BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN MEDIASI DI
PENGADILAN
Dari uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa kendati ketentuan yang mengatur tentang mediasi di pengadilan mengalami perubahan beberapa kali namun
pada tataran implementasi banyak mengalami kendala. Adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan, disebabkan karena adanya beberapa kendala yang menjadi
faktor.
A. Faktor Struktur Hukum
Menurut Soerjono Soekanto penegakan hukum merupakan kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidahpandangan
menilai yang mantap dan mengejawantah, sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian
pergaulan hidup.
163
Masalah pokok dari penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti netral, sehingga
dampak positif atau negatifnya terletak pada isi-isi faktor-faktor pengaruh. Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut:
164
1. Faktor hukum sendiri
163
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, hlm 5.
164
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum.
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegak hukum 4 Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan. 5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Legal structure atau struktur hukum yang merupakan institusionalisasi ke
dalam entitas-entitas hukum, seperti struktur pengadilan tingkat pertama, pengadilan tingkat banding dan pengadilan tingkat kasasi, jumlah hakim serta integrated justice
system. Friedman menegaskan bahwa hukum memiliki elemen pertama dari sistem hukum adalah struktur hukum, tatanan kelembagaan, dan kinerja lembaga.
165
Penyelesaian sengketa tidak diserahkan kepada kemauan dan kehendak hakim atau mediator, tetapi diselesaikan oleh para pihak sendiri sesuai dengan kemauan
mereka, karena merekalah yang lebih tahu hal yang sebenarnya dan sesungguhnya atas sengketa yang dipermasalahkan.
166
Hal ini bersesuaian dengan pendapat dari salah seorang advokat yang diwawancarai
167
bahwa perkara perdata biasa terjadi di antara orang dekat.
165
Ade Maman Suherman, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 12.
166
Ibid.
167
Saifuddin AW
Universitas Sumatera Utara
Maksudnya orang yang tinggal berdekatan seperti tetangga pada persoalan tapal batas tanah dan bangunan, atau orang yang masih memiliki hubungan
kekerabatan pada masalah warisan. Tentunya penyelesaian dengan mediasi menjadi lebih efektif mengingat di antara para pihak sedikit banyaknya masih mempunyai
hubungan emosional. Mengenai kinerja penegak hukum, Mardjono Reksodiputro menulis, rasa
hormat masyarakat terhadap sistem peradilan sangat bergantung pada sistem pelayanan peradilan. Saat ini masyarakat sangat tidak puas terhadap pelayanan peradilan.
Pengadilan dianggap gagal memenuhi harapan sebagai “benteng terakhir” melawan ketidakadilan.
168
Hal ini melahirkan rasa kurang hormat terhadap sistem peradilan, dan keluarnya tuduhan bahwa peradilan telah dipolitisasi dan korup.... Dalam hal korupnya
pengadilan, praktisi hukum pengacara dan jaksa juga dipersalahkan karena turut memfasilitasi terjadinya penyuapan. .
169
Khususnya pengacara dan komsultan hukum.... dituduh sebagai perantara dalam transaksi yang menjadikan “hukum sebagai komunitas dagang”. Mutu hakim
juga mendapat sorotan tajam, banyak hakim dianggap tidak memiliki pengetahuan yang memadai atas hukum substantif dan hukum acara.
170
168
Satjipto Rahardjo, Op. Cit, hlm. 111.
169
Ibid.
170
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Di Pengadilan Negeri Medan
Adapun faktor-faktor yang berkaitan dengan struktur hukum yang mempengaruhi pelaksanaan mediasi di Pengadilan Negeri Medan berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: A.
Dari pihak hakim mediator hakim: 1. Hakim mediator belum memahami teoriteknik yang berkaitan dengan mediasi
sehingga dalam pelaksanaannya tidak maksimal. Sebagaimana diketahui dari hasil penelusuran berkas perkara perdata di Pengadilan Negeri Medan
mayoritas pelaksanaan mediasi tidak berhasil mencapai kesepakatan.
171
2. Tergantung kepada masing-masing mediatornya aktif atau tidak dalam mediasi. Ada yang berkomitmen terhadap tujuan adanya mediasi yaitu mengurangi
penumpukan perkara, ada yang merasa dibebani dengan adanya prosedur mediasi ini yaitu menambah beban kerja.
172
B. Dari Pihak Advokat
1. Advokat belum memahami sepenuhnya mengenai mediasi di pengadilan menurut PERMA terbaru yaitu PERMA No.1 Tahun 2008, sehingga sampai
saat penelitian ini dilakukan masih ada advokat yang belum mengetahui keberadaan PERMA tersebut diatas.
173
171
Berdasarkan wawancara dengan Suhartanto, mediator hakim di Pengadilan Negeri Medan.
172
Ibid.
173
Berdasarkan wawancara dengan Syahril, advokat yang menjadi mediator pada perkara perdata di Pengadilan Negeri Medan.
Universitas Sumatera Utara
2. Advokat berpikiran bahwa proses mediasi tidak membawa keuntungan bagi dirinya maupun kliennya. Sehingga kurang mendukung pelaksanaan
mediasi.
174
C. Dari Para Pihak prinsipal
1. Kurangnya niat dan itikad baik para pihak untuk mau berdamai melalui mediasi di pengadilan.
175
2. Para pihak menganggap mediasi di pengadilan hanya akan memperlambat penyelesaian perkaranya saja.
176
3. Para pihak sama-sama berkeras ingin menempuh jalur litigasi, dengan kata lain tidak ingin berdamai lagi.
177
Di Pengadilan Negeri Binjai
Adapun faktor-faktor struktur hukum yang mempengaruhi pelaksanaan mediasi di Pengadilan Negeri Binjai berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut: A.
Dari pihak hakim mediator hakim: 1. Mediator bersikap pesimis dengan maksud dan tujuan mediasi di pengadilan
untuk mengurangi penumpukan perkara di pengadilan.
178
174
Ibid.
175
Ibid.
176
Ibid.
177
Ibid.
178
Berdasarkan wawancara dengan Fauzi, hakim Pengadilan Negeri Binjai
Universitas Sumatera Utara
2. Belum adanya pengaturan yang rinci mengenai insentif bagi hakim yang berhasil menjalankan fungsi mediatornya.
179
3. Merasa dibebani dengan adanya prosedur mediasi ini yaitu menambah beban kerja.
180
B. Dari Pihak Advokat
1. Kurangnya sosialisasi keberadaan PERMA No.1 Tahun 2008
181
2. Masih adanya advokat yang beranggapan bahwa dengan adanya mediasi ini akan memperpendek penanganan perkara yang berimplikasi pada jumlah
honor.
182
C. Dari Para Pihak prinsipal
1. Para pihak ingin memperlihatkan kekuatannya kepada pihak lawan, sehingga sulit untuk dicarikan jalan tengahnya.
183
2. Masing-masing pihak memiliki perasaan gengsi yang cukup tinggi untuk mau mengalah, akhirnya mediasi tidak mencapai kesepakatan.
184
Di Pengadilan Negeri Kisaran
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan mediasi di Pengadilan Negeri Kisaran berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
179
Ibid.
180
Ibid.
181
Berdasarkan wawancara dengan Saifuddin AW, advokat yang menangani perkara perdata di Pengadilan Negeri Binjai.
182
Ibid.
183
Ibid.
184
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
A. Dari Pihak hakim mediator hakim
1. Mediator menganggap mediasi hanya sebagai formalitas dari sebuah tahap- tahap persidangan saja.
185
2. Sulitnya mengatur waktu scheduling antara mediator, dan para pihak. Apalagi jika para pihaknya dalam jumlah yang banyak dan domisilinya berjauhan di
luar kota.
186
3. Anggapan bahwa mediasi yang gagal menambahi beban kerja pengadilan.
187
B. Dari Pihak Advokat
1. Adanya perbedaan kepentingan yang cukup signifikan antara advokat sebagai kuasa hukum para pihak dengan kepentingan para pihak itu sendiri.
188
2. Advokat kurang memahami dengan baik maksud dan tujuan adanya mediasi di pengadilan, orientasinya lebih condong ke jalur litigasi saja.
189
C. Dari Para Pihak prinsipal
1. Para pihak tetap berpendirian bahwa dirinyalah yang paling benar dan tidak mau menurunkan ego sedikitpun.
190
2. Para pihak sudah mantap ingin memilih jalur litigasi, sebab sejak awal memang sudah tidak ingin berdamai lagi.
191
185
Berdasarkan wawancara dengan Choiril Hidayat, mediator hakim pada perkara perdata di Pengadilan Negeri Kisaran.
186
Ibid.
187
Ibid.
188
Berdasarkan wawancara dengan Khairul Anwar, advokat yang mewakili pihak Tergugat pada perkara perdata di Pengadilan Negeri Kisaran.
189
Ibid.
190
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Dari ketiga lokasi penelitian di atas kesemuanya memiliki kesamaan faktor- faktor yang mempengaruhi pelaksanaan mediasi di pengadilan, baik dari pihak hakim
sebagai mediator, maupun advokat dan para pihak prinsipal itu sendiri. Di luar itu ada lagi faktor penghambat yang ditemukan di ketiga lokasi tersebut yaitu tidak
tersedianya ruang mediasi yang standar dan memadai.
B. Faktor Substansi Hukum