Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metode Penelitian Penjadualan

2. Edge menunjukkan pasangan mata kuliah yang mempunyai jadwal yang sama, karena itu harus berada di ruangan kelas yang berbeda. 3. Warna untuk membedakan mata kuliah konflik dengan mata kuliah tidak konflik. c. Data mata kuliah yang dijadikan contoh masalah dalam skripsi ini adalah mata kuliah empat departemenprogram studi FMIPA USU Strata 1, yaitu Biologi, Fisika, Kimia, dan Matematika pada semester ganjil Tahun Ajaran 20082009. d. Semua mata kuliah pilihan pada departemenprogram studi Kimia dan Matematika diikutsertakan, begitu juga dengan mata kuliah kosentrasipenjurusan pada departemenprogram studi Matematika dan Fisika. Sedangkan konsentrasipenjurusan pada departemenprogram studi Biologi diabaikan. e. Penjadualan mata kuliah memiliki batasan pokok hard constraints dan batasan tambahan soft constraints. f. Prototype sistem penjadualan perkuliahan yang dibangun tidak memiliki sistem login. g. Prototype sistem penjadualan perkuliahan yang dibangun hanya menjadwalkan mata kuliah, tidak menjadwalkan ujian dan pemakaian laboratorium. h. Prototype sistem penjadualan yang dibangun memiliki waktu perkuliahan dari hari Senin s.d. hari Jumat. i. Prototype sistem penjadualan mata kuliah yang dibangun tidak mendukung adanya pergantian jadwal yang sudah ditentukan dan tidak mendukung adanya pengambilan mata kuliah dua semester di atas maupun dua semester di bawahnya.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk membuat suatu prototype sistem penjadualan mata kuliah dengan menggunakan algoritma greedy dan metode graph coloring heuristic untuk mengoptimalkan penggunaan ruangan kelas yang tersedia Universitas Sumatera Utara sesuai dengan mata kuliah yang ada dengan memperhatikan aturan dan batasan yang ditetapkan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari skripsi ini adalah diharapkan dapat memberikan suatu penyelesaian masalah dan mencari hasil penjadualan perkuliahan yang paling optimal sesuai dengan batasan-batasan penjadualan yang telah ditetapkan.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan nantinya direncanakan ke dalam tahapan langkah- langkah secara sistematis. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: 1. Studi Literatur Penulisan ini dimulai dengan studi kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan- bahan referensi baik dari buku, artikel, paper, jurnal, makalah, maupun situs internet mengenai penjadualan mata kuliah, masalah graph coloring, algoritma greedy, metode graph coloring heuristic, dan xml. 2. Analisis Permasalahan Pada tahap ini dilakukan analisis permasalahan yang ada, batasan yang dimiliki dan kebutuhan yang diperlukan. 3. Perancangan dan Implementasi Algoritma Pada tahap ini dilakukan pendefinisian beberapa aturan dalam penjadualan sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan dan perancangan graph konflik, penerapan algoritma greedy dan metode graph coloring heuristic dalam penjadualan mata kuliah. Universitas Sumatera Utara 4. Pengujian Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap aplikasi yang telah dibangun serta menguji algoritma greedy dan metode graph coloring heuristic. 5. Penyusunan Laporan dan Kesimpulan Akhir Pada tahap ini dilakukan pendokumentasian hasil analisis dan implementasi secara tertulis dalam bentuk laporan skripsi.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, masing-masing bab diuraikan sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, metode penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan penjadualan, graph, graph coloring, algoritma greedy, metode graph coloring heuristic, xml, dan bahasa pemrograman yang dipakai.

BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini akan membahas aturan-aturan yang berkaitan dengan penjadualan, flowchart, spesifikasi umum, perancangan mata kuliah konflik, algoritma quick sort, penerapan algoritma greedy, dan penerapan metode graph coloring heuristic. Universitas Sumatera Utara

BAB 4: IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini menjelaskan implementasi dari penerapan metode graph coloring heuristic sehingga mendapatkan mata kuliah bebas konflik.

BAB 5: PENUTUP

Bab terakhir akan memuat kesimpulan isi dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Penjadualan

Kadang kata schedule, sequence, dan timetable serta roster sering digunakan sebagai kata yang memiliki arti yang sama. Namun, terdapat perbedaan antara istilah diatas yang telah amati oleh beberapa orang dan dituangkan dalam beberapa literatur, antara lain Wer 1985, Anthony Wren 1996, S. Abdennadher dan M. Marte 1999, dan lain-lain. Dalam buku Practice and Theory of Automated Timetabling Wren, 1996, hal: 46-75 didefinisikan scheduling, timetabling, sequencing, dan rostering sebagai berikut: a. Schedule biasanya keinginan yang mencakupi semua informasi khusus dan umum yang diperlukan untuk proses yang akan dilakukan. Keinginan ini mencakupi waktu dimana tempat aktivitas-aktivitas itu dilakukan. Tujuan dari scheduling adalah untuk memecahkan masalah praktikal yang berhubungan dengan alokasi, subjek dengan batasan, dari sumber-sumber sampai objek- objek yang akan ditempatkan pada space-time, dengan menggunakan atau membangun tools yang cocok. Masalah ini akan sering terkait dengan kepuasan dari objek-objek tertentu. Contoh umum dari scheduling adalah scheduling transportasi atau rute kenderaan pengantar. b. Timetable menunjukkan kejadian tertentu yang membutuhkan tempat, tidak perlu secara langsung mengutarakan alokasi dari sumber. Sebagai contoh, timetable bus atau kereta api menunjukkan rute perjalanan, tetapi tidak menunjukan kendaraan dan supir mana yang akan ditempatkan dalam Universitas Sumatera Utara perjalanan itu. Alokasi dari kendaraan dan supir merupakan bagian dari proses schedulling. Contoh dari timetabling adalah timetabling kelas dan timetabling ujian. c. Sequence adalah urutan sederhana dimana aktivitas dilakukan. Sebagai contoh, urutan dari proses jobs suatu mesin pabrik. Jika job melalui tiap mesin dengan urutan yang sama, maka disebut sequence. Masalah dari sequencing jobs biasanya dikenal sebagai flow shop problem. Contoh dari sequencing adalah flow-shop scheduling dan traveling salesman problem TSP. d. Rostering adalah penempatan, batasan tentang penempatan sumber-sumber ke slot-slot yang tersusun. Dengan tujuan untuk meminimalkan beberapa objek atau secara sederhana, untuk mendapatkan alokasi yang cocoklayak. Sering kali sumber-sumber akan berputar dalam satu roster.

2.1.1 Penjadualan Perkuliahan

Secara umum penjadualan perkuliahan adalah pengalokasian waktu dan tempat untuk suatu kegiatan perkuliahan yang pada umumnya memiliki batasan-batasan yang harus dipenuhi. Secara spesifik, masalah penjadualan perkuliahan untuk mata kuliah dan ujian akhir dapat dilihat sebagai perbaikan urutan waktu dan ruangan pertemuan antara pengajar dengan mahasiswa, sambil secara sekaligus memenuhi jumlah dari variasi kondisi atau batasan pokok dan batasan preferensial Wren, 1996, hal: 47. Ada tiga klasifikasi dari penjadualan akademik academic timetables Schaerf, 2005, hal: 2-28, yaitu: a. Penjadualan Sekolah School Timetabling Penjadualan sekolah mendeskripsikan dimana tiap kelas memiliki pelajaran tertentu dan di ruangan mana akan dilangsungkan. Isi sebenarnya dari jadwal secara besar diatur oleh kurikulum, jumlah dari waktu tiap pelajaran yang diajar tiap minggu sering ditetapkan secara nasional. Tiap kelas terdiri dari kumpulan pelajar, yang harus ditempati dari saat mereka tiba sampai mereka Universitas Sumatera Utara meninggalkan sekolah, dan guru tertentu bertanggung jawab atas kelas dalam satu periode. Guru biasanya dialokasikan di awal proses penjadualan, yang menjadi masalah adalah menyesuaikan pertemuan dari guru dengan kelas untuk slot waktu tertentu sehingga setiap guru tertentu mengajar tiap kelas yang diwajibkan kepadanya. Sangat jelas sekali bahwa, tiap kelas atau guru tidak dapat terlibat lebih satu pertemuan pada saat waktu yang sama. Seringkali, diharuskan bahwa tiap guru mempunyai setidaknya satu waktu kosong pagi atau sore tiap minggunya dan ada banyak kendala yang serupa. b. Penjadualan Mata Kuliah Course Timetabling Penjadualan mata kuliah mencakup kumpulan scheduling dari perkuliahan, dimana dalam setiap matakuliah diberikan sejumlah ruangan dan periode waktu. Penjadualan mata kuliah memiliki beberapa karakteristik, antara lain: 1. Setiap pelajar dapat memiliki jumlah matakuliah yang berbeda. 2. Ketersediaan ruangan berperan sangat penting. 3. Jika dua ruangan memiliki pelajar yang sama, maka ruangan tidak dapat dijadwalkan pada waktu yang sama. c. Penjadualan Ujian Exam Timetabling Penjadualan ujian memiliki beberapa karakteristik, antara lain: 1. Hanya ada satu ujian untuk tiap objek mata kuliah. 2. Ada banyak batasan yang berbeda, contohnya pada hari yang sama ada pelajar yang memiliki ujian yang sangat banyak dan berurutan waktunya, tetapi ada juga yang tidak. 3. Satu ujian dapat memiliki lebih dari satu ruangan.

2.1.2 Batasan-Batasan Constraints pada Penjadualan Mata Kuliah

Masalah penjadualan mata kuliah melibatkan beberapa batasan pada mata kuliah yang akan dijadwalkan, jadi ada batasan dimana mata kuliah-mata kuliah tersebut dapat dijadwalkan secara bersamaan memiliki waktu periode yang sama. Universitas Sumatera Utara Batasan-batasan yang terlibat dalam pembuatan jadwal dari mata kuliah dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: a. Essential Timetabling Conditions Hard Constraints Essential timetabling condition atau batasan pokok penjadualan yang umumnya disebut juga sebagai hard constraint adalah batasan atau kondisi yang harus dipenuhi agar menghasilkan jadwal yang layak atau dapat dilaksanakan. Batasan atau kondisi pokok dalam penjadualan, antara lain sebagai berikut: 1. Dua atau lebih mata kuliah yang diajarkan oleh pengajar yang sama tidak dapat dijadwalkan pada waktu yang sama Tidak ada pengajar yang mempunyai jadwal mengajar yang sama antara satu mata kuliah dengan mata kuliah lainnya. 2. Dua atau lebih mata kuliah yang membutuhkan ruangan kelas yang sama tidak bisa dijadwalkan pada waktu yang sama dua atau lebih jadwal mata kuliah pada waktu yang sama tidak dapat ditempatkan pada ruangan yang sama. 3. Jadwal mata kuliah paralel dapat ditempatkan pada waktu yang bersamaan, dengan syarat dosen pengajarnya berbeda. 4. Beberapa mata kuliah perlu disesuaikan dengan beberapa jadwal waktu yang tetap setiap minggunya misalnya, 3 kali seminggu, 2 kali seminggu atau 1 kali seminggu. 5. Setiap mata kuliah harus dijadwalkan pada sebuah ruang kelas yang tersedia yang dapat menampung jumlah mahasiswa pada mata kuliah tersebut. 6. Mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang memiliki waktu yang sama dengan jadwal praktikumnya tidak dapat dijadwalkan pada waktu yang sama. 7. Informasi spesifik mengenai kebutuhanjenis ruang kelas untuk mata kuliah tertentu, jika membutuhkan alat-alat bantuan seperti projector sebaiknya dilampirkan dalam laporan. Universitas Sumatera Utara b. Preferential Timetabling Conditions Soft Constraints Preferential timetabling conditions atau batasan tambahan penjadualan umumnya disebut juga soft constraint adalah batasan atau kondisi tambahan yang tidak terlalu diperlukan untuk menghasilkan jadwal yang layak, tetapi jika dipenuhi dapat menghasilkan jadwal yang lebih cocok untuk seluruh anggota fakultas. Kondisi tambahan ini dapat dipenuhi, jika memungkinkan, dan berperan sebagai tambahan pada kondisi pokok. Batasan atau kondisi tambahan dalam penjadualan, antara lain sebagai berikut: 1. Seorang pengajar mungkin memiliki pilihan waktu kapan mata kuliah akan dijadwalkan, baik umum misalnya, pada pagi hari, siang hari, atau sore hari maupun spesifik misalnya, pada jam 8 pagi. 2. Seorang pengajar mungkin meminta ruangan specifik untuk suatu mata kuliah, diluar persyaratan ruang kelas yang telah ditetapkan. 3. Seorang pengajar mengajar mata kuliah satu kali perminggu mungkin mempunyai pilihan hari apa pertemuan selama satu minggu itu. 4. Mungkin lebih baik menetapkan tiap mata kuliah pada ruang kelas yang berlokasi di dalam atau dekat dengan bangunan dimana departemen mata kuliah berada atau dekat dengan ruangan kantor pengajar. 5. Sebagaian besar mata kuliah tidak dijadwalkan pada sore hari, tetapi cukup selama jam pagi, dan jam sore dipakaiselama jam sibuk normal, kecuali jika slot waktu sore digunakan untuk permintaan mata kuliah tertentu. 6. Ruang kelas seharusnya cukup besar untuk suatu mata kuliah agar dapat mengurangi adanya ruang kosong yang tidak digunakan karena tidak cukup daya tampungnya.

2.2 Graph