian nubuwwah , persaudaraan ukhuwwah , kebebasan yang bertanggung jawab Al huriyah wal
mas uliyyah . Disamping itu ada nilai nilai instrumental, yaitu larangan riba, zakat, kerjasama ekonomi, jaminan sosial dan peran negara.
31
Berdasarkan landasan filosofis dan prinsip-prinsip syariah dalam ekonomi bank syariah dijalankan dengan tidak mendasarkan kepada prinsip bunga karena dianggap
riba dan dilarang, transaksi yang digunakan adalah transaksi bagi hasil pengembangan zakat dan usaha yang halal dan thoyib, serta adanya prinsip kesesuaian kehendak dalam
perjanjian-perjanjian arridha iyyah .
32
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip utama dalam operasionalisasi perbankan syariah, yang memiliki keunikan khas dalam opersionalnya, sesuai dengan karakter
31
Ahmad Ashar Basyir, Ibid
32
Law Office of Remy Darus, Naskah Akademik Rencana Undang undang tentang Perbankan Syariah, Jakarta, Oktober 2002, hlm. 60
13
dari ajaran Islam itu, dalam opersionalisasi perbankan syariah diperlukan pengaturan yang khusus agar berjalan sesuai dengan sifat dan kekhususannya tersebut dengan tidak
mengurangi prinsip universal dari ajaran Islam itu sendiri, yaitu bertujuan membawa kebaikan bagi semua pihak rahmatan lil alamin .
33
c.Urgensi Undang undang Perbankan Syariah dalam Pembangunan Nasional di Era Globalisasi