Kontribusi Perbankan Syariah dalam Pembangunan Nasional.

5 perbankan syariah ini, bahasan pada makalah ini dibatasi pada beberapa hal yang dirumuskan pada bagian Identifikasi masalah.

b. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana Kontribusi Perbankan Syariah dalam Pembangunan Nasional ? 2. Apakah Filosofi dan Prinsip prinsip Bank Syariah sesuai dengan Filosofi yang melandasi lahirnya Era Globalisasi ? 3. Apa urgensi Undang undang Perbankan Syariah dalam Pembangunan Nasional di Era Globalisasi ?

B. PEMBAHASAN

a. Kontribusi Perbankan Syariah dalam Pembangunan Nasional.

Perkembangan perekonomian nasional maupun internasional yang begitu cepat menimbulkan tantangan yang tidak sedikit terhadap lembaga-lembaga keuangan. Demikian halnya terhadap lembaga perbankan. Peran strategis lembaga perbankan yang mengemban tugas utama sebagai wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana secara efektif dan efisien, memerlukan penyempurnaan yang terus menerus agar mampu memiliki keunggulan komparatif. Lembaga perbankan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sangat besar, selain memiliki fungsi tradisional, yaitu untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dalam arti sebagai perantara pihak yang berlebihan dana dan kekurangan dana, yakni fungsi financial intermedidiary, juga berfungsi sebagai sarana pembayaran. Seperti telah dikemukakan, perbankan Indonesia mempunyai fungsi yang diarahkan sebagai agent pembangunan agent of development, yaitu sebagai lembaga yang bertujuan guna mendukung pelaksanaan pembangunan Barat untuk Mengembangkan Bisnis dalam Era Globalisasi, 7 Agustus 2003, Fakultas Hukum Unpad, Bandung, 2003, hlm.1. 6 nasional dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. 14 Perbankan nasional berfungsi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi. Untuk mencapainya perbankan Indonesia harus memiliki komitmen. Komitmen ini oleh Nyoman Moena diterjemahkan ke dalam bahasa perbankan, yaitu perbankan Indoensia berfungsi sebagai : 15  Lembaga kepercayaan;  Lembaga pendorong pertumbuhan ekonomi;  Lembaga pemerataan Jika diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk tanggung jawab, maka bentuk-bentuk tanggung jawab perbankan, adalah :  Tanggung jawab prudential bank harus sehat;  Tanggung jawab komersial bank harus untung;  Tanggung jawab finansial bank harus transparan;  Tanggung jawab sosial kemampuan mengakomodir harapan stake holderes secara adil. Sedangkan menurut Heru Soepraptomo, sebagai agen dari pembangunan, bank diharapkan dapat memberikan kontribusi pada usaha meningkatkan tabungan nasional, menumbuhkan kegiatan-kegiatan usaha meningkatkan tabungan nasional, menumbuhkan kegiatan usaha dan meningkatkan alokasi sumber-sumber perekonomian. 16 Berkaitan dengan hal ini tidak dapat dilepaskan peran perbankan syariah. Embrio fungsi perbankan syariah telah ada sejak awal Islam yakni pada fungsi-fungsi perorangan terutama seperti yang dipraktekkan oleh rasulullah sebagai seorang 14 Muhammad Djumhana, Op.Cit., hal 77. 15 Nyoman Moena, Rangkuman Sajian Analisi Efisiensi dan Efektivitas Hukum Perbankan, Makalah pada pertemuan Ilmiah BPHN, Desember 1996, hal. 1-2. 7 pedagang dan penerima titipan dari orang-orang kaya yang ada di Mekkah. Perbankan Islam sebagai institusi mulai dipraktikkan pada tahun 1940-an dan mulai berkembang pada tahun pada awal tahun 1970-an. Bank syariah tumbuh dengan cukup pesat dengan cakupan yang sangat luas tidak hanya di negara-negara muslim, tetapi juga telah dipraktikkan oleh bank-bank konvensional di negara-negara Barat. Hal ini disebabkan disamping faktor layanan keuangan perbankan Islam ada juga faktor besar pangsa pasarnya. Perbankan Syariah di Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan yang pesat baik dari segi aset dan jaringan kantor maupun dari dukungan masyarakat, terutama setelah krisis ekonomi tahun 1998. Perbankan syariah terbukti dapat bertahan melewati deraan krisis ekonomi, hal ini disebabkan oleh adanya karakteristik operasional yang menjadi keunggulan kompetitif dan komparatif bagi perbankan syariah sehingga dapat menjadi alternatif sistem perbankan selain perbankan konvensional. Selain itu perbankan syariah secara konsisten menjalankan fungsi intermediasi, hal ini terlihat dalam angka Financing to Deposit Ratio yang cukup tinggi dibanding dengan perbankan konvensional. Tahun 2002 di Indonesia terdapat dua bank umum syariah, enam bank umum konvensional yang memiliki unit syariah, serta 83 BPR yang beroperasi berdasarkan syariah. Penyebaran jaringan terdiri dari 55 Kantor Cabang, 8 Kantor Cabang Pembantu, dan 48 Kantor Kas. Pertumbuhan aset 74 per tahun selama kurun waktu 1998 2001. 17 Hal tersebut membuktikan bahwa pada praktiknya perbankan syariah walau dibandingkan dengan total aset perbankan nasional masih relatif kecil, tetapi perbankan syariah memiliki peluang untuk berkembang secara terus menerus. Perbankan syariah telah menunjukkan potensi manfaat yang dapat dikembangkan untuk mendukung perekonomian nasional ke arah yang lebih baik. 16 Heru Soepraptomo, Analisis Ekonomi terhadap Hukum Perbankan, makalah pada pertemuan Ilmiah tentang Analisis Ekonomi terhadap Hukum dalam Menyongsong Era Globalisasi, BPHN Departemen Kehakiman, Jakarta, 10-11 Desember 1996, hal. 1. 8 Secara internasional, saat ini volume operasi perbankan Islam cukup signifikan. Perkembangan tersebut telah difasilitasi Islamic Development Bank IDB dan beberapa negara anggota dengan mendirikan International Islamic Financial Market IIFM pada bulan November 2001. Selain itu IMF telah memfasilitasi pembentukan Islamic Financial Service Board IFSB pada bulan September 2002. Perkembangan ini telah melengkapi institusi yang dibutuhkan dalam rangka peningkatan kualitas operasi dan efisiensi perbankan syariah secara internasional. 18

b. Filosofi dan Prinsip Bank Syariah kaitannya dengan Paham yang Melandasi Lahirnya Era Globalisasi