Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
Persamaan ini menunjukkan bahwa tegangan pada setiap lilitan transformator berbanding lurus dengan jumlah lilitan dalam masing-masing lilitan
tersebut.
2.2.3. Cara Kerja Dengan Beban
Jika sakelar beban dalam rangkaian sekunder dari transformator dalam gambar 2.1 ditutup, akan mengalir arus yang besarnya sama dengan V dibagi
dengan impedansi beban. Hukum Lenz menyatakan, bahwa setiap aliran arus yang disebabkan oleh ggl induksi akan mengalir sedemikian rupa sehingga arahnya
berlawanan yang menyebabkan terjadinya ggl induksi pada transformator, hal ini berarti bahwa I
p
akan selalu mengalir dalam arah sedemikian sehingga aksi pemagnetannya akan melawan aksi pemagnetan lilitan primer. Jadi arus I
S
akan mengurangi fluksi dalam inti transformator. Tetapi jika fluksi berkurang, ggl
lawan E berkurang, sehingga menambah aliran arus primer I
p
, yang akan mengembalikan besarnya fluksi ke harga semula,
Jika bebannya ditambah akan menyebabkan I
p
bertambah, aksi pemagnetan ini akan mengurangi fluksi, yang menambah besarnya aliran arus primer. Maka
aksi pemagnetan lilitan primer akan menyesuaikan diri dengan setiap perubahan arus sekunder. Aksi ini serupa dengan kondisi dalam motor DC di mana besarnya
arus yang ditarik oleh jangkar tergantung pada besarnya ggl lawan yang dibangkitkan. Bertambahnya beban meter menyebabkan ggl-lawan turun. yang
mengakibatkan bertambahnya aliran arus jangkar. Demikian pula dalam transformator, pertambahan beban pada sekunder menyebabkan berkurangnya
ggl-lawan primer. Dari pembahasan di atas terlihat hubungan sebagai berikut :
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
Lilitan-amper primer = lilitan-amper sekunder atau I
p =
I
s
………………………….2 Sehingga perbandingan arus dalam transformator berbanding terbalik
dengan perbandingan lilitan. Jika arus beban mengalir dan lilitan sekunder suatu transformator, terjadi
jatuh tegangan yang kecil dalam transformator akibat impedansinya. Maka tegangan terminal lebih rendah sedikit dari ggl induksi. Tetapi perbedaan ini
sering kali diabaikan dan V dianggap sama dengan E, Maka Persamaan 1 tetap berlaku, Dengan dihasilkan:
H X
X H
I I
V V
=
dan V
H
I
H
= V
X
I
X ………………………………………….
3 Persamaan 3 menunjukkan bahwa voltamper masukan dari suatu
transformator sama dengan voltamper keluaran. Haruslah diingat bahwa Persamaan 1 sampai 3 hanyalah merupakan
persamaan pendekatan. Persamaan tersebut hanya benar untuk transformator ideal yaitu transformator tanpa kerugian. Tetapi persamaan tersebut cukup teliti di
hampir semua pemakaian praktis karena kerugian dalam transformator sangat kecil.
Ada dua perbedaan bentuk inti transformator yang biasa digunakan yang dinamakan tipe-inti core type dan tipe-selubung shell type seperti ditunjukkan
dalam Gambar 2.2. Inti dari kedua tipe ini dibuat dari baja khusus yang kerugiannya cukup rendah dan dilaminasi untuk mengurangi kerugian inti.
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
Gambar 2-2 inti transformator fase-tunggal : a tipe inti b tipe selubung
Pada konstruksi tipe-inti yang ditunjukkan dalam Gambar 2-2a lilitan mengelilingi inti besi yang berlaminasi, lilitan primer transformator ditunjukkan
pada satu kaki inti dan sekundernya pada satu kaki inti yang lain. Transformator komersial tidak dibentuk secara demikian karena sebagian besar fluksi yang
dihasilkan lilitan primer tidak memotong lilitan sekunder, atau dikatakan bahwa transformator mempunyai kebocoran fluksi yang besar.
Untuk menjaga agar kebocoran fluksi seminimum mungkin maka, lilitan dibagi dua dan ditempatkan pada masing-masing kaki. Rakitan inti dan kumparan
transformator tipe-inti ditunjukkan dalam Gambar 2-2a. Sedangkan transformator konstruksi tipe-selubung ditunjukkan pada Gambar 2-2b.
Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.
2.3. Pengujian Transformator Distribusi