Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier

2.5.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan tingkat kedua merupakan upaya untuk menghindari komplikasi persalinan prematur yaitu: 22,36 a. Pembatasan aktivitas kerja, perjalanan dan coitus pada ibu dengan riwayat persalinan prematur dan mengurangi pekerjaan yang menimbulkan stres. b. Ibu dengan kehamilan kembar harus lebih banyak istirahat di tempat tidur sejak minggu ke-28 hingga minggu ke-37. c. Melakukan pemeriksaan ultrasonografi USG untuk memeriksa kondisi janin. d. Melakukan pemeriksaan cairan ketuban amniosintesis Dengan demikian keputusan tindakan selanjutnya pada ibu yang berisiko untuk melahirkan bayi prematur dapat dipertimbangkan secara matang.

2.5.3. Pencegahan Tersier

Pencegahan ketiga merupakan upaya untuk menghentikan kelahiran bayi prematur. Semakin lama kehamilan berlanjut, semakin baik bagi bayi untuk bertahan hidup setelah dilahirkan dan mengurangi lama waktu perawatan bayi berada dalam perawatan intensif. Mempertahankan kehamilan juga harus mempertimbangkan keadaan ibu dan kesejahteraan janin di dalam rahim, sehingga dapat diputuskan apakah mempertahankan janin dalam rahim akan lebih baik dibandingkan bila bayi segera dilahirkan. Pada keadaan tertentu seperti oligohidramnion kurangnya air ketuban dalam kantung amnion akan lebih baik bila janin hidup di luar rahim dibandingkan dengan dipertahankan di dalam rahim. 22 Intan T Simamora : Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi Prematur Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004 - 2008, 2010 Pemberian obat tertentu dapat menghentikan kontraksi rahim. Sekelompok obat yang dikenal sebagai tokolitik sering digunakan untuk mencoba menunda kelahiran. Obat ini meliputi betamimetika seperti ritodrin, terbutalin dan salbutamol, penghambat emesis prostaglandin misalnya indometasin dan obat antagonis oksitosin seperti astoban. 37 Intan T Simamora : Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi Prematur Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004 - 2008, 2010

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Prematur

1. Faktor Sosiodemografi Umur Suku Pendidikan Pekerjaan Daerah Asal 2. Faktor Mediko Obstetri Paritas Jarak Kehamilan Status Anemia Kehamilan Riwayat Kehamilan Terdahulu Riwayat Komplikasi Langsung KehamilanRiwayat Komplikasi Tidak Langsung Kehamilan 3. Keadaan Bayi Sewaktu Dilahirkan 4. Lama Rawatan Rata-rata Bayi 5. Lama Rawatan Rata-rata Ibu 6. Keadaan Bayi Sewaktu Pulang

7. Keadaan Ibu Sewaktu Pulang

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1. Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. 19 3.2.2. Umur ibu adalah usia ibu yang melahirkan bayi prematur, sesuai dengan yang tertulis pada kartu status, dikategorikan atas 5 : 1. Risiko Rendah : 20-35 tahun 2. Risiko Tinggi : 20 tahun dan 35 tahun Intan T Simamora : Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi Prematur Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004 - 2008, 2010