6. Pemeriksaan Alat TanamPanen, Tempat Penyimpanan, dan Tempat Pengolahan Benih
Maksud dari Pemeriksaan Alat TanamPanen, Tempat Penyimpanan, dan
Tempat Pengolahan Benih adalah untuk mendapatkan kepastian bahwa benih yang akan diolah terhindar dari kemungkinan terjadinya pencampuran varietas
sehingga kemurniannya dapat terjamin. Syarat dalam penyimpanan meliputi: 1 tempat penyimpanan gudang harus dalam keadaan bersih, 2 benih disimpan
dalam wadah yang bersih, kering, dan bebas hama dan karung sebaiknya yang baru, 3 pada dinding gudang jangan terdapat banyak celah yang dapat digunakan
sebagai tempat persembunyian hama, 4 sekeliling gudang harus bersih dari semak-semak dan tanaman-tanaman agar tidak lembab sehingga tidak dapat
dimanfaatkan tikus, 5 jarak antar dinding gudang dengan tumpukan minimal 60 cm, untuk memudahkan pemeriksaan penyemprotan, 6 gudang yang berlantai
semen harus menggunakan alas kayu, 7 letak gudang harus strategis dan usahakan bangunan memanjang dengan arah timur barat, 8 lubang angin harus
cukup baik, dapat membuang udara panas atau kelembaban tertentu, 9 populasi serangga dimonitor setiap bulan, 10 identifikasi kelompok benih yang disimpan,
11 wadah disusun sedemikian rupa sehingga jumlahnya dapat dihitung dengan tepat.
7. Pengambilan Contoh Benih dan Pengujian Laboratorium
Pengujian mutu benih di Laboratorium dilakukan apabila lulus dalam pemeriksaan lapangan oleh BPSBTPH, tetapi apabila dinyatakan tidak lulus maka
tidak dilakukan pengujian di Laboratorium. Pengujian mutu benih bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang mutu benih yang digunakan untuk keperluan
perbanyakan atau ditanam kembali.
8. Pemberian Sertifikat
Pemberian sertifikat dikeluarkan apabila suatu kelompok benih yang memenuhi semua persyaratan pada setiap tahapan pemeriksaan sehingga
dikeluarkan suatu laporan lengkap hasil pengujian benih yang merupakan sertifikat untuk kelompok benih yang bersangkutan.
9. Pemasangan Label