ib a d a h ha ji, m e skip un d a ri sisi d a na b e lum m a m p u.
57
Se hing g a ja m a a h te rm o tiva si untuk m e ng ukuhka n nia tnya d a n le b ih g ia t la g i
m e nyisihka n na fka hnya untuk b e rha ji. O le h ka re na itu, m a sjid Ittiha d ul Muha jirin m e m b e ntuk unit usa ha
ta b ung a n ha ji d a n b im b ing a n m a na sik ha ji ya ng b e ke rja sa m a d e ng a n tra ve l ha ji d a n um ro h. Me ski te rb ila ng m a sih b a ru, te rb e ntuk
2d ua ta hun ya ng la lu d e ng a n jum la h ja m a a h ya ng sud a h sia p d ib e ra ng ka tka n sa a t ini b e rjum la h 21 o ra ng , a ka n te ta p i usa ha ini
d ike m b a ng ka n untuk fa silita s ja m a a hnya . Pro g ra m ke g ia ta nnya a d a la h m e la ksa na ka n d a n m e ng e m b a ng ka n ta b ung a n ha ji se rta
m e m b e ntuk Ke lo m p o k Bim b ing a n Ma na sik Ha ji Um ro h b a g i p a ra ja m a ’ a h ya ng b e rke ing ina n m e nuna ika n Ib a d a h Ha ji Um ro h ke
Ta na h Suc i.
6. Usa ha Pe nye wa a n Kio s
Kio s usa ha ya ng d ib a ng un m a sjid a d a la h sa la h sa tu ke g ia ta n usa ha ya ng b e rg una untuk m e na m b a h p e m a suka n ka s m a sjid . Sa a t
ini kio s usa ha ya ng d ib a ng un m a sjid b e rjum la h 9se m b ila n rua ng kio s. Kio s usa ha ini d ise wa ka n ke p a d a m a sya ra ka t khususnya b a g i
ja m a a h d iling kung a n m a sjid , d a n b a g i p e nye w a ha nya d ike na ka n
57
Yani, Panduan Mengelola Masjid, h. 377
wa jib infa k se b e sa r Rp 150.000 b ula n.
58
Pe rsya ra ta n la innya ya kni, p e nye w a ha rus m e m b e li b a ha n p o ko k untuk d a g a ng a nnya d i to ko
se m a b a ko BMT. Na m un 3 tig a rua ng kio s d ig una ka n o le h m a sjid untuk usa ha p a ng ka s ra m b ut, to ko a la t-a la t listrik d a n c uc i ste a m
m o to r. Untuk p e ng g a lia n d a na b a g i Pe m b a ng una n, Pe ra wa ta n d a n
Da kwa h Sub . Bid a ng usa ha te la h m e ng e m b a ng ka n d a n m e ng o p tim a lka n p e ng g una a n Ba ng una n Ind uk La nta i 1 Se rb a
G una untuk ke g ia ta n Um m a t Isla m khususnya d ib id a ng Re se p si Khita n Pe rka wina n d a n ke g ia ta n la innya d e ng a n sya ra t-sya ra t
d a n ko nd isi te rte ntu ya ng a ka n d ia tur ke m ud ia n o le h Pe ng urus. Se m ua usa ha ya ng d ike lo la o le h Bid a ng Usa ha Ma sjid ha rus
b e rp e g a ng te g uh p a d a a za s usa ha b e rd a sa rka n tuntuna n sya ri’ a t Isla m . Se tia p ke b ija ka n ya ng m e nya ng kut ke g ia ta n usa ha ya ng
d ila kuka n o le h p e na ng g ung ja w a b sub b id a ng usa ha ha rus b e rd a sa rka n ko o rd ina si d a n ke se p a ka ta n se m ua p e ng urus d a n
a ng g o ta b id a ng usa ha d e ng a n p e rse tujua n Pe ng urus m a sjid d a n
58
Wawancara Pribadi dengan H. Yagus Sukiyanto. Sekretaris DKM Masjid Ittihadul Muhajirin, Jakarta 15 Juni 2008.
tid a k m e nyim p a ng d a ri visi, m isi se rta p ro g ra m m a sjid se c a ra ke se luruha n.
59
Permasalahan Serta Solusi Permasalahan
1. Permasalahan
Untuk memakmurkan masjid melalui optimalisasi peran dan fungsinya tidaklah mudah, diperlukan kemampuan manajerial idarah dan kesiapan waktu dari para
pengelola masjid.Masyarakat menilai bahwa kegiatan usaha yang telah dijalankan oleh masjid sudah cukup baik, ini dapat dinilai dari persentase
maysrakat yang memandang kegiatan ekonomi masjid khususnya usaha-usaha yang dijalankan masjid mendapat nilai positif dengan persentase 96,2.
60
Namun demikian segala sesuatu yang telah dilakukan sekalipun itu positif tetapi masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini diketahui secara jelas
setelah penulis melakukan wawancara kepada pengurus harian masjid dan beberapa jamaah yang memberikan komentarnya pada angket yang telah penulis
sebar. Mereka berpendapat bahwa banyak sekali yang masih dianggap sebuah kekurangan dari program kerja kegiatan ekonomi yang telah terlaksana selama
beberapa tahun ini. Adapun kekurangan yang jadi permasalahan tersebut adalah :
61
Kurangnya SDMsumber daya manusia yang ahli dalam mengelola kegiatan usaha tersebut. Karena selama ini pengurus ataupun pengelola masjid
59
Ibid
60
Sumber data diperoleh dari hasil angket Jakarta 6 Juli 2008
61
ibid
Ittihadul Muhajirin merupakan orang-orang pekerja yang kesehariannya sibuk dengan rutinitas mereka masing-masing dan hanya bisa fokus dalam kegiatan
masjid pada saat libur kerja atau libur nasional. Sedangkan yang selalu adastand by disana hanya beberapa orang saja. Sehingga program kerja yang telah
disusun tidak sepenuhnya dapat terlaksana secara maksimal. Menurut masyarakat yang berada disekitar masjid menilai bahwa
kurangnya sosialisasi dari pengurus masjid terhadap masyarakat mengenai kegiatan ekonomi yang telah dijalankan masjid. Sebenarnya permasalahan itu
terjadi karena kebanyakan masyarakat tidak tau apa saja kegiatan yang sedang dijalankan masjid dan mereka enggan untuk mencari tau hal tersebut. Dari
permasalahan inilah yang membuat seluruh kegiatan ekonomi khususnya usaha masjid dengan program kerja yang telah dirancang sebaik mungkin oleh
pengurus tidak berjalan secara efektif. Permasalahan yang ketiga ini adalah mengenai modal usaha yang dimiliki
masjid sangat terbatas. Dengan keterbatasan modal ini membuat masjid kesulitan dalam mengembangkan usahanya kebidang lain. Sebagaimana diketahui bahwa
modal awal pembangunan dan pengembangan baik berupa bangunan maupun dana untuk kegiatan-kegiatan masjid diperoleh dari : 1 Donatur tetap 2 Iuran
sukarela setiap bulannya minimal Rp1000 dari warga sekitar masjid 3 Donatur dari instansi pemerintah dan swasta 4 Sistem investasi yang diberikan dari
jamaahmasyarakat yang akan dikembalikan setiap bulannya 5 Dana yang diperoleh dari kotak amal yang tersedia di masjid dengan tiga alokasi : a untuk
pembangunan masjid b untuk pengembangan TKQTPQ c untuk dana yatim dan duafa.
2. Solusi Permasalahan
Upaya untuk memakmurkan masjid tidaklah mudah, diperlukan kemampuan manajerial idarah dan kesiapan waktu dari para pengelola masjid.
Tentunya harus ada pembenahan internal dari jamaah masjid itu sendiri. Setidaknya, ada beberapa yang harus diperhatikan antara lain : mengaktifkan
kepengurusan masjid, mengaktifkan kegiatan masjid, meningkatkan kepedulian terhadap jamaah masjid, meningkatkan kualitas manajemen idarah masjid dan
pemeliharaan fisik ri’ayah masjid. Menurut Didin Hafidhuddin, ”aktivis muslim perlu mengadakan berbagai program disertai fasilitas pendukungnya”
62
. Terdapat sejumlah kegiatan yang perlu dijalankan untuk mengembalikan masjid
sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kaum muslim antara lain : a.
Menyelenggarakan kajian-kajian keislaman yang teratur dan terarah dalam rangka pembentukan pribadi muslim, keluarga muslim dan masyarakat
muslim. b.
Melaksanakan diskusi, seminar ataupun lokakarya tentang masalah-masalah aktual.
c. Mengefektifkan dana zakat, infak dan sedekah dalam pemungutan dan
penyalurannya.
62
Didin Hafidhudin, Dakwah Aktual Jakarta: Gema Insani Press, 1998
d. Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bertema keislaman terutama untuk
angkatan muda. e.
Melakukan dakwah melalui buku, majalah, brosur dan lainnya agar mendapat perhatian, misalnya dengan mendirikan taman bacaan atau
perpustakaan masjid. Setiap permasalahan yang ada, selalu adapula langkah penyelesaiannya
selama kita masih berpikir positif dengan mengambil hikmah dari kekurangan itu. Bahwa tidak selamanya sesuatu yang baik itu akan memberikan hasil yang
baik pula sekalipun rencana tersebut sudah terprogram dengan matang. Dari pengamatan penulis selama terjun ke lapangan dapat disimpulkan permasalahan-
permasalahan yang ada bisa diselesaikan dengan beberapa solusi sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas kinerja kepengurusan masjid baik itu pegawai harian
maupun dewan pengawasnya agar lebih professional dalam mengelola masjid .
b. Melatih kader-kader baru cikal bakal generasi penerus dalam memakmurkan
masjid akan datang. Diharapkan dengan pengkaderan ini mampu melahirkan SDM sumber daya manusia yang berkualitas yakni generasi muda yang
meliki pola pikir luas dan positif dan mempunyai jiwa yang suci untuk berjuang mengembangkan citra masjid seperti pada zaman Rosulullah
dengan semata-mata lillahi ta’ala.
c. Mensosialisasikan program kerja masjid dan seluruh kegiatan masjid yang
ada baik itu dakwah, ekonomi maupun lainnya kepada masyarakat pada saat momen peringatan hari besar Islam dan ketika melaksanakan kegiatan kajian
rutin lainnya.
BAB IV ANALISA MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI
UMAT A.
Respon Masyarakat Terhadap Kegiatan Ekonomi Masjid Ittihadul Muhajirin
Respon masyarakat ini akan dijelaskan dengan menggunakan tabel yang telah diolah dari hasil penyebaran angket oleh penulis kepada masyarakat
khususnya jamaah masjid yang berdomisili disekitar masjid Ittihadul Muhajirin. Jumlah masyarakat dikelurahan Pamulang barat berjumlah 9738 jiwa,
namun untuk lebih memfokuskan pada masalah yang sedang diteliti maka penulis hanya mengambil sampel dari masyarakat yang tinggal berdekatan dan
aktif di dalam pengajian masjid sejumlah 52 orang dengan populasi sebesar 520 orang.
63
a. Gambaran Umum Responden Jamaah Masjid Ittihadul Muhajirin
Bagian ini menyajikan informasi mengenal gambaran umum responden yang berkaitan dengan jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,
usia dan status perkawinan.
63
Wawancara pribadi dengan H. Yagus Sukiyanto, sekretaris DKM Masjid Ittihadul Muhajirin, Jakarta, 6 Juni 2008