Analisis Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap Deviden Kas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

OLEH :

NAMA : SAHLAN HABIBI SIREGAR NIM : 060503123

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

MEDAN 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyataan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap Deviden Kas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2010 Yang membuat pernyataan,

Sahlan Habibi Siregar NIM: 060503123


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat dan kemudahannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Deviden Kas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Bapak Drs. Wahidin Yasin, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding / Penguji II atas saran-sarannya.


(4)

5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Hamdan Siregar S.Pd dan Ibunda Dawani Rajaguguk S.Pd. Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan keluarga.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasn skripsi. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2010 Penulis,

Sahlan Habibi Siregar NIM: 060503123


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah untuk mengetahui apakah laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas baik secara simultan maupun parsial pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2005-2008. Jumlah populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah 32 perusahan perbankan dan Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh delapan perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Variabel independen yang digunakan adalah laba akuntansi dan laba tunai dan variabel dependen yang digunakan adalah dividen kas. Model analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji F, uji t dan Adjusted R Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba akuntansi dan laba tunai secara simultan berpengaruh terhadap dividen kas. laba akuntansi secara parsial berpengaruh terhadap dividen kas. Laba tunai secara parsial tidak berpengaruh terhadap dividen kas.


(6)

ABSTRACT

This research has a pupose to knowing that accounting profit dan cash profit have an effect neither parsial nor simultant to cash dividend on banking company listed in Indonesia stock exchange. The priode that is used in this research is 2005-2008. Number of population in this research is 32 banking company. After had selected by using purposive sampling technic. The sampel that is gotten is eight company.

Kinds of data used is secondary data. Accounting profit and cash profit is used as independend variable and cash dividend is used as dependend variable. Analyzes model that is used is multiple regression. Classic assumption tests that is used is normality test, multicolinearity test, autocorelation test, and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were f-test, t-test and Adjusted R square. The result of this research show that accounting profit and cash profit turnover simultanly have an effect to cash dividend. accounting profit parsially have an effect to cash dividend. Cash profit parsially have no an effect to cash dividend


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan ... 6

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 6

2. Tujuan Laporan Keuangan ... 6

3. Pemakai Laporan Keuangan ... 7

4. Komponen Laporan keuangan ... 9


(8)

C.Laba Tunai ... 13

D.Dividen Kas ... 15

E.Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17

F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 19

1. Kerangka Konseptual ... 19

2. Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Jenis dan Sumber Data ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Defenisi Operasional Variabel ... 24

G. Metode Analisis Data ... 26

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 26

2. Pengujian Hipotesis ... 31

F. Jadwal Penelitian... 32

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 33

B. Hasil Analisis ... 34

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 34

a. Hasil Uji Normalitas ... 34

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 37


(9)

d. Hasil Uji Multikolinearitas ... 40

2. Hasil Pengujian Hipotesis ... 41

a. Hasil Pengukuran adjusted R2 ... 42

b. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 44

c. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 46

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Keterbatasan ... 50

C. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 23

Tabel 4.1 Statitstik Deskriptif ... 33

Tabel 4.2 One–Sample Kolmogorov–Smirnov Test ... 37

Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 39

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 40

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 41

Tabel 4.6 Variabel Entered/Removed ... 42

Tabel 4.7 Adjusted R2 ... 43

Tabel 4.8 Hasil Uji F ... 45


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 20

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 35

Gambar 4.2 Grafik P-P Plot ... 36


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Populasi dan Sampel Penelitian ... 54

Lampiran ii Data Penelitian ... 55

Lampiran iii Statitstik Deskriptif ... 56

Lampiran iv Uji Normalitas ... 57

Lampiran v Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 58

Lampiran vi Hasil Uji Autokorelasi ... 59

Lampiran vii Hasil Uji Multikolinearitas ... 60

Lampiran viii Uji Determinasi... 60


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah untuk mengetahui apakah laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas baik secara simultan maupun parsial pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2005-2008. Jumlah populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah 32 perusahan perbankan dan Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh delapan perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Variabel independen yang digunakan adalah laba akuntansi dan laba tunai dan variabel dependen yang digunakan adalah dividen kas. Model analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji F, uji t dan Adjusted R Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba akuntansi dan laba tunai secara simultan berpengaruh terhadap dividen kas. laba akuntansi secara parsial berpengaruh terhadap dividen kas. Laba tunai secara parsial tidak berpengaruh terhadap dividen kas.


(14)

ABSTRACT

This research has a pupose to knowing that accounting profit dan cash profit have an effect neither parsial nor simultant to cash dividend on banking company listed in Indonesia stock exchange. The priode that is used in this research is 2005-2008. Number of population in this research is 32 banking company. After had selected by using purposive sampling technic. The sampel that is gotten is eight company.

Kinds of data used is secondary data. Accounting profit and cash profit is used as independend variable and cash dividend is used as dependend variable. Analyzes model that is used is multiple regression. Classic assumption tests that is used is normality test, multicolinearity test, autocorelation test, and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were f-test, t-test and Adjusted R square. The result of this research show that accounting profit and cash profit turnover simultanly have an effect to cash dividend. accounting profit parsially have an effect to cash dividend. Cash profit parsially have no an effect to cash dividend


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit di prediksi oleh para investor. Untuk mengurangi risiko tersebut, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan maupun informasi lain yang relevan, seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Tujuan investor menginvestasikan dananya di pasar modal adalah untuk memperoleh imbalan atau pendapatan dari dana yang diinvestasikan. Investor yang menginvestasikan dananya pada saham suatu perusahaan bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang berupa deviden atau capital gain.

Dividen adalah pendapatan yang diperoleh setiap periode selama saham masih dimiliki, sedangkan capital gain adalah pendapatan yang diperoleh karena harga jual saham lebih tinggi dibanding harga belinya dan pendapatan ini baru diperoleh jika saham telah dijual. Investor yang dalam tujuannya untuk mendapatkan capital gain, memerlukan informasi tentang deviden, karena deviden merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi harga saham. Disisi lain, tujuan dari pembagian deviden oleh emiten adalah untuk memaksimumkan pemegang saham atau harga saham dan untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Ada dua jenis deviden yang dibagikan oleh emiten, yaitu


(16)

deviden kas dan non kas. Deviden kas (cash devidend) adalah deviden yang dibayarkan perusahaan kepada investor dalam bentuk uang tunai. Sedangkan deviden non kas (non cash devidend) adalah deviden yang dibayarkan kepada investor dalam bentuk saham dalam proporsi tertentu.

Pembayaran deviden dalam bentuk kas lebih banyak diinginkan investor dari pada dalam bentuk lain, karena pembayaran deviden kas membantu mengurangi ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas investasinya pada suatu perusahaan. Perilaku ini diakui oleh Gordon-Litner sebagai “The bird in the hand theory”, bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di udara (Ariyanti, 2007). Dalam penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian deviden, faktor yang menjadi perhatian manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan, yaitu laba akuntansi dan total arus kas. Penelitian ini menggunakan laba akuntansi sebagai pengukur kinerja akuntansi perusahaan.

Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis (Belkaoui, 2000: 32). Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan juga dapat berfungsi sebagai alat untuk memprediksi arus kas masa depan perusahaan. Pada umumnya, selain menggunakan nilai laba akuntansi dalam menentukan besarnya deviden yang akan dibagikan, perusahaan juga mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi,


(17)

penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar, serta pembelian kredit, dalam menentukan besarnya deviden yang dibagikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti (2007) yang menganalisis hubungan laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas, dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman Rank, ia menganalisis 19 perusahaan industri barang konsumsi yang go publik di BEJ pada tahun 2002, 2003, dan 2004. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa ada konsistensi hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas. Pada umumnya, laba akuntansi lebih mempengaruhi besarnya dividen kas yang dibagikan daripada laba tunai. Hidayati (2006) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi deviden kas di BEJ tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Beliau menyimpulkan bahwa Cash Deviden Payout Ratio (CDPR) mempengaruhi deviden kas secara signifikan. Cahyati (2006) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Deviden Per Share (DPS) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2000 sampai sampai dengan tahun 2003, beliau menyimpulkan bahwa variable deviden per share tahun sebelumnya dan variable earning per share berpengaruh signifikan terhadap deviden per share.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti (2007). Namun, penelitian ini memiliki perbedaan dari penelitian sebelumnya, antara lain: (1) pada penentuan laba tunai. Pada penelitian sebelumnya, untuk menentukan laba tunai, peneliti hanya menambahkan beban non kas (yaitu beban depresiasi dan amortisasi) ke laba akuntansi. Sementara


(18)

pada penelitian ini, laba tunai yang digunakan merupakan laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas antara lain beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar, serta pembelian kredit. (2) sample perusahaan. Penelitian sebelumnya meneliti tentang perusahaan industri konsumsi, sementara penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan sebagai sample. (3) periode pengamatan. Periode pengamatan yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah tiga tahun yaitu dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2004, sedangkan pada penelitian ini, peneliti menggunakan periode amatan selama empat tahun, yaitu pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. (4) tujuan penelitian. Pada penelitian sebelumnya, peneliti bertujuan untuk menganalisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas, sementara pada penelitian ini, peneliti bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap deviden kas.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini diberi judul “Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Deviden Kas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “apakah laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas baik secara


(19)

simultan maupun parsial pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas baik secara simultan maupun parsial pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap deviden kas,

2. bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan


(21)

dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

3. Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :

- Investor

Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

- Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja,

- Pemberi Pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.


(22)

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

- Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan

- Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

- Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

4. Komponen Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 Paragraf 49 (Revisi 2009), “laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini:

a. neraca,

b. laporan laba rugi,

c. laporan perubahan ekuitas, d. laporan arus kas,

e. catatan atas laporan keuangan.” a. Neraca

Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 49, Revisi 2009):

1) aktiva berwujud, 2) aktiva tidak berwujud, 3) aktiva keuangan,

4) investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, 5) persediaan,


(23)

7) kas dan setara kas,

8) hutang usaha dan hutang lainnya, 9) kewajiban yang diestimasi,

10)kewajiban berbunga jangka panjang, 11)hak minoritas,

12)modal saham dan pos ekuitas lainnya. b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2000: 26). Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 56, Revisi 2009) :

1) Pendapatan, 2) Laba rugi usaha 3) Beban pinjaman

4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas,

5) Beban pajak,

6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, 7) Pos luar biasa,

8) Hak minoritas,

9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukan (PSAK No.1 Paragraf 66, Revisi 2009) :


(24)

2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas,

3) pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait, 4) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik,

5) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahan,

6) frekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan


(25)

informasi yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (PSAK No.1 Paragraf 68, Revisi 2009) :

1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting,

2) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,

3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secar wajar

B. Laba Akuntansi

Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas. Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical cost (biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode yang masing-masing diukur dengan biaya historis, sehingga hasilnya akan sama dengan laba yang dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya.

Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak


(26)

dibebankan kepadanya (Muqodim, 2005:111). Suwardjono (2005:455) mendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.

Menurut Muqodim (2005:131), “Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak”. Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono, 2005: 456) :

1) Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital).

2) Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen. 3) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.

4) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.

5) Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public.

6) Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang. 7) Dasar kompensasi dan pembagian bonus.

8) Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 9) Dasar pembagian dividen.

Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah:

1) Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2) Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti.


(27)

3) Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme.

4) Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.

C. Laba Tunai

Arus kas dari aktivitas operasi pada laporan arus kas dapat disebut sebagai laba tunai. Walaupun laba bersih perusahaan adalah hal yang penting, tetapi arus kas masih dipandang lebih penting karena untuk melanjutkan operasi perusahaan kas diperlukan dalam membeli aktiva, begitu juga dalam hal pembayaran deviden yang juga harus dibayarkan dengan kas.

Pada umumnya arus kas bersih perusahaan berbeda dengan laba akuntansi , karena adanya beberapa pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba rugi tidak dibayar secara tunai. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara arus kas bersih dengan laba bersih dapat diilustrasikan pada formulasi berikut ini:

Arus kas besih = Laba bersih - Pendapatan non kas + Beban non kas

Contoh utama beban non kas adalah penyusutan. Pos ini mengurangi laba bersih tetapi tidak dibayarkan secara tunai, sehingga kita akan menambahkan kembali beban ini ke laba bersih dalam menghitung arus kas bersih. Selain itu, beberapa pajak mungkin ditangguhkan dan beberapa pendapatan mungkin tidak diterima secara tunai dalam satu tahun, sehingga pos tersebut harus dikurangkan dari laba bersih ketika menghitung arus kas bersih. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada dasarnya laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan.


(28)

Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, utang gaji, utang pajak, dan utang bunga yang belum dibayar. Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva berwujud, sedangkan amortisasi merupakan jumlah penyusutan pada aktiva tidak berwujud. Penjualan dan pembelian kredit juga disertakan karena belum melibatkan kas dalam transaksinya. Utang pajak, utang gaji dan utang bunga sudah menjadi beban tetapi belum dibayarkan karena belum tepat tanggal pembayarannya. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi pembayaran gaji belum dilaksanakan. Dalam penelitian ini laba tunai didapatkan dari aktivitas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas.

D. Dividen Kas

Deviden kas ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang saham, perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividend. Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan tersebut mengumumkan akan membayar dividen. Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham. Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri atau melalui pihak lain, umpamanya bank. Cara yang kedua biasanya yang dipilih perusahaan karena bank mempunyai banyak cabang,


(29)

sehingga memudahkan pemegang saham yang mungkin sekali tersebar luas di seluruh Indonesia.

Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasanya dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen. Arus dividen dapat dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh investor, dengan alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya arus kas yang diterima oleh investor. Jika dividen merupakan satu-satunya arus kas, maka model diskonto dividen dapat digunakan sebagai pengukur arus kas untuk menghitung nilai intrinsik saham. menyatakan bahwa pembayaran dividen dapat dikelompokkan ke dalam tiga kemungkinan, yaitu : pembayaran dividen tidak teratur, dividen konstan tidak tumbuh, dan pertumbuhan dividen yang konstan.

Pembayaran dividen tidak teratur merupakan dividen dimana tiap-tiap periode tidak mempunyai pola yang jelas bahkan untuk periode-periode tertentu tidak membayarkan dividen sama sekali, karena perusahaan menderita rugi atau kesulitan likuiditas. Dividen konstan tidak bertumbuh merupakan pembayaran dividen dari periode ke periode relatif konstan. Perusahaan umumnya tidak melakukan pemotongan atau pengurangan dividen, sekalipun perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Hal ini dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga kesan para pemegang saham atas stabilitas likuiditas perusahaan.


(30)

saham, baik dalam bentuk dividen tunai (cash dividen) dan dividen saham (stock dividen). Dividen tunai (cash dividen) merupakan dividen yang dibayarkan oleh emiten kepada para pemegang saham secara tunai untuk setiap lembarnya. (dividend per share). Sedangkan dividen saham (stock dividen) merupakan dividen yang dibayarkan atau dibagi dalam bentuk saham, yang diperhitungkan untuk setiap lembarnya.

Dividen tunai (cash dividen) merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai. Sedangkan dividen saham (stock dividen) merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Nilai dari suatu dividen tunai sesuai dengan nilai tunai yang diberikan, sedangkan nilai suatu dividen saham dapat dihitung dengan harga wajar dividen saham dibagi dengan rasio dividen saham. Harga wajar dividen saham merupakan harga yang diputuskan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan merupakan harga penutupan yang tersedia sebelum RUPS yang akan memutuskan dividen saham (umumnya pada sesi terakhir bursa sebelumnya atau sesi terakhir sebelum RUPS dimulai).

E. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dapat mendukug penelitian ini adalah Fitri Ariyanti (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Hubungan antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan deviden Kas pada Industri Barang Konsumsi di Indonesia Periode 2002-2004.”. Karina Cahyati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Deviden Per Share pada


(31)

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ” dan Triana Hidayati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Deviden Kas di BEJ Tahun 1999-2003”. Tinjauan peneliti terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut.

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti Terdahulu No Nama Peneliti dan Tahun Judul

Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Kete-rangan 1 Fitri

Ariyanti, 2007 Analisis Hubungan antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan deviden Kas pada Industri Barang Konsumsi di Indonesia Periode 2002-2004. Variabel Indevenden: -Laba akuntansi -Laba tunai Variabel Devenden: -Deviden kas Hasil penelitian yang menggunakan analisis korelasi spearman, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara variabel indevenden dengan deviden kas. Variabel yang mempunyai hubungan yang kuat dengan deviden kas adalah variabel laba akuntansi. Penelitian dilakukan pada sembilan belas perusahaan industri konsumsi yang terdaftar di BEJ periode tahun 2002-2004.

2 Karina Cahyati, 2006 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruh i Deviden Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Variabel Indevenden: -Current ratio -Debt to Equity Ratio -Earning per share -Deviden per share tahun sebelumnya Dari penelitian yang menggunakan model regresi berganda, diketahui bahwa hanya variabel deviden per share tahun sebelumnya dan variabel earning per share saja

Penelitian dilakukan pada 39 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode tahun 2000-2003


(32)

-Total assets turn over Variabel Devenden: -Devidend per share yang mempengaruhi devidend per share secara signifikan. Dan secara simultan disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara signifikan. 3 Triana

Hidayati, 2006 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaru-hi Deviden Kas di BEJ Tahun 1999-2003 Variabel Indevenden: -ROI -Cash Ratio -Current ratio -Debt to total asset -Earning per share -Cash devidend pay out ratio Variabel Devenden: -Deviden kas Dengan menggunakan analisis uji regresi linear berganda, peneliti menyimpulkan bahwa variabel yang

berpengaruh terhadap cash devidend

hanyalah

variabel secara signifikan

hanyalah

variabel Cash devidend pay out ratio. Dan secara simultan, seluruh variabel indevenden tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel devenden. Penelitian dilakukan pada delapan belas perusahaan yang listing di BEJ pada tahun 1999-2003 dan membagi-kan deviden kas setiap tahunnya.


(33)

F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004: 13). Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. kenaikan pada laba akuntansi akan meningkatkan kesempatan pada perusahaan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham karena dividen tunai (dividen kas) diambil dari sisa laba bersih perusahaan (laba Akuntansi) perusahaan. Laba akuntansi berpengaruh positif terhadap dividen kas. Arus kas (laba tunai) menunjukkan posisi kas pada suatu perusahaan. Posisi kas perusahaan yang baik memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk memberikan dividen kepada para pemegang sahamnya

Laba Akuntansi (X1)

Deviden Kas (Y) Laba Tunai


(34)

karena dividen tunai berbentuk satuan kas. Laba tunai berpengaruh positif terhadap dividen kas.

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41) menyatakan “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenaranya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di awal, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Laba akuntansi berpengaruh secara parsial terhadap deviden kas H2 : Laba tunai berpengaruh secara parsial terhadap deviden kas H3 : Laba akuntansi dan laba tunai secara simultan berpengaruh


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variable lainya atau bagaimana suatu variable mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiono (2004: 72) “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Berdasarkan data yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI), melalui situs www.idx.co.id, di dapat 32 perusahaan yang bergerak dalam sektor Perbankan dalam periode tahun 2005-2008 yang menjadi populasi dalam penelitian ini. Menurut sugiyono (2004: 73)“ sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria dengan pertimbangan


(36)

judgement sampling (Jogiyanto, 2004:79). Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan keuangan pada tahun terakhir, yaitu tahun 2005, 2006, 2007, 2008.

2. perusahaan tersebut tidak delisting pada periode penelitian

3. Perusahaan tersebut membayar dividen kas pada tahun 2005 sampai 2008 Berdasarkan kriteria diatas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah delapan perusahaan. dengan data penelitian yang digunakan sebanyak 32 amatan. Sampel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

NO NAMA EMITEN

KODE

1 BBCA

2 BDMN

3 BNII

4 BMRI

5 Bank Negara Indonesia BNII

6 BNGA

7 PNBN

8 BBRI

Sumber data: lampiran i

Pada tabel 3.1 diatas menjelaskan bahwa setiap sampel harus memenuhi seluruh kriteria yang telah ditetapkan peneliti, maka jika ada perusahaan yang gugur pada kriteria pertama, untuk kriteria selanjutnya akan otomatis gugur karena perusahaan tersebut sudah tidak memenuhi syarat lagi sebagai sampel.


(37)

C. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Data sekunder tersebut diperoleh dalam bentuk laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan di situs BEI, yaitu www.idx.co.id. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu: informasi mengenai laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, dan dividen kas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara mendownload data yang dibutuhkan melalui website BEI dan mengumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan teori dan penelitian terdahulu dalam penelitian ini.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Defenisi operasional variabel bermanfaat untuk memberikan penjelasan yang lebih spesifik tentang kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur variabel. Adapun definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah:

1. Variabel independen

Variabel indevenden adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel devenden (Sugiyono, 2008: 3). Variabel


(38)

indevenden yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi dan laba tunai.

a. Laba Akuntansi

Laba akuntansi merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis (Belkaoui, 2000: 32). Di dalam laba akuntansi terdapat kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Dalam menentukan besarnya laba akuntansi, investor melihat dari perhitungan laba setelah pajak, karena laba setelah pajak merupakan bagian laba yang nantinya akan di tahan sebagai laba ditahan atau dibagikan kepada investor sebagai dividen kas. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan laba setelah pajak sebagai indikator laba akuntansi.

b. Laba tunai

Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non-kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, pembelian kredit, utang gaji, utang pajak, dan utang bunga yang belum dibayar.

Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva berwujud, sedangkan amortisasi merupakan menyusutkan jumlah dari aktiva yang tidak berwujud. Penjualan dan pembelian kredit juga disertakan karena belum melibatkan kas dalam transaksinya. Utang gaji, utang pajak, dan utang bunga, sudah menjadi beban perusahaan, tetapi belum dibayarkan karena belum tepat tanggal


(39)

pembayarannya. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan sudah tutup buku sementara pembayaran terhadap utang-utang tersebut diatas belum dilaksanakan.

Berdasarkan pertimbangan terhadap penjelasan-penjelasan diatas, maka, peneliti menjadikan jumlah arus kas dari aktivitas operasi pada laporan arus kas, sebagai indikator variabel laba tunai karena jumlah pada arus kas operasi merupakan total penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam satu periode akuntansi.

2. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008:3). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dividen kas. Deviden kas adalah distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya. Jumlah dividen kas dapat dilihat pada laporan keuangan tahunan, yaitu pada bagian laporan perubahan ekuitas tahun berikutnya. Misalnya, untuk mengetahui jumlah deviden kas tahun 2006, maka kita dapat melihat nilai dividen kas di laporan perubahan ekuitas yang disajikan pada laporan keuangan tahun 2007.

Tabel. 3.2

Definisi Operasional dan pengukuran Variabel

No Variabel Defenisi Pengukuran Skala

1 Laba Akuntansi

perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari

transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis

Laba bersih setelah pajak ( Rp)


(40)

2 Lana tunai laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non-kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi,

penjualan kredit, pembelian kredit, utang gaji, utang pajak, dan utang bunga yang belum dibayar

Arus kas operasi ( Rp)

Rasio

3 Dividen kas distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya

Dividen kas (Rp)

Rasio

F. Metode Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS 16. Dalam penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005:111). Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan pengujian berikut:


(41)

Dalam uji ini, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah:

a) Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi normal b)Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi tidak normal Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:

Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Jika ternyata data yang diuji tidak normal, ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal (Jogiyanto, 2004: 172), yaitu:

a) dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu: Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma lo,

b) lakukan trimming, yaitu mengubah observasi yang bersifat outlier, c) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outlier menjadi

nili-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

2) Histogram

Pengujian dengan model histogram memiliki ketentuan bahwa data normal berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data melenceng ke kanan atau melenceng ke kiri berarti data tidak terdistribusi secara normal.

3) Grafik Normality Probability Plot


(42)

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b.Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas, atau terjadi homoskedastisitas.

Menurut Ghozali (2005:105), ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas:

a) melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di- studentized. Dasar analisis: 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka diindikasikan telah terjadi heterokedastisitas,

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas,


(43)

b)uji Park, mengemukkan metode bahwa varaince (s²) merupakan fungsi dari varibel-varibel independen yang dinyatakan dalam persamaan:

σ²i = αXi ß,

c) uji glejser, mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen dengan persamaan: | Ut| = α + ßXt + vt,

d)uji white, dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U²t) dengan variable independen,variable independen kuadrat dan perkalian (interaksi) variable independen.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data cross-section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.


(44)

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel -variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel -variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel – variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.

Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:

• Koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Menurut Ghozali (2005:91), untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel – variabel independennya banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2) Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

3) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari a) nilai tolerance dan lawannya b)variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi


(45)

variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan analisis regresi berganda untuk menganalisis pengaruh variabel indevenden terhadap variabel devenden. Model regresi yang digunakan yaitu :

Y = a + b1x1 + b2x2 + e Dimana:

Y = Dividen kas x1 = Laba akuntansi x2 = Laba tunai

b1,b2 = Koefisien regresi e = Variabel pengganggu

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan : a. Uji Signifikansi Simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel indevenden yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel


(46)

devenden. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima jika f hitung < f tabel untuk α = 5 %

H1 diterima jika f hitung > f tabel untuk α = 5 %

b. Uji Signifikansi Parsial (t-test)

Pengujian t-test digunakan untuk senunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel indevenden terhadap variabel devenden. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima jika t hitung < t tabel untuk α = 5 % H1 diterima jika t hitung > t tabel untuk α = 5


(47)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A.Data Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2008. Jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 32 amatan. Berikut ini merupakan statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Laba_Akuntansi 32 352828 5958368 2214997.22 1800498.667 Laba_Tunai 32 -14213727 23989782 2405628.53 6697209.456 Dividen_Kas 32 2481 4085450 1038079.03 983625.371 Valid N (listwise) 32

Sumber: lampiran iii

Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:

1. variabel laba akuntansi memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 32, dengan nilai minimum (terkecil) 5958368, nilai maksimum (terbesar) 5958368dan mean (nilai rata-rata) 2214997.22Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1800498.667,

2. variabel laba tunai memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 32, dengan nilai minimum (terkecil) -14213727, nilai maksimum (terbesar) 23989782dan mean (nilai rata-rata) 2405628.53. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 6697209.456,


(48)

3. variabel Dividen Kas memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 32, dengan nilai minimum (terkecil) 2481, nilai maksimum (terbesar) 4085450 dan mean (nilai rata-rata) 1038079.03. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 983625.371,

4. jumlah sampel yang digunakan ada sebanyak 32 buah.

B. Hasil Analisis

1. Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator/BLUE). Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:

• berdistribusi normal,

non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna,

non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling korelasi,

homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain adalah konstan atau sama.

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut:


(49)

Ha : data residua l terdistribusi tidak normal

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut.

1) Analisis Grafik

Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal.

Gambar 4.1 Uji Normalitas Sumber: Lampiran iv


(50)

Gambar 4.2 Uji Normalitas Sumber: Lampiran iv

Dengan melihat tampilan grafik histogram, kita dapat melihat bahwa gambarnya telah berbentuk lonceng dan tidak menceng kekanan atau ke kiri yang menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan tidak jauh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.

2) Uji Statistik

Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan


(51)

apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (1 sample KS) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 6.50926552E5

Most Extreme Differences

Absolute .212

Positive .212

Negative -.142

Kolmogorov-Smirnov Z 1.197

Asymp. Sig. (2-tailed) .114

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Lampiran iv

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas = 0,114. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan Uji-t dan Uji-f karena 0,114 > 0,05 (H0 diterima) b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005:105) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi


(52)

heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik dengan melihat grafik scatterplot yaitu dengan cara melihat titik-titik penyebaran pada grafik dan uji glejser, dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual (absut) sebagai variabel dependennya. Perumusan hipotesis adalah :

H0 : tidak ada heteroskedastisitas, Ha : ada heteroskedastisitas.

Jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heteroskedastisitas) dan jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima (tidak ada heteroskedastisitas).

Gambar 4.3

Uji Heteroskedastisitas( scatterplot) Sumber: Lampiran v


(53)

Tabel 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 367044.359 143114.581 2.565 .016

Laba_Akuntansi .013 .050 .048 .259 .797

Laba_Tunai .010 .014 .142 .766 .450

a. Dependent Variable: absut

Sumber: Lampiran v

Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuh pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari tabel 4.3 diatas kita dapat melihat bahwa nilai signifikansi untuk variabel laba akuntansi adalah 0,797 (>0.05), untuk variabel laba tunai adalah 0,450 (>0,05). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas karena semua variabel independennya memiliki signifikan lebih besar dari 0,05. b. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji


(54)

Durbin Watson. Mengacu kepada pendapat Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

4) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,,

5) angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 6) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Mode

l R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .750a .562 .532 672998.096 1.853

a. Predictors: (Constant), Laba_Tunai, Laba_Akuntansi

b. Dependent Variable: Dividen_Kas

Sumber: Lampiran vi

Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,853 Angka ini terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.

c. Hasil Uji Multikolinieritas

“Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas” (Ghozali, 2005:91). Menurut Ghozali (2005) “adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10”. Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas. Apabila tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi


(55)

multikolinearitas. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standar dized Coeffici

ents

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 117903.108 192158.757 .614 .544

Laba_Akuntansi

.399 .068 .730 5.89

5 .000 .985 1.015

Laba_Tunai .015 .018 .105 .849 .403 .985 1.015

a. Dependent Variable: Dividen_Kas

Sumber: Lampiran vii

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil analisis, didapat nilai VIF untuk variabel laba akuntansi adalah 1,015 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0,985 (>0,1), nilai VIF untuk variabel laba tunai adalah 1.015 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0.985 ( >0.1). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas. 2. Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.


(56)

Tabel 4.6

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Laba_Tunai,

Laba_Akuntan sia

.Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Dividen_Kas

Sumber: Data Olahan SPSS, 2010

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, maka dapat diketahui bahwa :

1) variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu laba akuntansi dan laba tunai tidak ada variabel independen yang dikeluarkan,

2) metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter. a. Hasil Pengukuran Adjusted R2

Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini adjusted R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model”(Ghozali, 2005).


(57)

Tabel 4.7 Adjusted R2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .750a .562 .532 672998.096

a. Predictors: (Constant), Laba_Tunai, Laba_Akuntansi b. Dependent Variable: Dividen_Kas

Sumber: Lampiran viii

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diambil beberapa keterangan sebagai berikut:

R= 0.750 berarti hubungan (relation) antara laba akuntansi dan laba tunai sebesar 75%. Artinya hubungannya tidak erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat. Menurut Syafrizal Helmi (2007:113) Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini.

Nilai interpretasi

0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat

0.2 – 0.39 Tidak Erat

0.4 – 0.59 Cukup Erat

0.6 – 0.79 Erat

0.8 – 0.99 Sangat Erat

R Square sebesar 0.562 berarti 56.2 % dividen kas dapat dijelaskan oleh laba akuntansi dan laba tunai. Sedangkan sisanya 43.8 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(58)

Adjusted R Square sebesar 0.532 berarti 53.2% dividen kas dapat dijelaskan oleh laba akuntansi dan laba tunai. Sedangkan sisanya 46.8 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

 Ada dua pilihan disini, apakah memakai R Square atau Adjusted R Square. Jika variabel lebih dari dua variabel maka yang dipakai adalah Adjusted R Square.

Standard Error Of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard Error Of Estimated juga disebut standard deviasi. Dalam penelitian ini Standard Error Of Estimated adalah 672998.096. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

b. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel independen. Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap dividen kas. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistk F(uji F). Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika F hitung >F tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berdasarkan tabel 4.8 dibawah ini terlihat bahwa:


(59)

Tabel 4.8 Hasil Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.686E13 2 8.429E12 18.610 .000a

Residual 1.313E13 29 4.529E11

Total 2.999E13 31

a. Predictors: (Constant), Laba_Tunai, Laba_Akuntansi b. Dependent Variable: Dividen_Kas

Sumber: Lampiran ix

Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) atau Uji F, maka didapat nilai F hitung 18.610 dan tingkat signifikansi 0.000. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α=0.05) adalah 4.1829. Oleh karena nilai F hitung > F tabel pada tingkat signifikansinya (0.00) <0.05, menunjukan bahwa pengaruh laba akuntansi dan laba tunai secara simultan/ serempak adalah signifikan terhadap dividen kas. Keterangan Tambahan :

 Pada tabel terlihat bahwa Regression df=2 berarti jumlah variabel independen ada 2 yaitu laba akuntansi dan laba tunai .

 Total df=31 berarti jumlah responsen atau data ada 31 ( dimana df=n-1)sedangkan regression df=29berasal dari 32 -3,

 Residual : selisih antara keputusan yang sesungguhnya dengan keputusan yang diprediksi. Residual = Total- regression

 Mean square : sum of Square /df. Dalam tabel 4.9 mean square (8.429)=1.686/2.


(60)

c. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji t). jika t hitung<t tabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak,sedangkan jika t hitung> t tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0.05 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Berdasarkan output tabel 4.9 dibawah ini terlihat bahwa:

Tabel 4.9 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 117903.108 192158.757 .614 .544

Laba_Akuntansi .399 .068 .730 5.895 .000

Laba_Tunai .015 .018 .105 .849 .045

a. Dependent Variable: Dividen_Kas

Sumber: Lampiran ix

 Variabel laba akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas . Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan (0.00) lebih kecil 0.05 dan nilai t hitung (0.614)<t tabel(2.045) artinya walaupun ditingkatkan variabel laba akuntansi (X1) sebesar satu satuan maka dividen kas (Y) tidak akan meningkat sebesar 0.399 satuan,

Variabel laba tunai berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas . Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan (0.045) dibawah (lebih


(61)

kecil) 0.05 dan nilai t hitung (0.849) > t tabel (2.045) artinya jika ditingkatkan variabel laba akuntansi (X2) sebesar satu satuan maka dividen kas (Y) akan meningkat sebesar 0.15 satuan,

Dari tabel 4.9 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 117903.108+ 0.399X1 + 0.015 X2 + e

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengolahan data sebagaimana disajikan dalam tabel 4.8 didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0.532 menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel independen menjelaskan perubahan variabel dependen sebesar 53.2 %, sedangkan variabel lain-lain yang tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan sebesar 46.8%. Dengan nilai sebesar 46.8 % dapat diketahui bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini cukup meyakinkan. Namun demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa model yang dipergunakan dalam penelitian ini bagus. Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) atau Uji F, maka didapat nilai F hitung 18.610 dan tingkat signifikansi 0.000. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α=0.05) adalah 4.1829. Oleh karena nilai F hitung > F tabel pada tingkat signifikansinya (0.00) <0.05, menunjukan bahwa pengaruh laba akuntansi dan laba tunai secara simultan/ serempak adalah signifikan terhadap dividen kas. Penelitian ini sejalan dengan Fitri (2007) yang menyatakan bahwa laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh secara simultan terhadap dividen kas.


(62)

t-test digunakan untuk mengetahui peran variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Analisis mengenai hasil uji t tes masing-masing variabel independen dapat kita lihat sebagai berikut:

1. laba akuntansi

Variabel laba akuntansi berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap dividen kas . Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan (0.00) lebih kecil 0.05 dan nilai t hitung (0.614)<t tabel(2.045) artinya walaupun ditingkatkan variabel laba akuntansi (X1) sebesar satu satuan maka dividen kas (Y) tidak akan meningkat sebesar 0.399 satuan. Penelitian ini sejalan dengan Fitri (2007) yang menyatakan bahwa Laba akuntansi mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen kas.

Dividen adalah bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang saham, baik dalam bentuk dividen tunai (cash dividen) dan dividen saham (stock dividen). Dividen tunai (cash dividen) merupakan dividen yang dibayarkan oleh emiten kepada para pemegang saham secara tunai untuk setiap lembarnya. (dividend per share). Dividen tunai (dividen kas) diambil dari sisa laba bersih perusahaan (laba Akuntansi) perusahaan. kenaikan pada laba akuntansi akan meningkatkan kesempatan pada perusahaan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham. Namun kenaikkan pada laba bersih belum tentu menunjukan bahwa perusahaan pasti akan membayar dividen. Karena laba bersih tidak menunjukkan satuan uang tunai yang dimiliki perusahaan. melainkan selisih antara pendapatan dan beban dimana pendapatan tersebut tidak menunjukkan berapa uang yang diterima perusahaan melainkan realisasi pendapatan perusahaan


(63)

baik piutang maupun tunai. sehingga sangat sulit untuk menggunakan patokan laba bersih untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. 2. laba tunai

Variabel laba tunai berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas . Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan (0.045) dibawah (lebih kecil ) 0.05 dan nilai t hitung (0.849) > t tabel (2.045) artinya jika ditingkatkan variabel laba akuntansi (X2) sebesar satu satuan maka dividen kas (Y) akan meningkat sebesar 0.15 satuan, Penelitian ini sejalan dengan Fitri (2007) yang menyatakan bahwa laba tunai mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen kas.

laporan Arus kas (laba tunai) menunjukkan posisi kas pada suatu perusahaan. Posisi kas perusahaan yang baik memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk memberikan dividen kepada para pemegang sahamnya.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Fitri, 2007, Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Deviden Kas Pada Industri Barang Konsumsi Di Indonesia, Skiripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000. Teori akuntansi. Edisi Pertama, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis, Terbitan Pertama, USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Helmi, Safrizal, 2007. SPSS 16, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis (Edisi 2004/2005) Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Munawir, 2000, Analisis Laporan Keuangan, Liberty, Jogjakarta. Muqodim, 2005. Teori akuntansi, Edisi 1, Ekonisia, Yogyakarta.

Rochaety, Ety, Ratih Tresnati, dan Abdul Madjid Latief, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS. Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.

Sarwono, Jonathan, 2009. Statistik Itu Mudah : Panduan Lengkap Untuk Belajar Kompilasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Penerbit CV ANDI, Yogyakarta.

Soemarsono, S.R, 2004. Akuntansi: Suatu Pengantar. Edisi Kelima, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis,Cetakan Kesembilan, CV Alfabeta, Bandung.

---, 2008. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV.Alfabeta, Bandung

Sunyoto, Danang, 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Edisi pertama, Penerbit Med Press, Yogyakarta.


(65)

Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi ke-3, BPFE, Yogyakarta.

Situs http://Www.idx.co.id

Umar, Husein, 2003.Metode Riset Akuntansi Terapan, Cetakan Pertama, Ghali Indonesia, Jakarta


(66)

LAMPIRAN

lampiran i Popuasi dan Sampel Penelitian

Populasi Penelitian

Kode kriteria

1 2 3

Bank Arta Niaga Kencana ANKB - - -

AGRO - √ -

INPC - √ -

BBKP - √ -

BNBA - √ -

BABP √ √ -

Bank Buana Indonesia BBIA - - -

BACA - √ -

BBCA √ √ √

BCIC √ √ -

BDMN √ √ √

BAEK - √ -

BEKS √ √ -

SDRA - √ -

BNII √ √ √

BKSW √ √ -

LPBN √ √ -

BMRI √ √ √

MAYA √ √ -

MEGA - √ -

BBNI √ √ √

BNGA √ √ √

NISP √ √ -

BBNP - √ -

PNBN √ √ √

BNLI √ √ -

BBRI √ √ √

BSWD - √ -

BTPN - √ -


(67)

BVIC - √ -

MCOR - √ -

Sampel Penelitian

NO NAMA EMITEN

KODE

1 BBCA

2 BDMN

3 BNII

4 BMRI

5 Bank Negara Indonesia BNII

6 BNGA

7 PNBN

8 BBRI

lampiran ii Data Penelitian

NAMA BANK

LABA AKUNTANSI (juta)

2005 2006 2007 2008

3597400 4242692 4489252 5776139

2003198 1325332 2116915 1530022

725118 633710 352828 480468

603369 2421405 4346224 5312821

546921 1154587 1508386 678189

505799 652013 852252 701361

3808587 4257572 4838001 5958368

Bank Negara Indonesia (BNI) 1414739 1925830 897928 1222485

lampiran ii (Lanjutan) NAMA BANK

LABA TUNAI (juta)

2005 2006 2007 2008

8446710 7110169 8806087 -1743764

-3293166 1593851 -4977809 3166534

2051906 -57588 -4288372 -765457

9553788 12240390 5803964 521717


(68)

-2383753 2311785 -1909516 1020145

1742554 1742554 23989782 -14213727

Bank Negara Indonesia (BNI) -2701484 8645667 10187279 2930684

NAMA BANK

DIVIDEN KAS (juta)

2005 2006 2007 2008

1601358 1784372 2087941 1549623

327060 1001922 720400 1128064

246084 253791 253484 202379

2759207 313752 1554447 4085450

132058 140226 366950 141796

449158 10733 6527 2481

1816614 1904293 2128786 2419000

Bank Negara Indonesia (BNI) 1568169 744107 1030326 487971

lampiran iii Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Laba_Akuntansi 32 352828 5958368 2214997.22 1800498.667

Laba_Tunai 32 -14213727 23989782 2405628.53 6697209.456 Dividen_Kas 32 2481 4085450 1038079.03 983625.371 Valid N (listwise) 32

lampiran iv Uji Normalitas


(1)

BVIC

-

-

MCOR

-

-

Sampel Penelitian

NO

NAMA EMITEN

KODE

1

BBCA

2

BDMN

3

BNII

4

BMRI

5

Bank Negara Indonesia

BNII

6

BNGA

7

PNBN

8

BBRI

lampiran ii

Data Penelitian

NAMA BANK

LABA AKUNTANSI (juta)

2005

2006

2007

2008

3597400

4242692

4489252

5776139

2003198

1325332

2116915

1530022

725118

633710

352828

480468

603369

2421405

4346224

5312821

546921

1154587

1508386

678189

505799

652013

852252

701361

3808587

4257572

4838001

5958368

Bank Negara Indonesia (BNI)

1414739

1925830

897928

1222485

lampiran ii (Lanjutan)

NAMA BANK

LABA TUNAI (juta)

2005

2006

2007

2008

8446710

7110169

8806087

-1743764

-3293166

1593851

-4977809

3166534


(2)

-2383753

2311785

-1909516

1020145

1742554

1742554

23989782

-14213727

Bank Negara Indonesia (BNI)

-2701484

8645667

10187279

2930684

NAMA BANK

DIVIDEN KAS (juta)

2005

2006

2007

2008

1601358

1784372

2087941

1549623

327060

1001922

720400

1128064

246084

253791

253484

202379

2759207

313752

1554447

4085450

132058

140226

366950

141796

449158

10733

6527

2481

1816614

1904293

2128786

2419000

Bank Negara Indonesia (BNI)

1568169

744107

1030326

487971

lampiran iii

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Laba_Akuntansi

32

352828

5958368

2214997.22

1800498.667

Laba_Tunai

32

-14213727

23989782

2405628.53

6697209.456

Dividen_Kas

32

2481

4085450

1038079.03

983625.371

Valid N (listwise)

32

lampiran iv

Uji Normalitas


(3)

lampiran iv (lanjutan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 6.50926552E5

Most Extreme Differences Absolute .212

Positive .212

Negative -.142

Kolmogorov-Smirnov Z 1.197

Asymp. Sig. (2-tailed) .114

a. Test distribution is Normal.

lampiran v

Uji Heteroskedastisitas


(4)

lampiran v (lanjutan)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 367044.359 143114.581 2.565 .016

Laba_Akuntansi .013 .050 .048 .259 .797

Laba_Tunai .010 .014 .142 .766 .450

a. Dependent Variable: absut

lampiran vi

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .750a .562 .532 672998.096 2.163

a. Predictors: (Constant), Laba_Tunai, Laba_Akuntansi


(5)

lampiran vii

Uji Multikolineritas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 117903.108 192158.757 .614 .544

Laba_Akuntansi .399 .068 .730 5.895 .000 .985 1.015

Laba_Tunai .015 .018 .105 .849 .403 .985 1.015

a. Dependent Variable: Dividen_Kas

lampiran viii

Uji Determinasi

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Laba_Tunai,

Laba_Akuntansia . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Dividen_Kas

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .750a .562 .532 672998.096

a. Predictors: (Constant), Laba_Tunai, Laba_Akuntansi

b. Dependent Variable: Dividen_Kas

lampiran ix

UJi Hipotesis


(6)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.686E13 2 8.429E12 18.610 .000a

Residual 1.313E13 29 4.529E11

Total 2.999E13 31

a. Predictors: (Constant), Laba_Tunai, Laba_Akuntansi

b. Dependent Variable: Dividen_Kas

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1(Constant) 117903.108 192158.757 .614 .544

Laba_Akuntansi .399 .068 .730 5.895 .000

Laba_Tunai .015 .018 .105 .849 .045


Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba, Arus Kas Bebas, dan Kebijakan Hutang terhadap Kebijakan Deviden pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 80 75

Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Laporan Arus Kas Operasi Dengan Deviden Tunai Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 27 70

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

6 58 76

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

14 80 70

Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 24 79

Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Deviden Kas pada Peresahaan Konsumsi yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 24 71

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan industri konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 56 82

ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI, LABA TUNAI DAN LIKUIDITAS TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 1 21

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2014.

5 18 27

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perioda 2009-2012.

1 1 31