Evaluasi Kesuburan Tanah Analisis Tanah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi Kesuburan Tanah

Produktivitas optimum suatu sistem tanaman tergantung kepada pemberian pemupukan, baik sebagai unsur hara ataupun bahan lain. Walaupun ada pemberian satu atau lebih unsur hara namun jumlah unsur hara yang terangkut bersama panen umumnya jauh lebih banyak dari yang diberikan. Pengangkutan hara yang terus menerus tanpa atau dengan penambahan hara yang sedikit akan mengakibatkan tanaman stres dan penurunan hasil. Banyaknya unsur hara atau kapur yang harus diberikan ke sistem tanah-tanaman dapat ditentukan secara tepat dengan mengetahui tingkat kesuburan suatu tanah, maka dilakukanlah evaluasi kesuburan tanah. Hasil evaluasi akan mampu memberikan gambaran tentang keadaan hara didalam tanah dan berapa unsur hara, dalam bentuk pupuk, atau kapur yang harus diberikan sehingga dapat diperoleh produksi tanaman yang diinginkan. Evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan di Laboratorium, di rumah kaca, atau di lapangan. Evaluasi di laboratorium akan menunjukkan keadaan fraksi kimia unsur hara di tanah atau di tanaman. Sementara evaluasi di rumah kaca akan memberikan informasi besarnya unsur hara yang tersedia bagi tanaman pada kondisi lingkungan yang dibuat teratur dan terkendali. Sedangkan di lapangan memberikan petunjuk tentang besarnya persediaan unsur hara untuk suatu spesies tanaman tertentu yang ditanam di tanah pada keadaan lingkungan tertentu pula. Universitas Sumatera Utara

2.2 Analisis Tanah

Sebagai analisis kuantitatif, analisis tanah melalui beberapa tahapan atau langkah- langkah untuk dapat menetapkan jumlah suatu analit. Agar diperoleh hasil analisis yang tepat, maka setiap tahapan kerja harus dipahami betul, Karena tidak jarang kesalahan kecil di satu tahapan kerja akan mengakibatkan kesalahan yang fatal pada hasil analisis atau terhadap kebijaksanaan yang diambil. Tahapan kerja analisis tanah tidaklah sama dengan tahapan kerja analisis kuantitatif bahan-bahan lain, walaupun untuk tahapan tertentu ada juga yang sama. Oleh sebab itu seorang analis kuantitatif belum tentu mampu menganalisis tanah atau tanaman secara benar dan tepat. Secara garis besar analisis tanah terdiri dari 7 tahap yaitu: 1. Pengambilan Contoh Sampling 2. Persiapan Contoh Handling 3. Ekstraksi dan Pemisahan 4. Pengukuran 5. Perhitungan 6. Interpretasi 7. Rekomendasi Mukhlis, 2007. 2.3 Unsur-Unsur Hara yang dibutuhkan kelapa sawit Dari 16 unsur essensial bagi tanaman dan jasad renik, tujuh diperlukan dalam jumlah sedikit dan oleh karenanya mereka disebut unsur mikro. Mereka ini adalah besi, Universitas Sumatera Utara mangan, seng, tembaga, boron, molybdenum, dan klor. Unsur lain seperti silika, vanadium dan natrium kelihatannya sangat membantu pertumbuhan tanaman tertentu. Yang lain, seperti kobalt, yodium dan fluor merupakan unsur esensial bagi pertumbuhan binatang, tetapi ternyata tidak diperlukan oleh tanaman. Perhatian terhadap unsur mikro meningkat dengan pesat. Hal-hal berikut dapat dijadikan penyebabnya: 1 terangkutnya unsur mikro dalam tanaman menyebabkan persediaan dalam tanah mencapai titik tidak dapat menunjang pertumbuhan normal; 2 jenis unggul dan penggunaan pupuk makro mempertajam menurunnya unsur mikro tanah; 3 penggunaan pupuk berkadar unsur tinggi praktis meniadakan peluang digunakannya bahan-bahan kurang murni, sehingga kontaminasi unsur mikro berkurang dalam pupuk; dan 4 kemampuan ilmu manusia mengenal gejala kekurangan unsur mikro telah demikian meningkatnya dibandingkan dengan masa lampau. Desakan terhadap efisiensi berproduksi akan terus memperhatikan unsur mikro ini. Salah satu sifat umum unsur mikro ialah mereka diperlukan dalam jumlah sedikit, juga mereka dapat merusak bila dijumpai dalam jumlah banyak. Pengendalian terhadap jumlah yang diberikan sebagai pupuk perlu dilakukan mengingat keseimbangan unsur hara Buckman,1974.

2.4 Unsur Hara Besi