Relay Rangkaian ADC Analog to Digital Converter

2. Dari segi ketersediaan benda, mikrokontroler AT89S51 ketersediaan benda dipasaran di kota Medan relatif banyak dan mudah dicari. 3. Pemogramannya relatif mudah, karena jumlah instruksi yang sering digunakan hanya sedikit.

3.3. Relay

Relay merupakan saklar elektromagnetik yang cara kerjanya ditentukan oleh arus yang mengalir pada kumparan kawat penghantar yang dipasang pada sebuah angker elektromagnetik bersama-sama dengan sebuah kumparan. Bila relay dialiri arus, maka akan terjadi medan magnet disekitar kumparan sehingga angker akan menjadi magnet. Medan magnet pada angker akan menarik saklar sehingga akan menutup. Jika arus yang mengalir pada kumparan terlepas maka hubungan akan terputus. Gambar 3.2 Relay Saklar dapat menjadi kontaktor magnet. Kontaktor magnet adalah sejumlah kotak yang mempunyai aksi menutup dan membuka akibat adanya tarikan magnet. Terdapat dua macam kontak yang berada dalam kontaktor magnet, yaitu: 1. Normally Open NO yaitu kontak dalam kondisi terbuka, saat kontaktor magnet tidak bekerja. Universitas Sumatera Utara 2. Normally Close NC yaitu kontak dalam kondisi tertutup, saat kontaktor magnet bekerja. Pada perancangan ini digunakan sebuah transistor C945 jenis NPN yang berfungsi sebagai saklar. Pada saat transistor saturasi arus kolektor transistor C945 sebesar 100 mA dan arus basisnya 10 mA data dari lembaran data transistor C945. Rb Vbe Vcc Ib   ………………………………………………………3.2 Pada perancangan ini resistor yang digunakan bernilai 330 Ohm dan tegangan yang digunakan bernilai 5 volt. Jadi arus yang diterima basis adalah 330 4 , 1 5   Ib = 0,01099A=10,9 mA Arus ini sudah cukup untuk membuat transistor C945 saturasi. Pada kondisi saturasi kolektor dan emiter terhubung singkat short, sehingga arus mengalir dari kolektor ke emiter atau dengan kata lain arus mengalir pada kumparan kawat penghantar yang terdapat didalam relay sehingga relay bekerja.

3.4. Rangkaian ADC Analog to Digital Converter

Rangkaian skematik rangkaian ADC Analog to Digital Converter dapat dilihat pada Lampiran 1. Pada gambar skematik pin CS dan RD langsung dihubungkan ke Ground agar selalu mendapatkan logika low yang dibutuhkan ADC untuk konversi. Pin CLK dihubungkan antara resistor 10 kilo Ohm dan kapasitor 100 piko Farad, hal ini berguna untuk mendapatkan frekwensi yang berfungsi sebagai kecepatan konversi ADC. Pin WR dan INTR saling dihubungkan ke salah satu pin mikrokontroler yang berguna untuk mengetahui apakah ADC telah selesai pengkonversian atau belum. Pin WR ini akan berlogika Universitas Sumatera Utara high pada saat pengkonversian dan akan berlogika low pada saat setelah selesai pengkonversian. Pin CLKR dihubungkan ke sebuah resistor 10 kilo Ohm dan kapasitor 100 piko Farad yang juga berguna untuk mendapatkan frekwensi yang dibutuhkan oleh ADC. Pin AGND dan VI- langsung duhubungkan ke ground. Pin VI+ merupakan pin input sinyal analog yang akan dikonversikan ke sinyal digital, yang pada perancangan ini dihubungkan ke keluaran sensor temperatur LM35. Pin VREF merupakan pin sebagai masukan tegangan referensi ADC, yang pada perancangan ini di-setting sebesar 2,5 volt. Rangkaian pembagi tegangan terdiri dari dua resistor yang dirangkai secara seri dan dihubungkan dengan suatu sumber tegangan. Tegangan output diambil dari titik tengah rangkaian seri kedua resistor tersebut seperti ditunjukan oleh gambar 3.3. Gambar 3.3. Rangkaian pembagi tegangan. Keterangan gambar 3.3. : R = Resistor pertama A R = Resistor kedua B V = Sumber tegangan DC Vout = Tegangan keluaran Persamaan untuk rangkaian pada gambar 2.2 adalah: Universitas Sumatera Utara CC A B B Out V R R R V   ..................................................................... 3.3. Dari persamaan 4, apabila nilai V tetap, maka perubahan nilai Vout hanya bergantung pada perubahan nilai R atau R B . Nilai R pada rangkaian ADC sebesar 1 kilo Ohm, R sebesar 1 kilo Ohm dan Vcc sebesar 5 volt. A A B x V Out 1000 1000 1000   5 volt = 2,5 volt Tegangan keluaran dari titik ini dihubungkan ke trimmer potensio trimpot 100k yang juga berfungsi untuk menurunkan tegangan apabila tegangan yang diinginkan belum tercapai. Dioda zener berfungsi sebagai pembatas tegangan.

3.5. Rangkaian Jembatan H