BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Anak dan Hak-Hak Anak 2.1.1
Pengertian Anak
Pengertian anak sangatlah luas jika ditinjau dari beberapa ketentuan di dalam undang-undang atau perundang-undangan yang berlaku. Pengertian anak menurut
peraturan perundang-undangan di Indonesia, yaitu sebagai berikut: 1. Undang –Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Pasal 7 ayat 1 Undang –Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria mencapai umur 19 sembilan belas tahun dan
pihak wanita sudah mencapai usia 16 enam belas tahun. Disimpulkan bahwa pengertian anak dibagi dua, yaitu anak laki-laki dan anak perempuan. Seseorang
disebut anak laki-laki yang berusia dibawah 19 tahun dan seseorang yang disebut anak perempuan yang berusia dibawah 16 tahun.
2. Undang –Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Pasal 1 ayat 2 memberikan ketentuan bahwa anak adalah seseorang yang belum
mencapai umur 21 dua puluh satu tahun dan belum pernah kawin. 3. Undang –Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
Anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum
pernah kawin. 4. UU Perlindungan Anak Tahun 2002
Pasal 1 butir 1 memberikan ketentuan bahwa pengertian anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.
9
2.1.2 Hak-Hak Anak
Pasal 4 sampai Pasal 18 UU Perlindungan Anak Tahun 2002 pada intinya mengatur hak-hak anak, yaitu sebagai berikut:
1. mendapatkan hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi;
2. memperoleh pelayanan kesehatan, jaminan sosial, pendidikan dan pengajaran; 3. anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan
pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial; 4. anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang
bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: a.diskriminasi; b.eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual; c.
penelantaran; d.kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; e.ketidakadilan; dan f.perlakuan salah lainnya;
5. memperoleh perlindungan dari: a.penyalahgunaan dalam kegiatan politik; b.pelibatan dalam sengketa bersenjata; c.pelibatan dalam kerusuhan sosial;
d.pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan; dan e.pelibatan dalam peperangan;
6. memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. Memperoleh kebebasan sesuai
dengan hukum. Serta penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan sebagai upaya terakhir;
7. anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk: a.mendapatkan perlakuan secara manusiawi; b.penempatannya dipisahkan dari orang dewasa; c.membela diri dan
memperoleh keadilan dan dalam sidang tertutup untuk umum; 8. anak korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum
berhak dirahasiakan; 9. anak korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan
bantuan lainnya.