Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S1

FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN AKUNTANSI

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH :

NAMA : MALESA ANAN

NIM : 070503232

JURUSAN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud sudah pernah diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi tingkat Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang telah dinyatakan jelas dan apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 2010

Yang Membuat Pernyataan

Malesa Anan NIM : 070503232


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji kepada Tuhan Yang Maha Esa yang tidak pernah memutuskan doa dan harapan hamba-Nya. Hanya dengan izin-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Analisis pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs.Chairul Nazwar, MSi, Ak selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.


(4)

5. Bapak Idhar Yahya, SE, MBA, Ak selaku penguji I yang telah memberikan kritik dan saran kepada peneliti.

6. Ibu Risanti, SE, MSi, Ak selaku penguji II yang telah memberikan masukan kepada peneliti.

7. Ayahanda Ambalagen dan Ibunda Tamil Selwi selaku kedua orang yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi secara parsial terhadap dividen kas dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba tunai secara parsial terhadap dividen kas serta juga untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi dan laba tunai secara simultan terhadap dividen kas.

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh antar variabel yang bersifat korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2007. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 perusahaan-perusahaan yang diseleksi dengan kriteria tertentu dengan

purposive sampling method. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007 dan Indonesian Capital Market Directory 2008. Teknik Pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Metode analisis data adalah dengan menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi, pengujian hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas sedangkan laba tunai tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas tetapi laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan secara simultan terhadap dividen kas.


(6)

ABSTRACT

This research aims are to know the influence accountancy profit againts cash dividend and also to know the influence the cash profit againts cash dividend and also want to know the accountancy and cash profit againts cash dividend.

This research is a hypotesis examining research to know the correlational relation among the variables. The populations of this research are the manufacturing companies which listed at The Indonesian Stock Exchange. The samples of this research are 40 manufacturing companies which were selected with certain criterias by purposive sampling method. The data of this research are quantitative data. The data sources of this research are secondary data from publicised annual reports for the 2005-2007 period and from the Indonesian Capital Market Directory 2008. The technic of data collecting is documentation technic. The methods of data analyzing are using the Spearman Rank correlation and t test.

This research shows that accountancy profit has significant influence againts cash dividend but cash profit doesn’t has significant influence cash againts dividend and also accountancy profit and cash profit have significant influence againts cash dividend.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 7

1. Laba Akuntansi ... 7

2. Laba Tunai... 9

3. Dividen Kas... 11

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 13

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian... 14

1.Kerangka Konseptual... 14


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian... 17

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 17

C. Jenis dan Sumber Data... 18

D. Teknik Pengumpulan Data... 20

E. Definisi Operasional Variabel... 20

F. Metode Analisis Data... 21

G.Jadwal Penelitian... 27

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 28

B. Analisis Hasil Penelitian... 28

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas... 28

b. Uji Heteroskedastisitas... 32

c. Uji Autokorelasi... 34

2. Analisis Regresi a. Persamaan Regresi... 35

b. Analisis Koefisien dan Koefisien Determinasi... 36

c. Pengujian Hipotesis... 38

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 43

B. Keterbatasan Penelitian... 43

C. Saran... 44

DAFTAR PUSTAKA... 46 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 15

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Data... 30

Gambar 4.2 Grafik Normal P Plot... 31


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 13

Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan... 19

Tabel 4.1 Tabel Kolmogrov – Smirnov... 29

Tabel 4.2 Uji Autokorelasi... 34

Tabel 4.3 Interpretasi Autokorelasi... 34

Tabel 4.4 Analisis Hasil Regresi... 36

Tabel 4.5 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi... 37

Tabel 4.6 Uji t... 39


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Daftar Perusahaan Sampel... 48

Lampiran ii Data Penelitian Tahun 2005... 54

Lampiran iii Data Penelitian Tahun 2006... 56

Lampiran iv Data Penelitian Tahun 2007... 58

Lampiran v Hasil Uji Normalitas... 60

Lampiran vi Hasil Uji Heteroskedastisitas... 61

Lampiran vii Hasil Autokorelasi... 62


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi secara parsial terhadap dividen kas dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba tunai secara parsial terhadap dividen kas serta juga untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi dan laba tunai secara simultan terhadap dividen kas.

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh antar variabel yang bersifat korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-2007. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 perusahaan-perusahaan yang diseleksi dengan kriteria tertentu dengan

purposive sampling method. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007 dan Indonesian Capital Market Directory 2008. Teknik Pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Metode analisis data adalah dengan menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi, pengujian hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas sedangkan laba tunai tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas tetapi laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan secara simultan terhadap dividen kas.


(13)

ABSTRACT

This research aims are to know the influence accountancy profit againts cash dividend and also to know the influence the cash profit againts cash dividend and also want to know the accountancy and cash profit againts cash dividend.

This research is a hypotesis examining research to know the correlational relation among the variables. The populations of this research are the manufacturing companies which listed at The Indonesian Stock Exchange. The samples of this research are 40 manufacturing companies which were selected with certain criterias by purposive sampling method. The data of this research are quantitative data. The data sources of this research are secondary data from publicised annual reports for the 2005-2007 period and from the Indonesian Capital Market Directory 2008. The technic of data collecting is documentation technic. The methods of data analyzing are using the Spearman Rank correlation and t test.

This research shows that accountancy profit has significant influence againts cash dividend but cash profit doesn’t has significant influence cash againts dividend and also accountancy profit and cash profit have significant influence againts cash dividend.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada kebanyakan perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), dan pengembangan atau perluasan usaha (expansion). Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, perusahaan tentunya harus dapat meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan usahanya. Selain itu, tujuan perusahaan harus mampu menciptakan nilai (value creation) bagi pemiliknya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Nilai-nilai tersebut diwujudkan ke dalam harga pasar dari saham biasa perusahaan.

Harga saham penting bagi perusahaan karena hal tersebut merupakan salah satu alasan utama yang mendasari para investor untuk membeli saham sebagai bentuk investasinya pada perusahaan. Investasi tersebut tentunya sangat diperlukan oleh perusahaan, sebab dalam menjalankan usahanya dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Cara untuk memperoleh dana salah satunya adalah dengan menerbitkan dan menjual saham melalui Pasar Modal atau Bursa Efek sebagai perantara.

Pada kebanyakan negara pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi finansial, sehingga pertumbuhannya harus dipacu pertumbuhannya untuk pasar modal yang efisien dan dapat memberi semua informasi yang relevan untuk sekuritasnya. Fungsi ekonomi maksudnya pasar modal menyalurkan dana dari


(15)

investor ke perusahaan, sehingga memperlancar akses perusahaan untuk memperoleh sumber pendanaan investasinya. Sedangkan fungsi finansial maksudnya reward bagi investor atas hasil investasinya yang berupa keuntungan untuk memaksimalkan kekayaan.

Investor sebelum bertransaksi di pasar modal, terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap perusahaan yang menerbitkan (menawarkan) sahamnya di bursa efek. Dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi. Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) no.1 tentang tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah “Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.

Laporan keuangan inilah yang menjadi dasar bagi investor untuk membuat keputusan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Kinerja perusahaan yang sering menjadi indikator kinerja adalah laba yang terdapat dalam laporan laba rugi yang merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan. Keuntungan yang ingin diperoleh oleh para investor ketika menanamkan dananya pada sebuah perusahaan adalah return berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan yang diperoleh dari selisih harga jual saham terhadap harga beli saham (capital gain). Tentunya untuk mendapatkan


(16)

setiap informasi yang berhubungan dengan investasinya sebab sangat menentukan dalam keputusan berinvestasi.

Laba yang diperoleh suatu perusahaan akan ditahan sebagai laba ditahan (retained earnings) dan sisanya inilah akan dibayar kepada investor berupa dividen. Jumlah laba yang dihasilkan perusahaan akan menjadi salah satu faktor yang akan dipertimbangkan perusahaan dalam membayar dividen. Dividen yang dibayarkan oleh suatu perusahaan kepada investor tentunya dipengaruhi oleh kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan. Para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, di mana stabilitas dividen tersebut akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan karena akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya. Tetapi di sisi lain perusahaan juga dihadapkan dalam berbagai macam kebijakan seperti perlunya menahan sebagian laba untuk reinvestasi yang mungkin lebih menguntungkan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan dividen. Oleh karena itu perlu kebijakan dividen (dividend

policy).

Dividen yang bisa diperoleh oleh para investor ada dua jenis, yaitu dividen kas dan non kas. Dividen kas (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan perusahaan pada investor dalam bentuk uang tunai. Sedangkan dividen non kas (non cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan kepada investor dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu, misalnya dividen saham dan dividen aktiva. Pada kenyataannya para investor lebih tertarik pada pembayaran dividen


(17)

dalam bentuk uang tunai, sebab dapat meminimalisir ketidakpastian atas investasinya pada suatu perusahaan. Menurut Horngren et. al. (2000:131), “Laba bersih atau laba ditahan dalam jumlah besar tidak berarti bahwa kas yang diperlukan tersedia”. Oleh karena itu, mayoritas perusahaan sering mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas antara lain seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar, serta pembelian kredit, dalam menentukan besarnya dividen yang dibagikan. Perusahaan juga harus menganalisis faktor ketersediaan kas, karena walaupun perusahaan laba tapi tidak memiliki kas yang cukup maka ada kemungkinan perusahaan menahan laba tersebut untuk diinvestasikan kembali dan tidak dibagikan dalam bentuk dividen.

Fenomena yang terjadi pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada 2005-2007 adalah banyaknya perusahaan yang tidak membagikan dividennya khususnya dalam bentuk tunai, padahal sebagian besar perusahaan manufaktur tersebut memperoleh laba. Bahkan pada beberapa perusahaan tidak teratur setiap tahun membagikan dividennya pada pemegang saham. Hal tersebut tentunya kurang sesuai dengan teori dari Gordon Litner yaitu “The bird in the hand theory”. Menurut Suherli dan Harahap (2004:23), “Gordon mengemukakan Bird in the Hand Theory menyatakan bahwa dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik dari pada saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai masa depan (it can fly away)”. Maksud dari


(18)

pernyataan tersebut adalah bahwa para investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Hal tersebut sangat penting dan harus diperhatikan perusahaan karena investor sangat penting bagi perusahaan. Maka berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis pengaruh laba akuntansi,laba tunai terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

B. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan adanya latar belakang sebelumnya, maka penulis merumuskan apa yang menjadi permasalahan ini sebagai berikut:

1. Apakah laba akuntansi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas?

2. Apakah laba tunai berpengaruh signifikan secara parsial terhadap dividen kas?

3. Apakah laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan secara simultan terhadap dividen kas?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi secara parsial terhadap dividen kas.


(19)

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba tunai secara parsial terhadap dividen kas.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba akuntansi dan laba tunai secara simultan terhadap dividen kas.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti berharap agar hasil yang diperoleh dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh laba akuntansi, laba tunai terhadap dividen kas.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan tentang pengaruh laba akuntansi, laba tunai terhadap dividen kas.

3. Bagi investor maupun calon investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan tentang pengaruh laba akuntansi, laba tunai terhadap dividen kas.

4. Pihak lain, sebagai informasi yang dapat digunakan untuk bahan penelitian dan menambah pengetahuan bagi yang berminat dalam bidang yang serupa.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Laba Akuntansi

Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa “Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis”. Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak.

Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Tujuan utama dari akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan (revenue recognition) adalah titik awal pengukuran laba. Menurut Wild et.al. (2005:411), terdapat dua kondisi wajib agar pendapatan diakui.

1. Telah atau dapat direalisasi (realized or realizable). Untuk dapat diakui, suatu perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen andal untuk mendapatkan kas, seperti piutang yang sah.

2. Telah dihasilkan (earned). Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai.


(21)

Selain itu, Belkaoui (2000:217) juga mengemukakan lima karakteristik laba akuntansi.

1. Income akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang diadakan oleh

perusahaan (terutama revenue yang berasal dari penjualan barang dan jasa dikurangi kos yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut). Secara konvensional, profesi akuntansi telah menggunakan pendekatan transaksi untuk pengukuran income. Transaksi mungkin eksternal atau internal. Transaksi eksplisit (eksternal) hasil dari penggunaan atau alokasi aset dalam perusahaan. Transaksi eksternal adalah eksplisit karena mereka didasarkan pada bukti yang objektif; transaksi internal adalah implisit karena mereka didasarkan pada bukti yang kurang objektif.

2. Income akuntansi didasarkan pada periode putulat dan merujuk pada

kinerja keuangan perusahaan selama satu periode dan berjalannya waktu. 3. Income akuntansi didasarkan pada prinsip revenue memerlukan definisi

pengukuran, dan pengukuran revenue. Secara umum, prinsip realisasi merupakan penguji bagi pengukuran revenue, pada gilirannya untuk pengakuan income.

4. Income akuntansi meminta pengukuran biaya (expenses) dalam hal kos

historis bagi perusahaan, merupakan kegiatan yang kuat pada prinsip kos. Aset dicatat pada harga perolehannya hingga penjualan terealisir, pada saat perubahan nilai diakui, jadi biaya, merupakan aset yang telah digunakan (expired aguisition cost).

5. Income akuntansi meminta bahwa revenue realitation pada suatu periode

dikaitkan dengan kos relevan yang layak atau sesuai. Oleh karena itu, income akuntansi didasarkan oleh prinsip penandingan. Secara mendasar, kos tertentu atau kos periode dialokasikan atau ditandingkan dengan

revenue dan kos lain dilaporkan dan dipindahkan sebagai aset. Kos yang

dialokasikan dan ditandatangani dengan revenues dianggap telah digunakan jasa potensialnya.

Ketika pendapatan telah diakui, biaya yang berhubungan dikaitkan dengan pendapatan atau pengaitan beban (expense matching) untuk menghitung laba. Perlu diperhatikan bahwa beban diakui saat terjadinya kejadian ekonomi yang terkait, bukan saatnya keluar kas. Laporan laba rugi yang disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir prospek aliran kas dari pada laporan laba rugi yang disusun berdasar basis kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Perekayasa akuntansi


(22)

mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lebih bermakna sebagai pengukur kembalian atas investasi (return on

investment) daripada sekadar perubahan kas.

Laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan tentang bagaimana cara menghitung laba. Karakteristik dari pengertian laba akuntansi tersebut memiliki beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim (2005:114) adalah :

1. terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi,

2. laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti,

3. berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme,

4. laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.

2. Laba Tunai

Menurut Soemarso(2004:44) “Laba tunai disebut juga dengan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan”. Laba bersih perusahaan adalah hal yang penting, tetapi arus kas lebih penting lagi karena dividen harus dibayar secara tunai dan karena kas diperlukan dalam membeli aktiva untuk melanjutkan operasi perusahaan. Pada umumnya arus kas bersih perusahaan berbeda dengan laba akuntansi, karena beberapa pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan


(23)

laba-rugi tidak dibayar secara tunai selama satu tahun. Hubungan antara arus kas bersih dan laba bersih dapat ditunjukkan melalui perhitungan arus kas bersih.

Contoh utama beban non kas adalah penyusutan. Pos ini mengurangi laba bersih tetapi tidak dibayarkan secara tunai, sehingga kita akan menambahkan kembali beban ini ke laba bersih dalam menghitung arus kas bersih. Selain itu, beberapa pajak mungkin ditangguhkan dan beberapa pendapatan mungkin tidak diterima secara tunai dalam satu tahun, sehingga pos tersebut harus dikurangkan dari laba bersih ketika menghitung arus kas bersih. Pada dasarnya laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan.

Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, pembelian kredit, utang gaji, utang pajak, dan utang bunga yang belum dibayar. Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva berwujud, sedangkan amortisasi menyusutkan jumlah dari aktiva yang tidak berwujud. Penjualan dan pembelian kredit juga disertakan karena belum melibatkan kas dalam transaksinya. Utang gaji, utang pajak, dan utang bunga sudah menjadi beban tetapi belum dibayarkan karena belum tepat tanggal pembayarannya. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi pembayaran gaji belum dilaksanakan. Laba tunai diperoleh dari jumlah arus kas dari aktivitas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas.


(24)

3. Dividen Kas

Perusahaan akan bertumbuh dan berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh keuntungan atau laba. Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang dibagikan. Pada tahap selanjutnya laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Menurut Stice et.al. (2004:902) “Dividen adalah pembayaran kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan itulah yang merupakan kebijakan dividen pimpinan perusahaan.

Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Kebijakan tersebut mencakup besarnya bagian dari pendapatan perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali (reinvesment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan. Menurut Sjahrial (2007:260), berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan :

1. posisi likuiditas perusahaan di mana jika makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan,

2. kebutuhan dana untuk membayar utang sebab apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar utang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen semakin kecil,

3. rencana perluasan usaha karena makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen,

4. pengawasan terhadap perusahaan seperti kebijakan pembiayaan seperti untuk ekspansi yang dibiayai dengan dana dari sumber internal antara lain laba.


(25)

Bagi perusahaan publik pembagian dividen dilakukan secara teratur setiap tahun. Menurut Sjahrial (2007:259), metode standar pembayaran dividen tunai adalah tanggal pengumuman, tanggal pencatatan, tanggal ex-dividend, dan tanggal pembayaran.

1. Tanggal pengumuman: Board of Directors mengumumkan tentang

pembayaran dividen.

2. Tanggal pencatatan: Dividen yang diumumkan untuk dibagikan kepada para pemegang saham dicatat pada suatu tanggal yang khusus.

3. Tanggal Ex-Dividend: Sejumlah saham menjadi ex-dividend pada tanggal penjual diberi hak untuk menyimpan dividen, menurut aturan-aturan bursa efek: NYSE, saham-saham yang diperdagangkan ex-dividend pada dan sesudah hari kedua.

4. Tanggal pembayaran: Cek pembayaran dividen dikirimkan kepada buku para pemegang saham.

Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan ditanggapi oleh pasar. Pengumuman dividen dan pengumuman laba pada periode sebelumnya merupakan dua jenis pengumuman dividen yang paling sering digunakan para manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan. Bagi para investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki, selain capital gain yang didapat apabila harga jual saham lebih tinggi dibanding harga belinya. Dividen tersebut didapat dari perusahaan sebagai distribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan.

Adapun tujuan dari pembagian dividen adalah untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham. Dividen dibagikan juga untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya dividen, diharapkan kinerja perusahaan di mata investor bagus dan dapat diakui bahwa perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi dan mampu memberikan hasil kepada


(26)

investor. Selain itu, sebagian investor memandang bahwa resiko dividen adalah lebih rendah dibanding resiko capital gain. Dividen juga dibayar untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham.

Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai (cash dividend), dividen dalam bentuk aktiva yang lain (property dividend), dividen dalam bentuk surat utang (notes), ataupun dividen dalam bentuk saham (stock dividend). Dividen kas adalah distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya. Para investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian terdahulu

No Nama

Peneliti dan Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Dewi

Natalia Sagala, 2006

Pengaruh Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai Yang Diterima Oleh Pemegang Saham Perusahaan Manufaktur Tbk di Bursa Efek Jakarta, Pada Sektor Industri Dasar dan Kimia Serta Industri Barang Konsumsi Periode 2003-2005.

Variabel independen: -earnings

-arus kas operasi Variabel

dependen : -dividen tunai

Earnings dan arus

kas operasi menunjukkan pengaruh terhadap dividen tunai, tetapi earnings lebih berpengaruh signifikan.


(27)

2 Reagen Pangaribu an, 2007

Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Kas Dengan Dividen Kas (Studi Kasus:Perusahaan Manufaktur Yang Go PublicTerdaftar di BEJ Tahun 2002-2004). Variabel independen: -laba akuntansi -kas Variabel dependen: -dividen kas Kedua variabel independen menunjukkan ada hubungan yang kuat dan positif dengan dividen kas.

3 Lainy

Mumaiza, 2009

Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Dividen Kas Pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel independen: -laba akuntansi -laba Tunai Variabel dependen: -dividen Kas Terdapat hubungan yang positif dan siginifikan, korelasi laba akuntansi lebih kuat.

4 Fitri Ariyanti, 2007

Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi di Indonesia Periode 2002-2004 Variabel independen: -Laba akuntansi -Laba tunai Variabel dependen: -Dividen Kas Ada hubungan antara variabel independen dengan dividen kas. Korelasi laba akuntansi lebih kuat.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti. Kerangka konseptual juga merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual penelitian seperti yang tertera pada gambar.


(28)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Penulis, 2010

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapatlah dibuat justifikasi hubungan antara variabel independen dengan dependen. Laba akuntansi adalah laba bersih yang didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak. Laba tunai yang adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, pembelian kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar. Dividen kas adalah distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya. Laba akuntansi dan laba tunai secara teori mempengaruhi jumlah dividen kas. Hal itu disebabkan dividen yang dalam hal ini adalah dalam bentuk kas merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang

Laba Akuntansi

Laba Tunai


(29)

saham. Jadi, semakin besar jumlah laba, baik secara laba akuntansi maupun laba tunai, makin besarlah jumlah dividen kas yang akan dibagikan.

2. Hipotesis Penelitian

Erlina ( 2008:49 ) menyatakan “Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau penyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena”. Hipotesis masih perlu diuji kebenarannya karena masih bersifat jawaban sementara atas suatu masalah. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

a. Ada pengaruh laba akuntansi terhadap dividen kas. b. Ada pengaruh laba tunai terhadap dividen kas.

c. Ada pengaruh laba akuntansi dan laba tunai secara simultan terhadap dividen kas.


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel, yakni hubungan yang bersifat korelasional. Menurut Rochaety et.al. (2007:74) ”Studi korelasional yaitu studi yang dilakukan apabila peneliti tertarik untuk menggambarkan variabel-variabel yang penting yang berhubungan dengan suatu masalah”. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian terdahulu Lainy Mumaiza (2009).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut adalah yang terdaftar selama tahun 2005-2007.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116). Menurut Sumarni (2006:77), “Purposive

sampling adalah teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar


(31)

menggunakan judgement sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan beberapa kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditentukan adalah :

1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005 – 2007. 2. Perusahaan tidak pernah mengalami kerugian dan selalu memperoleh laba

selama tahun 2005-2007.

3. Perusahaan tersebut membayar dividen kas pada tahun 2005 – 2007. 4. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2005-2007.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2003:124) ”Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik”. Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder. Menurut Sugiyono (2008:193), ”Sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. Data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu:

1. Informasi laba akuntansi perusahaan,

2. Informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi, 3. Informasi mengenai dividen kas.

Data penelitian ini merupakan pooled data yang bersifat kuantitatif. Menurut Jogiyanto (2004:54) ”Panel data atau pooled data adalah gabungan dari


(32)

data yang melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (cross sectional) dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”. Data penelitian didapatkan dari hasil publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang di BEI dan

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008. Data tersebut dikumpulkan

secara runtut waktu (time series).

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

No Nama Perusahaan

1 PT AKR Corporindo Tbk

2 PT Aqua Golden Missisippi Tbk 3 PT Arpeni Pratama Ocean Line 4 PT Astra Graphia Tbk

5 PT Astra Otoparts Tbk 6 PT Berlian Laju Tanker Tbk 7 PT Citra Tubindo Tbk 8 PT Delta Jakarta Tbk

9 PT Enseval Putera Megatrading Tbk 10 PT Fast Food Indonesia Tbk

11 PT Gajah Tunggal Tbk 12 PT Gudang Garam Tbk 13 PT HM Sampoerna Tbk 14 PT Humpuss Intermoda Tbk

15 PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk 16 PT Indosat Tbk

17 PT Kageo Igar Jaya Tbk 18 PT Kalbe Farma Tbk 19 PT Kimia Farma Tbk 20 PT Lion Metal Works Tbk 21 PT Matahari Putra Prima Tbk 22 PT Mandom Indonesia Tbk 23 PT Mayora Indah Tbk 24 PT Merck Tbk

25 PT Mitra Adiperkasa Tbk 26 PT Multi Bintang Indonesia Tbk


(33)

No Nama Perusahaan 27 PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

28 PT Rig Tenders Tbk

29 PT Samudera Indonesia Tbk 30 PT Selamat Sempurna Tbk 31 PT Semen Gresik Tbk 32 PT Sepatu Bata Tbk

33 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 34 PT Sumi Indo Kabel Tbk

35 PT Surya Toto Indonesia Tbk 36 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 37 PT Tempo Scan Pasific Tbk 38 PT Trias Sentosa Tbk 39 PT Unilever Tbk 40 PT United Tractors Tbk

Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2008

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengumpulkan data berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel setiap periode penelitian (2005, 2006 dan 2007). Sumber data adalah Indonesian Capital

Market Directory (ICMD) 2008 dan situs Bursa Efek Indonesia

1. Variabel independen ( bebas )

E. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini, variabel independen dan variabel dependen yang dipergunakan adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).


(34)

a. Laba Akuntansi (LA) adalah laba yang diperoleh dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya operasi perusahaan. Laba akuntansi juga merupakan laba bersih yang dilaporkan dalam laporan laba rugi.

b. Laba Tunai (LT) adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas seperti beban penjualan, beban amortisasi, penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, beban bunga yang belum di bayar, serta pembelian kredit.

2. Variabel Dependen (Terikat)

Dividen kas (DK) dalam penelitian ini adalah laba dalam bentuk uang kas yang dibayarkan kepada pemegang saham di mana pembagiannya berdasarkan hasil keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham ).

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 17. Sebelum data dianalisis, maka untuk keperluan analisis data tersebut terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.


(35)

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Menurut Ghozali (2005:110), ”cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh Ghozali (2005:115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:

Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan < 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan Ha diterima.


(36)

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Erlina (2007:108), “jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada

time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi

adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan dari Prof. Singgih sebagai berikut:


(37)

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2. Pengujian hipotesis

Penelitian ini dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat seberapa besar pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas dengan model dasar sebagai berikut:

DK= α+β1LA+β2LT +ε Keterangan :

DK = Dividen kas.

α = Konstanta.

β1,β2 = Koefisien regresi X1,X2,

LA = Laba Akuntansi

LT = Laba Tunai

ε = Tingkat kesalahan pengganggu.

a. Uji t ( t Test )

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi


(38)

variabel dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh laba akuntansi dan laba tunai secara parsial terhadap dividen kas. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%) Ha diterima jika t hitung > t tabel (α = 5%)

Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi penelitian < 0,05 maka Ha diterima.

Hipotesis Penelitian

Laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas secara parsial. Hipotesis Statistik

Ho: b2 = 0 (laba akuntansi dan laba tunai tidak berpengaruh terhadap dividen kas secara parsial)

Ha: b2 ≠ 0 (laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas secara parsial)

b. Uji F ( F Test )

Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama (serentak) terhadap variabel tidak bebas. Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. Uji ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima jika F hitung < F tabel Ha diterima jika F hitung > F tabel


(39)

Pada tingkat kepercayaan 95%.

Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi penelitian < 0,05 maka Ha diterima.

Hipotesis Penelitian

Laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh secara simultan terhadap dividen kas. Hipotesis Statistik

Ho:b1 = 0 (Laba akuntansi dan laba tunai tidak berpengaruh secara simultan terhadap dividen kas)

Ha: b1 ≠ 0 (Laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh secara simultan terhadap dividen kas)


(40)

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan secara bertahap mulai dari pengajuan proposal skripsi hingga sidang meja hijau. Jadwal ini dibuat untuk menunjukkan tahapan penelitian secara sistematis. Tabel di bawah ini memuat perincian jadwal dari penelitian dari awal hingga akhir.

No Tahapan Penelitian Tahun 2010 Keterangan

Juli Agt Sept Okt Nov Des

1 Pengajuan Proposal Skripsi √ 1 minggu

2 Bimbingan Proposal Skripsi √ 2 minggu

3 Seminar Proposal Skripsi √ 1 hari

4 Pengumpulan Data √ 4 minggu

5 Pengolahan Data √ 2 minggu

6 Bimbingan Skripsi √ 3 minggu

7

Penyelesaian Penulisan Laporan

Penelitian √ 1 minggu


(41)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan

software SPSS versi 17. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel

penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 40 perusahaan dari 194 prusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residua l berdistribusi normal,


(42)

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Tabel 4.1 Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

laba akuntansi laba tunai cash dividen

N 120 120 120

Normal Parametersa,,b Mean 11.2311 11.3367 10.7488

Std. Deviation .67357 .73148 .76837

Most Extreme Differences Absolute .092 .087 .112

Positive .092 .087 .112

Negative -.055 -.044 -.066

Kolmogorov-Smirnov Z 1.003 .956 1.228

Asymp. Sig. (2-tailed) .267 .320 .098

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.

Dari tabel diatas, besarnya Kolmogorv-Smirnov (K-S) untuk laba akuntansi adalah 1,003 dan signifikansi pada 0,267, untuk laba tunai adalah 0,956 dan signifikansinya pada 0.320, dan dividen kas adalah 1,228 dengan signifikansi pada 0,098 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih dari 0,05. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data


(43)

telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal

Gambar 4.1 Histogram Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.


(44)

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal.


(45)

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.


(46)

Gambar 4.3 Scatterplot Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.

Gambar di atas menunjukkan bahwa titik-titik yang dihasilkan menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola atau trend garis tertentu. Gambar di atas juga menunjukkan bahwa sebaran data ada di sekitar titik nol. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa model regresi ini bebas dari masalah heteroskedastisitas, dengan perkataan lain: variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini bersifat homokedastis.


(47)

c. Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dilakukan perbandingan nilai Durbin-Watson (DW)-statistik dengan nilai DW-tabel. Nilai DWstatistik dalam penelitian ini dapat diketahui dengan melihat koefisien korelasi DW-statistik (DW-test) melalui uji Durbin-Watson pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .903a .815 .812 .33313 1.656

a. Predictors: (Constant), Laba Tunai, Laba Akuntansi

b. Dependent Variable: Dividen Kas

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai DW-statistik yang didapatkan sebesar 1,656. Menurut Algifari (1997,hal.79), untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi, angka ini kemudian diklasifikasikan menurut kriteria yang ditentukan sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Interpretasi Autokorelasi Durbin Watson Kesimpulan Kurang dari 1,10

1,10 sampai dengan 1,54 1,55 sampai dengan 2,46 2,47 sampai dengan 2,90 Lebih dari 2,91

Ada autokorelasi Tidak ada kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tidak ada kesimpulan Ada autokorelasi


(48)

Untuk menilai ada atau tidaknya autokorelasi, nilai Durbin-Watson statistik yang didapatkan dari penghitungan pada tabel di atas, yang menunjukkan nilai sebesar 1,656 diklasifikasikan menurut kriteria pengukuran autokorelasi pada tabel di atas. Dilihat dari tabel tersebut, pengukuran autokorelasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi ini.

2. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best

Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk

menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(49)

Tabel 4.4 Analisis Hasil Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.915 .516 -1.771 .079

Laba Akuntansi .917 .085 .804 10.788 .000

Laba Tunai .120 .078 .114 1.533 .128

Dependent Variable: Dividen Kas

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.

Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai beikut:

DK = -0,915 + 0,917 LA + 0,120 LT

Keterangan :

1) β1 sebesar 0,917 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba akuntansi sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan dividen kas sebesar 0,917 dengan asumsi variabel lain tetap,

2) β2 sebesar 0,120 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada laba tunai akan diikuti oleh kenaikan dividen kas sebesar 0,120 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.


(50)

Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu

nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.5

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .903a .815 .812 .33313

a. Predictors: (Constant), Laba Tunai, Laba Akuntansi

b. Dependent Variable: Dividen Kas

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.

Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,815 yang berarti bahwa korelasi antara laba akuntansi dan laba tunai terhadap variabel dividen kas kuat karena berada diatas 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien


(51)

determinasi adalah 0,812. Hal ini berarti 81,2% variasi atau perubahan dalam dividen kas dapat dijelaskan oleh variasi dari laba akuntansi dan laba tunai, sedangkan sisanya (18,8%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

c. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (t test) dan uji F (F test).

1) Uji t (t Test)

Kemudian untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara kedua variabel menggunakan rumus uji-t.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

Ho = ρ = 0 (tidak ada pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas)

Ha = ρ≠ 0 (ada pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas)

Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

- Jika nilai probabilitas sig < α0,05, maka Ho ditolak, dan Ha diterima (ada pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen


(52)

- Jika probabilitas sig > α0,05l, maka Ho diterima, dan Ha ditolak (tidak ada pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen

kas).

Tabel 4.6 Hasil Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.915 .516 -1.771 .079

Laba Akuntansi .917 .085 .804 10.788 .000

Laba Tunai .120 .078 .114 1.533 .128

Dependent Variable: Dividen Kas

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel laba akuntansi sebesar 10,788 dengan nilai signifikan 0,000. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan angka < 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya laba akuntansi berpengaruh terhadap dividen kas. Tabel diatas juga menunjukkan besarnya laba tunai sebesar 1,533 dengan nilai signifikan 0,128. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan angka > 0,05 (0,128 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya laba tunai tidak berpengaruh terhadap dividen kas.

2) Uji F (F Test)

Kemudian untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara kedua variabel menggunakan rumus uji-F.


(53)

Ho = ρ = 0 (tidak ada pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas)

Ha = ρ≠ 0 (ada pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas)

Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

- Jika nilai probabilitas sig < α0,05, maka Ho ditolak, dan Ha diterima (ada pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen

kas).

- Jika probabilitas sig > α0,05, maka Ho diterima, dan Ha ditolak (tidak ada pengaruh signifikan laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen

kas).

Tabel 4.7 Hasil Uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 57.272 2 28.636 258.041 .000a

Residual 12.984 117 .111

Total 70.256 119

a. Predictors: (Constant), Laba Tunai, Laba Akuntansi

b. Dependent Variable: Dividen Kas

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai probabilitas sig 0.000 < α0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima maka pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas signifikan.


(54)

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,812 yang berarti bahwa 81,2% variasi atau perubahan dalam dividen kas dapat dijelaskan oleh variasi laba akuntansi dan laba tunai, sedangkan sisanya sebesar 18,8% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial laba akuntansi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas yang dibagikan oleh perusahaan, sedangkan laba tunai yang diperoleh perusahaan tidak berpengaruh terhadap dividen kas perusahaan.

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh lebih signifikan terhadap dividen tunai dibandingkan dengan laba tunai. Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya periode yang digunakan dalam penelitian dan mungkin juga dikarenakan laba yang dihasilkan oleh perusahaan adalah rekayasa dari pihak manajemen (perataan laba) agar para investor tertarik untuk menanamkan investasinya pada perusahaan mereka sedangkan untuk membagikan dividen diperlukan uang tunai sehingga laba tunai sebagai indikator apakah perusahaan memiliki uang kas yang cukup untuk membayar dividen lebih berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Reagen Pangaribuan (2007) yang menyimpulkan bahwa laba akuntansi berpengaruh lebih signifikan terhadap dividen kas, namun ada sedikit perbedaan karena dalam penelitian ini laba tunai tidak berpengaruh terhadap dividen kas. Dari hasil penelitian ini, variabel laba akuntansi memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,917, artinya apabila terjadi perubahan variabel laba akuntansi sebesar 1% akan menaikkan


(55)

dividen kas sebesar 0,917 atau 91,7 %. Laba tunai juga memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,120, artinya apabila terjadi perubahan variabel laba tunai sebesar 1% akan menaikkan dividen kas sebesar 0,120 atau 12 %. Berdasarkan hasil penelitian ini, laba akuntansi sebagai tolak ukur yang lebih signifikan daripada laba tunai.

Dari segi teori, hasil penelitian ini mendukung teori keuangan yang menjelaskan bahwa besarnya dana yang bisa dibagikan sebagai dividen merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa laba tunai berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.


(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian parsial (t) diketahui nilai probabilitas 0,000 < α0,05, maka H0 ditolak, dan Ha diterima maka dengan demikian dapat disimpulkan secara parsial bahwa laba akuntansi berpengaruh positif secara signifikan terhadap dividen kas.

2. Hasil pengujian parsial (t) diketahui nilai probabilitas 0,128 > α0,05, maka H0 diterima, dan Ha ditolak maka dengan demikian dapat disimpulkan secara parsial bahwa laba tunai tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas.

3. Hasil pengujian F secara simultan diketahui nilai probabilitas 0,000 < α0,05, maka H0 ditolak, dan Ha diterima maka dapat disimpulkan secra simultan bahwa laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh positif secara signifikan terhadap dividen kas.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain:

1. Penelitian ini hanya mengambil dua buah variabel yaitu laba akuntansi dan laba tunai sebagai variabel independen, namun sebenarnya masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi dividen kas.


(57)

2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2005-2007.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi pihak perusahaan, calon investor dan investor serta peneliti selanjutnya.

1. Bagi Perusahaan

Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus dan menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai perkembangan perusahaan. Pengumuman mengenai dividen merupakan informasi penting yang harus disampaikan oleh perusahaan pada pemegang saham dan dalam menentukan besarnya dividen kas pihak manajemen harus memperhatikan kinerja mereka yang dapat dilihat antara lain melalui laba akuntansi dan laba tunai secara bersama-sama.

2. Bagi Investor dan Calon Investor

Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dengan sarana teknologi yang canggih sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih akurat dan relevan.


(58)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel independen seperti investasi, hutang perusahaan, umur perusahaan, inflasi, ukuran perusahaan dan variabel lain yang mempengaruhi dividen kas. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi manajemen dalam menetapkan besarnya dividen kas.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Fitri, 2007, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai

Dengan Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi di Indonesia”,

Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000. Teori Akuntansi. Edisi Pertama, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua, Penerbit USU PRESS, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Anlisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Horngren, Charles T, Gary L Sundem, John A.Elliot, 2000. Pengantar Akuntansi

Keuangan. Edisi 6, alih bahasa Alfonsus Sirait, Penerbit Erlangga,

Jakarta.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman. Penerbit:BPFE, Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Muqodim, 2005. Teori Akuntansi, Edisi ke-1, Ekonisia, Yogyakarta.

Pangaribuan, Reagen, 2007, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Kas

Dengan Dividen Kas ( Studi Kasus : Perusahaan Industri Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ tahun 2002-2004“, Skripsi. Fakultas Ekonomi,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Rochaety, Ety, Ratih Tresnati, dan Abdul Madjid Latief, 2007. Metodologi

Penelitian Bisnis:Dengan Aplikasi SPSS. Edisi Pertama, Penerbit Mitra

Wacana Media, Jakarta.

Sagala, Dewi Natalia, 2006, ”Pengaruh Earnings dan Arus Kas Operasi

Terhadap Dividen Tunai Yang Diterima oleh Pemegang Saham Perusahaan Manufaktur Tbk di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi. Fakultas

Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sihombing, Barita Stepanus, 2006, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi

dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur ( Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEJ)”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.


(60)

Sjahrial, Dermawan, 2007. Manajemen Keuangan Lanjutan. Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.

Soemarso, S.R, 2004. Akuntansi:Suatu Pengantar. Edisi Kelima, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Stice, Earl K, James D. Stice dan Fred K. Skousen, 2004. Intermediate

Accounting. Buku Dua, Edisi 15, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Suherli dan Sofyan S Harahap, 2004. Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu

Kebijakan Dividen. Jakarta: Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing, dan

Informasi, Volume 4 Nomor 1.

Suliyanto, 2006. Metode Riset Bisnis. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Widayat dan Amirullah, 2002. Riset Bisnis. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Wild, John J, Subramanyam, dan Robert F.Halsey, 2005. Analisis Laporan

Keuangan. Edisi Kedelapan, Jilid 1, alih bahasa Yanivis Bachtiar dan

S.Nurwahyu Harahap, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(61)

Daftar Perusahaan Sampel

No Kode Nama Perusahaan

Kriteria

1 2 3 4 Sampel I. FOOD & BEVERAGES

1 ades PT. Ades Waters Indonesia Tbk √ - - √ -

2 aisa PT. Tiga Pilar sejahtera Tbk √ √ - √ -

3 aqua PT. Aqua Golden Missisippi Tbk √ √ √ √ 1

4 ceka PT. Cahaya Kalbar √ - - √ -

5 davo PT. Davomas Tbk √ √ - √ -

6 dlta PT. Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ 2

7 fast PT. Fast Food Indonesia Tbk √ √ √ √ 3

8 indf PT. Indofood Sukses Makmur

Tbk

√ √ - √ -

9 mlbi PT. Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ 4

10 myor PT. Mayora Indah Tbk √ √ √ √ 5

11 psdn PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk √ - - √ -

12 ptsp PT. Pioneerindo Gourmet

International Tbk

√ - - √ -

13 sipd PT. Sierad Produce Tbk √ - - √ -

14 skbm PT. Sekar Bumi Tbk √ - - √ -

15 sklt PT. Sekar Laut Tbk √ √ - √ -

16 smar PT. Sinar Mas Agro

Resource&Technology Tbk

√ √ √ √ -

17 sttp PT. Siantar Top Tbk √ √ - √ -

18 tbla PT. Tunas Baru Lampung Tbk √ √ - √ -

19 ultj PT. Ultrajaya Milk

Industry&Trading Company Tbk

√ √ √ √ -

II. TOBACCO

20 bati PT. BAT Indonesia Tbk √ - - √ -

21 ggrm PT. Gudang Garam Tbk √ √ √ √ 6

22 hmsp PT. HM Sampoerna Tbk √ √ √ √ 7

23 rmba PT. Bentoel Internasional Investama Tbk

√ √ - √ -

III. TEXTILE

24 argo PT. Argo pantes Tbk √ - - √ -

25 cntx PT. Century Textile Industry Tbk √ - - √ -

26 crtx PT. Eratex Djaja Tbk √ √ - √ -

27 hdtx PT. Panasia Indosyntec Tbk √ √ - √ -

28 pafi PT. Panasia Filament Inti Tbk √ - - √ -

29 rdtx PT. Roda Vivatex Tbk √ √ - √ -

30 sstm PT. Sunson Textile Manufaktur Tbk

√ - - √ -

31 teja PT. Textile Company MJ Tbk √ - - √ -


(62)

No Kode Nama Perusahaan

Kriteria

1 2 3 4 Sampel

32 tfco PT. Teijin Indonesia Fiber Tbk √ - - √ -

33 untx PT. Unitex Tbk √ - - - -

IV. APPAREL & OTHER

34 bata PT. Sepatu Bata Tbk √ √ √ √ 8

35 bima PT. Primarindo Asia Tbk √ - - √ -

36 doid PT. Delta Dunia Petroindo Tbk √ - --

37 esti PT. Evershine Tbk √ - - √ -

38 fmii PT. Fortune Mate Indonesia Tbk √ - - √ -

39 indr PT. Indora Tbk √ √ - √ -

40 karw PT. Karwell Indonesia Tbk √ - - √ -

41 myrx PT. Hanson International Tbk √ - - √ -

42 mytx PT. Apac Citra Centertex Tbk √ - - √ -

43 pbrx PT. Pan Brothers Tbk √ √ - √ -

44 ricy PT. Ricky Putra Globalindo Tbk √ √ - √ -

45 simm PT. Surya Intrindo Makmur Tbk √ - - √ -

46 srsn PT. Indo Acitama Tbk √ √ - √ -

V. LUMBER & WOOD

47 bprt PT. Barito Pasific Tbk √ √ - √ -

48 dsuc PT. Daya Sakti Unggul

Corporation Tbk

√ - - √ -

49 sudi PT. Surya Dumai Industri Tbk √ - - √ -

50 suli PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ - - √ -

51 tirt PT. Tirta Mahakam Resource Tbk √ √ - √ -

VI. PAPER&ALLIED

52 fasw PT. Fajar Surya Wiwesa Tbk √ √ - √ -

53 inkp PT. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk √ - - √ -

54 inru PT. Toba Pulp Lestari Tbk √ - - - -

55 saip PT. Surabaya Pulp Industry Pulp&Kertas Tbk

√ - - √ -

56 spma PT. Suparma Tbk √ - √ √ -

57 tkim PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia √ - - √ -

VII. CHEMICAL&ALLIED

58 akra PT. AKR Corporindo Tbk √ √ √ √ 9

59 budi PT. Budi Acid Jaya Tbk √ √ - √ -

60 clpi PT. Colorpak Indonesia Tbk √ - √ √ -

61 etwa PT. Eterindo Wahanatama Tbk √ - - √ -

62 ltls PT. Lautan Luas Tbk √ - √ √ -

63 poly PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk √ - - √ -

64 soby PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk

√ √ √ √ 10

65 tpia PT. Tri Polyta Indonesia Tbk √ √ - - -

66 unic PT. Unggul Indah Jaya Tbk √ √ - √ -


(63)

No Kode Nama Perusahaan

Kriteria

1 2 3 4 Sampel VIII. ADHESIVE

67 dpns PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk √ - √ √ -

68 ekad PT. Ekadharma Internasional Tbk √ √ √ - -

69 inci PT. Intanwijaya Internasional Tbk √ - - √ -

70 kkgi PT. Resource Alam Indonesia Tbk √ - - √ -

IX. PLASTIC&GLASS

71 akku PT. Aneka Kemarindo Utama Tbk √ - - √ -

72 akpi PT. Argha Karya Prima Industry Tbk

√ √ - √ -

73 amfg PT. Asahimas Falt Glass Tbk √ - - √ -

74 apli PT. Asiaplast Industries Tbk √ - - √ -

75 brna PT. Berlina Tbk √ - - √ -

76 dyna PT. Dynaplast Tbk √ - - √ -

77 fpni PT. Titan Kimia Nusantara Tbk √ - - √ -

78 igar PT. Kageo Igar Jaya Tbk √ √ √ √ 11

79 lapd PT. Leyand International Tbk √ - - √ -

80 lmpi PT. Langgeng Makmur Tbk √ √ - √ -

81 sima PT. Siwani Makmur Tbk √ √ - √ -

82 talf PT. Tunas Alfin Tbk √ √ - √ -

83 trst PT. Trias Sentosa Tbk √ √ √ √ 12

84 ypas PT. Yanaprima Hastapersada Tbk √ √ - √ -

X. CEMENT

85 intp PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk

√ √ √ √ 13

86 smcb PT. Holcim Indonesia Tbk √ - - √ -

87 smgr PT. Semen Gresik (Persero) Tbk √ √ √ √ 14

XI. METAL&ALLIED

88 almi PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk

√ - √ √ -

89 bton PT. Bentojaya Manunggal Tbk √ √ - √ -

90 ctbn PT. Citra Tubindo Tbk √ √ √ √ 15

91 inai PT. Indal Aluminium Industry Tbk

√ - - √ -

92 itma PT. Itamaraya Gold Industry Tbk √ √ - - -

93 jksw PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk

√ - - √ -

94 jprs PT. Jaya Pari Steel Tbk √ √ √ - -

95 lion PT. Lion Metal Works Tbk √ √ √ √ 16

96 lmsh PT. Lionmesh Prima Tbk √ - √ √ -

97 pico PT. Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ - √ -

98 tbms PT. Tembaga Mulia Semanam

Tbk

√ - - √ -

99 tira PT. Tira Austenite Tbk √ √ - √ -


(64)

No Kode Nama Perusahaan

Kriteria

1 2 3 4 Sampel XII. FABRICATED

100 kdsi PT. Kedawung Setia Industry Tbk √ - - √ -

101 kici PT. Kedaung Indah Can Tbk √ - - √ -

XIII. STONE

102 arna PT. Arwana Citramulia Tbk √ √ √ - -

103 ikai PT. Intikeramik Alamasri Industry Tbk

√ √ - √ -

104 kias PT. Keramika Indonesia Asosiasi Tbk

√ - - - -

105 mlia PT. Mulia Industrindo Tbk √ √ - √ -

106 toto PT. Surya Toto Indonesia Tbk √ √ √ √ 17

XIV.CABLES

107 ikbi PT. Sumi Indo Kabel Tbk √ √ √ √ 18

108 jecc PT. Jembo Cable Company Tbk √ - - √ -

109 kbli PT. GT Kabel Indonesia √ √ - √ -

110 kblm PT. Kabelindo Murni Tbk √ √ - √ -

111 seco PT. Supreme Cable

Manufacturing&Commerce Tbk

√ √ √ - -

112 voks PT. Voksel Electric Tbk √ √ - √ -

XVI. ELECTRONIC

113 asgr PT. Astra Graphia Tbk √ √ √ √ 19

114 mlpl PT. Multipolar Tbk √ √ √ - -

115 mtdl PT. Metrodata Electronics Tbk √ √ √ - -

116 myoh PT. Myoh Technology Tbk √ - - - -

117 ptsn PT. Sat Nusapersada Tbk √ √ - √ -

XVI. AUTOMOTIVE

118 admg PT. Polychem Indonesia Tbk √ - - √ -

119 asii PT. Astra Internasional Tbk √ - √ √ -

120 auto PT. Astra Otoparts Tbk √ √ √ √ 20

121 bram PT. Indo Kordsa Tbk √ √ √ - -

122 gdyr PT. Goodyear Indonesia Tbk √ - √ √ -

123 gjtl PT. Gajah Tunggal Tbk √ √ √ √ 21

124 hexa PT. Hexindo Adiperkasa Tbk √ - √ √ -

125 imas PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk

√ - - √ -

126 inds PT. Indospring Tbk √ - - √ -

127 inta PT. Intraco Penta Tbk √ √ √ - -

128 lpin PT. Multi Prima Sejahtera Tbk √ - - √ -

129 masa PT. Multistrada Arah Sarana Tbk √ - √ √ -

130 nips PT. Nipress Tbk √ √ - √ -

131 pras PT. Prima Alloy Steel Tbk √ - - √ -

132 smsm PT. Selamat Sempurna Tbk √ √ √ √ 22

133 sqmi PT. Allbond Makmur Usaha Tbk √ - - √ -


(1)

Data Penelitian Tahun 2007

(dalam Rupiah)

No Nama

Perusahaan Laba Akuntansi Laba Tunai Dividen Kas

1 PT AKR Corporindo Tbk 191.208.244.000 220.433.195.000 59.375.275.000 2

PT Aqua Golden Missisippi Tbk 65.912.835.099 115.989.209.324 13.162.473.000 3

PT Arpeni Pratama Ocean Line 223.264.300.468 446.193.693.333 29.986.040.000 4

PT Astra Graphia Tbk 72.074.000.366 191.830.559.251 53.951.220.000 5

PT Astra Otoparts Tbk 454.907.000.000 262.780.000.000 181.200.000.000 6

PT Berlian Laju Tanker Tbk 758.981.783.247 689.546.786.913 208.846.000.000 7

PT Citra Tubindo Tbk 219.513.000.000 150.703.878.900 126.996.726.300 8

PT Delta Jakarta Tbk 47.330.712.000 87.272.573.000 22.418.453.000 9

PT Enseval Putera Megatrading Tbk 231.650.056.903 4.890.036.859 57.000.000.000 10

PT Fast Food Indonesia Tbk 102.537.329.000 233.817.124.000 20.081.250.000 11

PT Gajah Tunggal Tbk 90.841.000.000 449.548.000.000 17.424.000.000 12

PT Gudang Garam Tbk 1.443.585.000.000 1.449.178.000.000 481.022.000.000 13

PT HM Sampoerna Tbk 3.624.018.000.000 1.786.380.000.000 3.944.700.000.000 14 PT Humpuss Intermoda Tbk 240.008.274.000 120.060.811.000 70.817.315.000 15 PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk

983.688.444.500 1.403.488.344.089 147.249.267.960 16 PT Indosat Tbk

2.042.043.000.000 8.273.929.000.000 1.021.037.000.000 17

PT Kageo Igar Jaya Tbk 15.426.317.547 15.950.157.393 5.250.000.000

PT Kalbe Farma


(2)

Nama

Perusahaan Laba Akuntansi Laba Tunai Dividen Kas

21

PT Matahari Putra Prima Tbk 111.232.287.817 178.542.842.753 50.668.800.000 22 PT Mandom Indonesia Tbk 180.191.000.000 1.267.586.000.000 51.903.000.000 23

PT Mayora Indah Tbk 141.589.137.703 178.699.351.379 30.663.360.000 24 PT Merck Tbk

89.484.528.000 69.052.324.000 51.520.000.000 25 PT Mitra Adiperkasa Tbk 115.429.279.000 344.625.477.000 19.090.000.000 26

PT Multi Bintang Indonesia Tbk 84.385.000.000 227.271.000.000 75.852.000.000 27 PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

366.809.000.000 537.619.000.000 218.984.000.000 28 PT Rig Tenders Tbk

28.244.000.000 47.878.706.490 15.895.723.200 29 PT Samudera Indonesia Tbk 135.663.053.000 421.600.521.000 32.751.200.000 30 PT Selamat Sempurna Tbk 80.324.965.210 105.956.006.338 28.793.377.200 31

PT Semen Gresik Tbk 1.775.408.324.000 2.074.598.275.000 887.711.283.000 32 PT Sepatu Bata Tbk

34.577.678.000 75.428.460.000 92.144.000.000 33

PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 94.184.632.000 48.692.335.000 42.392.983.000 34

PT Sumi Indo Kabel Tbk 77.466.616.243 86.784.626.833 30.600.000.000 35

PT Surya Toto Indonesia Tbk 56.376.502.262 79.856.791.203 17.337.600.000 36 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 12.857.018.000.000 27.727.272.000.000 8.034.515.000.000 37

PT Tempo Scan Pasific Tbk 278.357.723.400 294.712.577.526 270.000.000.000 38

PT Trias Sentosa Tbk 17.747.291.109 218.865.007.192 14.040.000.000 39 PT Unilever Tbk

1.964.652.000.000 2.250.013.000.000 1.999.060.000.000 40

PT United Tractors Tbk 1.493.037.000.000 2.657.778.000.000 760.429.000.000


(3)

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

laba akuntansi laba tunai cash dividen

N 120 120 120

Normal Parametersa,,b Mean 11.2311 11.3367 10.7488

Std. Deviation .67357 .73148 .76837

Most Extreme Differences Absolute .092 .087 .112

Positive .092 .087 .112

Negative -.055 -.044 -.066

Kolmogorov-Smirnov Z 1.003 .956 1.228

Asymp. Sig. (2-tailed) .267 .320 .098

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

(5)

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .903a .815 .812 .33313 1.656

a. Predictors: (Constant), Laba Tunai, Laba Akuntansi b. Dependent Variable: Dividen Kas


(6)

Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.915 .516 -1.771 .079

Laba Akuntansi .917 .085 .804 10.788 .000

Laba Tunai .120 .078 .114 1.533 .128

Dependent Variable: Dividen Kas

Hasil Uji Hipotesis (Uji F)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 57.272 2 28.636 258.041 .000a

Residual 12.984 117 .111

Total 70.256 119

a. Predictors: (Constant), Laba Tunai, Laba Akuntansi b. Dependent Variable: Dividen Kas


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap Deviden Kas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

4 74 72

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

14 80 70

Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 24 79

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan industri konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 56 82

Hubungan antara Laba Akuntansi, Laba Bersih dan Laba Tunai dengan Dividen Kas Perusahaan Perbankan yang Go Publik di BEI

0 27 84

PENGARUH STATUS PEMBAYARAN DIVIDEN TUNAI TERHADAP KUALITAS LABA PENGARUH STATUS PEMBAYARAN DIVIDEN TUNAI TERHADAP KUALITAS LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011 - 2013).

0 3 15

PENGARUH LABA AKUNTANSI, LABA TUNAI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA PERIODE 2010-2012.

0 2 30

ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI, LABA TUNAI DAN LIKUIDITAS TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 1 21

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perioda 2009-2012.

1 1 31

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP DIVIDEN KAS DENGAN LIKUIDITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

1 3 11