Pengawasan Intern Penerimaan Kas

pemeriksaan kas maka perlu diawasi oleh seorang yang tidak mempunyai keuntungan apa – apa bila terjadi kesalahan. Pada dasarnya penyimpanan uang kas di setor ke bank maka pengawasan dan prosedur yang dilakukan adalah : 1. Diperlukan dana kas kecil untuk keperluan yang jumlahnya kecil. 2. Diadakan rekonsiliasi saldo bank dengan kas secara periodik. Oleh sebab itu untuk menghindarkan penyalahgunaan kas, pencatatan, penyimpanan sehingga seorang pegawai bank tidak dapat melakukan transaksi kas dari awal sampai selesai, melainkan harus ada sistem pencocokan hasil kerja yang biasa dikenal dengan internal check. PTPN III telah menggunakan pengawasan intern yang dilakukan secara prevebtif, maksudnya setiap hari baik penerimaan maupun pengeluaran diawasi kebenarannya dan setiap hari juga dilakukan pengecekan kas.

C. Pengawasan Intern Penerimaan Kas

Kas merupakan pos yang likuid dalam laporan keuangan. Kas juga merupakan sasaran yang paling digemari untuk penyelewengan dan penyalahgunaan, serta kesalahan mencatat kas akan mempengaruhi pada perkiraan lainnya. Penerimaan kas perusahaan berasal dari penjualan tunai yang terdiri dari penerimaan kas dari over the counter sale, cash on delivery services, dan credit card sale. Ada pula penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan, kantor pos, dan lock box collection plan Mulyadi 2001:455. Oleh karena itu pengawasan intern harus diciptakan sedemikian rupa, sehingga uang dapat dijaga Universitas Sumatera Utara dengan aman, pengeluaran tidak mungkin terjadi tanpa persetujuan yang berwenang. Pengawasan atas uang berada pada satu tangan, demikian dengan tujuan perusahaan yang diharapkan dapat sesuai dengan ketentuan. Tujuan dari pengawasan intern kas untuk bagian penerimaannya adalah : 1. Untuk menjamin bahwa seluruh penerimaan kas benar – benar diterima dan diamankan sebagai milik perusahaan. 2. Untuk menciptakan kegunaan yang sebesar – besarnya dan jumlah uang yang diterima dan dimiliki perusahaan. Sistem pengendalian yang baik biasanya mansyaratkan agar kas hasil penjualan dan kas yang diterima dari pelanggan dapat di simpan di terima dan di depositkan secara langsung oleh pejabat keuangan atau kasir, sementara pencatatan yang berkaitan dengan deposito – deposito bank dilaksanakan secara teratur oleh bagian akuntansi. Tanggung jawab pegawai yang melaksanakan mencatat dan menyimpan uang kas harus jelas sehingga mempunyai tanggungjawab masing – masing. Penerimaan biasanya bersumber dari penjualan piutang tunai, penagih piutang, penjualan modal saham, penerimaan dari bank dan sebagainya. Dalam hal ini prosedur penerimaan kas harus melibatkan beberapa bagian di dalam perusahaan, yaitu orang yang bertanggung jawab dan bertugas menetukan cara penyimpanan, pengamanan uang, serta pengendalian penerimaan uang kas. Sistem pengawasan intern penerimaan kas pada PTPN III ini sudah memenuhi persyaratan, karena disini dapat dilihat adanya pemisahan fungsi penanganan penerimaan kas. Maka jelas terlihat bahwa seluruh petugas yang bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya dengan menuruti peraturan Universitas Sumatera Utara dan prosedur yang berlaku pada PTPN III ini, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pengawasan untuk penerimaan sudah cukup memadai, hal ini ditandai dengan : 1. Adanya tanggung jawab pengelolaan pengawasan fisik kas. 2. Semua surat – surat masuk dibukukan dengan pengawasan yang cukup. 3. Dibuatnya catatan oleh yang membukukan surat tentang uang yang diterima dari siapa, jumlahnya berapa dan untuk siapa. 4. Setiap penerimaan menggunakan bukti – bukti penerimaan 5. Bukti setoran kas dococokkan dengan buku kas dan lembaran buku bank. 6. Semua pengiriman sudah harus disetorkan pada hari itu juga. 7. Lembaran buku bank disusun berdasarkan laporan rekening koran. 8. Setiap penerimaan dicatat pada voucher penerimaan. 9. Rekening koran bank diotorisasikan oleh pimpinan.

D. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas