Dari ketiga lokasi penelitian di atas kesemuanya memiliki kesamaan faktor- faktor yang mempengaruhi pelaksanaan mediasi di pengadilan, baik dari pihak hakim
sebagai mediator, maupun advokat dan para pihak prinsipal itu sendiri. Di luar itu ada lagi faktor penghambat yang ditemukan di ketiga lokasi tersebut yaitu tidak
tersedianya ruang mediasi yang standar dan memadai.
B. Faktor Substansi Hukum
Pertama yang harus diperhatikan dalam mengelaborasi unsur substansi, bahwa yang dimaksud dengan substansi adalah aturan, norma, dan pola perilaku manusia
yang berada dalam sistem itu.
192
Menurut M. Yahya Harahap, penyelesaian perkara melalui perdamaian apakah itu dalam bentuk mediasi, konsiliasi, expert determination, atau mini trial mengandung
berbagai keuntungan substansial dan psikologis, yang terpenting diantaranya penyelesaian bersifat informal, penyelesaian melalui pendekatan nurani, bukan
berdasarkan hukum. Kedua belah pihak melepaskan diri dari kekakuan istilah hukum legal term kepada pendekatan yang bercorak nurani dan moral. Menjauhkan
pendekatan doktrin dan asas pembuktian ke arah persamaan persepsi yang saling menguntungkan.
193
191
Ibid.
192
Ibid.
193
M. Yahya Harahap., Op. Cit., hlm. 236
Universitas Sumatera Utara
Jangka waktu penyelesaian pendek, pada umumnya jangka waktu penyelesaian hanya satu atau dua minggu atau paling lama satu bulan, asal ada ketulusan dan
kerendahan hati dari kedua belah pihak. Itu sebabnya disebut bersifat speedy cepat antara 5-6 minggu.
Masalah biaya bisa dikatakan tidak diperlukan biaya. Meskipun ada tetapi sangat murah atau zero cost. Hal ini merupakan kebalikan dari sistem peradilan atau
arbitrase yang harus mengeluarkan biaya mahal very expensive.
194
Tidak ada pertarungan yang sengit antara para pihak untuk saling membantah dan menjatuhkan pihak lawan melalui sistem dan prinsip pembuktian yang formil dan
teknis yang sangat menjemukan seperti halnya dalam proses arbitrase dan pengadilan. Proses penyelesaian bersifat konfidensial, hal lain yang perlu dicatat,
penyelesaian melalui perdamaian benar-benar bersifat rahasia atau konfidensial, penyelesaian tertutup untuk umum yang tahu hanya mediator, konsiliator, atau advisor
maupun ahli yang bertindak membantu penyelesaian. Dengan demikian tetap terjaga nama baik para pihak dalam pergaulan masyarakat. Tidak demikian penyelesaian
melalui pengadilan. Persidangan terbuka untuk umum yang dapat menjatuhkan martabat seseorang.
195
Pendekatan yang digunakan mediator dalam memediasi para pihak tidak semata dengan pendekatan hukum yang kaku tetapi dengan pendekatan hati nurani.
194
M. Yahya Harahap., Op. Cit. hal. 237
195
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Faktor substansi hukum yang mempengaruhi pelaksanaan mediasi di Pengadilan Negeri Medan, Pengadilan Negeri Binjai dan di Pengadilan Negeri Kisaran yaitu:
1. Dari segi norma-norma dalam PERMA No. 1 Tahun 2008, kewajiban sertifikasi mediator. Dalam kenyataannya jarang sekali mediator suatu prosedur mediasi di
pengadilan sudah memiliki sertifikat mediator sebagaimana yang diatur dalam Pasal 5 ayat 1.
196
Pada praktiknya sangat sulit memperoleh sertifikat sebagaimana ketentuan Pasal tersebut di atas. Informasi yang beredar bahwa biaya sertifikasi mediator
dari Mahkamah Agung sekitar Rp. 6 juta, tetapi faktanya bisa sampai Rp. 25 juta. Hal ini menjadi penghambat diperolehnya sertifikat mediator.
197
2. Belum adanya aturan yang jelas mengenai kriteria pelaksanaan mediasi itu
dikatakan berhasil atau tidak dalam PERMA No. 1 Tahun 2008.
198
3. Belum adanya pengaturan yang rinci mengenai insentif bagi hakim yang berhasil
menjalankan fungsi mediatornya.
199
C. Faktor Budaya Hukum