1
UNDANG UNDANG PERBANKAN SYARIAH SEBAGAI HUKUM YANG DICITA-CITAKAN
Dipublikasikan pada Jurnal Ilmu Hukum LITIGASI Volume 5 No 2 Juni 2004 halaman 191-203 ISSN : 0853-7100
A. PENDAHULUAN a. Latar Belakang
Tidak dapat disangkal lagi bahwa pembangunan memerlukan dana yang tidak sedikit dan berkesinambungan. Dalam hal pengerahan dana masyarakat tidak dapat
dikesampingkan peranan lembaga perbankan.
Bank sebagai lembaga yang bekerja berdasarkan kepercayaan masyarakat, memiliki peran dan posisi yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. Sebagai lembaga
perantara keuangan masyarakat financial intermediary , bank menjadi media perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana surplus of fouds dengan pihak-
pihak yang kekurangan memerlukan dana lack of fouds
1
. Di Indonesia, lembaga perbankan memiliki misi dan fungsi sebagai agen pembangunan agent of development
, yaitu sebagai lembaga yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional
ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
2
Tidak ragu lagi bahwa perbankan menunjukan pelayanan khusus dan bermanfaat terhadap masyarakat dan tidak ada masyarakat modern yang dapat mencapai kemajuan
pesat atau bahkan dapat mempertahankan angka pertumbuhannya tanpa bank.
3
1
Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal.67, Menurut Muchdarsyah Sinungan, bankir-bankir yang mengelola banknya menurut sistem dan metode yang
mengacu pada tingkat produktivitas usaha para nasabah baik industri, pedagang, maupun petani akan mampu melihat ke depan dan mengambil keputusan gemilang bagi perkembangan ekonomi negaranya.
Manajemen Dana Bank, Bina Usaha, Jakarta, 1993, hal.1.
2
Tujuan Perbankan Nasional seperti yang tertera dalam Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998.
3
Afzalur Rahman, Economic Doctriness of Islam. Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1996, hal. 338.
2
Kaitannya dengan perekonomian nasional, Compton menyatakan ketidakmungkinan memberi gambaran mengenai ekonomi nasional yang berjalan efisien, tumbuh dengan
mantap atau bertahan untuk suatu kurun waktu tanpa dukungan sistem perbankan yang kuat.
4
Seperti telah dimaklumi, bahwa kasus-kasus perbankan yang terjadi pada masa lalu yang hingga saat ini akibatnya masih dirasakan - baik langsung maupun tidak
langsung telah membawa akibat bagi perkembangan perekonomian negara. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan sebagai upaya memulihkan
krisis perbankan pemerintah harus menyediakan talangan dana yang tidak kecil setidaknya 410 trilyun rupiah harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk bantuan kredit
likuiditas.
5
Kondisi perbankan nasional yang demikian telah memberi andil timbulnya krisis perekonomian nasional. Kondisi ini dikarenakan banyak faktor penyebab, salah satunya
adalah kebijakan policy perbankan. Mengenai hal ini Muladi mengatakan bahwa penyebab timbulnya kondisi perbankan yang sangat parah dewasa ini yang secara
signifikan memberi andil dalam krisis ekonomi saat ini, di samping akibat dari anomie of succes atau unfortunate mistake atau business - malpractice atau human errors atau
business etchic atau kombinasi faktor-faktor di atas dan sedikit banyak tidak terlepas dari administrative policy failure.Selain itu disadari pula bahwa hal ini disebabkan
adanya berbagai kesalahan dalam kebijakan penyelenggaraan pembangunan di masa lalu. Jika dicermati terdapat dua faktor penyebab utama, yakni pembangunan yang
dilaksanakan secara terpusat dan pembangunan yang tidak seimbang. Pola pembangunan demikian tercermin dalam proses pembangunan yang tidak melibatkan
partisipasi masyarakat dan kurang memperhatikan pemberdayan ekonomi rakyat.
6
4
Eric N. Compton. Principle of Banking. terjemahan Alexander Oey. Jakarta : Akademika Pressindo. 1991, hal. 330.
5
Pada Februari 1999 posisi minus seluruh bank mencapai 198.019.000.000.000 seratus sembilan puluh delapan trilyun sembilan belas milyar rupiah. Nidyo Pramono. Mengenal Lembaga perbankan di
Indonesia Sebuah Pendekatan dari Perspektif Hukum Ekonomi. Makalah pada Penataran Hukum perdata dan Ekonomi, FH. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 23-30 Agustus 1999.
6
PROPENAS 2000 2004 Undang undang No. 25 Tahun 2000 BAB II Tentang Prioritas Pembangunan Nasional angka 1, hlm. 12 - 13.
3
Untuk itu berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan perbankan nasional, baik melalui rekapitulisasi maupun pengambilalihan kepemilikan bank. Selain
itu dilakukan penyesuaian peraturan perbankan nasional. Selain untuk memulihkan perbankan nasional, revisi peraturan perbankan dilakukan karena telah diratifikasinya
beberapa perjanjian internasional di bidang perdagangan barang dan jasa, sehingga diperlukan penyesuaian terhadap peraturan perundang-undangan di bidang
perekonomian, khususnya sektor perbankan, agar peraturan perbankan mengacu pada komitmen Indonesia dalam berbagai forum internasional.
7
Terdapat Lima Pokok Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 dalam UU No. 10 Tahun 1998
8
, salah satunya berkaitannya dengan keberadaan Bank Syariah, Dengan diaturnya berbagai hal tentang Bank Syariah dalam UU Perbankan, menunjukan bahwa Bank
Syariah dewasa ini memiliki kedudukan yang mantap dan berdiri sejajar dengan Bank Konvensional. Dengan dimungkinkannya Bank Umum Konvensional
9
menggunakan prinsip syari ah dan bukan prinsip syariah sekaligus. Hal ini terbukti dari banyaknya
permohonan bank konvensional kepada Bank Indonesia untuk membuka kantor cabang atau kantor di bawah cabang yang akan melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syari ah.
Di Indonesia, bank yang beroperasi berdasarkan syari ah Islam telah dimulai sejak tahun 1990-an. Setelah sembilan tahun sejak Bank Syariah yang pertama kali berdiri di
Indonesia - yaitu Bank Muamalat Imdonesia banyak minat bank konvensional
menggunakan pola usaha berdasarkan prinsip syariah
10
. Dua dekade terakhir, perkembangan bank syariah pun mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan baik
dilihat dari jumlah maupun penyebarannya di dunia.
11
7
Penjelasan Umum UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
8
Penjelasan Umum UU No. 1 Tahun 1998.
9
Meminjam istilah Muhammad Syafi i Antonio untuk menunjukkan bank yang beroperasi tidak menggunakan prinsip syari ah. Istilah ini kini digunakan dalam UU Perbankan.
10
Bank IFI, Bank BSB, BNI, BRI, dan sejumlah Bank Swasta lainnya menunjukkan minatnya mengembangkan Bank Syar ah, persiapan pembukaan sejumlah kantor cabang syariah di berbagai kota.
Republika, 11 November 1999.
11
Perbankan Syariah telah ada di hampir lebih 60 negara, kebanyakan di wilayah Timur Tengah dan Asia. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh International Association pf Islamic Bank pada tahun
4
Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat merupakan bagian dari masyarakat internasional. Sebagai bagian dari masyarakat internasional, Indonesia tidak
dapat melepaskan diri dari pranata hukum internasional, termasuk di dalamnya perkembangan di bidang hukum ekonomi internasional. Perkembangan hukum ekonomi
internasional yang perlu dicermati, diantaranya adalah hasil
hasil perundingan Uruguay Round yang telah berlangsung dari tahun 1986 dan berakhir pada bulan April
1994 di Marakesh - Maroko. Salah satu hasil perundingan ini adalah disepakatinya pembentukan GATT General Agreement on Tariff and Trade , dan WTO World
Trade Organization . WTO merupakan organisasi payung yang membawahi seluruh perjanjian dalam Uruguay Round, dan mengadministrasikan semua perjanjian,
menyediakan forum untuk negosiasi di kemudian hari, mengadministrasikan sistem penyelesaian sengketa dan memantau kebijaksanaan perdagangan dan bekerjasama
dengan lembaga ekonomi lainnya.
12
Arus globalisasi yang ditandai dengan berlakunya persetujuan kerjasama regional dan internasional di bidang perdagangan perekonomian , akan menciptakan peluang
sekaligus tantaangan. Peluang dan tantangan perekonomian nasional akan terasa sulit di tahun
tahun mendatang apabila persoalan persoalan yang timbul tidak mampu
diinventarisir, dianalisis dan dipersiapkan. Pembenahan aturan terutama di bidang kerjasama perdagangan dan perusahaan yang direfleksikan pada prinsip
prinsip GATT, dan WTO dan AFTA Asia Free Tade Area , merupakan pantauan awal agar
hukum tidak selalu tertinggal sementara aspek perekonomian dan perdagangan melaju pesat jauh ke depan.
13
Berkaitan dengan masalah di atas, makalah ini akan mencoba menganalisa masalah pembangunan hukum nasional di era globalisasi, yakni berkaitan dengan hukum
perbankan, khususnya bank syariah. Mengingat luasnya ruang lingkup kajian masalah
1977, ada lebih 176 lembaga keuangan di sektor publik dan privat baik di negara negara muslim dan non muslim.
12
H.S. Kartadjoemena, GATT WTO dan Hasil Uruguay Round, UI-Pres, Jakarta, 1997, hlm. 313
13
Aslan Noor, Peranan hak hak atas Tanah dalam mengembangkan Bisnis Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di Era Globalisasi, Makalah Seminar Kesiapan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di Jawa
5
perbankan syariah ini, bahasan pada makalah ini dibatasi pada beberapa hal yang dirumuskan pada bagian Identifikasi masalah.
b. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana Kontribusi Perbankan Syariah dalam Pembangunan Nasional ? 2. Apakah Filosofi dan Prinsip prinsip Bank Syariah sesuai dengan Filosofi yang
melandasi lahirnya Era Globalisasi ? 3. Apa urgensi Undang undang Perbankan Syariah dalam Pembangunan Nasional di
Era Globalisasi ?
B. PEMBAHASAN