Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
2.1. Transformator
Di dalam suatu sistem distribusi tenaga listrik, transformator distribusi dipergunakan untuk menurunkan tegangan penyulang utama primary feeder
menjadi tegangan rendah sekunder yang langsung digunakan oleh para pemakai energi listrik konsumen.
Transformator distribusi dihubungkan langsung dengan beban melalui jaringan sekunder dan lokasi pemasangannya tersebar dibanyak tempat dengan
jarak sekitar beberapa ratus Meter atau juga sampai beberapa kilo meter, Ini tergantung pada kapasitas transformatorya dan besarya beban yang dilayani.
Menurut standart NEMA The National Electrical Manufactures Association, transformator dengan rating 3 kVA sampai. dengan 500 kVA
diklasinkasikan - Un
tuk transformator distribusi 1 : rating dari 3 kVA sid 500 kVA - Untuk transformator distribusi 3
: rating dari 9 kVA sid 1600 kVA - Sedangkan untuk transformator-transformator yang ratingnya lebih besar
dari 1600 kVA, diklasilikasikan sebagai transformator tenaga. Meskipun demikian, kini di Indonesia telah banyak dijumpai transformator
distribusi dengan rating lebih besar dari 500 kVA.
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
2.2 Prinsip Kerja Transpormator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik kerangkaian listrik yang lain melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Transformator digunakan secara luas. baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika,
penggunaannya didalam sistem tenaga memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya; kebutuhan akan
tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik ke konsumen dengan jarak jauh, Transformator memberikan cara yang sederhana untuk mengubah tegangan bolak-
balik dari satu harga ke harga lainnya. Jika transformator menerima energi pada tegangan rendah dan mengubahnya menjadi tegangan yang lebih tinggi, ia disebut
transformator penaik step-up. Jika transformator diberi energi pada tegangan tertentu dan mengubahnya menjadi tegangan yang lebih rendah, ia disebut
transformator penurun step-down. Setiap transformator dapat dioperasikan baik sebagai transformator penaik maupun penurun, tetapi transformator yang memang
dirancang untuk suatu tegangan, harus digunakan untuk tegangan tersebut. Untuk mentransmisikan sejumlah energi tertentu, diperlukan arus yang lebih
kecil pada tegangan tinggi dibandingkan pada tegangan rendah. Hal ini berarti bahwa energi dapat ditransmisikan dengan I
2
R atau kerugian saluran yang lebih kecil bila digunakan tegangan transmisi yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan
tegangan transmisi tinggi, misalnya 345.000 atau 765.000 V, digunakan transformator penaik pada stasiun pembangkit, karena tidak mungkin
membangkitkan tegangan setinggi ini, maka pada tempat di mana energi akan digunakan, transformator penurunan digunakan untuk menurunkan tegangan
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
transmisi tinggi hingga menjadi harga tegangan yang aman dan dapat digunakan. Dengan demikian transformator distribusi memungkinkan pengiriman energi
listrik jarak jauh secara ekonomis. Karena transformator tidak mempunyai bagian yang bergerak, maka ia
hanya memerlukan sedikit perhatian dan biaya pemeliharaannya rendah. Efisiensi transformator cukup tinggi dan dapat mencapai 98 atau 99 pada beban penuh
dalam ukuran yang lebih besar.
2.2.1. Peristilahan dalam Transformator
Transformator sederhana terdiri dari dua kumparan yang dililitkan pada inti besi tertutup seperti yang digambarkan pada Gambar 2-1. Energi disatukan pada
satu lilitan yang disebut lilitan primer, dan diberikan pada beban dari lilitan lainnya, yang disebut lilitan sekunder. Jika transformator digunakan sebagai
transformator penaik lilitan tegangan rendah merupakan primernya. Dalam transformator penurun, lilitan tegangan tinggi merupakan sekundernya.
2.2.2. Cara Kerja Tanpa Beban
Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V
1
yang sinusoid, dan mengalirlah arus primer Io yang juga sinusoid dan dengan menganggap belitan N
1
reaktif murni, A akan tertinggal 90 dari
V 1
gambar 2.1 . arus primer l
o
menimbulkan flukus yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid.
=
maks
sin wt………………………..1
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
Bila tegangan bolak-balik V digunakan pada lilitan primer N
1
dari transformator penurun yang disajikan dalam Gambar 1-1 dengan sakelar beban
terbuka, mengalir arus kecil yang disebut arus-eksifast exciting current. Karena dalam setiap rangkaian induktif arusnya dibatasi oleh ggl-lawan dari induksi diri
yang diinduksikan dalam lilitan, maka lilitan transformator direncanakan mempunyai induktansi yang cukup tinggi agar ggl-lawan pada keadaan tanpa
beban praktis sama dengan tegangan yang dikenakan. Hal ini membatasi arus tanpa beban atau arus eksitasi, sehingga harganya sangat rendah.
Arus eksitasi menyebabkan terbentuknya fluksi bolak-balik dalam inti, Fluksi bolak-balik ini memotong lilitan primer dan lilitan sekunder sehingga
harganya naik turun dalam arah bolak-balik, sehingga menginduksikan ggl pada kedua lilitan tersebut. Seperti telah dikemukakan, ggl yang diinduksikan dalam
lilitan primer akan melawan tegangan V yang dikenakan. Karena kedua lilitan dipotong oleh fluksi yang sama, maka ggl yang
diinduksikan dalam setiap lilitan dari kedua lilitannya adalah sama. Jika V adalah ggl yang diinduksikan dalam lilitan primer dan E adalah ggl yang diinduksikan
dalam lilitan sekunder. Jika tahanan lilitan primerya kecil, dan memang biasanya demikian, maka E akan hampir sama dengan tegangan F yang digunakan. Dengan
mengabaikan perbedaan yang kecil dan memperhatikan bahwa tegangan terminal sekunder V akan sama dengan E karena di sana tidak ada arus yang mengalir,
maka V
2
N
1
= V
2
N
1
Atau
1 2
1 2
V N
N V =
1
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
Persamaan ini menunjukkan bahwa tegangan pada setiap lilitan transformator berbanding lurus dengan jumlah lilitan dalam masing-masing lilitan
tersebut.
2.2.3. Cara Kerja Dengan Beban
Jika sakelar beban dalam rangkaian sekunder dari transformator dalam gambar 2.1 ditutup, akan mengalir arus yang besarnya sama dengan V dibagi
dengan impedansi beban. Hukum Lenz menyatakan, bahwa setiap aliran arus yang disebabkan oleh ggl induksi akan mengalir sedemikian rupa sehingga arahnya
berlawanan yang menyebabkan terjadinya ggl induksi pada transformator, hal ini berarti bahwa I
p
akan selalu mengalir dalam arah sedemikian sehingga aksi pemagnetannya akan melawan aksi pemagnetan lilitan primer. Jadi arus I
S
akan mengurangi fluksi dalam inti transformator. Tetapi jika fluksi berkurang, ggl
lawan E berkurang, sehingga menambah aliran arus primer I
p
, yang akan mengembalikan besarnya fluksi ke harga semula,
Jika bebannya ditambah akan menyebabkan I
p
bertambah, aksi pemagnetan ini akan mengurangi fluksi, yang menambah besarnya aliran arus primer. Maka
aksi pemagnetan lilitan primer akan menyesuaikan diri dengan setiap perubahan arus sekunder. Aksi ini serupa dengan kondisi dalam motor DC di mana besarnya
arus yang ditarik oleh jangkar tergantung pada besarnya ggl lawan yang dibangkitkan. Bertambahnya beban meter menyebabkan ggl-lawan turun. yang
mengakibatkan bertambahnya aliran arus jangkar. Demikian pula dalam transformator, pertambahan beban pada sekunder menyebabkan berkurangnya
ggl-lawan primer. Dari pembahasan di atas terlihat hubungan sebagai berikut :
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
Lilitan-amper primer = lilitan-amper sekunder atau I
p =
I
s
………………………….2 Sehingga perbandingan arus dalam transformator berbanding terbalik
dengan perbandingan lilitan. Jika arus beban mengalir dan lilitan sekunder suatu transformator, terjadi
jatuh tegangan yang kecil dalam transformator akibat impedansinya. Maka tegangan terminal lebih rendah sedikit dari ggl induksi. Tetapi perbedaan ini
sering kali diabaikan dan V dianggap sama dengan E, Maka Persamaan 1 tetap berlaku, Dengan dihasilkan:
H X
X H
I I
V V
=
dan V
H
I
H
= V
X
I
X ………………………………………….
3 Persamaan 3 menunjukkan bahwa voltamper masukan dari suatu
transformator sama dengan voltamper keluaran. Haruslah diingat bahwa Persamaan 1 sampai 3 hanyalah merupakan
persamaan pendekatan. Persamaan tersebut hanya benar untuk transformator ideal yaitu transformator tanpa kerugian. Tetapi persamaan tersebut cukup teliti di
hampir semua pemakaian praktis karena kerugian dalam transformator sangat kecil.
Ada dua perbedaan bentuk inti transformator yang biasa digunakan yang dinamakan tipe-inti core type dan tipe-selubung shell type seperti ditunjukkan
dalam Gambar 2.2. Inti dari kedua tipe ini dibuat dari baja khusus yang kerugiannya cukup rendah dan dilaminasi untuk mengurangi kerugian inti.
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
Gambar 2-2 inti transformator fase-tunggal : a tipe inti b tipe selubung
Pada konstruksi tipe-inti yang ditunjukkan dalam Gambar 2-2a lilitan mengelilingi inti besi yang berlaminasi, lilitan primer transformator ditunjukkan
pada satu kaki inti dan sekundernya pada satu kaki inti yang lain. Transformator komersial tidak dibentuk secara demikian karena sebagian besar fluksi yang
dihasilkan lilitan primer tidak memotong lilitan sekunder, atau dikatakan bahwa transformator mempunyai kebocoran fluksi yang besar.
Untuk menjaga agar kebocoran fluksi seminimum mungkin maka, lilitan dibagi dua dan ditempatkan pada masing-masing kaki. Rakitan inti dan kumparan
transformator tipe-inti ditunjukkan dalam Gambar 2-2a. Sedangkan transformator konstruksi tipe-selubung ditunjukkan pada Gambar 2-2b.
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
2.3. Pengujian Transformator Distribusi
Pengujian transformator dilaksanakan menunrt SPLN50-1982 melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 1976, yaitu:
- Pengujian rutin Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator,
meliputi: ~ Pengujian tahanan isolasi
~ Pengujian tahanan kumparan ~ Pengujian perbandingan belitan pengujian vector group
~ Pengujian rugi besi dan arus beban kosong ~ Pengujian rugi tembaga dan impedansi
~ Pengujian tegangan terapan Withstand Test ~ Pengujian tegangan induksi Induce Test
Hal diatas dapat dijelaskan dengan keterangan dibawah: - Pengujian tahanan isolasi
Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian, bertujuan untuk mengetahui secara dini kondisi lokasi trafo, untuk menghindari kegagalan yang
fatal pada pengujian selanjutnya, pengukuran dilakukan antara: •
Sisi HV - LV •
Sisi HV- Ground •
Sm LV - Ground •
Xlx2-x3x4trafo l fasa - Pengujian tahanan kumparan
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
Pengukuran tahanan kumparan bertujuan untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada kumparan yang akan menimbulkan panas, bila kumparan
tersebut dialiri arus. - Pengujian perbandingan belitan
Pengukuran perbandingan belitan bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap
tapping, sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh trafo sesuai dengan yang dikehendaki, toleransi yang di ijinkan adalah 0,5 dari rasio tegangan atau 110
dari persentase impedansi pada tapping. - Pengujian tegangan terapan Withstand Test
Pengujian ini bertujuan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan body tangki. Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan pengujian sesuai
dengan standar uji yang dilakukan pada: •
Sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah serta body yang ditanahkan •
Selang waktu pengujian 60 detik. - Pengujian tegangan induksi
Pengujian tegangan induksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antar layer dan tiap-tiap belitan dan kekuatan isolasi antar belitan trafo. Pengujian
dilakukan dengan memberi tegangan supply dua kali tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya di biarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti
besi core, maka frekwensi yang digunakan harus dinaikan sesuai kebutuhan. Lama pengujian tergantung pada besarnya frekwensi.
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
- Pengujian kenaikan suhu Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan
suhu dan kumparan trafo yang disebabkan rugi-rugi trafo apabila trafo dibebani, pengujian ini juga bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas trafo sudah
cukup efesien atau belum. Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian
dilakukan dengan memberikan arus trafo sedemikian hingga membangkitkan rugi- rugi trafo, yaitu rugi beban penuh dan rugi beban kosong, pengujian tegangan
impulse ini untuk mengetahui kemampuan dielectric dari system isolasi trafo terhadap gangguan surja petir.
Pengujian impulse adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dalam bentuk gelombang tertentu. pengujian impulse ini untuk mengetahui
kemampuan dielectric dan system isolasi trafo terhadap gangguan surja petir. Bila trafo mengalami tegangan lebih, maka tegangan tersebut akan di distribusikan
melalui efek kapasitansi yang terjadi pada antar lilitan trafo, layer trafo coil dengan ground
- Pengujian jenis Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo
yang mewakili trafo lainnya yang sejenis, Pengujian jenis berguna untuk menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini memenuhi persyaratan yang belum
diliput oleh pengujian rutin. pengujian jenis ini meliputi: •
Pengujian kenaikan suhu •
Pengujian impedansi
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
- Pengujian khusus Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari pengujian rutin dan jenis,
pengujian khusus meliputi; •
Pengujian dielektrik •
Pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa •
Pengujian harmonic pada arus beban kosong •
Pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak
2.4. Type-type Transpormator Distribusi