terpaksa. Enzim sitokrom, katalase, dipeptidase, peroksidase, dan sebagainya mempunyai peranan penting sebagai katalisator reduksi-oksidasi. Kekurangan Fe akan mengakibatkan
pengurangan aktivitas semua enzim tersebut selain juga terjadi penimbunan nitrat atau sulfat dalam jaringan tanaman Rosmarkam, 2002.
2.4.1 Sumber Besi
Kerak bumi mengandung 56.000 ppm Fe yang terikat dalam batuan beku, batuan endapan dan jabarannya. Batu granit mengandung 27.000 ppm, basalt 86.000 ppm, batu
kapur 3.800 ppm, batu pasir 9.800 ppm dan batu liat 47.000 ppm. Mineral utama yang mengandung besi antara lain a oksida : gutit FeOOH, magnetit Fe
3
O
4
, hematit Fe
2
O
3
, b sulfida : pirit FeS, pirotit, c silikat : olivin Mg, Fe
2
SiO
4
, kamosit dan glaukonit.
Unsur hara besi Fe diserap tanaman dalam bentuk kation Fe
++
dengan ciri pengangkutan serupa kation lain. Kepekatan Fe dalam larutan untuk memungkinkan
pasok Fe tetap terjaga adalah 0,2 ppm Fe. Serapan Fe meningkat dengan meningkatnya kepekatannya dalam larutan, dan laju penyerapan ini mencapai maksimal jika mekanisme
menjadi jenuh.
2.4.2 Peranan Besi dalam Tanaman
Peranan besi Fe dalam metabolisme tanaman telah diamati sejak tahun 1844 yaitu peranannya dalam menjaga klorofil dalam tanaman. Namun demikian, mekanisme
pengendalian klorofil oleh Fe ini belum jelas. Besi sangat penting dalam pembentukan klorofil namun tidak menjadi bagian dari molekul itu.
Fungsi besi dalam tanaman tergabung dengan sistem enzim pernafasan tertentu seperti : katalase, paraoksidase dan sitokrom a, sitokrom b, sitikrom c, feredoksin,
Universitas Sumatera Utara
ferikrome dan suksinik dehidrogenase. Besi termasuk analisa hara tidak mobil dan jika terjadi kekurangan, analisa hara Fe di daun tua tidak ditranslokasikan ke daun muda dan
ini menjadikan dedaunan di titik tumbuh memperlihatkan klorosis antarvena. Jika kekurangan berlangsung terus, dedaunan ini menjadi putih dan pertumbuhan terhenti.
Kekurangan besi pada tanaman menyebabkan klorosis pada jaringan daun karena ketidakcukupan sintesis klorofil. Pada tanaman sehat, sekitar 60 dari seluruh besi daun
terpusat dalam kloroplast. Peranan Fe dalam sintesis klorofil diduga melalui keterlibatannya dalam kondensasi asam suksinik dan glisin untuk membentuk asam
gama-aminolevulinik, dan kemudian terkondensasi membentuk gugus pirol dan terkondensasi kembali membentuk protoparifin. Penggabungan magnesium kedalam
molekul untuk membentuk klorofil melalui aksi katalitik Fe Mas’ud, 1993.
2.4.3 Klorosis Besi Yang Terangsang Klorosis yang umum terdapat pada tanaman yang tumbuh pada tanah-tanah
berkapur sering diacu sebagai klorosis yang terangsang oleh kapur. Istilah ini dipakai karena tanaman yang menderita klorosis yang terangsang oleh kapur dapat mempunyai
kadar Fe yang rendah maupun tidak. Imobilisasi Fe dalam jaringan diakui merupakan faktor utama. Kekurangan Fe tanaman-tanaman yang klorotik sering lebih tinggi daripada
tanaman-tanaman yang sehat. Faktor utama yang berkaitan dengan klorosis pada tanah-tanah berkapur
tampaknya adalah pengaruh ion bikarbonat pada penyerapan danatau translokasi dalam tanaman. Disamping pengaruh ion bikarbonat terhadap ketersediaan Fe, terdapat
beberapa interaksi hara lain yang diketahui mempengaruhi penggunaan dan penyerapan Fe oleh tanaman. Para peneliti telah mengamati bahwa sejalan dengan menjadi rendahnya
Universitas Sumatera Utara
pasokan Fe pada tanah-tanah alkalin dan berkapur karena tingginya pH, hara mikro yang lain akan merangsang kekurangan Fe. Pengaruh hara mikro lainnya sering lebih parah
pada tanah-tanah alkalin. Tanah-tanah ini sering mempunyai kandungan bahan organik yang rendah, yang mempengaruhi pasokan hara mikro.
Kerentanan terhadap klorosis Fe tergantung pada kemampuan tanggap suatu tanaman terhadap stres Fe. Para peneliti menemukan bahwa kemampuan ini dikendalikan
secara genetik dan secara spesifik berhubungan dengan kemampuan tanaman melepas ion-ion H
+
dan substansi reduktase dari akar-akarnya. Fospor tampaknya merupakan faktor utama penyebab klorosis Fe. Sejumlah penelitian telah dilakukan pada tanah-tanah
atau larutan hara di bawah kondisi yang dikontrol untuk mengevaluasi masalah tersebut. Tanah-tanah alkalin, khususnya yang berkapur, secara alami mempunyai ketersediaan P
yang rendah.
2.4.4 Memperbaiki klorosis Besi