Struktur Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif Tinjauan tentang Destilasi

12 antigen O polisakarida, antigen K kapsular, antigen H flagella. Antigen O merupakan antigen somatik berada di bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri dari unit berulang polisakarida. E. coli mempunyai tiga lapisan dinding sel pada bakteri yang menyebabkan beberapa senyawa tidak mampu merusak jaringan dari dinding sel bakteri E. coli sehingga bakteri ini bersifat kebal terhadap senyawa- senyawa tertentu Jawetz et al., 1995. Koloni bakteri E. coli dapat dilihat pada gambar 2.4. E. coli banyak ditemukan di dalam usus halus manusia sebagai flora normal, tetapi bila kesehatan menurun, bakteri ini dapat bersifat patogen terutama akibat toksin yang dihasilkan. E. coli umumnya tidak menyebabkan penyakit bila masih berada dalam usus, tetapi dapat menyebabkan penyakit pada saluran kencing, paru- paru, saluran empedu dan saluran otak Jawetz et al., 2005. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit seperti diare, infeksi saluran kemih, pneumonia, meningitis pada bayi yang baru lahir dan infeksi luka Karsinah et al., 1994. Gambar 2.4 Bentuk koloni E. coli Melliawati, 2009

2.4 Struktur Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif

Dinding sel bakteri Gram positif mengandung banyak lapisan peptidoglikan murein yang membentuk struktur yang tebal dan kaku. Selain peptidoglikan juga terdapat asam teikoat teichoic acid yang mengandung alkohol gliserol atau ribitol dan fosfat. Sedangkan dinding sel bakteri Gram negatif mengandung satu atau beberapa lapis peptidoglikan dan membran luat outer membrane. Peptidoglikan 13 terikat pada lipoprotein pada membran luar. Terdapat daerah periplasma yaitu daerah yang terdapat diantara membran plasma dan membran luar. Periplasma berisi enzim degradasi konsentrasi tinggi serta protein-protein transport. Dinding sel bakteri Gram negatif tidak mengandung asam teikoat Pratiwi, 2008. Perbedaan struktur bakteri Gram positif dan Gram negatif dapat dilihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Perbedaan struktur dinding sel bakteri Gram positif dan Gram negatif Pratiwi, 2008

2.5 Tinjauan tentang Destilasi

Bahan yang mengandung minyak atsiri dapat diperoleh dengan metode penyulingan atau destilasi Guenther, 1987. Sebelum melakukan destilasi, bahan perlu perlakuan pendahuluan. Perlakuan pendahuluan meliputi pengecilan ukuran, pengeringan atau pelayuan dan fermentasi pemeraman. Pengecilan ukuran dilakukan dengan merajang bahan, perajangan ini dimaksudkan untuk memudahkan 14 penguapan minyak atsiri dan untuk mengurangi sifat kamba bahan olah. Pelayuan atau pengeringan bahan dilakukan untuk menguapkan sebagian air sehingga memudahkan proses destilasi dan untuk menguraikan zat tidak berbau menjadi berbau wangi. Sedangkan proses pemeraman dilakukan pada minyak-minyak tertentu untuk memecahkan sel-sel minyak pada daun Ketaren, 1985. Menurut Sastrohamidjojo 2004, ada tiga metode destilasi yang digunakan dalam industri minyak atsiri, yaitu: 2.5.1 Destilasi Air Bahan yang akan disuling dihubungkan langsung dengan air mendidih atau dengan kata lain merebus tanaman secara langsung. Kelebihannya adalah alatnya sederhana dan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan minyak atsiri sebentar. Sedangkan untuk kekurangannya destilasi air ini tidak ccok untuk bahan baku yang tidak tahan uap panas dan kualitas hasil penyulingan tidak sebaik destilasi uap-air. 2.5.2 Destilasi dengan Uap-Air Bahan yang digunakan tidak kontak langsung dengan air namun diberi sekat antara air dan simplisia yang biasa disebut angsang. Prinsipnya air mendidih dan uap air akan membawa partikel minyak atsiri untuk dialirkan ke kondensor kemudian ke alat pemisah secara otomatis air dan minyak akan terpisah karena ada perbedaan berat jenis. Di mana berat jenis minyak lebih kecil dibandingkan berat jenis air sehingga minyak berada di atas dan air di bawah. 2.5.3 Destilasi Uap Langsung Dalam bejana tersebut hanya terdapat simplisia. Prinsipnya uap air yang dihasilkan oleh steam generator akan mengalir ke wadah simplisia dan membawa minyak atsiri bersama sengan uap air tesebut. Destilasi uap ini merupakan destilasi yang paling baik karena dapat menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang tinggi karena tidak bercampur dengan air. 15

2.6 Antibakteri

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FUNGI ENDOFIT JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP Escherichia coli DAN Streptococcus pyogenes.

0 4 15

SKRIPSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FUNGI ENDOFIT JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP Escherichia coli DAN Streptococcus pyogenes.

0 8 13

PENDAHULUAN Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Dan Candida albicans.

0 0 9

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli, DAN Candida albicans Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) Terhada

0 0 14

PENGARUH KOMBINASI NISIN DENGAN MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum), JAHE EMPRIT (Zingiber officinale var. roscoe) DAN JAHE GAJAH (Zingiber officinale var. officinale) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN MIKROBIA PEMBUSUK DAN PATOGEN - UNS

0 0 13